Anda di halaman 1dari 6

Nama : munandar islamy

Kelas : geografi sains


Nim : 1815140005

Berdasarkan Teori Wagener yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal


Jerman bahwa sebelum zaman Carbon ±300 juta tahun silam, semua benua yang
ada saat ini tergabung menjadi satu daratan yang disebut Benua Pangea. Pangea
atau Pangaea disebut juga Pangeae adalah Superbenua yang ada selama era akhir
Paleozoikum dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu
dan mulai retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua
dipisahkan menjadi konfigurasi mereka saat ini. Pangea dikelilingi oleh lautan
global yang bernama Panthalassa. Lama kemudian benua ini terpecah menjadi
dua bagian, yakni Benua Laurasia pada bagian utara dan Benua Gondwana pada
bagian selatan. Selanjutnya, Benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara
menjauhi Benua Gondwana yang akhirnya membentuk Benua Amerika Utara.
Sedangkan benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua. Sebelah
barat bergeser ke arah barat hingga terbentuk Benua Amerika Selatan, bagian
timur bergeser ke timur membentuk Benua Afrika, bagian lebih kecil dari bagian
timur bergeser ke arah timur laut dan menjadi India. Dan ada bagian yang
terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus bergeser ke arah timur laut, dan
pecahan bagian barat bergerak ke arah selatan. Untuk mendukung teori ini bukti-
bukti pun sudah beberapa ditemukan Adapun bukti yang mendukung teori ini kita
dapat lihat dari kesamaan garis pantai, kita bandingkan garis pantai yang kita
dapat lihat sekarang contohnya garis pantai antara benua Lempeng benua amerika
dan benua afrika.

sumber: Thompson dan turk 1997

Batas benua dominannya terbentuk dari batuan granit dan untuk


memetakan batas benua sebenarnya bisa dilakukan dengan memetakan batas
batuan granit yang ada di kawasan pantai kedua benua tersebut. Selain itu, untuk
menentukan dimana batas kerak benua (granit) dan kerak samudra (basal)
biasanya diambil dari batas setengah kemiringan lereng kerak benua di kawasan
lepas pantai. Setelah dilakukan pemetaan batas kerak benua antara benua Afrika
dengan Amerika dan disatukan. Hasilnya kedua kedua benua tersebut cocok
dengan sempurna, hanya sekitar 90 kilometer terjadi overlap batas kedua benua
dan yang lain pas dengan sempurna. Sejak saat itu, mulai dipercaya bahwa kedua
benua tersebut pada awalnya memang bersatu.
Lalu bukti kedua adalah kesamaan fosil. Untuk membuktika ini seorang
ilmuan yang bernama Afred Wegener mencari tahu kesamaan fosil tersebut
dengan mempelajari rekaman fosil masa lalu. Setelah melihat rekaman tersebut
Afred Wegener menemukan fosil pohon paku purba Glossopteris yang ditemukan
di selatan Afrika, Selatan Amerika, Australia, India, dan Antartika. Bibit paku
Glossopteris besar dan berat sehingga tidak mungkin bibit tersebut dibawah jauh
oleh angin dan air ke masing-masing benua tersebut. Ditemukan fosil paku purba
Glossopteris menjadi indikasi bahwa dulunya benua Afrika, Amerika, Australia,
India dan Antartika bersatu dalam sebuah benua besar yang dinamakan Pangaea.
Hal lain yang menguatkan penemuan fosil ini adalah tumbuhan paku Glossopteris
merupakan tumbuhan yang tumbuh di iklim dingin dan waktu kesemua benua
tersebut bersatu, iklimnya sama. Selain tumbuhan, fosil binatang reptil
Mesosaurus juga ditemukan di selatan Brazil dan selatan Afrika. Jenis batuan
sedimen di kedua benua tempat fosil Mesosaurus ditemukan juga sama. Reptil
Mesosaurus tidak dapat berenang, bagaimana mungkin fosilnya ditemukan di dua
benua yang terpisah jauh? Ini mengindikasikan bahwa tempat ditemukan fosil
Mesosaurus dulunya adalah daratan yang sama atau bergabung dan sekarang
berpisah akibat pengaruh tektonik lempeng. adapun fosil-fosil yang ditemukan
yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di
beberapa benua, seperti:
a) Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu
dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
b) Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai
yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika
Selatan dan benua Afrika.
c) Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta
tahun yang lalu, ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
d) Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu,
dijumpai dibenua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan
Antartika
Setelah diteukan bukti-bukti fosil tersebut lalu timbul pertanyaan yaitu
Pertanyaannya adalah, bagaimana binatang-binatang darat tersebut dapat
bermigrasi menyebrangi lautan yang sangat luas serta di laut yang terbuka? Boleh
jadi jawabannya adalah bahwa benua-benua yang ada sekarang pada waktu itu
bersatu yang kemudian pecah dan terpisah pisah seperti posisi saat ini.
Persebaran fosil Cynognathus diketemukan hanya di benua Amerika Selatan dan benua Afrika; fosil Lystrosaurus dijumpai
di benua-benua Afrika, India, dan Antartika; fosil Mesosaurus di benua benua Amerika Selatan dan Afrika, dan fosil
Glossopteris dijumpai di benua benua Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia.

Lalu ada bukti selanjutnya yaitu dilihat dari kesamaan Jenis Batuan Jalur
pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara
dengan sebaran berarah timur laut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai
Newfoundlands. Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan
Appalachian juga dijumpai di British Isles dan Scandinavia. Kedua pegunungan
tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan /
pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan
yang menerus. Dengan cara mempersatukan kenampakan bentuk-bentuk geologi
yang dipisahkan oleh suatu lautan memang diperlukan, akan tetapi data data
tersebut belum cukup untuk membuktikan hipotesa pengapungan benua
(continental drift). Dengan kata lain, jika suatu benua telah mengalami pemisahan
satu dan lainnya, maka mutlak diperlukan bukti-bukti bahwa struktur geologi dan
jenis batuan yang cocok/sesuai. Meskipun bukti-bukti dari kenampakan
geologinya cocok antara benua benua yang dipisahkan oleh lautan, namun belum
cukup untuk membuktikan bahwa daratan/benua tersebut telah mengalami
pengapungan.
Bukti selanjutnya adalah Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic).Para ahli
kebumian juga telah mempelajari mengenai ilklim purba, dimana pada 250 juta
tahun yang lalu diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu
terjadi iklim dingin, dimana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es
yang sangat tebal, seperti benua Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika,
dan India. Wilayah yang terkena glasiasi di daratan Afrika ternyata menerus
hingga ke wilayah ekuator. Akan tetapi argumentasi ini kemudian ditolak oleh
para ahli kebumian, karena selama perioda glasiasi di belahan bumi bagian
selatan, di belahan bumi bagian utara beriklim tropis yang ditandai dengan
berkembangnya hutan rawa tropis yang sangat luas dan merupakan material asal
dari endapan batubara yang dijumpai di Amerika bagian timur, Eropa dan Asia.
Pada saat ini, para ahli kebumian baru percaya bahwa daratan yang mengalami
glasiasi berasal dari satu daratan yang dikenal dengan super-kontinen Pangaea
yang terletak jauh di bagian selatan dari posisi saat ini. Bukti-bukti dari Wegener
dalam mendukung hipotesa Pengapungan Benua baru diperoleh setelah 50 tahun
sebelum masyarakat ahli kebumian mempercayai kebenaran tentang hipotesa
Pengapungan Benua.
Lalu selanjutnya ada bukti dari Medan Magnet Purba (Paleomagnetism) di
Zona Pemekaran Samudra. Afred Wegener meninggal pada tahun 1930, dan pada
saat itu masih ada orang yang meragukan konsep Continental Drift yang beliau
usulkan. Setelah beliau meninggal, kawan-kawan setianya terus memperjuangkan
konsep tersebut. Pada tahun 1950-an, dimulailah suatu penelitian tentang medan
magnet purba yang dikenal dengan istilah Paleo-Magnetik. Paleo-Magnetik
merupakan ilmu yang mempelajari arah medan magnet bumi purba yang terekam
dalam batuan selama proses pendinginan batuan tersebut. Pada tahun 1960-an, para
ilmuan mulai mengkaji Paleo-Magnetik yang terekam pada lempeng samudra di
samudra Atlantik. Dari penelitian tersebut ditemukan beberapa seri arah medan
magnet bumi purba yang sama. Kesamaan berada pada sisi yang berlawanan dari
tengah-tengah zona pemekaran samudra (seafloor spreading).
Arah polarisasi medan magnet bumi purba yang didapatkan di batuan di dasar samudra pada zona pemekaran samudra
(Sumber: Kious. J.W, dan Tilling. R.I., 1996)

Bukti paleomagnetism di kerak samudra Atlantik makin memperkuat konsep


continental drift, dari kajian tersebut ditemukan bahwa di tengah-tengah samudra
Atlantik ada yang lempeng bumi yang terus bergerak menjauh. Hal ini ditemukan
pada pola simetris arah medan magnet bumi purba yang terekam pada kerak
samudra. Setelah ditemukan beberapa bukti seperti yang sudah saya jelaskan di
atas, pada tahun 1960-an para ilmu sudah sangat yakin dengan konsep continental
drift yang digagas oleh Afred Wegener. Pada akhirnya konsep Afred Wegener
dinamakan sebagai Teori Tektonik Lempeng. Dinamakan Teori karena sudah
ditemukan banyak sekali bukti ilmiah dan pengujian. Pada awalnya masih
dianggap Hipotesa atau dugaan awal. Dan itulah bukti-bukti yang mendukung
teori ini

Anda mungkin juga menyukai