LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Anak
keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Para ahli memiliki pendapat
mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkrit yang biasanya
menyangkut ukuran dan struktur biologis sebagai hasil dari proses kematangan
fungsi fisik yang berlagsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.
dapat didefinisikan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan
koheren. Kemajuan yang dimaksud disini adalah bahwa perubahan yang terjadi
8
9
bersifat terarah untuk maju menjadi lebih baik, sedangkan teratur dan koheren
menunjukkan bahwa setiap perubahan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi
atau telah terjadi saling berhubungan (Hurlock, 1978:23). Menurut Reni Akbar
dalam bentuk kualitas kemampuan, sifat, ciri-ciri yang baru. Perkembangan juga
mencakup konsep usia, yang dimulai saat terjadinya pembuahan dan akan
pada diri seorang anak menuju tahap pendewasaan/kematangan fungsi fisik dan
merupakan dua istilah dengan makna yang sama, hanya penggunaannya saja yang
terhadap makna dasar yang dikandungnya yakni patokan. Hukum atau prinsip
perkembangan inilah yang akan dijadikan sebagai patokan atau tolak ukur apakah
a. Hukum Perkembangan
perkembangan fisik maupun psikis individu. Menurut Crow and Crow (dalam
yang memiliki makna yang sama, hanya saja istilah prinsip perkembangan lebih
sering digunakan dalam ranah psikologi. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang
awal (perkembangan aspek fisik dan psikis lebih cepat berkembang pada tahap
awal dari pada tahap berikutnya); c) Setiap anak memiliki tempo perkembangan
masing-masing, ada yang cepat ada yang lambat dan gelombang perkembangan
juga tidak selalu sama; d) Setiap anak mengikuti periode perkembangan umum
11
g) Kapasitas anak yang dibawa sejak lahir tidak mungkin dapat dicapai dengan
perempuan lebih cepat terlihat dewasa pada saat memasuki usia remaja dibanding
dengan cara realisasi diri dan pencapaian kemampuan genetik. Perubahan yang
kemampuan, serta hilangnya ciri-ciri lama untuk diganti dengan ciri-ciri baru.
perkembangan-perkembangan berikutnya.
hasil belajar dengan perubahan karena kematangan, hal ini dikarenakan hasil
12
Pola perkembangan manusia mengikuti pola umum oleh karena itu dengan
dalam hal ukuran, dan kapan kematangan atau kapan masa peka (masa yang
anak dapat terpenuhi dan mendapat penangan yang tepat maka anak akan
tidak akan ada yang sama. Orangtua diharapkan mampu memberikan perlakuan
lebih baik dan berhasil pada usia tertentu dibanding pada tingkat usia lain.
yang sama pada tahap perkembangan tertentu, itulah yang disebut sebagai
selalu mewaspadai adanya gangguan baik yang berasal dari diri anak ataupun
akan berbeda tingkat rasa bahagianya, penyebab munculnya rasa bahagia, serta
sama yakni setiap anak akan mengalami proses perkembangan selama perjalanan
masa dimana proses perkembangan akan berjalan dengan sangat pesat, oleh sebab
orangtua bisa memberikan pelayanan sesuai dengan ciri perkembangan anak pada
tahap tertentu. Pelayanan yang tepat sesuai kondisi anak maka akan sangat
14
kehidupan anak yang diwarnai dengan ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.
Secara umum menurut Papalia, Olds & Feldman yang dikutip oleh Dariyo
a. Masa Pra-natal
Masa pra-natal atau lebih dikenal dengan masa sebelum lahir, ditandai
dengan sel telur yang bakal menjadi calon manusia. Proses perubahan tersebut
berlangsung secara cepat yakni 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu. Pertumbuhan
dan perkembangan janin pada masa pra-natal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
Saat janin berusia 9 bulan 10 hari seluruh organ fisiknya telah matang
(mature) dan bayi siap dilahirkan ke dunia, setelah dilahirkan bayi segera
menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya yang baru. Bayi akan
childhood) saat anak berusia 4 tahun-5 tahun 11 bulan. Anak-anak pada masa ini
masih memfokuskan diri pada hubungan dengan orangtua atau keluarga, masa
sendiri atau bermain dengan teman sebayanya. Manfaat permaianan pada masa
Masa anak-anak tengah dialami oleh anak-anak usia 7-9 tahun, atau secara
akademis anak-anak yang duduk di kelas awal SD (kelas 1, 2, dan 3). Kehidupan
sosial anak pada masa ini diwarnai dengan kekompakan kelompok teman sebaya
kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik, sosial, dan akademis untuk
Masa anak-anak akhir (late childhood) berlangsung pada anak dengan usia
10-12 tahun atau pada anak yang sedang duduk di SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6)
masa ini sering juga disebut sebagai masa bermain. Ciri-ciri anak pada masa ini
adalah memiliki dorongan untuk masuk dalam kelompok sebaya, dengan kata lain
pada usia ini anak-anak mulai membentuk geng karena anak-anak merasa
16
nyaman berada dalam lingkungan sebayanya. Menurut Piaget pada masa ini cara
pada masa ini sangat labil karena masa ini merupakan masa peralihan dari masa
anak-anak menuju ke masa dewasa. Ciri-ciri seorang anak telah memasuki masa
remaja adalah pertumbuhan fisik relatif cepat, organ-organ fisik telah mencapai
sempurna.
berusia 22-40 tahun. Segala aspek perkembangan pada usia ini bisa dikatakan
telah matang, tapi pada organ-organ tertentu masih tetap tumbuh dan berkembang
kondisi fisik individu sudah mulai mengalami penurunan, untuk wanita ditandai
dengan mulai terjadinya menopause. Masa dewasa tengah umumnya terjadi pada
usia 40-60 tahun, pada beberapa orang tertentu pada masa ini muncul puber kedua
Masa dewasa akhir lebih sering disebut sebagai masa tua, dimana masa ini
dikatakan sudah tua saat berusia lebih dari 60 tahun. Masa ini ditandai dengan
17
otot-otot tubuh sehingga akan merasa cepat lelah dan semakin sering mendapat
keluhan penyakit, selain itu fungsi ingatan juga semakin melemah atau sering
disebut pikun.
suatu proses yang berjalan berurutan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan
karena aspek-aspek tersebut saling terkait satu dengan yang lain sehingga semua
aspek perkembangan tersebut harus mendapat perhatian yang sama. Berikut ini
a. Perkembangan Fisik
merupakan hal yang mendasar bagi kemajuan perkembangan aspek lainnya, jika
fisik berkembang dengan baik maka anak akan lebih bisa mengembangkan
halus maupun kemampuan motorik kasar, makan yang bergizi akan sangat
perkembangan fisik tidak akan terganggu dan dapat berjalan sesuai dengan
b. Perkembangan Kognitif
c. Perkembangan Sosial
sosialnya. Individu dikatakan sesuai dengan harapan sosial jika mencakup paling
tidak tiga komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara
sosial, bermain dalam peranan yang disetuji secara sosial, dan pengembangan
sikap social. Hurlock menyatakan indikator dari perilaku sosial dinyatakan sukses
d. Perkembangan Emosi
sebagai respon dari hal-hal terjadi /dirasakan individu pada waktu tertentu seperti
marah ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau gembira ditunjukkan dengan
berjalan dengan sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan dan
anak-anak lainnya. Banyak hal menjadi faktor penyebab perkembangan anak tidak
sama seperti anak lain pada umumnya. Para ahli memiliki beberapa pendapat
aliran-aliran yang dijadikan sebagai pedoman para ahli mengenai faktor yang
a. Aliran Nativisme
sejak lahir atau keturunan. Menurut aliran ini berbagai keistimewaan orangtua
akan secara otomatis diwariskan kepada anaknya tanpa melalui pendidikan atau
20
proses belajar, dengan kata lain aliran ini pesimis terhadap hasil pendidikan dan
dipertahankan karena kurang bisa dipertanggung jawabkan, tokoh utama aliran ini
adalah Schopenhauer.
b. Aliran Empirisme
yang dapat diisi apa saja dengan belajar dan pengalaman yang diperolehnya,
c. Aliran Konvergensi
individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan yang saling berintegrasi.
Faktor bawaan tidak akan ada artinya bila tidak didukung adanya pengalaman,
Berdasarkan ketiga aliran yang dijelaskan oleh para ahli diatas, maka dapat
ditentukan oleh:
21
berasal dari dalam individu itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa hal yang
a) Genetika/Hereditas (Keturunan)
menekankan pada aspek fisiologis dan psikologis yang yang dibawa melalui
alian darah dalam kromosom sehingga faktor ini bersifat statis, misalnya
b) Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4
bulan, pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Beberapa hormon yang
seksual yang berguna saat anak mulai memasuki usia remaja sebagai salah satu
yang berasal dari luar individu/lingkungan, baik dalam bentuk lingkungan fisik
a) Keluarga
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses tumbuh kembang anak.
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak akan banyak belajar dari
orangtuanya.
Saat anak sudah memasuki usia sekolah, teman sebaya akan sangat
dan hal-hal lain yang akan sangat berguna dalam proses perkembangan.
c) Pengalaman hidup
dengan cara mengaplikasikan apa yang telah dipelajari pada kebutuhan yang
perlu dipelajari. Semakin banyak pengalaman hidup yang dipelajari maka akan
d) Kesehatan Lingkungan
orang lain pada anak tersebut, sehingga proses pekembangan dapat terganggu
B. Perkembangan Sosial
akan berada di lingkungan sosial dan melakukan interaksi sosial sesuai dengan
sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar individu untuk menyesuaikan
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara soisal,
bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, dan perkembangan sikap
bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui
aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak mampu melakukan
hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam melakukan
24
penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan lebih mudah diterima sebagai
dengan nilai, norma, serta tradisi yang berlaku di lingkungan sosialnya sehingga
anak dapat diterima sebagai anggota dan melakukan hubungan sosial dengan baik.
sosial yang terartur, dan pola ini sama pada semua anak. Pola perilaku sosial anak
merupakan suatu urutan tingkah laku sosial yang mempunyai aturan tertentu yang
yang biasanya dilakukan oleh anak pada kelompok umur tertentu (Soemantri,
2006:40). Pada umumnya perilaku sosial seseorang dibagi menjadi dua yakni
perilaku sosial yang bersifat positif dan perilaku sosial yang bersifat negatif.
a. Meniru, yaitu agar sama dengan kelompok. Anak meniru sikap dan perilaku
orang yang sangat dikagumi, anak mampu meniru perilaku guru yang
Persaingan ini biasanya sudah tampak pada usia empat tahun. Anak bersaing
c. Kerjasama, mulai usia tahun ketiga akhir, anak mulai bermain secara bersama
e. Empati, yaitu kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain dan
menghayati kondisi orang tersebut, hal ini akan tampak pada anak yang mampu
memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang lain, misalnya saat
ada yang menceritakan cerita yang mengharukan sampai anak ikut menangis.
maka sifat egosentris anak akan semakin berkurang, anak mengetahui bahwa
dengan anak-anak seusianya atau dengan orang yang lebih dewasa sebagai
ditanamkan sejak anak usia dini dan akan terus dimiliki misalnya saja jika
sejak kecil orangtua telah menanamkan rasa kasih sayang maka anak akan
melakukan hal itu juga saat anak menjalin hubungan dengan orang
lain/bersahabat.
j. Sikap tidak mementingkan diri sendiri: anak-anak yang terbiasa untuk mau
berbagi dengan orang lain dan tidak selalu menjadi pusat perhatian membuat
orang lain.
perilaku sosial lainnya yang perlu diajarkan atau dikembangkan pada anak usia
dini adalah pola perilaku seperti anak mampu menghargai teman, baik menghargai
milik, pendapat, hasil karya teman, atau kondisi-kondisi pada teman. Mengahargai
kondisi orang lain, misalnya anak tidak mengejek atau mengisolasi anak lain yang
kurang sempurna anggota tubuhnya, cacat, terdapat kekurangan pada fisik atau
anak mau membantu kepada orang lain (helping other), tidak egois, sikap
27
kebersamaan, sikap kesederhanaan, dan kemandirian, yang saat ini sikap-sikap ini
sudah mulai hilang dari perhatian peserta didik, baik pada tingkat pendidikan
walaupun demikian kontak sosial yang lebih luas dengan anak-anak lain yang
lebih besar juga ikut menentukan pola tingkah laku pada masa kanak-kanak akhir
yakni:
kebencian.
dengan saran orang lain. Dalam hal ini anak menunjukkan pemberontakan
aturan permainan yang berlaku, misalnya bekerja sama dengan anak-anak lain
28
masalah kelompok.
8) Insight sosial: kemampuan untuk mengambil dan memahami arti situasi sosial
anak perempuan akan lebih cepat matang dibanding anak laki-laki, kecerdasan,
10) Prasangka: prasangka terbentuk melalui beberapa cara antara lain karena
(Soemantri, 2006:47-49).
29
perilaku antisosial atau dalam bentuk interaksi sosial yang bersifat negatif
diantaranya:
terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orangtua atau lingkungan yang tidak
dan mengeluh.
antara lain: agresi fisik berupa serangan langsung terhadap objek agresi
e) Persaingan (Rivaly): keinginan untuk melebihi orang lain dan selalau didorong
oleh orang lain. Mulai terlihat pada usia empat tahun yaitu persaingan prestice
dan usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
meminta, menyuruh, mengancam dsb. Jika diarahkan secara tepat hal ini akan
h) Prasangka: perilaku ini muncul karena adanya perasaan berbeda dengan orang
lain baik berupa perilaku atau tampilan yang diberikan oleh anggota
kelompoknya.
anak akan lebih menjaga jarak dengan teman lain jenis, seta menghindari
1978:263).
Semua tindakan yang telah disebutkan diatas baik pola perilaku sosial
yang bersifat positif atau negatif harus dimiliki dalam diri seorang anak. Dengan
umurnya sehingga orangtua, guru dan orang dewasa lainnya tidak langsung
menganggap anak tersebut lambat, terlalu cepat matang, atau antisosial. Manfaat
lainnya adalah orangtua, guru, atau pihak lain mampu membantu anak
31
siap untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya, anak lebih sering
keluarga. Perkembangan sosial anak SD kelas bawah (kelas 1,2,3) masuk pada
masa kanak-kanak tengah “pra-gang”, pada masa ini hubungan yang dilakukan
anak dengan anak-anak lain semakin meningkat, minat anak pada teman
kelompok yang terdiri dari 2-3 yang tinggal di tempat yang berdekatan. Melalui
jarak pada perbedaan jenis kelamin, selain itu anak-anak juga belajar untuk
Pada anak-anak SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6) anak masuk masa kanak-
kanak akhir “usia gang”. Pada masa transisi dari usia pragang ke usia gang, anak-
anak akan beralih dari satu kelompok ke kelompok lain atau dari aktivitas
banyak teman bermain, lingkungan pergaulan anak yang lebih tua semakin
bertambah luas. Keinginan anak untuk bergaul dan diterima oleh anak-anak di
luar rumah bertambah, perilaku anak banyak dipengaruhi oleh kelompok teman
sebaya, anggota gang terdiri dari satu jenis kelamin, anggota gang dipilih karena
32
1978:261-275)
orangtua, atau bahkan guru bisa terus mengawasi dan membimbing anak agar
perilaku sosialnya sesuai dengan harapan sosial dan bisa diterima dalam
lingkungan sosialnya. Apabila perilaku anak autis tidak sesuai dengan harapan
sosial maka akan mengakibatkan hilangnya kesempatan anak untuk belajar sosial,
dengan teman sebayanya hal ini menyebabkan anak dinilai kurang baik .
laku sosial yang ditandai dengan bayi bisa membedakan antara manusia dengan
benda, serta memberikan respon yang berbeda terhap manusia dan benda. Berikut
Usia 2-3 bayi dapat membedakan antara suara manusia dan benda lainnya
sehingga bayi akan memalingkan muka pada sumber suara berasal, selain itu bayi
kegembiraan terhadap kedangan orang lain. Usia 4-5 bulan bayi akan lebih
reaksi berbeda pada orang yang baru dikenal atau sudah dikenal misalnya bayi
akan tersenyum pada orang yang sudah dikenalnya serta akan terlihat
ketakutan/menangis jika ada orang yang baru dikenalnya. Bayi mencoba menarik
perhatian bayi lain dengan cara menangis atau tertawa serta memainkan ludah.
Usia 6-7 bulan bayi semakin agresif misalnya akan menjambak atau
meraba wajah orang yang menggendongnya. Bayi tersenyum kepada bayi lain
untuk menunjukkan perhatian. Usia 8-9 bulan bayi mulai bisa menirukan kata-
kata, isyarat, atau bahkan gerakan-gerakan sederhana orang lain. Bayi mulai
melakukan interaksi dengan bayi lain melalui kegiatan bermain walaupun dia
akan bingung saat melihat maiannya diambil temannya. Usia 12 bulan bayi mulai
bisa menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu sebagai reaksi dari kata
“jangan”. Bayi melakukan kerjasama dengan cara saling berbagi maian saat
bermain.
bentuk keras kepala atau tidak mau menuruti perintah atau permintaan dari orang
dewasa yang diungkapkan dengan ledakan amarah. Usia 20-24 bulan bayi mulai
saat mandi, memakai baju, atau membereskan mainannya. Bayi lebih berminat
untuk bermain dengan bayi sebagai bentuk hubungan sosial (Hurlock, 1997:89).
sosial dan bergaul dengan orang-orang diluar lingkungan rumah, terutama dengan
anak-anak yang seumuran. Masa kanak-kanal awal biasanya disebut dengan masa
pra-gang (pregang age). Anak belajar untuk menyesuaikan diri dan bekerja sama
34
dalam kegiatan bermain. Minat anak untuk bermain dengan orang dewasa
semakin berkurang digantikan dengan minat untuk bermain dengan teman sebaya.
aturan orangtua, walaupun ingin mandiri namun anak-anak juga masih berusaha
berkumpul di tempat yang sama, interaksi sosial sangat sedikit hanya berbentuk
saling melihat dan meniru anak lain. Pada usia 3 tahun, anak mulai bermain
kegiatan apa yang akan dilakukan, pada usia ini anak mulai menunjukkan
Saat anak mulai sekolah dan melakukan hubungan lebih banyak dengan
anak tidak puas jika tidak berada dalam kelompoknya. Pada masa ini anak-anak
sejenis dan seumuran serta memiliki minat yang sama. Kepemimpinan dalam
kelompok bergantian dari satu anak ke anak yang lain tergantung ide siapa untuk
melakukan aktifitas selanjutnya, pertengkaran singkat sering terjadi tetapi hal ini
sebayanya dan belajar bertingkah laku sesuai dengan aturan yang berlaku di
masyarakat, anak belajar untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang lain,
35
selain itu anak juga belajar untuk demokratis dalam menyesuaikan keinginan
yang bersifat rasional untuk menggantikan pemahaman nilai dan norma yang
diperoleh anak dari orangtua yang dianggap bersifat otoriter. Selain itu melalui
Masa remaja anak perempuan dimulai pada usia 11 tahun, sedangan pada
anak laki-laki terjadi pada umur 12 tahun. Tingkah laku antisosial paling terlihat
pada 6-12 bulan menjelang kematangan seksual. Saat anak mengalami tahap
pubertas atau memasuki usia remaja, mulai timbul perubahan pada sikap sosial
Pada masa puber kemajuan dan kecepatan perubahan meningkat, serta sikap dan
misalnya saja remaja tahu kalau mengganggu anak kecil itu tidak sportif namun
tetap melakukannya. Pada masa remaja minat yang dibawa dari masa kanak-kanak
akhir cenderung berkurang dan berganti minat yang lebih matang, semakin
bertambah usia semakin besar pula tanggung jawab yang harus dibawa
(Hurlock, 1997:213-217).
36
yang mempengaruhi perkembangan sosial anak bisa berasal dari faktor keluarga
a. Faktor Keluarga
Hubungan anak dengan orangtua ataupun saudara yang terjalin dengan baik
dan dilandasi kasih sayang akan menimbulkan perasaan nyaman, dimana anak
baik yang ditunjang oleh komunikasi yang tepat. Peran orangtua akan
Urutan posisi anak dalam keluarga berpengaruh pada anak misalnya anak
tersebut merupakan anak terakhir maka dipastikan anak akan selalu bergantung
pada orangtua dan saudaranya. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang
3) Jumlah Keluarga
Pada dasarnya jumlah anggota yang besar berbeda dengan jumlah anggota
yang sedikit. Jika dalam suatu keluarga mempunyai anak yang sedikit, maka
perhatian, waktu, kasih sayang akan lebih banyak tercurahkan, dimana segala
bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun dibantu, hal ini pasti akan berbeda
memengaruhi pribadi dan gerakan anak, dimana dalam keluarga tertanam rasa
saling perhatian, tidak kasar dan selalu merespon setiap kegiatan anak, maka
dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak yang lebih baik dan terarah.
Setiap orangtua memiliki harapan mempunyai anak yang baik, cerdas, dan
perkembangannya.
Setiap anak jika mempunyai perkembangan yang baik, maka secara alami
dapat berinteraksi dengan temannya tanpa harus disuruh atau ditemani keluarga
Jika seorang anak selalu diperkenalkan dengan lingkungan luar dan diberi
arahan bergaul dengan siapa saja maka anak dapat menyesuaikan lingkungan
orang dewasa dimana anak tanpa malu-malu berinteraksi dengan orang yang
Menurut Goleman istilah emosi berasal dari bahasa Latin movere, berarti
menggerakkan atau bergerak, berdasarkan asal kata tersebut emosi dapat diartikan
perasaan yang disertai dengan perubahan perilaku fisik sebagai respon dari hal-hal
terjadi /dirasakan individu pada waktu tertentu seperti marah ditunjukkan dengan
teriakan suara keras, atau gembira ditunjukkan dengan tertawa dan melonjak
sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan dan peran proses
dari beberapa perasaan yang mendominasi dan menimbulkan gejolak suasana hati
seperti marah, bahagia, sedih, dan sebagainya. Menurut Sarlito Wirawan Sartono
berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang
disertai warna afektif baik pada tingkat rendah (dangkal) maupun pada tingkat
selain itu kehidupan emosi pada awal perkembangan individu sangat besar
anak.
anak maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi anak adalah tahap
yang dialami anak pada situasi tertentu dalam bentuk tindakan untuk mewakili
anak dalam situasi-situasi tertentu atau lebih dikenal dengan istilah pola emosi
anak. Pola emosi pada anak merupakan gambaran secara umum mengenai cara
Berikut ini merupakan penjelasan beberapa ahli mengenai pola emosi yang
a. Rasa takut
tahapan: Mula-mula tidak takut, karena anak belum melihat kemungkinan apa
40
yang terdapat pada objek; Rasa takut muncul setelah anak mengenal/mengetahui
bahaya; Rasa takut akan hilang setelah anak mengetahui cara menghindari bahaya.
b. Rasa malu
diri dari hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering
berjumpa. Rasa malu pada diri anak sebenarya wajar-wajar saja, namun apabila
terlalu berlebih maka akan membuat anak sulit berinteraksi dengan lingkungannya
c. Rasa canggung
Seperti halnya rasa malu, rasa canggung adalah reaksi takut terhadap
manusia, bukan pada obyek atau situasi. Rasa canggung berbeda dengan rasa
malu, kecanggungan tidak disebabkan karena adanya orang yang tidak dikenal
atau orang yang sudah dikenal, tetapi lebih disebabkan oleh keraguan-raguan
terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya. Oleh sebab itu, rasa canggung
distress).
d. Rasa Khawatir
Tidak seperti ketakutan yang nyata, rasa khawatir tidak langsung ditimbulkan oleh
rangsangan dalam lingkungan, tetapi merupakan hasil pikiran anak itu sendiri.
akan meningkat, rasa kekhawatiran normal ada pada masa kanak-kanak, bahkan
e. Rasa cemas
Rasa cemas adalah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan
sakit yang mengancam atau yang dibayangkan. Rasa cemas ditandai oleh
kekhwatiran, ketidakenakan, dan merasa berada dalam kondisi yang sangat tidak
baik serta tidak dapat dihindari siapapun karena merasa tidak ada solusinya.
f. Rasa marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa
rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia dini
g. Rasa cemburu
yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih sayang. Hal ini sering
ditemui pada anak yang akan memiliki adik, dia akan cemburu terhadap adik
bayinya karena merasa tidak disayang lagi oleh kedua orangtuanya sejak memiliki
adik.
h. Duka cita
i. Keingintahuan
j. Kegembiraan
yang dapat diramalkan, yaitu anak-anak yang lebih muda merasa gembira dalam
bentuk yang lebih menyolok dari pada anak-anak yang lebih tua.
k. Kasih sayang
bahkan benda. Reaksi ini menunjukkan perhatian yang ditunjukkan dalam bentuk
mengekspresikan perasaan yang dirasakan dengan tepat, namun ternyata ada juga
anak yang sampai pada umur tertentu masih belum mampu mengatur emosinya
dengan tepat. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kondisi psikologis anak.
kategori yakni emosi negatif yang berasal dari hubungan yang mengancam atau
kondisi yang menyakitkan, serta emosi positif yang berasal dari kondisi yang
menguntungkan. Reaksi emosi negatif terdiri dari marah, kecemasan, rasa malu
atau bersalah, kesedihan, kecemburuan, dan rasa jijik. Reaksi emosi positif terdiri
dari kebahagiaan, rasa senang, bangga, cinta pengharapan, dan peraaan haru atau
belas kasihan.
43
a. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk : rasa yakin dan
tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah, rasa gembira karena
dan buruk atau etika (moral) yang berlaku di masyarakat. Contohnya : rasa
Tuhan, dengan kata lain hanya manusia yang dianugerahi insting religius
44
makhluk beragama.
dengan ciri emosi orang dewasa, menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:216) emosi
intensitas emosi yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang
Emosi anak cenderung lebih bersifat sementara, artinya dalam waktu yang
relatif singkat emosi anak dapat berubah dari marah kemudian tersenyum, dari
ceria berubah menjadi murung. Hal ini disebabkan karena tiga faktor yaitu:
kemampuan merubah sistem emosi yang terpendam menjadi emosi yang terus
45
penyebab emosinya sama. Hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
anak di lingkungannya.
kekuatannya. Emosi anak yang tadinya kuat berubah menjadi lemah, sementara
yang tadinya lemah berubah menjadi emosi yang kuat. Hal ini disebabkan
merasa gugup.
orangtua dan guru dalam memberikan rangsangan dan respon yang tepat bagi
anak. jika orangtua atau guru tidak mampu memberikan respon yang tepat sesuai
pada anak juga memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh setiap anak pada
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi. Emosi anak sangat berkaitan
dengan kondisi fisik dan kualitas perasaan: senang dan tidak senang,
misalnya: anak tidur pulas atau tersenyum bila anak merasa kenyang, hangat
dan nyaman, serta menangis karena lapar, haus, kedinginan, atau sakit.
Pada masa ini perasaan psikis sudah mulai berkembang, anak merasa senang
Tidak senang (menangis) terhadap benda asing atau orang asing. Pada masa
Pada masa ini perasaan emosi anak sudah mulai terarah pada objek tertentu
yang sudah dimulai pada usia 2 tahun, maka anak dapat menyatakan
perasaannya dengan menggunakan bahasa dan emosi. Pada fase ini anak
bersifat mudah berubah dan mudah terpengaruh tapi dalam waktu yang
singkat.
47
Pada usia anak mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
ataupun benda. Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman, bahwa tidak setiap
keinginannya dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Anak menyadari bahwa
harga diri anak, seperti memperlakukan anak secara keras atau kurang
menyayangi maka pada diri anak akan muncul sikap keras kepala/menentang,
menyerah jadi penurut yang diliputi kurangnya rasa percaya diri dan sifat
pemalu.
sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau
situasi sosial. Pada masa kanak-kanak ledakan emosi lebih banyak disebabkan
oleh hal-hal yang bersifat konkret sedangkan pada masa remaja penyebabnya
bersifat abstrak, misalnya remaja akan marah jika disebut anak-anak. Emosinya
sedih/murung), cara anak melampiskan emosi juga lebih bersifat gerak tubuh
ekspresif seperti tidak mau bicara atau menyampaikan kritik pada penyebab
emosinya.
48
d. Fase Dewasa
Fase ini adalah fase dimana seseorang sudah harus mampu mengenali perasaan
yang ada pada dirinya, dan tahu bagaimana harus melampiaskan emosi yang
pada anak, masih ada pendapat lain yang menjelaskan mengenai fase-fase
1) Pada fase ini, bayi butuh belajar dan mengetahui bahwa lingkungan di
sekitarnya aman dan familier. Perlakuan yang diterima pada fase ini
orang lain serta interaksi dengan orang lain. Contoh ibu yang memberikan
2) Pada minggu ketiga atau keempat bayi mulai tersenyum jika merasa nyaman
dan tenang. Minggu ke delapan bayi mulai tersenyum jika melihat wajah
emosi seperti gembira, terkejut, marah dan takut. Pada bulan ke-12 sampai
15, ketergantungan bayi pada orang yang merawatnya akan semakin besar.
bayi akan gelisah jika dihampiri orang asing yang belum dikenalnya. Pada
umur 18 bulan bayi mulai mengamati dan meniru reaksi emosi yang di
tertentu.
49
b. 18 bulan – 3 tahun
1) Pada fase ini, anak mulai mencari-cari aturan dan batasan yang berlaku di
lingkungan. Fase ini anak belajar membedakan cara benar dan salah dalam
mewujudkan keinginannya.
2) Pada anak usia dua tahun belum mampu menggunakan banyak kata untuk
ekspresi wajah dengan emosi dan perasaan. Pada fase ini orang tua dapat
orang tua menerjemahkan mimik dan ekspresi wajah dengan bahasa verbal.
c. 3 tahun – 5 tahun
yang baik dengan anak lain, bergurau dan melucu serta mulai mampu
2) Pada fase ini untuk pertama kali anak mampu memahami bahwa satu
d. 5 tahun – 12 tahun
1) Pada usia 5-6 anak mulai mempelajari kaidah dan aturan yang berlaku.
2) Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi pada masa ini anak telah
3) Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi
sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada
orang lain. Selain itu dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan
sedih. Anak belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut
4) Pada masa usia 11-12 tahun, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang
bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak sekaku saat di usia kanak-kanak
para ahli dapat kita ketahui bahwa ternyata perkembangan emosi pada anak
dimulai sejak anak masih bayi, walaupun bentuk ungkapan emosinya masih
anak juga semakin beragam mulai dari rasa senang, sedih, malu, marah, dan
perasaan-perasaan lain yang dianggap mampu mewakili apa yang sedang anak
rasakan
antara satu anak dengan anak yang lain. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang
a. Keadaan anak
pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan
berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya: rendah diri, mudah
b. Faktor belajar
Belajar dengan cara ini terutama melibatkan aspek reaksi. Anak belajar dengan
Belajar dengan cara meniru akan mempengaruhi aspek rangsangan dan reaksi.
Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang
lain, anak bereaksi dengan emosi dan metode yang sama dengan orang-orang
yang diamati.
Anak meniru reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang
sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru.
Perbedaan cara ini dengan meniru adalah disini anak hanya meniru orang yang
Dengan metode ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi
terjadi dengan mudah dan cepat pada awal-awal kehidupan karena anak kecil
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang.
emosi yang tidak menyenangkan. Cara belajar ini terbatas pada aspek reaksi.
53
perkembangan yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses. Namun jika anak
gangguan emosi.
d. Lingkungan keluarga
bagaimana anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah lembaga yang pertama
kali mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana
perkembangan emosi anak akan menjadi positif. Akan tetapi, apabila kebiasaan
kemarahan dengan sikap agresif, mudah marah, kecewa dan pesimis dalam
(Hurlock, 1978:212).
mendidik orang tua yang mengabaikan perasaan anak, yang tercermin pada
persepsi negatif orang tua terhadap emosi, emosi anak dilihat sebagai gangguan
54
atau sesuatu yang selalu direspon orang tua dengan penolakan. Pada masa dewasa,
menghargai emosi anak yang dibuktikan dengan penerimaan orang tua terhadap
ungkapan emosi anak, pada masa dewasa nanti anak akan menghargai emosinya
D. Autisme
Istilah autisme berasal dari bahaya Yunani, terdiri dari kata autos yang
berarti diri sendiri dan isme yang berarti aliran. Autisme berarti sebuah sikap
individu yang cenderung lebih suka menyendiri karena terlalu asyik dengan
gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya telah
timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Menurut Depdiknas (2002)
komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi dan anak autis ialah anak
aspek komunikasi, perilaku, dan pemahaman”. Gangguan yang terjadi pada anak
autis juga terjadi pada interaksi sosial, dan bahasa, dan perilaku serta gangguan
emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gangguan tersebut
berat (pervasive) yang mulai terlihat pada anak sebelum anak mencapai usia 3
1. Gejala Autisme
agresif atau menyakiti diri sendiri, tapi ada pula yang pasif. Anak autis cenderung
tanpa sebab yang jelas. Gejala yang sangat menonjol dari seorang anak yang
dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri (Laksita, 2003:33).
Telambat bicara; Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang
dengan cara lain selain bicara; Bila menginginkan sesuatu anak autis akan
sesuatu untuknya.
Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain; Ekspresi wajah
kurang; Tidak mau bermain dengan teman sebayanya, Suka bermain dengan
Pada anak autis akan terlihat adanya perilaku berlebihan dan kekurangan;
Adanya perilaku yang berlebihan, seperti hiperaktivitas tidak bisa diam, lari
terganggu sehingga anak yang sedang menangis tadi akan didatangi dan
Mencium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja; Bila
mendengar suara keras ia akan langsung menutup telinga; Merasa sangat tidak
disebutkan di atas maka patut dilakukan tindakan sedini mungkin. Misalnya saja
observasi atau pemeriksaan medis maupun psikologis, karena patut dicurigai anak
perkembangan anak.
2. Jenis-jenis Autisme
tidak mengetahui bahwa ternyata autisme ini memiliki berbagai macam jenis, jika
dilihat dari waktu sejak kapan anak tersebut dinyatakan mengalami gangguan
autisme, Wiyani (2014:188) mengatakan bahwa autisme dibagi menjadi dua tipe
yakni:
58
Autisme tipe ini terjadi saat pre-natal (selama kehamilan), yaitu pada saat
usia kehamilan 3-6 bulan yang menyebabkan 70%-80% anak yang dilahirkan
b. Autisme Regresif
Autisme tipe ini terjadi pasca natal (setelah kelahiran) yaitu pada saat anak
normal namun pada bulan ke 15-18 terjadi banyak kemunduran dan kelainan
memiliki predisposisi genetic yang lemah juga dipengaruhi oleh faktor pencetus
yang sangat bervariasi, misalnya adalah makanan, zat adictif serta logam timbal.
sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Ciri-ciri gangguan autisme masa kanak-
Menunjukkan emosi yang tidak wajar, Adanya preokupasi yang terbatas pada
bertatap mata, Ekspresi fascial tidak terlalu datar, Masih bisa diajak bergurau.
Sindrom Rett yaitu gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak
perempuan. Ciri-ciri sindrom rett, yaitu: pada masa kehamilan sampai saat
melahiran normal dan lingkar kepala normal saat lahir, Perkembangan mengalami
kemunduran pada usia 6 bulan, Pertumbuhan kepala berkurang pada usia 5 bulan
sampai 4 tahun, Gerakan yang terarah hilang dan disertai dengan gangguan
sangat baik selama beberapa tahun sebelum terjadi kemunduran yang hebat. Ciri-
ciri CDD, yaitu: Bicara mendadak berhenti, Mulai menarik diri, Perilaku stereotip.
anak-anak dan lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada wanita. Ciri-ciri
Pandai bicara tetapi agak terlambat, Komunikasi hanya berjalan searah, Memiliki
otak yang cerdas dan daya ingat yang kuat, Memiliki sifat yang kaku dan sulit
.
60
dengan autis adalah adanya enam gangguan dalam bidang yaitu interaksi sosial,
edisi ke-10 dan The DSM – IV (Diagnostic Atatistical Manual), edisi ke-4,
sedikit enam pokok dari kelompok 1, 2, dan 3 yang meliputi paling sedikit 2
pokok dari kelompok 1, paling sedikit 1 dari kelompok 2 dan paling sedikit 1
a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh paling sedikit
1) Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal,
seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur dan gerak isyarat untuk
yang dimiliki oleh anak yang mengalami gangguan autis, karakteristik tersebut
lainnya. Dengan melihat karakteristik anak autis diharapkan orangtua atau guru
bisa mengidentifikasi sedini mungkin bila ada keanehan perilaku pada anak yang
diduga mengalami gangguan autisme, serta memberikan pelayanan yang tepat dan
Sampai saat ini sebenarnya penyebab autis masih terus dicari dan masih
dalam penelitian para ahli. Widyawati mengemukakan bahwa ada berbagai teori
tentang penyebab autisme yaitu teori psikososial, teori biologis, dan teori
imunologi. Teori biologi menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat antara
62
kondisi medis dan genetik yang mempunyai hubungan dengan ganguan autisme.
pada beberapa anak autis. Ditemukannya antibodi beberapa ibu terhadap antigen
lekosit anaknya yang autis memperkuat dugaan ini karena ternyata antigen lekosit
tersebut juga ditemukan pada sel-sel otak janin sehingga antibodi ibu dapat secara
langsung merusak jaringan syaraf otak janin yang menjadi penyebab terjadinya
autisme (Hadis, 2006:44 - 46). Beberapa teori lain mengatakan bahwa gangguan
autisme pada anak disebabkan oleh virus seperti rubella, toxo, herpes, jamur,
nutrisi buruk, pendarahan, dan keracunan makanan disaat ibu hamil. Hal tersebut
dapat menghambat pertumbuhan sel otak pada bayi sehingga fungsi otaknya
2014:199).
Gangguan autisme biasanya muncul saat anak berusia dibawah tiga tahun,
pada usia ini perkembangan anak harusnya berjalan dengan sangat pesat, tapi tiba-
autisme. Seperti yang telah diketahui bahwa penyebab autisme belum diketahui
secara pasti namun berikut ini ada beberapa faktor yang diduga merupakan
Ditemukan adanya gangguan susunan syaraf pusat pada otak anak dengan
informasi antar otak menjadi kacau. Selain itu ditemukan juga kelainan struktur
pada pusat emosi di dalam otak sehingga emosi anak yang mengalami
makan. Kesulitan makan ini misalnya anak tidak mau atau menolak untuk
jumlah sesuai dengan usia secara fisiologis (alamiah atau wajar) mulai dari
di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin atau
obat tertentu.
ini diduga disebabkan oleh virus seperti virus campak, inilah yang
(Wiyani, 2014:197).
d. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan penyebab umum dari gangguan autisme pada anak.
ada beberapa gen yang terkait autisme, secara umum para ahli
berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak, dan cara sel-
64
memiliki satu anak autis memiliki peluang 1-20 kali lebih besar melahirkan
anak yang autis juga. Selain itu ditemukan adanya hubungan antara autisme
dimana gejalanya seperti reterdasi mental ringan sampai berat, daya ingat
Saat ini banyak ditemukan makan, minuman serta mainan anak-anak yang
kandungan logam berat dan beracun pada banyak anak dengan gangguan
autisme. Hal ini dikarenakan terjadi sekresi logam berat dari tubuh terganggu
secara genetik, beberapa logam berat seperti arsenik (As), anti-moni (Sb),
kadmium (Cd), air raksa (Hg) dan timbal (Pb) menjadi racun otak yang sangat
agar sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarkat oleh karena
65
emosional adalah pola gerakan atau perubahan yang meliputi perubahan pada
hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan
kepribadian. Selama periode ini anak-anak belajar mandiri dan menjaga diri
membentuk konsep diri pada anak yang menentukan bagaimana anak melihat
perubahan pada hubungan anak dengan orang lain, baik emosinya maupun
seseorang dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian.
membangunkan empati pada orang lain, serta menjalin dan memelihara hubungan
66
pada masa kanak-kanak akhir diharapkan anak mampu berinteraksi dengan teman
sebaya, orang lain, dan lingkungannya lebih luar, egosentrisme sudah berkurang,
nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku di dalam suatu kelompok, lebih bisa
dalam bertuk verbal, anak masih suka bermain tapi waktunya sudah mulai
area: Sosiabilitas; ketertarikan dan keinginan untuk berada bersama orang lain,
sosial (seperti bermain dan keterampilan adaptif). Anak autis akan mengalami
tidak bisa bemain dengan teman sebaya, tidak dapat merasakan apa yang
dirasakan orang lain, serta kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal
balik.
Terkadang anak-anak normal juga ada yang penyendiri atau tidak banyak
bergaul dengan orang lain, namun anak normal tetap menyadari kehadiran orang
67
lain di sekitarnya yang hidup dalam suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat
norma-norma dan aturan yang harus di taati agar dapat diterima dalam lingkungan
tersebut. Berbeda dengan anak-anak autis yang tidak mempunyai kesadaran akan
hal-hal tersebut. Anak autis tidak mempunyai ketertarikan, perhatian dan motivasi
sosial. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya atau sedikitnya kontak mata atau
input auditori, tidak memiliki keinginan untuk melakukan interaksi sosial sama
sekali, serta tidak berusaha mencari perhatian dari orang lain. Hal inilah yang
perhatian dan penanganan yang sesuai sehingga kalaupun dia tidak bisa sembuh
melakukan interaksi sosial secara timbal balik dan mengendalikan emosinya. Hal
ini akan sangat berguna bagi perkembangan anak autis ke depannya karena
dengan ikut berinterasiksi sosial maka seiring berjalannya waktu anak autis akan
penelitian yang relevan, yakni penelitian dalam bentuk deskriptif yang dilakukan
oleh Natalia Yessi Chirtianawati (2008) judul skripsi “Peran Ayah Terhadap
telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa ayah memiliki peran yang begitu
autisme. Ayah selain berkewajiban mencari nafkah juga berperan dalam proses
pendidik dan pendisiplin anak yang menjadikan anak sosial, perencana masa
depan anak, serta berperan sebagai teman bermain dan berdialog anak. ketiga
subjek penelitian (KL, AV, dan NV) telah melakukan peran sebagai ayah dengan
sangat baik, walaupun dibutuhkan kesabaran yang lebih untuk melihat hasil dari
anak autis. Penelitian ini selain memiliki persamaan, juga memiliki perbedaan.
Pertama dari segi fokus masalah, peneliti terdahulu memfokuskan peran ayah
ayah dari anak yang autis, sedangkan peneliti menggunakan subyek anak/peserta
didik dengan gangguan autis. Ketiga dari segi tempat pelaksanaan penelitian,
G. Kerangka Pikir
Observasi Awal
Pada observasi awal inilah peneliti melihat bahwa terdapat tiga anak autis di
SDN Sumbersari 2 Malang. Ketiga siswa autis tersebut kurang bisa
mengontrol emosinya, bahkan kadang anak autis terlihat menyendiri tidak
ikut bermain dengan teman-teman sebayanya saat waktu istirahat.
1. Bagaimana pola perilaku sosial dan emosi anak autis di SDN Sumbersari 2
Malang?
2. Bagaimana perkembangan sosio-emosional yang dialami anak autis di
SDN Sumbersari 2 Malang?
3. Bagaimana tindakan guru/sekolah untuk mengoptimalkan perkembangan
sosio-emosional anak autis di SDN Sumbersari 2 Malang?
Mendeskripsikan pola perilaku sosial dan emosi anak autis di SDN Sumbersari
2 Malang. Mendiskripsikan perkembangan sosio-emosional anak autis di SDN
Sumbersari 2 Malang. Mendiskripsikan tindakan guru/sekolah untuk
mengoptimalkan perkembangan sosio-emosional anak autis di SDN Sumbersari
2 Malang.