Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, pasien
dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan
penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit.
Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk
memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang lebih
luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina
kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan
kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu,
tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga
pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu
peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara aktif dan
positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu,
PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan
rumah sakit.

B. Isu Strategis
Promosi kesehatan di rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994
dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring
dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi

1
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya,
pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS
seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada
Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS.

Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam promosi
kesehatan di rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di rumah sakit.
2. Sebagian besar rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang
berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar rumah sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,
bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk
meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
574/MENKES/SK/ VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada
pasien mengenai merupakan hak pasien dan kewajiban rumah sakit dan seluruh
tim medis rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative).
Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang
terkait sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien
untuk menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya
akan mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran
mengenai autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan
dokter dan rumah sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta
menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga komplians pasien juga diharapkan

2
akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi Kesehatan
oleh Rumah Sakit (PKRS).

C. Dasar Hukum
1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:
a) Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.
b) Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang
akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
c) Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara
memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d) Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e) Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
f) Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g) Pasal 4
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
h) Pasal 55
1) Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (1) diatur dengan peraturan peraturan pemerintah.
i) Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

3
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau
masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko, masalah
dan dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah kota maupun pemerintah daerah menjamin dan
menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
4) Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri.
j) Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.
k) Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaskudkan pada ayat (2)diatur oleh Peraturan Pemerintah.
2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:
a) Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayana rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan
gawat darurat.
b) Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.

4
c) Pasal 10, ayat 2
Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir (m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit.
d) Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir (a) memberikan
informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada
masyarakat.
e) Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan stadar profesi dan standar
prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/II/2010


tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal
ini tidak terpisahkan dengan rencana strategis (renstra) kementerian
kesehatan tahun 2010-2014. Salah satu prioritas reformasi kesehatan yang
dimaksud adalah rumah sakit Indonesia kelas dunia (World Class Hospital).
4. Peraturan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Semara Ratih


Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum Semara Ratih diawali dari
banyaknya keluhan masyarakat Tabanan khususnya di daerah kecamatan Penebel
dan Baturiti yang mengalami kesulitan dalam mencari pelayanan kesehatan di
rumah sakit umum daerah. Selain karena tempatnya yang jauh keluhan tidak
mendapatkan kamar atau over load menjadi alasan munculnya gagasan
mendirikan RSU Semara Ratih.
Jalur jalan raya utama menuju Denpasar-Singraja tidak terdapat rumah
sakit, sedangkan jalur ini merupakan jalur pariwisata dan jalur yang rentan dengan
kecelakaan laku lintas. Dengan pertimbangan kemanusiaan, meringankan beban
pasien atau masyarakat, serta adanya keinginan memberikan pelayanan kesehatan
dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terlebih di era JKN/KIS,
para pemilik akhirnya memutuskan RSU Semara Ratih didirikan di Desa Luwus.
RSU Semara Ratih yang berkedudukan di Desa Luwus tepatnya di Jalan
Raya Denpasar-Singaraja, Banjar Luwus, Desa Luwus, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan dibangun mulai tahun 2013. RSU Semara Ratih berada
dibawah naungan PT. Purnama Semaratih Sejati dengan akte PT Nomor -20-.
Dalam proses pendirian rumah sakit tentunya tidak dapat langsung beroperasional

6
karena proses pembangunan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta
pengurusan ijin-ijin yang membutuhkan peran serta dari instansi luar.
Pada tahun 2016 tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2016 RSU Semara
Ratih diresmikan dengan menyelenggarakan upacara pemelaspasan sesuai dengan
agama atau kepercayaan para pemilik atau owner yang beragama Hindu, setelah
itu pada bulan September-Oktober rumah sakit divisitasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan yang didampingi bersama tim visitor dari Dinas Kesehatan
Provinsi Bali dalam rangka pengurusan ijin operasional rumah sakit. Setelah
pelaksanaan visitasi tersebut RSU Semara Ratih resmi beroperasional melayani
pasien pada tanggal 1 Nopember 2016 sesuai dengan ijin operasional rumah sakit
Nomor 503/5735/Dikes/2016 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan.

B. Sarana dan Prasarana


1. Area Rumah Sakit
Luas lahan rumah sakit yaitu 7.675 m2 dengan luas bangunan 2.827 m2
Adapun rincian pemanfaatan lahan sebagai yaitu sebagai berikut :
No Uraian Jumlah Jumlah Luas Lahan Ket
Luas %
Gedung Ruang
(m2)
(unit) (unit)
1 Gedung UGD, Pelayanan 1 27 300 3.91 Lantai
Rawat Jalan, Apotek & 2
Perkantoran
2 Gedung Ruang Operasi 1 7 125 1.63
3 Gedung Perawatan VIP 1 8 120 1.56
4 Gedung Perawatan Kelas 1 8 120 1.56
1
5 Gedung Perawatan Kelas 1 9 119 1.55
2
6 Gedung Perawatan Kelas 1 6 334 4.35
3
7 Gedung Gudang, CSSD, 1 6 72 0.94
Luandry
8 Gedung Dapur, Kantin 1 6 147 1.92
9 Ruang Terbuka - - 1.500 19.54

7
Terbangun
10 Ruang Terbuka Hijau - - 4.848 63.17

2. Sarana Fisik Rumah Sakit


No Sarana Fisik Yang Ada Jumlah
1 Ruang Direktur 1
2 Ruang Wakil Direktur 1
3 Ruang Sekretaris 1
4 Ruang Administrasi 1
5 Ruang Anggaran 1
6 Ruang SIMRS 1
7 Ruang Komite Medik 1
8 Ruang Komite Keperawatan 1
9 Ruang Rapat/Aula 1
10 Ruang Praktek Dokter Spesialis 5
11 Ruang Praktek Poli Gigi 1
12 Ruang UGD 1
13 Ruang Istirahat Dokter UGD 1
14 Ruang Rekam Medis 1
15 Ruang Loket BPJS 1
16 Ruang Front Office/Admission 1
17 Instalasi Farmasi 1
18 Ruang Operasi 2
19 Ruang Recovery Room 1
20 Ruang Ganti/Persiapan Operasi Perawat 1
21 Ruang Ganti/Persiapan Operasi Dokter 1
22 Ruang Istirahat Kamar Operasi 1
23 Ruang HCU 1
24 Ruang Istirahat Dokter HCU 1
25 Ruang Bersalin 1
26 Ruang Laboratorium 1
27 Ruang Radiologi 1
28 Ruang CT Scan 1
29 Ruang / Kamar VIP (Tunjung) 8
30 Ruang / Kamar Kelas I (Cempaka) 8
31 Ruang / Kamar Kelas II (Jepun) 8
32 Ruang / Kamar Kelas III (Sandat) 6
33 Ruang / Kamar Isolasi 1
34 Ruang Instalasi Gizi 1
35 Ruang CSSD 1
36 Ruang Laundry 1
37 Ruang Gudang Logistik 3
38 Musolah 1

8
39 Kamar basement 2
40 Kantin & supermarket 1
41 Pengimpanan Limbah B3 1
42 Gudang gas O2 1
43 Genset 1
44 Pos Security 1
45 Padmasana 1
46 Bale Bengong 4

BAB III
VISI DAN MISI RSU SEMARA RATIH

A. Visi
Menjadi Rumah Sakit pilihan di kabupaten Tabanan yang memberikan
pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada mutu, keselamatan dan
kepuasan pelanggan.

B. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif
dan efektif dengan tetap mempertahankan aspek sosial dan
profesionalisme melalui pengembangan SDM, sarana dan prasarana
yang berkelanjutan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dengan
berpedoman pada standar prosedur operasional.
3. Melaksanakan pengabdian untuk menjaga ajegnya Bali dengan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten

9
Tabanan dengan menjunjung tinggi profesionalisme melalui
pendekatan keilmuan dan spiritual.
4. Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah, perusahaan swasta,
serta lembaga masyarakat dibidang kesehatan.

C. Filsafah
Semangat kebersamaan, ramah tamah, sopan santun dan menjunjung
tinggi budaya setempat.

D. Tujuan RSU Semara Ratih


1. Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Semara Ratih adalah mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal bagi semua lapisan
masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan pasien sehingga terwujud masyarakat
yang makmur melalui pendekatan promotif, peventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus Rumah Sakit Umum Semara Ratih adalah :
a) Meningkatakan loyalitas SDM terhadap Rumah Sakit Umum
Semara Ratih
b) Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai standar profesi
c) Menyelenggarakan penerimaan karyawan baru (lowongan kerja)
bagi masyarakat yang memerlukan pekerjaan.
d) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
e) Memenuhi kebutuhan pelanggan
f) Meningkatkan pengembangan fisik rumah sakit sehingga mampu
bersaing di era globalisasi

E. Nilai-nilai
1. Spiritual : sikap dan prilaku menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan
universal, hukum alam dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Profesional : sikap dan prilaku yang menjunjung tinggi etika dan
standar-standar profesi.
3. Peduli : memiliki sikap peduli terhadap siapa pun secara adil tanpa
diskiriminasi.
4. Kasih sayang : sikap dan prilaku yang senantiasa memberi bantuan dan
bersedia melayani dengan ramah dan bersahabat.

10
5. Ikhlas : sikap dan prilaku tulus, tampa pamrih, dapat menerima
kelebihan dan kekurangan.
6. Berlapang dada dan pembelajaran : dapat menerima saran dan kritik
dari semua teknisi kesehatan dan pelanggan serta selalu belajar dari
kegagalan atau kesuksesan, dan berusaha untuk memperbaikinya.
7. Semangat dan Integritas : dapat bekerja sama dengan tim, menghargai
perbedaan, jujur dan terbuka serta utuh dan satu antara pikiran, ucapan
dan perbuatan.
F. Keyakinan Dasar
Keyakinan dasar karyawan RSU Semara Ratih adalah keyakinan yang
meliputi pedoman prilaku direksi dan staf untuk mencapai kesejahteraan.
1. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Memberikan kinerja yang terbaik
3. Tidak saling menyalahkan
4. Saling menghormati
5. Tidak meremahkan permasalahan sekecil apapun
6. Berbicara berdasarkan data dan fakta serta bertanggung jawab
7. Bekerja dalam Team Work
8. Prilaku positif dan kreatif
9. Terapkan budaya keselamatan dalam bekerja
10. Pantang menunda pekerjaan

G. Logo
Rumah Sakit Umum Semara Ratih memiliki logo sebagai berkut :

H. Motto
Rumah Sakit Umum Semara Ratih Sahabat Sejati Menuju Sehat

11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi secara umum merupakan suatu susunan tentang jajaran
pekerjaan dan wewenang masing-masing yang terdapat dalam Rumah Sakit
Umum Semara Ratih mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang
paling rendah. Untuk menunjang kegiatan rumah sakit perlu adanya
penyempurnaan struktur organisasi yang sesuai menurut kebutuhan dan kemauan
yang dicapai oleh rumah sakit dengan berdasarkan prinsip-prinsip organisasi yang
sehat untuk menghasilkan mekanisme kerja yang tepat waktu dan berhasil guna
dan dapat menghindari adanya hirarki yang tidak sepadan dan birokrasi yang
berbelit-belit yang dapat menghambat kelancaran kegiatan rumah sakit. Dalam hal
keorganisasian Rumah Sakit Umum Semara Ratih memakai jenis struktur
organisasi garis yaitu pemisahan tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara
jelas.Rumah sakit ini juga menganut sistem sentralisasi dimana setiap kegiatan di
rumah sakit harus diketahui oleh pimpinan atau kepala bagian.
B. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Semara Ratih adalah sebagai berikut :

12
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

13
Kepala Bidang
Administrasi

Sub. Pencatatan & Sub.Humas &


Pelaporan Marketing
Ayu Putu Mega S.
A.Md.Keb Hevi Yuwita, S.E

Tim Kerjasama & SIMRS Costumer Care PKRS


Kemitraan

Tim Penanganan
Komplain

Admision/FO

A. Struktur Organisasi PKRS

Ketua PKRS Wakil Ketua PKRS

Sekretaris

BAB VI
URAIAN JABATAN
Bagian Umum Bagian Penyuluhan

14
A. Uraian Jabatan
1. Ketua PKRS
a) Nama Jabatan : Ketua
b) Pengertian : seorang profesional yang diberi tugas dan wewenang
untuk dapat memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan
PKRS RSU Semara Ratih.
c) Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional
bertanggungjawab seluruhnya terhadap pelaksanaan kegiatan PKRS di
RSU Semara Ratih
d) Tugas pokok : mengkoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan PKRS
di RSU Semara Ratih
e) Uraian tugas :
1) Menyusun dan merencanakan pelaksanaan program kerja
kegiatan PKRS.
2) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
operasional kegiatan PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
3) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait.
4) Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
5) Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.
6) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS
untuk membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang
berkaitan dengan PKRS.
7) Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
8) Menjalin kerjasama antar unit terkait.
9) Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki
cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif.

f) Wewenang:
a) Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b) Membuat dan menetapkan prgram kerja PKRS.
g) Hasil Kerja
a) Daftar tugas untuk anggota PKRS.
b) Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan
pada PKRS.
c) Program Kerja PKRS
d) Bahan materi edukasi

2. Wakil Ketua PKRS


a) Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS.

15
b) Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu
dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
c) Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada ketua PKRS serta mewakilkan Ketua PKRS apabila
Ketua PKRS berhalangan.
d) Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan PKRS.
e) Uraian Tugas :
1) Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan
mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien
dan bermutu.
2) Menjadi mitra Ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap
koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.
3) Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memberikan pembinaan
terhadap anggota PKRS.
4) Menjadi mitra Ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke
semua unit terkait membuat dan menanda tangani surat keluar serta
melakukan pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya.
5) Menjadi mitra Ketua PKRS untuk meningkatkan pengetahuan
anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja
yang aman dan efektif.
6) Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
7) Membuat analisa kinerja PKRS.
f) Uraian Wewenang : menjadi mitra ketua PKRS
g) Hasil Kerja :
1) Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pada
kegiatan PKRS
2) Laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan Program Kerja
PKRS secara menyeluruh

3. Sekretaris
a) Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada ketua PKRS

16
b) Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program
PKRS
c) Uraian Tugas
1) Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
2) Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan,
termasuk konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu
makan siang atau sore
3) Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya
4) Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
5) Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
d) Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan dari Ketua PKRS
e) Hasil Kerja: dokumentasi administrasi pelaksanaan kegiatan PKRS

4. Bagian Umum
a) Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada ketua PKRS
b) Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program
PKRS
c) Uraian Tugas :
1) Mengelola peralatan penyuluhan & menginventarisasi barang
milik PKRS
2) Mempersiapkan sarana perlengkapan kegiatan pelayanan
penyuluhan baik penyuluhan individu maupun kelompok
3) Merekam dan mendokumentasikan kegiatan penyuluhan baik
yang disiarkan melalui TV, radio maupun kegiatan lain yang
dipandang perlu
4) Menyampaikan infromasi pelayanan rumah sakit /berita
penyuluhan /materi penyuluhan melalui Intranet /Website ke
pelanggan termasuk upload foto yang diperlukan
5) Menyimpan hasil dokumentasi
d) Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan kepada Ketua
PKRS
e) Hasil Kerja: dokumentasi kegiatan PKRS

5. Bagian Penyuluhan /Pendidikan Individu

17
a) Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan
penyuluhan /pendidikan individu pada program kerja PKRS
b) Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan penyuluhan
/pendidikan individu pada program kerja PKRS
c) Uraian Tugas :
1) Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan
kesehatan yang ada di unit kerja masing - masing
2) Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan
yang ada di unit kerja masing – masing
3) Melakukan survey pelaksanaan program kerja
di unit kerja masing – masing.
4) Mengadakan koordinasi dengan SMF
/Intalasi /Unit terkait
d) Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan
saran dan masukan mengenai penyuluhan /pendidikan individu pada
program kerja PKRS.
e) Hasil Kerja:
1) Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit
kerja
2) Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing
unit
3) Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan
kesehatan
4) Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan
kesehatan
5) Laporan evaluasi kerja

6. Bagian Penyuluhan /Pendidikan Kelompok


a) Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan penyuluhan
/pendidikan individu pada program kerja PKRS
b) Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan penyuluhan
/pendidikan individu pada program kerja PKRS

18
c) Uraian Tugas :
1) Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit
kerja masing - masing
2) Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja
masing – masing
3) Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing –
masing.
4) Mengadakan koordinasi dengan Intalasi /Unit terkait
d) Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan
saran dan masukan mengenai penyuluhan /pendidikan individu pada
program kerja PKRS.
e) Hasil Kerja:
1) Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit
kerja
2) Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing
unit
3) Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan
kesehatan
4) Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan
kesehatan
5) Laporan evaluasi kerja

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA TIM PKRS

Direktur

Ketua Panitia PKRS Wakil Ketua Panitia


PKRS

Sekretaris

Customer Keperawatan Medical Rekam Gizi


Service (Perawat & Information Medis
Bidan)

Rehabilitas Farmasi
Medis

Keterangan :

20
1. Tim PKRS langsung dibawahi oleh Direktur rumah sakit.
2. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
3. Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua
PKRS dan berlaku sebagai mitra.
4. Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap
anggota PKRS
5. Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada ketua PKRS dan
diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
6. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat,
melaksanakan dan menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing
– masing kerja.
7. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan
promosi kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta
bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS
8. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah
di Tim PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh Tim
PKRS, Customer Service Keperawatan (perawat & bidan), Rekam Medis,
Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Wakil ketua Tim PKRS, Ketua Tim
PKRS, Direktur Pelayanan, Sekretaris.

21
BAB VIII
POLA KETENAGAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk
dapat memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Persyaratan dan kualifikasi:
a) Pendidikan formal : dokter atau perawat.
b) Pendidikan non formal : sertifikat seminar.
c) Pengalaman kerja : pengalaman kerja sebagai dokter atau perawat
medical informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d) Ketrampilan : memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi,
berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan
profesional.

B. Wakil Ketua PKRS


1. Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal : dokter atau perawat
b) Pendidikan Non Formal : sertifikat seminar
c) Pengalaman Kerja : pengalaman bekerja sebagai dokter atau perawat
medical information di rawat inap dan rawat jalan
d) Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e) Berbadan sehat jasmani dan rohani.

22
C. Sekretaris
1. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang administrasi kegiatan
PKRS dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b) Pendidikan Non Formal : -
c) Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai tenaga
administrasi kegiatan.
d) Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e) Berbadan sehat jasmani dan rohani.

D. Bagian Umum
1. Nama Jabatan : Koordinator Bagian Umum
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang penyediaan sarana dan
prasarana pelaksanaan kegiatan PKRS dan mampu bekerjasama dengan
unti kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b) Pendidikan Non Formal : -
c) Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai staf sarana dan
prasarana kegiatan di rumah sakit .
d) Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e) Berbadan sehat jasmani dan rohani.

E. Bagian Penyuluhan
1. Nama Jabatan : Koordinator penyuluhan anggota PKRS
2. Pengertian : seseorang yang diberi tugas oleh Ketua PKRS dalam
mengidentifikasi kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan
memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja PKRS dalam
masing – masing bagian atau unit kerja

23
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a) Pendidikan Formal : berijasah D3 atau persamaannya
dalam bidangnya masing masing dan memiliki minat dan bakat
dalam penyuluhan kesehatan kesehatan
b) Pendidikan Non Formal : memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja
masing - masing
c) Pengalaman Kerja : pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit
masing-masing.
d) Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
e) Berbadan sehat jasmani dan rohani.
4. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan program kerja
PKRS di setiap unitnya masing-masing.
5. Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan PKRS di unit
masing-masing.
6. Uraian Tugas :
a) Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang
ada di unit kerja masing-masing.
b) Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di
unit kerja masing – masing.
c) Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja
masing – masing.
7. Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan
saran dan masukan mengenai penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan per
unit masing-masing.
8. Hasil Kerja:
a) Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b) Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing unit
c) Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d) Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e) Laporan evaluasi kerja

24
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh


setiap unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan
pasien yang teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan
formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif.

25
Monitoring jumplah pamflet yang tersedia dilakukan dengan penyediaan 50
lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya dan
dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila pamflet habis
sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia PKRS
(lihat lembar permintaan pamflet edukasi) Evaluasi kualitas sumberdaya
manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan dan
pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi
kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS,
laporan bulanan panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.

BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

26
BAB XI
PELAPORAN

27

Anda mungkin juga menyukai