BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan air minum terus meningkat dari tahun ke
tahun, sedangkan sumber air berkurang setiap tahunnya. Maka harus diupayakan
mencari sumber air lainnya disamping sumber mata air dan sungai.
Tabel 2.1 Keterdapatan Air di Bumi
Area % terhadap
Volume
No Tempat (106 % terhadap total air
3 (103 km3)
km ) total air tawar
1 Laut 361.3 1.338.000 96.5376
2 Air tanah
a. Tawar 134.8 10.53 0.7594 30.061
b. Asin 134.8 12.87 0.9286
3 Soil Moisture 82 16.5 0.0012 0.047
4 Es di kutub 16 24.023 1.7333 65.581
5 Glasier & Salju 0.3 340.6 0.0246 0.972
6 Danau
a. Tawar 1.2 91 0.0066 0.26
b. Asin 0.8 85.4 0.0062
7 Rawa 2.7 11.47 0.0008 0.033
8 Sungai 148.8 2.12 0.0002 0.006
Air pada
9 vegetasi 510 1.12 0.0001 0.003
10 Air di udara 510 12.9 0.0009 0.37
Sumber : Unesco, op.cit Vet Te Chow. 1978
Secara garis besar ada 3 sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air
baku antara lain :
a. Air Tanah
Berdasarkan White tahun 1957, ada 5 sumber air tanah antara lain :
o Air Juvenil
Air yang berasal dari proses pembekuan larutan magma dan bukan
merupakan bagian dari hidrosfer.
o Air Meteorik
Air yang berasal dari siklus hidrologi (air hujan).
o Air Konnat
Disebut juga air fosil yaitu air meteorik yang terperangkap oleh proses-
proses geologi seperti penurunan muka air laut.
o Air Metamorfik
Merupakan salah satu bagian dari konnat, terjadi akibat proses
rekristalisasi mineral yang mengandung air selama proses pembentukan
batuan metamorf.
o Air Magmatik
Air yang berasal dari pembekuan larutan magma dan bercampur dengan
air meteorik.
Sebagian dari air hujan dapat berperkolasi ke bawah permukaan tanah
mencapai muka air tanah. Air tanah ini akhirnya dapat mengalir masuk ke
dalam sungai sebagai aliran air tanah yang juga disebut aliran dasar atau
aliran musim kering. Kondisi ini terjadi bila aliran air tanahnya memotong
alur-alur sungai di daerah aliran yang bersangkutan.
Air tanah ini terbagi atas 3 lapisan yaitu :
i. Air tanah dangkal
Pemanfaatan air tanah dangkal (kurang dari 15 m) untuk memenuhi
keperluan rumah tangga akan air minum sudah cukup atau umum
dilakukan. Di daerah dataran umumnya didapat cukup air tanah
dangkal dan bila tidak ada sumber air lainnya merupakan sumber
utama dan sebagian besar mengeksploitirnya dengan jalan membuat
sumur. Air tanah dangkal ini terjadi karena daya proses peresapan air
dari permukaan tanah, sehingga air tanah dangkal ini banyak
mengandung zat-zat kimia karena lapisan tanah yang dilaluinya
mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk setiap lapisan yang
dilaluinya.
ii. Air tanah dalam
Berdasarkan peraturan yang berlaku, untuk mengeksploitir air tanah
dalam (lebih dalam dari 15 m) harus mendapat izin dari pemerindah
setempat. Untuk mendapatkan air tanah dalam ini harus dilakukan
penelitian dan pengujian sebalum dilakukan pemboran, penelitian dan
pengujian ini dilakukan oleh Direktorat Geologi. Untuk mengetahui
o Screen
- Tempat masuknya air pada lubang bor
berfungsi juga sebagai filter supaya material dari formasi tidak
ikut terbawa oleh pompa
o Gravel pack
- Material kasar buatan yang ditempatkan
disekitar screen yang berguna untuk mempermudah air
dipompa karena material-material pada akifer akan tertahan
pada gravel pack
- Mencegah agar lubang bor stabil atau tidak
mudah runtuh
- Berfungsi sebagai filter alami
o Pompa
- Alat untuk menghisap air dari lubang bor ke
atas permukaan tanah
o Grouting
- Suatu lapisan buatan yang berfungsi untuk menahan runtuhan
dari dinding di sisi lubang bor
iii. Mata air
Pengamatan karakteristik air tanah dapat dilakukan berdasarkan
kemunculannya di permukaan, secara alami kemunculannya
dipermukaan berupa suatu mata air. Jenis mata air dapat dibagi dalam
4 jenis (Bryant, 1919 op.cit.Todd 1980) yaitu :
Depression spring
Mata air yang disebabkan karena permukaan tanah memotong
muka air tanah (water table).
Contact springs
Mata air akibat kontak antara lapisan akifer dengan lapisan
impermeabel pada bagian bawahnya.
Fracture artesian springs
Mata air yang dihasilkan oleh akifer tertekan yang terpotong oleh
struktur impermeabel.
Solution tubular springs
Mata air yang terjadi akibat pelarutan batuan oleh air tanah.
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang dalam perjalanannya berbentuk alur yang
menuju sungai dan berada di atas permukaan tanah. Air permukaan ini
memiliki tingkat kekeruhan yang berubah-ubah terutama pada misim hujan,
sedangkan pada waktu musim kemarau air permukaan tampak jernih. Selain
kekeruhan susunan kimiawi juga berubah-ubah, karena air permukaan
mengalami pengotoran baik pengotoran berupa benda padat maupun
pengotoran bakteriologis.
Tujuan pengolahan air baku yang berasal dari air permukaan adalah :
Untuk menurunkan kandungan fisis, contohnya lumpur.
Menghilangkan bakteri dengan desinfeksi.
c. Air Angkasa
Adalah air yang berasal dari atmosfer, seperti hujan dan salju. Telah kita
ketahui bahwa sudah banyak penduduk yang memanfaatkan air angkasa
(khususnya air hujan) untuk keperluan rumah tangga dan bahkan untuk air
minum. Air hujan sebenarnya dapat membantu memecahkan masalah
kekurangan air minum asalkan dapat memanfaatkannya dengan baik. Air
hujan yang hendak kita manfaatkan sebenarnya sudah ditadah oleh atap dari
rumah dan kita selanjutnya mengusahakan penampungan air hujan dalam
reservoar. Cara ini sangat sederhana dan tidak menjamin kebersihan air
hujan yang ditampung, banyaknya air hujan yang ditampung dan isi
reservoar tidak tentu sehingga banyaknya air yang kita harapkan tidak tentu
pula.
Agar banyaknya air hujan yang kita tampung sepanjang tahun dapat
memberikan air yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan kebersihannya
terjamin, maka kita harus memperhatikan curah hujan, luas atap rumah,
tujuan pemanfaatan air hujan, dan reservoar.
c. Sifat Biologis
Setiap perubahan kualitas air akan mengubah ekosistem yang ada. Oleh
karena itu, penelitian pencemaran dengan parameter biologis biasanya
dilakukan dengan melakukan identifikasi species yang ada dan melihat
apakah ada perubahan terhadap species-species yang native dan tidak
native bagi lingkungan. Selain itu, seringkali dinilai pula diversitas spesies
yang didapat. Pada hakekatnya diversitas adalah perbandingan antara
jumlah spesies dengan jumlah individu.
DO minimum
Besarnya Besarnya coliform maksimum
Pemanfaatan yang Terlarut
partikel yang yang diperbolehkan (per 100
Air diperbolehkan (mg/L)
diperbolehkan ml)
(mg/L)
200 fecal dengan jumlah
Rekreasi air 4-5 Tidak ada s.d.a sampel (<10) tidak melebihi
400 fecal
Budidaya
4-6 Tidak ada s.d.a Rata-rata 1000 fecal
perikanan
Industri 3-5 750-1500 s.d.a Umumnya tidak dirinci
750-1500
Pertanian 3-5 tergantung s.d.a s.d.a
pada iklim
Sumber : adaptasi dari Hammer dan Mac Kichan, 1981
Catatan : *besarnya jumlah bakteri fecal per sampel air (100 ml)
Tabel 2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
KELAS
PARAMETER SATUAN KETERANGAN
I II III IV
FISIKA
Temperatur oC deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 bagi pengolahan air minum secara konvensional
KIMIA ANORGANIK
pH mg/L 6-9 6-9 6-9 5-9
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0 angka batas minimum
Total fosfat sbg P mg/L 0.2 0.2 1 5
NO3, sbg N mg/L 10 10 20 20
NH3 mg/L 0.5 - - -
Arsen mg/L 0.05 1 1 1
Kobalt mg/L 0.2 0.2 0.2 0.2
Barium mg/L 1 - - -
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0.01 0.05 0.05 0.05
Kadmium mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01
Khrom (VI) mg/L 0.05 0.05 0.05 1
bagi pengolahan air minum secara konvensional,
Tembaga mg/L 0.02 0.02 0.02 0.2
Cu < 1 mg/L
bagi pengolahan air minum secara konvensional,
Besi mg/L 0.3 - - -
Fe < 5 mg/L
bagi pengolahan air minum secara konvensional,
Timbal mg/L 0.03 0.03 0.03 1
Pb < 0.1 mg/L
FISIKA
Mangan oC 0.1 - - -
Tabel 2.5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pengolahan sebagian
lain. Melalui pengolahan air sungai dengan cara modern dapat diperoleh
kapasitas yang tinggi.
Bar screen
Bertujuan untuk menahan materi-materi berukuran besar (kayu,
plastik, dll) yang terapung di permukaan air. Berdasarkan kriteria
perencanaan head loss yang terjadi harus kurang dari 0.15 m.
Sedangkan untuk merencanakan kehilangan tekanan pada bar screen
dapat ditentikan dengan menggunakan persamaan Kirschmer.
vs 2
4
w3 hv
HL hv sin
b 2 g
Keterangan :
HL = kehilangan tekanan pada kisi-kisi (m)
β = faktor kirschmer (1.79)
w = diameter batang
b = jarak bukaan antar batang (m)
hv = velocity head (m)
v = kecepatan aliran (m/d)
α = sudut bar screen
g = gravitasi (9.8 m/d2)
Tabel 2.4 Faktor Kirschmer
No Bentuk penampang batang β
1 Persegi 2.42
2 Persegi dengan sisi depan ½ lingkaran 1.83
3 Lingkaran 1.79
Persegi dengan sisi depan dan belakang1/2
4 1.67
lingkaran
5 Bulat telur 0.76
Sumber : Syed. R. Qasim, 1985
Slope bangunan
Kecepatan aliran air di dalam bangunan intake tidak boleh terlalu
rendah karena dapat mengakibatkan pengendapan materi air.
Kecepatan terlalu tinggi dapat mengakibatkan penggerusan pada
dinding saluran.
Kecepatan yang diijinkan sesuai dengan kriteria perencanaan adalah
0.8 -1.5 m/d.
1 2 1
V R3 S 2
n
n = 0.013 untuk beton cetakan biasa.
Sumur pengumpul
Sumur pengumpul ini berfungsi untuk menampung air baku dari
saluran pengumpul yang akan dipompakan ke instalasi, waktu detensi
pada bak 10-30 menit dengan bentuk bak persegi panjang.
V=pxlxt
Q
td
V
td = waktu detensi bak
V = volume bak (m3)
Q = debit yang ditampung (m3/d)
b. Prasedimentasi
Bertujuan untuk mengndapkan partikel diskrit (partikel yang memiliki
berat dan bentuk seragam sehingga lebih mudah mengendap) didalam air
secara gravitasi tanpa pembubuhan zat kimia.
Prasedimentasi ditentukan dengan tangki persegi dengan bak yang panjang
dan dalam untuk mencegah turbulensi dan reduksi oleh ketidakstabilan
kolam dan aliran pendek. Bentuk settling dipertimbangkan berdasarkan
kondisi hidrodinamik pada bilangan Froude yang tinggi dan bilangan
Reynold yang rendah serta pertimbangan ekonomi.
Kriteria desain bak prasedimentasi (Prof. Ir. Husman, Sedimentation and
Flotation, 1974) adalah sebagai berikut :
Perbandingan P : L bak (5-10) : 1
td = 3 jam
Bilangan Reynold < 2000
Bilangan Froude > 10-5
Vh = (8-12)Vo untuk mencegah scouring
Beban ambang pelimpah (1.4-4)L/m.d
c. Koagulasi
Koagulasi adalah proses ion-ion dengan muatan yang berlawanan dengan
muatan koloid, dengan kata lain koagulasi adalah proses pembentukan
koloid yang stabil menjadi koloid tidak stabil. Faktor terpenting dalam
proses koagulasi adalah tingkat pengadukan yang terjadi. Tingkat
pengadukan dapat diukur dengan menggunakan parameter gradien
kecepatan (G) dan waktu detensi (td).
e. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel padat tersuspensi atau
partikel flokulan dengan cara gravitasi. Fungsi sedimentasi adalah untuk
mengendapkan flokulen yang telah disentuh pada proses flokulasi.
Pemakaian plate settler dimaksudkan untuk meningkatkan overflow dan
memudahkan endapan mengendap menuju dasar bak, umumnya overflow
rate dapat ditingkatkan 3 – 6 kali (Huisman, 1974). Plate settler berfungsi
untuk mengurangi turbulensi aliran yang dapat menyebabkan penggerusan
endapan.
Kriteria desain bak sedimentasi :
Sudut kemiringan plate dengan arah aliran = 600
Kecepatan aliran dalam tray (Vα) < 0.9 m/mnt
Koreksi efisiensi pemisahan (E) = (90 – 95)%
n = 1/3
Kecepatan mengendap partikel (Vo) = 8.3 104 m/d
Jarak antar plate (w) = 5 – 10 cm
Waktu detensi (td) = 15 – 30 menit
Beban pelimpah (qp) = (250 – 500) m3/hr/m
Bilangan Reynold < 500
Bilangan Froud > 10-5
f. Filtrasi
Adalah penyaringan partikel-partikel yang tidak terendapkan dalam proses
sedimentasi. Penyaringan ini menggunakan metode penyaring pasir
sehingga flok-flok halus dapat ditahan pada media penyaringan. Fungsi
dari filtrasi adalah untuk menyaring partikel-partikel yang tidak
terendapkan dalam proses sedimentasi.
Kriteria desain filtrasi (Sumber : A.Layla.,1980)
Dimensi bak dan media filter
Kecepatan filtrasi (Vf) = 100 – 300 mgad
Kecepatan back wash = 4 – 30 L/d/m2
Luas permukaan filter = 1 – 10 m2
Ukuran efektif pasir (ES) = 0.5 – 0.6 mm
Koefisien keseragaman pasir (μC) = 1.5
Tebal media penyaringan (Lm) = 0.45 – 1.00 m
Tebal media penunjang (Lp) = 0.15 – 0.65 m
Kehilangan tekanan (HL) = 0.06 – 1.2 m
Perioda pencucian = 20 – 60 jam
Ketinggian air di atas permukaan pasir = 1 – 1.5 m
Under drain
Area orofice : Area bed = (1.5 – 5)103 : 1
Area lateral : Area orifice = (2 – 4) : 1
Area manifold : Area lateral = (1.5 – 3) : 1
Diameter orifice = 0.25 – 0.75 inch
Jarak antar pusat orifice terdekat = 3 – 12 inch
Jarak antar pusat lateral terdekat = 3 – 12 inch
Pengatur aliran
Kecepatan dalam saluran inlet = 0.6 – 1.8 m/d
Kecepatan dalam outlet = 0.9 – 1.8 m/d
Kecepatan dalam saluran pencuci = 2.5 – 3.7 m/d
Dalam pemeliharaan media filter harus dibersihkan dengan cara back
wash. Kriteria desain untuk beck wash adalah :
Waktu back wash = 3 – 10 menit
Kecepatan back wash = 25 – 37 m3/m2/hr
Tekanan air untuk pembersihan = 1 – 1.5 m dari muka air
bebas (m2/mnt)
Tekanan back wash = 1.2 atm
g. Desinfeksi
Adalah tempat menampung air baku yang telah diolah dan sekaligus
tempat untuk berkontak antara desinfeksi dengan air baku. Fungsi dari