Anda di halaman 1dari 8

Nama penyusun : Fladio Gatama - 11117049

I. Judul Praktikum : Penetapan Kadar Vitamin C


II. Tujuan Praktikum : Menetapkan kadar suatu senyawa dengan titrasi
iodometri
III. Dasar Teori
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.
Kedua proes ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah
titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
disbanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lrbih kecil
dari pada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan
menggunakan indicator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk, 2007).
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atom C dan kedudukiannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi
dengan O2 di udara menjasi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang
paling sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi
namun stabil jika merupakan Kristal (murni), mudah berubah akibat
oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk, 2007).
itamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C
mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-
molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai
peranan yang sangat penting bagi tubuh manusia seperti dalam sistesis
kolagen, pembentukan carnitine, terlihat dalam metabolisme kolesterol
menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk, 2007).
Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi
dan menghentikan pembentukan superoksida dan hydrogen peroksida,
sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan.
Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan
bioflavanoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C. Bioflavanoid berfungsi
meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi
konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga
mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk
antikanker dan mempunyai aktivitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta
karoten (Wahyuni, dkk, 2008).
Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai
inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat satbil diudara, tetapi cepat
teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berkomposisi menjadi
dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan
berkomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai
menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan
lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro,
dkk, 2000).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin
C dapat hilang karena hal-hal seperti:
a. Pemanasan yang menyebabkan rusak/ berbahayanya struktur
b. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu
c. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
d. Membuka tempat yang berisi vitamin C sebab oleh udara akan
terjadi oksidasi yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994)

4. Alat dan bahan

Alat

 Timbangan analitik
 Kertas saring
 Beaker glass
 Corong
 Gelas ukur
 Pipet volumetric
 Labu ukur
 Batang pengaduk
 Labu Erlenmeyer
 Buret
 Pipet
 Statip
 Cawan porselen
 Kaca arloji

Bahan

 Sampel (Sari buah)


 Pelarut (Aquadestilata)
 Indicator
 Iodium (I2) 0,01N
 Na2S2O3 0,01N
 H2SO4 3N

5. Prosedur Kerja

 Pembuatan larutan Iodium


Larutkan 0,317g Iodium kedalam larutan 0,635g kalium iodida, dalam
aquadest sampai 250ml
 Pembuatan larutan Natrium Tiosulfat 0,01N
Timbang Na2S2O3 5H2O sebanyak 0,248g, kemudian larutkan dalam
aquadest sampai 100ml
 Pembuatan larutan H2SO4 3N
Larutkan 8ml H2SO4 pekat dengan aquadest ¼ volume dalam labu ukur
100ml, kocok kemudian tambah aquadet sampai batas volume, kocok
 Pembuatan larutan amylum kanji 1% b/v
Timbang 1,0g amylum, lalu larutkan dalam 1000ml
 Pembakuan iodidum yaitu ambil larutan Na2S2O33 0,01N Sebanyak 10ml
dengan menggunakan pipet volume, lalu masukkan dalam Erlenmeyer,
titrasi dengan iodium 0,01N dan tambahkan indikator kanji 10 tetes
menjelang titik akhir titrasi lalu titrasi kembali sampai warna berubah
menjadi biru stabil
 Ambil larutan tersebut sebanyak 10ml dengan menggunakan pipet
volumetric lalu masukan kedalam erlenmeyer, titrasi larutan tersebut
dengan iodium 0,01N dan tambahkan 10 tetes indikator kanji menjelang
titik akhir titrasi kemudian titrasi kembali sampai warna biru stabil

6. Perhitungan
 Pembakuan larutan baku sekunder I2 dengan larutan baku primer
Na2S2O3
Titrasi ke Volume I2 (ml)
1 10,9
2 10,6
3 11
Rata-rata 10,8

V1.N1 = V2.N2
10.0,01= 10,8.N2
N2 = 0,1/10.8
N2 = 0,00925N
Titrasi ke Volume I2 (ml)
1 5,5
2 5,5
3 5,8
Rata-rata 5,6

Kadar Vitamin C = 100/10 x V Iodidum x N Iodidum x BE x MR x 100%


Volume sampel
= 10 x 5,6 x 0,00925 x ½ x 176 x 100%
30
= 10 x 5,6 x 0,00925 x 88 x 100%
30
= 45 x 100%
30
= 151,946 mg% b/v
= 0,151% b/v

7. Pengamatan
 (Terlampir)

8. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita melakukan praktek yang berjudul
penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri. Tujuannya agar
mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin C dengan metode iodimetri.
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh. Vitamin C
mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-
molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai
peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen,
pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam
empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter
norepinefrin. Struktur kimia vitamin C atau asam askorbat:
Pada praktikum kali ini menggunakan metode iodimetri. Iodimetri (titrasi
langsung) adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti natrium
tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan iodin baku. Jika titrasi
terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung.
Dilakukan percobaan ini untuk kadar-kadar zat oksidator secara langsung,
seperti kadar yang terdapat pada serbuk vitamin C. Indikator yang umum
digunakan suatu larutan kanji. Warna yang terjadi biru tua hasil reaksi I 2,
titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral, maka iodin dapat
mengalami reaksi diproporsionisasi menjadi hipordat, tetapi kanji juga
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
 Kanji tidak dapat larut dalam air dingin
 Suspensinya dalam air tidak stabil
 Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan I2 akan
membentuk kompleks iod-amilum. Jika dalam titrasi menggunakan
indikator kanji maka penambahan kanji dilakukan pada saat
mendekati titik ekuivalen
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu ambil larutan Na2S2O3 0,01N
sebanyak 10ml dengan menggunakan pipet volume, lalu masukan kedalam
Erlenmeyer, titrasi dengan iodium 0,01N dan ditambahkan indikator kanji 10
tetes menjelang titik akhir titrasi lalu titrasi kembali sampai warna berubah
menjadi biru stabil
Percobaan kedua penetapan kadar vitamin C, ambil larutan tersebut
sebanyak 10ml dengan menggunakan pipet volumetrik lalu masukan
kedalam Erlenmeyer, titrasi larutan tersebut dengan iodium 0,01N dan
tambahkan 10 tetes indikator kanji menjelang titik akhir titrasi kemudian
kembali sampai sampai warna biru stabil
9. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa:
 Kadar vitamin C dalam sampel, yaitu 0,151% b/v
 Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat
melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
 Struktur kimia vitamin C terdiri dari rantai 6 atom C dan
kedudukannya tidak stabil (C6H8O6)
 Titrasi iodimetri yaitu titrasi yang dilakukan dengan zat-zat untuk
oksidasi potensial yang lebih rendah dan system yodium-yodium

10. Daftar Pustaka


 https:www.academia.edu/37533571/PRAKTIKUM_KIMIA_ANALIS
IS_II_PENENTUAN_KADAR_VITAMIN_C_DENGAN_METODE
_IODIMETRI

Anda mungkin juga menyukai