Analisis Kecelakaan Pada Kasus Kecelakaan
Analisis Kecelakaan Pada Kasus Kecelakaan
Tingkat : 2B
NIM : 11117048
Sumber : daerah.sindonews.com
Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng, Rabu (6/2/2019) sore, diketahui masih satu
keluarga.
Keenam korban merupakan buruh harian lepas (BHL) PT Tripola, mitra PT Telkom Akses, yang
tinggal di Jalan Munangwar, RT 02/RW 01, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan,
Pangkalan Bun.
“Iya, memang berenam korban masih satu keluarga. Bahkan rumah tinggalnya berdekatan,” ujar
Kapolsek Pangkalan Lada, Iptu Waris Waluyo kepada MNC Media, Rabu malam.
Diketahui, keenam korban hendak memasang tiang telepon lalu tersetrum listrik tegangan tinggi.
Tiga orang tewas di tempat dan tiga orang lainnya langsung dilarikan ke RSUD Sultan
Korban tewas adalah Mathesim (38), M Saputra (25), dan M Halil (35). Sedangkan korban kritis
yakni Asmuni (33), Syahyedi (35), dan Umam (34). (Baca juga: Pasang Tiang Telepon, 3
Asisten Analis Kinerja PT PLN ULP Pangkalan Bun, Suprapto, mengatakan, awalnya pihak PT
PLN ULP Pangkalan Bun tidak mengetahui kejadian tersebut. Informasi yang didapat dari
Setelah dilakukan penelusuran menuju sumber listrik padam tersebut, baru diketahui ada insiden
itu. "Untuk tiang PLN tingginya 9 meter. Kalau keterangan yang kita dapat tiang besi Telkom itu
Menurut Suprapto, selama ini pemasangan tiang Telkom tidak pernah melakukan koordinasi
dengan pihaknya. Pemasangan tiang Telkom hanya berjalan seperti biasa tanpa perlu koordinasi.
Sementara itu, Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi Pangkalan Bun Subono menyampaikan,
saat ini Telkom memang sedang membangun jaringan, namun yang memasang tersebut adalah
PT Tripola yang merupakan mitra PT Telkom Akses. PT Telkom Akses sudah berkoodinasi
"Besok pagi petinggi PT Tripola dari Semarang akan datang dan Telkom dari Palangka Raya
juga akan datang. infonya Tripola akan bertanggung jawab semua terhadap keluarga yang kena
musibah," pungkasnya.
Analisis Kasus
Pada kasus kecelakaan ini penulis menggunakan model analisis kasus Teori Domino yang
berasal dari Heinrich (1930). Hal ini disebabkan karena kondisi kasus kecelakaan sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Heinrich ini. Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas
lima faktor yang saling berhubungan yaitu, kondisi kerja (environment), kelalaian manusia
(person), tindakan tidak aman (hazard), kecelakaan (accident) dan cedera/kematian (injury).
Pada kasus ini dapat kita ketahui bahwa terdapat 6 orang korban Korban tewas yaitu Mathesim
(38), M Saputra (25), dan M Halil (35). Sedangkan korban kritis yakni Asmuni (33), Syahyedi
(35), dan Umam (34). (Baca juga: Pasang Tiang Telepon, 3 Pekerja Tewas Tersetrum 3 Kritis)
yang masih satu keluarga, rumahnya pun berdekatan di Jalan Munangwar, RT 02/RW 01,
Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Bun. Keenam korban merupakan
Dalam kasus ini korban melakukan tindakan yang tidak aman pemasangan tiang Telkom tidak
pernah melakukan koordinasi dengan pihaknya. Namun kecelakaan ini baru pertama kali terjadi.
Kemudian dapat kita ketahui pula bahwa kondisi kerja (environment) pada saat itu mendukung
terjadinya kecelakaan. Berdasarkan berita tersebut tiang PLN tingginya 9 meter. Kalau
keterangan yang di dapat tiang besi Telkom itu bersentuhan langsung dengan kabel SUTM.
3. Kronologis kecelakaan kerja
Dalam kasus kecelakaan yang terjadi pada keenam korban ini merupakan sebuah kasus yang
komplikatif. Artinya banyak penyebab yang dpat kita analisis didalamnya dan membentuk
sebuah kemungkinan terjadinya kecelakaan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian baik
Tahap-tahap kejadian pada kasus ini berdasarkan analisa berita yaitu sebagai berikut.
Pada kasus ini digambarkan kondisi kerja yang menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan yaitu
2. Kemudian pada kartu yang kedua sesuai dengan teori Domino Heinrich terdapat Fault of
person (kelalaian manusia) yang tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu untuk pemasangan
listrik ini, sehingga kurangnya persiapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan ini,korban juga
tidak waspada padahal disitu tiang besi Telkom bersentuhan langsung dengan kabel SUTM,.Pada
kasus ini kesalahan yang dilakukan korban adalah tidak berhati-hati pada setiap kondisi
lingkungan yang ada, sehingga korban merasa jika dirinya sudah aman.
3. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich ini dapat diartikan sebagai
unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkan berita selain kondisi yang tidak aman karena
berada pada ketinggian yang berisiko menimbulkan kecelakaan, korban juga tidak menggunakan
APD seperti yang telah diatur dalam undang-undang keselamatan kerja, apabila melebihi
ketinggian 1,8 meter maka harus menggunakan alat pelindung diri yang berupa body harness/full
body harness
4. Dari ketiga sumber bahaya tersebut yang saling berkolerasi dan terjadi lah kecelakaan yang
menimpa keenam saudara itu pada Kamis, 7 Februari 2019 - 01:16 WIB
5. Dampak dari semua runtutan kartu di atas berdasarkan model Domino Heinrich menimbulkan
sebuah kerugian (injury), dalam hal ini nyawa korban. Kerugian ini dapat berupa biaya
kompensasi untuk korban. Selain kerugian langsung tersebut banyak lagi kerugian yang di
dapatkan pihak PT Tripola, mitra PT Telkom Akses yaitu kerugian tidak langsung seperti,
kerugian jam kerja, kerugian sosial, serta citra dan kepercayaan pelanggan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
https://daerah.sindonews.com/read/1376622/174/enam-korban-tersetrum-listrik-di-kobar-masih-
satu-keluarga-1549476509