Anda di halaman 1dari 5

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di

luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi
(saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).

Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal sebagai tempat untuk menempelnya sel telur yang
sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium tersebut akan luruh, lalu keluar dari tubuh
sebagai darah menstruasi.

Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim tersebut juga ikut menebal, tetapi tidak
dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri, bahkan dapat
menyebabkan kemandulan.

Penyebab dan Gejala Endometriosis

Endometriosis diduga terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, atau aliran darah menstruasi
yang berbalik arah.Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti:

Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.

Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.

Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.

Pengobatan:

NSAIDs tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, krim, gel, suppositoria (obat yang langsung dimasukkan ke
dalam anus), dan suntik. Dalam mengatasi nyeri, NSAIDs atau OAINS bekerja dengan cara menghambat
hormon pemicu peradangan, yaitu hormon prostaglandin. Dengan berkurangnya peradangan, rasa nyeri
juga akan berkurang dan demam akan turun.

Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi gejala nyeri pada endometriosis, yaitu
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diclofenac atau ibuprofen. Terapi hormon bertujuan untuk
memperlambat pertumbuhan jaringan endometriosis, dengan membatasi atau menghentikan produksi
hormon estrogen.

Rahim wanita memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan luar (perimetrium), lapisan tengah (miometrium), dan
lapisan dalam (endometrium). Lapisan dalam rahim atau endometrium, akan menjadi tempat
menempelnya janin dan plasenta hingga saat persalinan tiba.
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah
dibuahi. Diperlukan waktu sekitar 4-5 hari setelah pembuahan. Di dalam lapisan Endometrium terdapat
pembuluh darah yang berguna untuk menyalurkan zat makanan ke lapisan ini. pembuluh darah ini akan
luruh dan menyebabkan terjadinya menstruasi pada wanita apabila tidak terjadi pembuahan ovum oleh
sel sperma.

Miometrium adalah lapisan tengah dari dinding rahim yang terdiri dari sel-sel otot polos dan mendukung
jaringan stroma dan pembuluh darah.

Miometrium merupakan bagian uterus yang memegang peranan penting dan terdiri atas banyak jaringan
otot. Selama kehamilan, serat otot miometrium menjadi berbeda dan strukturnya lebih terorganisir
dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan

Perimetrium lapisan terluar, berfungsi sebagai pelindung rahim.

Endometriosis

PENGERTIAN GEJALA PENYEBAB DIAGNOSIS KOMPLIKASI

Penyebab Endometriosis

Belum diketahui apa yang menyebabkan endometriosis. Namun demikian, para ahli menduga
endometriosis dipicu oleh beberapa kondisi berikut:

Retrograde menstruation. Retrograde menstruation adalah kondisi di mana aliran darah menstruasi
berbalik arah. Pada kondisi ini, darah menstruasi tidak mengalir ke luar tubuh melalui vagina, tetapi
masuk ke rongga panggul melalui tuba falopi (saluran indung telur). Sel endometrium dalam darah
menstruasi tadi akan menempel pada dinding panggul dan permukaan organ panggul. Sel-sel tersebut
kemudian akan terus tumbuh, menebal, dan menyebabkan perdarahan selama siklus menstruasi.

Gangguan sistem kekebalan tubuh. Ada dugaan bahwa terdapat kegagalan sistem kekebalan tubuh,
sehingga tidak dapat menghancurkan sel endometrium yang secara keliru tumbuh di luar rahim.

Perubahan sel yang belum matang. Sel yang belum matang ini dapat berubah menjadi sel endometrium,
salah satunya dipengaruhi oleh hormon estrogen.
Perubahan sel peritonium. Sel peritonium adalah sel yang melapisi bagian dalam perut. Diduga sel
peritonium dapat berubah menjadi sel endometrium bila dipengaruhi hormon atau sistem kekebalan
tubuh.

Perpindahan sel endometrium. Sel endometrium dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui darah
atau sistem limfatik.

Prosedur bedah. Operasi caesar dan histerektomi dapat menyebabkan sel endometrium menempel di
area bekas sayatan.

Faktor Risiko Endometriosis

Para ahli meyakini bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita
mengalami endometriosis. Di antaranya adalah:

Berusia antara 25-40 tahun

Riwayat endometriosis pada ibu, bibi, atau saudara perempuan

Belum pernah melahirkan

Mengalami kelainan rahim

Menderita kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi

Mengonsumsi minuman beralkohol

Mulai menstruasi pada usia yang terlalu muda

Siklus menstruasi yang singkat, misalnya kurang dari 27 hari

Mengalami menopause pada usia yang lebih tua dari batas normal.

Pencegahan Endometriosis

Lakukan pencegahan dengan pemeriksaan pada organ kewanitaan. Terutama jika dirasa datang bulan
mengalami masalah.
Baca juga: Anjuran Pola Makan bagi Wanita Pengidap Endometriosis

1. Perhatikan makanan Anda

Ada teori bahwa lemak dalam makanan memengaruhi produksi prostaglandin dalam tubuh wanita.
Diperkirakan bahwa tingkat prostaglandin yang tinggi dapat menyebabkan produksi estrogen yang lebih
tinggi juga, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan jaringan endometrium.

Studi lain menyatakan bahwa ada penurunan risiko endometriosis yang signifikan pada wanita yang rutin
makan sayuran hijau dan buah segar. Kebalikannya, wanita yang sering makan daging merah justru
memiliki risiko yang lebih tinggi.

Selain memperbanyak makan buah dan sayur, cobalah menghindari makanan yang dapat menyebabkan
peradangan, di antaranya makanan olahan, produk susu, dan gula. Batasi konsumsi makanan tersebut
dan perhatikan apakah ada perubahan dari gejala nyeri perut yang biasa Anda rasakan.

2. Olahraga teratur

Sering kali orang yang mengalami nyeri tak mau berolahraga karena takut rasa nyeri tersebut malah
terasa tambah parah. Namun seiring berjalannya waktu, melakukan aktivitas fisik secara teratur justru
dapat mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman yang dirasakan.

Suatu studi menunjukkan, wanita yang rutin melakukan olahraga seperti jogging, aerobik, dan bersepeda
memiliki risiko lebih rendah untuk terkena endometriosis. Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu
wanita yang memiliki endometriosis dengan cara:

Melancarkan sirkulasi darah ke organ tubuh

Menjaga nutrisi dan aliran oksigen ke sistem dalam tubuh

Mengurangi stres
Memicu hormon endorfin dalam otak yang dapat mengurangi rasa sakit

3. Hindari stres

Gejala endometriosis dapat menjadi lebih berat bila seseorang merasa stres. Untuk itu, Anda harus
belajar untuk mengelola stres dan tekanan emosional Anda.

Cobalah menggunakan teknik relaksasi yang dapat membantu Anda untuk fokus pada hal-hal yang
menenangkan sehingga bisa mengurangi produksi hormon stres. Teknik relaksasi yang dapat Anda coba
dengan mudah adalah menarik napas dalam melalui hidung, kemudian keluarkan perlahan lewat mulut.

Seperti kondisi kronis lainnya, penting sekali bagi wanita penderita endometriosis untuk mengenal
tubuhnya sendiri dan mengetahui cara mengatasi gejala yang dirasakan. Hal tersebut dapat dimulai
dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat melalui diet dan aktivitas teratur.

Bila perubahan gaya hidup belum bisa mengatasi masalah yang dirasakan, konsultasikan kepada dokter
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut serta pilihan terapi yang cocok untuk Anda.

Anda mungkin juga menyukai