MAKALAH Kelompok 2 Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGUKURAN LISTRIK
MENGUBAH BATAS UKUR, OHMMETER DAN
MULTITESTER

Disusun Oleh :
OLEH KELOMPOK 2 :

Wandi Arbyan :5191230004

Fadhil Ibnu Ardiansyah :5193530001

Muhammad Heru :5191230006

DOSEN PENGAMPU:

Ir. Mustamam, MT.


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2019-2020)

KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT/Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
rahmat dan hidayahnya makalah di mata kuliah PENGUKURAN LISTRIK ini
dapat terselesaikan juga. Makalah ini dibuat dengan maksud bertujuan untuk
menyelesaikan tugas rutin untuk materi kedua yaitu MENGUBAH BATAS UKUR,
OHMMETER dan MULTITESTER.

kami menyadari bahwa tugas makalah ini belumlah sempurna, baik dari segi
materi maupun cara penyajian dari tugas makalah ini. Oleh karena itu kami minta
maaf kepada pembaca makalah ini, untuk itu saran dan kritik kami harapkan dari
pembaca sekalian supaya untuk membangun perbaikan tugas makalah ini. Semoga
tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

MEDAN Maret 2020

PENULIS

1. MENGUBAH BATAS UKUR ARUS

Alat ukur dalam dunia elekronik atau listrik,sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja
untuk bidang elektonika lebih mengarah kepada komponen yang memiliki tegangan yang
rendah, sedangka alat listrik lebih tinggi tegangannya. Contoh alatelekronika, radio tv,
amplyfier dan sejenis lainnya sedangkan alat listrik, pembangkit listrik,
generatormerupakan salah satu alat kelistrikan yang memiliki tegangan tinggi.

Mengubah batas ukur arus

Didalam pelaksanaan suatu pengukuran arus,amperemeter harus dilalui kuat arus yang
hendakdiukur besarnya, sehingga harus dihubungkan secara seri dengan alat pemakai
(beban). Dengan demikian amperemeter harusmengukur besarnya kuat arus
yangdiperlukan oleh beban. Karena amperemeterdisambungkan langsung dalam
rangkaian, maka alat iniharus mempunyai tahanan dalam (Rm) yang harganyarelatif
sangat kecil. Jika tidak demikian, maka Rm dari amperemeter akan menambah jumlah
besarnya nilaitahanan (R total) di dalam rangkaian dan akibatnya akan mengurangi nilai
kuat arus pada rangkaian.

Dalam mengubah batas ukur tahanan shunt harusdilalui oleh bagian terbesar dari kuat arus
total, maka nilai tahanan tersebut selalu lebih kecil dibandingkan tahanan dalamnya.
Biasanya tahanan shunt dibuat dari bahan kawat manganin yang tebal dan pendek. Batas
ukur adalah suatu kesanggupan dari pada sebuah alat ukur dimana alat ukur itu dapat
menunjuk suatu harga tertinggi dan yang tertentu. Kalau pada amperemeterdipasangkan
tahanan shunt, maka batas kuat arusnya dapat dipertinggi karena kelebihan aliran itu akan
mengalir di dalam tahanan shunt.

Misalkan tahanan dalam dari amperemeter Rm, dan tahanan shunt yang dipasang paralel
dengan alat ukur adalah Rsh. Sementara kuat arus yang diizinkan melalui alat ukur
maksimum sebesar Im, dan kuat arus yang hendak diukur adalah sebesar I. Maka arus pada
tahanan shunt (Ish) dapat dicari seperti berikut :Kerugian tegangan pada tahanan dalam
adalah Em da pada tahanan shunt adalah Esh, karena Rm paraleldengan Rsh :

Em = Esh atau Im.Rm = Ish.Rsh ……………………. (1)

Apabila besarnya kuat arus yang harus diukur sama dengan n kali dari kuat arus yang
diizinkan melalui alat ukur, maka :

I = n . Im …………………. ………………………………. (2)

I = Im + Ish Ish = I – Im

Dari persamaan (1) : Ia . Rm = ( I – Im ) . Rsh……… (3)

Dari I = n . Im …………………….. (4)

Im . Rm = (I – Im ) Rsh

= (n .Im – Im ) Rsh

= Im ( n – 1 ) Rsh

Mengubah batas ukur tegangan

Volt meter harus memiliki tahanan yang cukup besar agar tidak terjadi suatu
pembebanan berat. Tetapi volt meter tidak selalu memiliki tahanan alat ukur yang cukup
besar. Oleh sebab itu untuk memperluas batas ukur volt meter perlu ditambahkan suatu
tahanan muka yang berguna untuk membatasi arus pada tegangan yang lebih tinggi dari
pada tegangan yang telah ditetapkan bagi volt meter, Sehingga arus hanya di gunakan
sebagai penyimpang penunjuknya saja. Selain gunanya tahanan muka yaitu mencegah
kenaikan suhu, apabila volt meter mengalirkan arus yang akan menaikkan suhu pada
pesawat ukur. Besar tahanan pesawat suatu volt meter biasanya di tulis padaplat skalanya
yaitu Ohm/Volt.

2. Ohmmeter
Ohmmeter adalah suatu perangkat yang difungsikan untuk mengukur jumlah listrik yang
dihasilkan dari suatu pergeseran. Gerakan pergeseran tersebut seperti suatu elektron yang
melewati sebuah konduktor atau penghantar listrik. Hal ini juga dikenal dengan istilah
hambatan listrik dengan nilai yang diberi satuan Ohm.

Pengukuran semacam ini selaras dengan ‘Hukum Ohm’ yang berbunyi bahwa arus listrik
pada suatu rangkaian pasti selalu berbanding lurus dengan jumlah tegangan. Hukum ini
digagas pertama kali oleh Fisikawan asal Jerman bernama Georg Simon Ohm
Jenis Jenis Ohm meter :

Terdapat dua jenis Ohm-meter yang bisa digunakan oleh para ahli elektro. Berikut ini
penjelasan lengkapnya mengenai detail dari masing-masing jenis.

1. Ohm-meter Analog.
Alat ukur jenis analog memiliki model penghitungan yang lebih manual dan simpel
untuk dibaca. Terdapat jarum ukur yang nantinya berhenti pada angka tertentu.
Anda harus membacanya dengan lebih jeli dan detail tentang angka yang diarahkan
oleh jarum penunjuk. Alat ukur ini biasanya lebih sering digunakan oleh tukang
service TV dan komputer.
2. Ohm-meter Digital.
Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh lebih detail dan
akurat. Nilai Hambatan yang dihasilkan oleh jenis digital memiliki tambahan satuan
yang jauh lebih terperinci. Pilihan pengukurannya pun jauh lebih variatif
dibandingkan dengan model analog. Hanya saja, model ini memiliki kekurangan
yaitu susah melakukan monitoring terutama saat Voltase tidak stabil atau naik turun.

Fungsi Ohm meter :


Alat ini memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan Multitester yang lain. Ohm-
meter lebih menitikberatkan pada fungsi Hambatan atau Resistensi saja. Secara rinci,
fungsinya adalah mengukur suatu Hambatan listrik yang menjadi daya yang akan menahan
aliran listrik pada sebuah konduktor. Alat ini menggunakan perangkat galvanometer yang
mampu melihat besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan dikalibrasikan ke dalam satuan
khusus yaitu Ohm.

Selain berfungsi untuk mengatur Hambatan, Ohm-meter juga dapat mendeteksi


adanya kerusakan yang terjadi pada suatu rangkaian listrik. Diantara fungsi deteksi ini ialah
mampu mengecek apakah terdapat saklar, kabel, ataupun sekring yang terbakar atau putus.
Selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan pada titik yang rusak.

Bagian-bagian Ohmmeter:
1. Sekrup.
Bagian ini bertujuan untuk mengatur kedudukan jarum meter. Sebelum memulai
kegiatan pengujian, biasanya jarum penunjuk harus diletakkan pada posisi nol.
Pemutaran sekrup ini bisa dibantu dengan obeng pipih yang kecil.
2. Tombol ‘Zero Ohm Adjust Knob’.
Tombol ini digunakan untuk mengatur jarum meter agar berada pada angka nol atau
Zero. Bagian ini memiliki peran yang penting untuk mendapatkan nilai akurasi yang
tinggi.
3. Saklar Pemilih.
Bagian ini juga sering disebut dengan istilah ‘Range Selector Switch’. Tujuannya tak
lain untuk memilih batas ukuran serta posisi pengukurannya.
4. Lubang Kutub Positif dan Negatif.
Fungsi dari lubang tersebut adalah untuk memasukkan test lead atau ujung kabel.
Untuk kabel yang berwarna merah, tancapkan pada kutub yang (+). Sedangkan kabel
yang berwarna hitam ditancapkan pada kutub (-).
5. Probe (+) dan (-).
Probe di sini adalah test lead atau kabel yang yang terdiri dari dua jenis yaitu hitam
dan merah. Keduanya memiliki arah kutub yang berlawanan yaitu positif dan negatif.
Cara Menggunakan Ohmmeter :

Matikan semua daya pada setiap rangkaian yang sedang diuji dengan cara memtuskan
setiap sambungan yang ada. Hal ini tak lain bertujuan untuk mendapatkan nilai akurasi
yang tepat serta menjamin keselamatan Anda.

1. Pilihlah alat ukur sesuai kebutuhan baik dalam jenis analog maupun digital dengan
auto range yang umum dari 0-10 sampai 0-10.000.
2. Cek kembali kondisi baterai saat pertama membelinya. Biasanya sudah otomatis
berada di dalam alat ukur tersebut atau dalam kemasan terpisah untuk kemudian
dipasang sendiri.
3. Kemudian masukan kabel timah penguji ke dalam soket meteran. Biasanya telah
ditandai dengan warna merah untuk kutub (+) dan warna hitam untuk kutub (-).
4. Aturlah meteran ke arah angka nol atau zero terlebih dahulu. Resistensi nol tersebut
harus selalu diperhatikan pada saat kedua ujung probe tersebut mulai terhubung
satu sama lain.
5. Pilihlah perangkat atau rangkaian listrik yang akan diuji tingkat resistensinya.
Sebagai langkah awal, coba ujikan pada benda yang sebelumnya telah diketahui nilai
hambatannya. Jika sudah akurat, silakan aplikasikan ke dalam peralatan elektronik
yang lain.
6. Sentuhkan satu probe ke ujung suatu rangkaian listrik. Lalu tempelkan ujung probe
lainnya ke ujung yang berbeda. Catatlah hasil pengukuran resistensi dari benda
tersebut.
7. Cek pula kondisi resistensi pada cabang rangkaian atau kabel. Tujuannya untuk
mencari tahu apakah terdapat kerusakan terbuka atau konsleting listrik pada
rangkaian listriknya. Jika menunjukkan ‘infinite Ohm’ atau Ohm tidak terbatas, ini
menunjukkan bahwa tidak ada jalur yang dapat dilalui oleh arus listrik. Artinya, telah
terjadi kerusakan pada bagian konduktor atau terdapat komponen yang terbakar.
8. Pastikan alat ini dalam kondisi Off setelah selesai digunakan. Jika tidak, dapat
menyebabkan konsleting pada probe serta menguras baterai.

Perlu diperhatikan bahwa setiap kali Anda melakukan perpindahan nilai range dari x1 ke
x10 atau yang lainnya, dibutuhkan kalibrasi ulang. Hal ini dikarenakan oleh nilai tahanan
yang berbeda-beda dari setiap perpindahan auto range. Tujuan kalibrasi ini adalah untuk
menjaga kondisi bahan ukur serta instrument ukur agar selalu sesuai dengan spesifikasinya.
Cara Kerja Ohmmeter :
Cara kerja dari alat ukur yang satu ini cukup simple dan sederhana dengan cara
menghasilkan aliran internal arus. Alat yang menggunakan tenaga baterai ini akan
mengukur resistensi atau hambatan yang terjadi antara dua arah yang terdapat pada
perangkat.

Ujung kabel yang berwarna merah dihubungkan ke kutub (+). Sedangkan warna
yang hitam harus dihubungkan ke kutub yang (-). Ketika arus mulai mengalir dari
komponen baterai melalui suatu unit, saat itulah Ohm-meter mulai mengukur penurunan
Voltase serta nilai Hambatan.

Ohmmeter dapat digunakan dalam jangka panjang dalam kondisi baik jika
difungsikan dengan benar dan tepat. Hindari pemakaian alat ukur ini pada kondisi dimana
masih terdapat aliran listrik pada obyek yang diukur. Simpanlah pada tempat yang aman
dan jauh dari pengaruh medan magnet dari benda-benda di sekelilingnya

3. MULTITESTER
Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan istilah multimeter ini adalah sebuah
peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur komponen listrik. Mulai dari
mengukur hubungan Arus litrik (Ampere), Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik
(Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya
tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO meter (Ampere, Voltage, Ohm).

Jenis Jenis Multitester :


Alat ukur rangkaian listrik ini terdiri dari 2 jenis yaitu kategori Analog dan Digital. Berikut
penjelasan singkat mengenai jenis-jenis tersebut.

1. Analog
Jenis alat ukur yang pertama yaitu analog dengan ciri-ciri berupa tampilan jarum
jam yang dilengkapi dengan range-range angka hasil ukur. Dengan kata lain, jenis
Analog lebih manual penghitungannya sehingga dibutuhkan ketelitian terutama saat
menentukan tegangan atau Voltase yang cukup besar. Selain itu, akurasi hasil
perhitungannya juga lebih rendah dibandingkan jenis Digital.
2. Digital
Alat ukur jenis Digital lebih sering digunakan karena cara kerjanya jauh lebih mudah
dan akurat. Hasil alat ukur dapat dengan mudah dibaca pada layar digital yang
tertera. Istilah lain dari multitester jenis ini adalah DVOM ( Digital Volt Ohm Meter)
atau DMM (Digital Multi Meter). Pada tipe Digital, selain dapat mengukur Tegangan,
Hambatan, serta Arus listrik, alat ukur ini juga mampu melakukan pengukuran pada
Hfe transistor yang ada pada tipe-tipe tertentu saja.

Fungsi Multitester :
Perbedaan pada tipe, jenis, serta merk AVO meter yang digunakan, maka fungsi yang
dimiliki pun sedikit berbeda. Namun, beberapa fungsi utama dari alat ukur ini antara lain:

1. Mengukur Arus Listrik.


Fungsi utama AVO meter yang pertama adalah mengukur Arus listrik atau Ampere.
Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur yaitu arus AC (Alternating
Current) dan arus DC (Direct Current). Demi menghindari kerusakan yang terjadi,
maka dihimbau untuk memperhatikan arus listrik yang akan diukur. Jangan sampai
diluar jangkauan batas ukur maksimum.
2. Mengukur Tegangan Listrik.
Fungsi utama yang kedua adalah mengukur Tegangan atau tingkat Voltase dari
komponen listrik. Pada setiap Multitester terdapat saklar selector yang nantinya
berfungsi untuk menentukan batas ukur maksimum. Oleh karenanya, prediksi
terlebih dahulu level tegangan dari rangkaian listrik yang akan diukur.
3. Mengukur Hambatan Listrik.
Fungsi yang ketiga yaitu mengukur tingkat Hambatan atau Resistensi dari suatu
komponen listrik atau resistor yang memiliki unsur resistansi. Penting pula untuk
memperhatikan batas ukur resistensi saat akan menggunakannya.
4. Fungsi Hfe.
Tidak semua alat ukur memiliki fungsi Hfe. Fungsi tersebut digunakan untuk
mengetahui nilai dari faktor penguatan transistor. Fungsi Hfe ini biasanya digunakan
untuk mengukur penguatan transistor yang terdapat pada tipe NPN dan PNP.
5. Mengukur Nilai Kapasitansi.
Fungsi lain yang belum tentu ada pada setiap Multitester adalah mengukur nilai
kapasitansi dari suatu kapasitor. Baik pada tipe Analog maupun Digital, keduanya
memiliki batas ukur tingkat resistansi yang harus diperhatikan.
6. Mengukur Frekuensi Sinyal.
Fungsi yang terakhir adalah untuk mengetahui nilai Frekuensi dari suatu isyarat atau
sinyal pada komponen elektronika.

Bagian bagian Multimeter :

Multimeter memiliki beberapa komponen atau bagain-bagian penting yang harus dipahami

1. Sekrup.
Sekrup berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum jam atau dikenal dengan istilah
Zero Adjust Screw. Sekrup ini bisa diputar ke kanan atau kiri mengunakan alat bantu
obeng.
2. Tombol Pengatur Jarum Penunjuk.
Tombol ini berfungsi untuk mengatur jarum ukur agar berada di posisi nol atau zero.
3. Saklar Selector.
Bagian ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran serta batas pengukurannya.
Biasanya alat ukur ini memiliki 4 posisi pilihan yaitu pengukuran resistansi, arus DC,
tegangan DC, serta tegangan AC.
4. Lubang Kutub Positif (+) dan Negatif (-).
Lubang kutub tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya test lead + (warna
merah) atau – (warna hitam).
5. Saklar Selector Polaritas.
Saklar ini berfungsi untuk memilih polaritas arus DC atau AC.
6. Jarum Penunjuk.
Jarum ini digunakan untuk menunjukkan besaran yang diukur.
7. Skala.
Bagian yang terakhir yaitu skala yang berfungsi untuk membaca hasil akhir dari
komponen listrik yang diukur.

Cara Menggunakan Multimeter :


Langkah-langkah yang harus dilakukan saat menggunakan alat ukur ini adalah sebagai
berikut:

1. Perhatikan terlebih dahulu jarum penunjuk yang memperlihatkan skala pengukuran.


2. Perhatikan pula pengaturan knob atau saklar yang digunakan untuk mengatur fungsi
Ampere, Voltage, ataupun Ohm. Lalu lakukan setting juga pada skala x1, x10 atau
yang lainnya. Pastikan knob pada posisi Off saat sudah tidak digunakan lagi.
3. Tentukan lubang untuk memasukkan kabel jack sesuai dengan fungsi yang
diinginkan. Terdapat dua lubang yaitu (+) dan (–) yang nantinya menunjukkan
polaritas dari tegangan atau probe.
4. Cek kembali apakah baterai telah terpasang dengan baik. Pastikan kondisi baterai
tersebut masih bagus dan berkualitas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan fungsi Ampere, Voltage, atau Ohm:

 Saat mengukur arus (Ampere), pastikan saklar pada posisi DCA. Putarlah saklar
selector pada posisi atau skala di atas arus yang diukur. Hal ini untuk menghindari
kerusakan sekring, Pastikan Power Suplay terhubung ke beban. Silakan baca hasil
pengukuran di layar display.
 Untuk mengukur Tegangan, pastikan saklar berada di posisi AVC. Kemudian pilih
skala pengukuran yang tepat. Jika tidak mengetahui nilai tegangan yang akan diukur,
sebaiknya memilih skala tertinggi untuk menghindari kerusakan. Terakhir
hubungkan Probe ke dalam terminal yang akan diukur. Silakan baca hasilnya di
display.
 Pada saat mengukur Hambatan (Ohm), pastikan saklar di posisi tersebut. Lalu pilih
skala yang diukur. Hubungkan Probe ke dalam komponen Resistor dan bacalah
hasilnya di display.

Cara Kerja Multimeter:


Alat ukur Multitester ini memiliki cara kerja yang cukup unik. Di dalam alat ini
terdapat sebuah kumparan yang terbuat dari bahan tembaga. Kumparan tersebut diletakkan
di antara dua kutub yaitu Utara dan Selatan. Pada kumparan tersebut terdapat sebuah jarum
ukur atau jarum meter sebagai penunjuk skala. Apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri
oleh arus lisrik, maka jarum jam akan bergerak menuju skala tertentu.

Multimeter memiliki peran yang sangat penting karena dapat mengecek kondisi
suatu rangkaian listrik. Kesalahan yang terjadi dapat diketahui dengan tingkat akurasi yang
tinggi. Oleh karena itu, keberadaan alat ini begitu berharga bagi para ahli elektronika. Alat
ini sangat ringan dan mudah untuk dibawa kemana-mana.

Penutup
Kesimpulan :
1. Didalam pelaksanaan suatu pengukuran arus,multitester harus dilalui
kuat arus yang hendak diukur besarnya,sehingga harus dihubungkan
secara seri dengan alat pemakai (beban).
2. Multitester tidak akan mengukur harga kuat arus yang sebenarnya, akan
tetapi suhu yang lebih rendah dari pada itu
3. Untuk memperluas batas ukur volt meter perlu ditambahkan syatu
tahanan muka yang berguna untuk membatasi arus pada tegangan yang
lebih tinggi dari pada tegangan yang ditetapkan.
Daftar Pustaka
https://docplayer.info/64548889-Fakultas-teknik-universitas-negeri-yogyakarta-alat-ukur-dan-
pengukuran.html
https://www.pengelasan.net/ohmmeter/
https://www.pengelasan.net/multimeter/

Anda mungkin juga menyukai