Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah

melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari

hingga dua minggu sejak kelahiran bayi.

Dewasa ini semakin tampak adanya fenomena perubahan prilaku

menyimpang atau sejenisnya yang ada pada masyarakat kita. Hal ini bisa

disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah

faktor yang berhubungan erat dengan kondisi biologis, sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar. Bicara perihal perubahan

perilaku, berarti berbicara perihal yang berkaitan erat dengan masalah psikologi .

(Suryani, 2008).

Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional

setelah melahirkan. Di mana suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering

tampak dalam minggu pertama setelah persalinan, dan ditandai dengan gejala-

gejala seperti : reaksi depresi /sedih/disforia, menangis , mudah tersinggung

(iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri,

gangguan tidur dan gangguan nafsu makan selama periode postpartum

merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik

primipara maupun multipara.

1
2

Kumpulan gejala-gejala di atas disebut baby blues. Baby blues yang

berlangsung tidak lebih dari dua minggu, tidak memerlukan pengobatan (sembuh

spontan. (News/2009).

Post-partum blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun

1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan

disforia ringan pasca-salin yang disebut sebagai ‘milk fever ‘ karena gejala

disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi.

Di Indonesia kurangnya perhatian terhadap masalah baby blues. Tidak

sedikit orang yang menganggap baby blues syndrom hanya dialami wanita-

wanita di luar Indonesia. Serta masih kentalnya tradisi membantu kerabat yang

baru melahirkan, semakin memperkuat keyakinan kalau wanita Indonesia ‘kebal’

terhadap baby blues syndrome. Padahal hasil penelitian yang dilakukan di Jakarta

oleh dr. Irawati Sp.Kj menunjukkan 25% dari 580 ibu yang menjadi

Respondennya mengalami sindroma ini. (healthy.blogspot.com/2008/11/baby

blues tak boleh dianggap enteng).

Dalam riset ilmiah yang dilakukan pakar kehamilan diberitakan bahwa 70-

80% wanita yang pertama kali melahirkan (baru jadi ibu) mengalami sindrom

”Baby Blues” yang akan mulai tampak pada hari kedua atau ketiga persalinan

(Husain, 2008 :157).

Meskipun secara statistik ada indikasi terdapat lebih dari 80% wanita

mengalami perubahan emosi pasca persalinan termasuk “post partum blues”


3

tidak semua emosi membutuhkan penanganan serius, karena perasaan itu akan

hilang dengan sendirinya setelah 2 minggu kemudian. (Reiss 2004, hal 178)

Dari penelitian terdahulu di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum I La GaLigo

Wotu terdapat 30 orang ibu postpartum, dari hasil wawancara dan observasi

kepada 30 ibu postpartum didapatkan hasil 53% ibu post partum belum

mengetahui tentang post partum blues terutama pada ibu primigravida.

Dari latar belakang Dan fenomena yang ada maka, Peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang post partum blues di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum I La GaLigo

Wotu Periode Juli - Agustus Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas tentang post partum blues di

Ruang Nifas Rumah Sakit Umum I La GaLigo Wotu Periode Juli - Agustus

Tahun 2016.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang post partum

blues di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum I La GaLigo Wotu Periode Juli -

Agustus Tahun 2016.


4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang pengertian post

partum blues di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum I La GaLigo Wotu

Periode Juli - Agustus Tahun 2016.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi post partum blues di Ruang Nifas Rumah Sakit

Umum I La GaLigo Wotu Periode Juli - Agustus Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang cara

pencegahan dan penatalaksanaan dari post partum blues di Ruang Nifas

Rumah Sakit Umum I La GaLigo Wotu Periode Juli - Agustus Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang post partum

blues yang dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya, yang ingin meneliti

hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Manfaat praktis.

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai masukan, bahwa perlunya memberi pengetahuan tentang sindrom

baby blues kepada ibu-ibu antepartum maupun in partu sehingga ibu dapat

mengetahuinya.
5

b. Bagi Ibu /Responden

Untuk meningkatkan Pengetahuan ibu nifas di Rumah Sakit I La Galigo

Wotu.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan untuk meningkatkan Pelayanan Kebidanan pada ibu nifas

terutama pada minggu pertama Post Partum, terutama dalam melakukan usaha

dan promosi serta Preventif fisik atau psikis ibu nifas.

4. Bagi Peneliti.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan

dalam melakukan penelitian selanjutnya serta sebagai penerapan ilmu yang

telah didapat selama dibangku kuliah.

5. Bagi Institusi.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memberikan mata

kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini Sebagai bahan pengetahuan dan

gambaran tentang post partum blues.

Anda mungkin juga menyukai