Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

Heat Stress Pada Juru Masak Instalasi Gizi Rumah Sakit Ibnu Sina

Kemal Taufik Azis


Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Latar belakang : Tekanan panas atau heat stress adalah batasan kemampuan penerimaan
panas yang diterima pekerja dari kontribusi kombinasi metabolisme tubuh akibat melakukan
pekerjaan dan faktor lingkungan (seperti temperatur udara, kelembaban, pergerakan udara, dan
radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan. Keadaan heat stress ringan ataupun
sedang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan berakibat buruk terhadap penampilan kerja dan
keselamatan, meskipun hal ini tidak menimbulkan kerugian dalam hal kesehatan pekerja. Pada saat
heat stress mendekati batas toleransi tubuh, risiko terjadinya kelainan kesehatan menyangkut
panas akan meningkat. Jika tubuh terpapar panas, maka sistem yang ada didalam tubuh akan
menpertahankan suhu tubuh internal agar tetap pada suhu normal (36-38 C) dengan cara
mengalirkan darah lebih banyak kekulit dan mengeluarkan cairan atau keringat. Pada saat
demikian jantung bekerja keras memompa darah ke kulit untuk mendinginkan tubuh, sehingga
darah lebih banyak bersirkulasi di daerah kulit luar. Ketika suhu lingkungan mendekati suhu tubuh
normal, maka pendinginan makin sulit dilakukan oleh sistem tubuh. Jika suhu luar sudah berada
diatas suhu tubuh maka sirkulasi darah dan keringat yang keluar tidak mampu menurunkan suhu
tubuh kesuhu normal. Dalam kondisi seperti ini, jantung terus memompa darah ke permukaan
tubuh, kelenjar keringat terus mengeluarkan cairan yang mengandung elektrolit ke permukaan
kulit dan penguapan keringat menjadi cara yang efektif untuk mempertahankan suhu tubuh agar
tetap konstan.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional melalui proses walk through survey. Data yang digunakan berupa kebiasaan responden,
dan data faktor-faktor pencetus heat stress di instalasi dapur gizi, seperti penggunaan alat, dan
kompor yang mengeluarkan haba dan system ventilasi yang tidak baik. Data pengukuran adanya
kecenderungan mengeluhkan keluhan mual, pusing, keringat berlebihan, denyut jantung laju, dan
suhu tubuh meningkat. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis heat stress
yang berlangsung saat melakukan pekerjaan. Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis
pekerjaan yang dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja dari 9 pekerja, mengeluh heat stress.
Hasil : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional melalui proses walk through survey. Data yang digunakan berupa kebiasaan responden,
dan data faktor-faktor pencetus heat stress, seperti faktor fisik yaitu bekerja dengan alat yang
mengeluarkan haba dan ventilasi tempat bekerja yang tidak bagus.

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 1


Kesimpulan : Studi kasus ini menunjukkan bahwa heat stress adalah salah satu penyakit akibat
kerja di ruangan yang menggunakan alat yang mengeluarkan haba dan mempunyai ventilasi yang
tidak baik. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memasang AC di tempat
kerja..
Kata Kunci : Faktor fisik, Heat stress, Dapur gizi

Latar Belakang : suhu tubuh normal karena besarnya


Lingkungan kerja merupakan beban panas dari luar.
tempat yang potensial mempengaruhi Jika tubuh terpapar panas, maka
kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang sistem yang ada di dalam tubuh akan
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja mempertahankan suhu tubuh internal
antara lain faktor fisik, faktor kimia, agar tetap pada suhu normal (36-38 C)
faktor ergonomik, dan faktor biologis. dengan cara mengalirkan darah lebih
Pengenalan dini oleh dokter banyak kekulit dan mengeluarkan cairan
terhadap pola penyakit akibat pemajanan atau keringat. Pada saat demikian
bahaya potensial kerja menimbulkan jantung bekerja keras memompa darah
kewaspadaan bagi petugas kesehatan ke kulit untuk mendinginkan tubuh,
dengan melakukan tindakan pengawasan sehingga darah lebih banyak bersirkulasi
dan bagi perusahaan dengan di daerah kulit luar. Ketika suhu
meningkatkan tindakan perlindungan lingkungan mendekati suhu tubuh
bagi para pekerja. normal, maka pendinginan makin sulit
Heat Stress adalah Reaksi fisik dilakukan oleh sistem tubuh. Jika suhu
dan fisiologis pekerja terhadap suhu luar sudah berada diatas suhu tubuh
yang berada diluar kenyamanan bekerja. maka sirkulasi darah dan keringat yang
Paparan panas terhadap tubuh dapat keluar tidak mampu menurunkan suhu
berasal dari lingkungan kerja (panas tubuh ke suhu normal. Dalam kondisi
eksternal), panas yang berasal dari seperti ini, jantung terus memompa
aktivitas kerja (panas internal) dan panas darah ke permukaan tubuh, kelenjar
karena memakai pakaian yang terlalu keringat terus mengeluarkan cairan yang
tebal. Heat stress terjadi apabila tubuh mengandung elektrolit ke permukaan
sudah tidak mampu menyeimbangkan kulit dan penguapan keringat menjadi

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 2


cara yang efektif untuk mempertahankan ditandai dengan penurunan frekuensi
suhu tubuh agar tetap konstan. Namun denyut nadi dan suhu tubuh yang
jika kelembaban udara cukup tinggi, dilakukan dengan pembentukan keringat.
maka keringat tidak dapat menguap dan b.Umur
suhu tubuh tidak dapat dipertahankan, Daya tahan seseorang terhadap
dalam kondisi ini tubuh mulai terganggu. panas akan menurun pada usia tua.
Kondisi ini mempengaruhi kemampuan Orang yang lebih tua akan memproduksi
individu untuk bekerja dilingkungan keringat lebih lambat dibandingkan
panas. Dengan banyaknya darah dengan orang yang lebih muda, sehingga
mengalir kekulit luar, maka pasokan orang yang lebih tua memerlukan waktu
darah ke otak, otot-otot aktif dan organ yang lama untuk mengembalikan suhu
internal lainnya menjadi berkurang tubuh menjadi normal setelah terpapar
sehingga kelelahan dan penurunan panas.
kekuatan tubuh mulai lebih cepat terjadi. c. Jenis Kelamin
Konsentrasi bekerja juga mulai Adanya perbedaan kecil aklimatisasi
terganggu. antara laki-laki dan wanita. Wanita tidak
Faktor-Faktor yang dapat beraklimatisasi dengan baik seperti
mempengaruhi Heat Stress meliputi : laki-laki. Hal ini dikarenakan mereka
aklimatisasi, umur, jenis kelamin, mempunyai kapasitas kardiovaskuler
perbedaan suku bangsa, ukuran tubuh yang lebih kecil1
dan gizi. Berbeda dengan cara
a. Aklimatisasi menegakkan dignosis penyakit umum,
Aklimatisasi adalah suatu proses dalam menegakkan diagnosis penyakit
adaptasi fisiologis yang ditandai dengan akibat kerja memerlukan hal khusus
pengeluaran keringat, penurunan denyut dalam anamnesis dan pemeriksaannya
nadi, dan penurunan suhu tubuh sebagai fisik ataupun penunjang yang pada
akibat pembentukan keringat. prinsipnya berkaitan dengan pekerjaan
Aklimatisasi terhadap suhu tinggi yang dapat ditempuh dengan langkah-
merupakan hasil penyesuaian diri langkah pengenalan lingkungan kerja
seseorang terhadap lingkungannya. (walk through inspection), lalu
Untuk aklimatisasi terhadap panas mengevaluasi lingkungan kerja dan

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 3


terakhir langkah pengendalian melanjutkan survey. Selain itu,
lingkungan kerja (environmental control penelitian dengan studi ini tidak
measures). menggambarkan perjalanan penyakit,
insiden, maupun prognosis penyakit.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Bahan
penelitian deskriptif dengan pendekatan Bahan yang digunakan pada
cross sectional melalui proses walk survei ini adalah checklist yang di buat.
through survey. Data yang digunakan Checklist ini dibuat berdasarkan
berupa kebiasaan responden, dan data informasi yang diperlukan daripada
faktor-faktor pencetus heat stress, seperti tujuan survei ini dilakukan. Pada survei
penggunaan alat yang mengeluarkan ini, informasi yang diperlukan adalah
haba di dalam ruangan. Data pengukuran ada tidaknya faktor hazard, alat kerja apa
adanya kecenderungan mengeluhkan yang digunakan, alat pelindung diri yang
keluhan seperti mual, pusing, keringat digunakan, ketersediaan obat p3k di
berlebihan, suhu tubuh meningkat, tempat kerja, keluhan atau penyakit yang
denyut jantung yang meningkat. Sampel dialami pekerja.
dalam penelitian ini adalah pasien Peralatan yang diperlukan untuk
dengan diagnosis heat stress yang masih melakukan walk through survey antara
berlangsung saat melakukan pekerjaan. lain:
Distribusi sampel penelitian berdasarkan i. Alat tulis menulis: Berfungsi
jenis pekerjaan yang dilakukan, sebagai media untuk pencatatan
didapatkan hasil 1 pekerja dari 9 pekerja, selama survey jalan sepintas.
mengeluh heat stress. ii. Kamera digital: Berfungsi
Akan tetapi penelitian ini sebagai alat untuk memotret
terdapat beberapa kelemahan yaitu kegiatan dan lingkungankerja
kurangnya jumlah kasus yang iii. Check List: Berfungsi sebagai
didapatkan, berat- ringannya kasus yang alat untuk mendapatkan data
sulit ditentukan karena keterbatasan primer mengenai
sarana pemeriksaan, dan kurangnya survey jalan sepintas yang
waktu yang didapatkan untuk dilakukan.

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 4


Cara mengantisipasi dan mengenal potensi
Cara survey yang dilakukan bahaya yang ada dan mungkin akan
adalah dengan menggunakan Walk timbul di tempat kerja atau pada petugas
Through Survey. Teknik Walk Through dan menginventarisir upaya-upaya K3
Survey juga dikenali sebagai yang telah dilakukan mencakup
Occupational Health Hazards. Untuk kebijakan K3, upaya pengendalian,
melakukan survei ini, dapat dimulai pemenuhan peraturan perundangan dan
dengan mengetahui tentang manejemen sebagainya.
perencanaan yang benar, berdiskusi Lokasi Survey
tentang tujuan melakukan survey, dan Survey dilakukan di RS Ibnu Sina,
menerima keluhan-keluhan baru yang Makassar selama sehari pada tanggal 8
releven. Februari 2017.
Bahaya apa dan dalam situasi yang
bagaimana bahaya dapat timbul, No Tanggal Kegiatan
merupakan sebagai hasil dari
penyelenggaraan kegiatan Walk Through - Diterima di
Survey. Mengenal bahaya, sumber bagian K3 RS
bahaya dan lamanya paparan bahaya Ibnu Sina
terhadap pekerja. - Pengarahan
Pihak okupasi kesehatan dapat 8 Februari kegiatan
1.
kemudian merekomendasikan 2017 - Walk through
monitoring survey untuk memperoleh survey
kadar kuantitas eksposur atau kesehatan - Pembuatan
okupasi mengenai risk assessment. laporan walk
Walk Through Survey ini adalah through survey
bertujuan untuk memahami proses - Pembuatan
9 Februari
produksi, denah tempat kerja dan 2. status okupasi
2017
lingkungannya secara umum. Selain itu, dan artikel
mendengarkan pandangan pekerja dan
- Presentasi
pengawas tentang K3, memahami 3.
10 Februari laporan walk
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 5


2017 through survey suhu ruangan dapur yang melebihi batas
normal yaitu 28oC-28.5oC dapat
Jadwal kegiatan survei menimbulkan heat strain dan

HASIL menyebabkan heat stress.

Pada penelitian ini diambil Berdasarkan data yang telah

sampel dalam salah satu bagian didapatkan, ditemukan berbagai faktor

pekerjaan di Instalasi Dapur Gizi RS yang mempengaruhi terjadinya keluhan,

Ibnu Sina di bagian pengolahan makanan dan faktor fisik menjadi lebih dominan.

dan dari perhitungan sampel didapatkan Didukung dari penelitian lain yang di

sampel sebanyak 1 dari 9 pekerja (total lakukan menyatakan bahwa terdapat

jumlah pekerja). beberapa faktor risiko terjadinya

Dari rencana waktu yang telah Di mulai dari edukasi dari pihak

ditetapkan, terkumpul data yang yang terkait mengenai penyakit akibat

didapatkan dari check list yang dibuat. kerja terkhusus heat stress sendiri. Mesin

Dari hasil check list diperoleh 1) pekerja yang mengeluarkan haba jika berada di

perempuan, mengeluh mual dan pusing, ruangan yang ventilasi yang tidak bagus

dalam jangka waktu beberapa jam. Dan bisa menyebabkan pekerja terkena heat

sisanya mengeluh penyakit yang stress. Jadi sebagai pencegahannya bisa

berbeda, yang juga berhubungan dengan membuka jendela di ruangan yang

pekerjaan. panas, menggunakan kipas atau alat

Faktor yang dominan penghawa dingin, sering meminum air

berpengaruh dalam heat stress berupa dan memakai pakaian yang menyerap

paparan pada lingkungan kerja yang keringat.

menggunakan alat yang mengeluarkan


haba dan ventilasi yang tidak baik. DISKUSI

Berdasarkan survei yang Heat Stress adalah Reaksi fisik dan

dilakukan “Department Of Occupational fisiologis pekerja terhadap suhu yang


Safety And Health Ministry Of Human
berada diluar kenyamanan bekerja.
Resources Malaysia, Guidelines On
Heat Stress Management At Work Place Paparan panas terhadap tubuh dapat

, Malaysia 2016” 'membuktikan bahwa berasal dari lingkungan kerja (panas

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 6


eksternal), panas yang berasal dari b. Berkeringat

aktivitas kerja (panas internal) dan panas Pengeluaran keringat melalui kulit

karena memakai pakaian yang terlalu terjadi sebagai efek peningkatan

tebal. Heat stress terjadi apabila tubuh suhu yang melewati batas kritis,

sudah tidak mampu menyeimbangkan yaitu 37°C. pengeluaran keringat

suhu tubuh normal karena besarnya menyebabkan peningkatan

beban panas dari luar. Mekanisme tubuh pengeluaran panas melalui

ketika suhu tubuh meningkat yaitu : evaporasi. Peningkatan suhu tubuh

a. Vasodilatasi sebesar 1°C akan menyebabkan

Vasodilatasi pembuluh darah perifer pengeluaran keringat yang cukup

hampir dilakukan pada semua area banyak sehingga mampu membuang

tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan panas tubuh yang dihasilkan dari

oleh hambatan dari pusat simpatis metabolisme basal 10 kali lebih

pada hipotalamus posterior yang besar. Pengeluaran keringat

menyebabkan vasokontriksi merupakan salah satu mekanisme

sehingga terjadi vasodilatasi yang tubuh ketika suhu meningkat

kuat pada kulit, yang melampaui ambang kritis.

memungkinkan percepatan Pengeluaran keringat dirangsang

pemindahan panas dari tubuh ke oleh pengeluaran impuls di area

kulit hingga delapan kali lipat lebih preoptik anterior hipotalamus

banyak. melalui jaras saraf simpatis ke

seluruh kulit tubuh kemudian

menyebabkan rangsangan pada saraf

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 7


kolinergic kelenjar keringat, yang kerja, diagnosisnya hanya bersifat
subjektif.
merangsang produksi keringat.
Keterbatasan lainnya adalah tidak
Kelenjar keringat juga dapat
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
mengeluarkan keringat karena terhadap seluruh responden, karena
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan
rangsangan dari epinefrin dan
keterbatasaan waktu penelitian, karena
norefineprin.
untuk menganalisa faktor terjadinya
c. Penurunan pembentukan panas kasus penyakit dengan keluhan perlu
diketahui riwayat penyakit terdahulu dan
Beberapa mekanisme pembentukan
riwayat pekerjaan di tempat lain yang
panas, seperti termogenesis kimia
mungkin berhubungan dengan keluhan
dan menggigil dihambat dengan yang dirasakan sekarang.
Penelitian ini juga tidak
kuat.
mengklasifikan berat ringannya
KETERBATASAN PENELITIAN
penyakit, berdasarkan keluhan dari
Penelitian ini tentunya tidak
pekerja, juga tidak dapat menentukan
terlepas dari keterbatasan, adapun
penatalaksanaan yang tepat untuk
keterbatasan dari penelitian ini adalah
mencegah atau mengurangi keluhan
checklist yang dibuat hanya menentukan
yang dirasakan atau akan dirasakan nanti
hubungan penyakit akibat kerja, tapi
di masa yang akan datang.
tidak dapat menentukan insidens, berat
Sehingga perlu penelitian yang
ringannya penyakit, dan prognosis
lebih mendalam dan pemeriksaan yang
penyakit. Selain itu checklist yang hanya
lebih lengkap untuk dapat menilai secara
terfokus pada faktor penyebab penyakit
keseluruhan penyebab dari keluhan yang
akibat kerja, tidak memenuhi semua
dirasakan oleh pekerja.
poin-poin yang diperlukan untuk
mendiagnosis penyakit dari keluhan
yang dirasakan. Demikian pula untuk
survey menilai faktor psikososial akibat

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 8


KESIMPULAN di daerah kulit luar. Ketika suhu
lingkungan mendekati suhu tubuh
Tekanan panas atau heat stress
normal, maka pendinginan makin sulit
adalah batasan kemampuan penerimaan
dilakukan oleh sistem tubuh. Jika suhu
panas yang diterima pekerja dari
luar sudah berada diatas suhu tubuh
kontribusi kombinasi metabolisme tubuh
maka sirkulasi darah dan keringat yang
akibat melakukan pekerjaan dan faktor
keluar tidak mampu menurunkan suhu
lingkungan (seperti temperatur udara,
tubuh kensuhu normal.
kelembaban, pergerakan udara, dan
Pada pekerja di Instalasi Dapur
radiasi perpindahan panas) dan pakaian
Gizi RS Ibnu Sina keluhan penyakit
yang digunakan.
berupa heat stress dapat diakibatkan oleh
Keadaan heat stress ringan
haba panas yang dikeluarkan kompor gas
ataupun sedang dapat menyebabkan rasa
tersebut. Selain mesin faktor ventilasi
tidak nyaman dan berakibat buruk
bisa menyebabkan heat stress di instalasi
terhadap penampilan kerja dan
dapur gizi.
keselamatan, meskipun hal ini tidak
Sebaagai langkah pencegahan,
menimbulkan kerugian dalam hal
pekerja haruslah minum air dengan
kesehatan pekerja. Heat stress terjadi
kuantiti yang cukup, membuka tingkap
apabila tubuh sudah tidak mampu
untuk pengudaraan yang baik,
menyeimbangkan suhu tubuh normal
menggunakan kipas atau alat penghawa
karena besarnya beban panas dari luar.
dingin untuk mendinginkan suhu
Jika tubuh terpapar panas, maka
ruangan.
sistem yang ada didalam tubuh akan
Penelitian ini tentunya tidak
menpertahankan suhu tubuh internal
terlepas dari keterbatasan, adapun
agar tetap pada suhu normal (36-38 C)
keterbatasan dari penelitian ini adalah
dengan cara mengalirkan darah lebih
checklist yang dibuat hanya menentukan
banyak kekulit dan mengeluarkan cairan
hubungan penyakit akibat kerja, tapi
atau keringat. Pada saat demikian
tidak dapat menentukan insidens, berat
jantung bekerja keras memompa darah
ringannya penyakit, dan prognosis
ke kulit untuk mendinginkan tubuh,
penyakit.
sehingga darah lebih banyak bersirkulasi

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 9


DAFTAR PUSTAKA

1. Hiroe Matsuzu, Akiyoshi Ito,


Makoto Ayabe, Yasuo Haruyama,
Shigeru Tomita, Shizuo Katamoto
And Takashi Muto, The Effects of
Work Environments On Thermal
Strain On Workers In Commercial
Kitchens, Japan, August 1, 2011.
2. Department Of Occupational
Safety And Health Ministry Of
Human Resources Malaysia,
Guidelines On Heat Stress
Management At Work Place ,
Malaysia 2016

Artikel Kesehatan Kedokteran Okupasi FK Unhas Page 10

Anda mungkin juga menyukai