Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Profil Lahan Praktik

Bogor merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa

Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan

wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya

21,56 km², dan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2013). Kota Bogor

dikenal sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan tahunan yang

lebih tinggi dari daerah lain di Indonesia. Curah hujan rata-rata pertahun di

Bogor adalah 3.500 hingga 4.000 milimeter. Hampir setiap hari turun

hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan".

Pada masa kolonial Belanda Bogor dikenal dengan

nama Buitenzorg (berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram").

Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat

pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga

dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19.

Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20. Hari jadi

Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena

tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai

raja dari Kerajaan Pajajaran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah

menetapkan Kota Bogor sebagai salah satu Kota penyangga kota Jakarta.

Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung

semua aktivitas. pemerintahan, perdagangan, dan industri. Ada

93
beberapa hal yang menarik dari Kota Bogor, kota ini ini memiliki

sistem government yang cukup baik didukung dengan penggunaan

webGIS yang mudah digunakan. Berikut ini adalah rincian Profil Kota

Bogor. Dan pada Tahun 2016 Kota Bogor menjadi pemenang "We Love

Cities and The Most Lovable City in The World" oleh WWF (World Wide

Fund for Nature)

Kelurahan Mulyaharja yang beralamat di Jalan Cibeureum No.13

Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor adalah

sebagai salah satu bagian unit kerja organisasi yang merupakan perangkat

Kecamatan Bogor Selatan, memiliki ciri dan karakteristik sebagai Desa

menjadi Kelurahan baik dilihat dari perspektif territorial, kehidupan,

ekonomi, sosial dan lingkungan. Dimana Kelurahan Mulyaharja dulunya

merupakan salah satu Desa dibawah pemerintahan Kabupaten Bogor.

Dengan adanya pemekaran Kota Bogor ( PP No. 2 tahun 1995 dan

Instruksi Menteri Dalam Negeri tahun 1995 tangga 24 Agustus 1995

tentang perubahan batas – batas wilayah Kotamadya DT. II Bogor ) dan

Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2001 tentang perubahan Desa menjadi

Kelurahan, maka Desa Mulyaharja masuk ke dalam wilayah Kota Bogor

dan berubah status menjadi Kelurahan pada tanggal 01 September 2001.

Sebagian besar penduduk yang tinggal di Mulyaharja merupakan

kelompok etnis sunda. Secara umum perilaku kehidupan mereka

dipengaruhi oleh gaya hidup yang modern. Penduduk yang berada di

Kelurahan Mulyaharja terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Baik

94
penduduk asli maupun pendatang memiliki kepercayaan yang dianutnya

masing-masing. Tingkat pendidikan masyarakat Mulyaharja Sebagian

besar masyarakat di Kelurahan Mulyaharja berpendidikan rendah.

Mayoritas masyarakat Mulyaharja berpendidikan hanya pada tingkat SD.

Bidang kesehatan, di Kelurahan Mulyaharja terdapat satu unit

puskesmas pembantu, satu unit poliklinik atau balai pengobatan, tiga belas

unit posyandu, satu unit toko obat, satu unit balai pengobatan masyarakat

milik swasta, dan satu unit praktek dokter. Semua fasilitas di bidang

kesehatan yang ada, telah tersebar di Kelurahan Mulyaharja. Masyarakat

disana sudah terbiasa dengan pengobatan modern. Namun, jika

pengobatan modern tidak berhasil menyembuhkan penyakit yang diderita,

maka masyarakat mempunyai alternatif pengobatan lainnya yakni melalui

dukun.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan konsep terkait dan konsep

kasus terkait.

Pola makan dan pola hidup yang salah merupakan faktor

pemicu Hipertensi. Berikut ini beberapa makanan pemicu serangan

Hipertensi Makanan manis memang menggugah selera, tetapi

mengkonsumsinya secara berlebihan dapat meningkatkan glukosa-kadar

gula dalam darah. Terlalu banyak asupan makanan manis juga dapat

menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas dapat

mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah

meningkat yang memicu terjadi hipertensi dan berisiko stroke. Keripik,

95
kerupuk dan gorengan Beragam kudapan, seperti muffin, donat, keripik,

kerupuk atau camilan panggang lain biasanya menjadi makanan wajib saat

menemani aktivitas Anda. Padahal semua jenis kudapan itu mengandung

lemak trans tinggi yang dapat meningkatkan hipertensi. Lemak trans

memiliki beberapa sifat jahat, seperti menyumbat saluran pembuluh darah

dan meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) pada tubuh. Menurut hasil

studi Institute for Health Clinic dan Harvard University Cleveland,

pemanis tambahan di soda dapat meningkatkan kadar gula darah dan

insulin sehingga bisa memicu terjadinya peradangan dan resistensi insulin.

Bila keadaan itu terus-terusan terjadi, suplai oksigen melalui pembuluh

darah ke otak bisa mengalami penyumbatan akibat zat aktif yang terdapat

dalam soda. Makanan kaleng dan cepat saji pada umumnya mengandung

kadar sodium dan garam tinggi. Konsumsi berlebihan dua zat ini dapat

meningkatkan risiko terkena hipertensi (LusiaKusAnna,2014).

Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus diatas, Keluarga Tn.M

menjalankan pola hidup yang tidak sehat yaitu dengan cara merokok dan

mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, berlemak dll , tidak berbeda

jauh juga dengan keluarga Ny.T yang mengkonsumsi makanan yang tinggi

garam, ikan Asin dll. Faktor lingkungan yang dipadati dengan berbagai

macam makanan yang tidak sehat dan pengetahuan yang minim/kurang

membuat banyak orang tidak mengetahui akan dampak dari pola makan

dan pola hidup yang salah. Pola makan dan pola hidup yang salah menjadi

salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi.

96
Selain pola makan dan pola hidup yang salah faktor lain yang

memicu hipertensi adalah genetik. Walau genetik berpengaruh terhadap

risiko stroke, gaya hidup memainkan peranan lebih besar. Dari kedua

kasus diatas, ternyata keluarga Tn.M mengatakan Tn.M memiliki riwayat

Hipertensi dari keluarga yang bukan lain adalah ayah kandungnya sendiri.

4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait

Salah satu intervensi yang telah dilakukan penulis untuk mengatasi

masalah kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M dan keluarga

Tn.S khususnya Ny.T adalah Latihan Terapi YOGA. Intervensi tersebut

dilakukan selama 6 kali pertemuan berdasarkan kondisi dari Tn.M dan

Ny.T yang mengalami sakit kepala, pusing, sulit tidur pada malam hari

sering makan ikan asin dan selalu merokok sehingga mengalami

peningkatan tekanan darah. Intervensi tersebut dilakukan berdasarkan

penelitian (Hikmaharidha, 2011 dalam Suri, 2017). pembuluh darah

mengalami pelebaran dan relaksasi, serta dapat mengurangi resiko dari

penumpukan lemak yang terdapat pada dinding pembuluh darah sehingga

menjaga elastisitas pembuluh darah Senam yoga berperan menurunkan

tekanan darah karena senam yoga menstimulasi pengeluaran hormon

endorfin. Endorfin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh pada saat

relax/tenang. Hal ini sangat berkaitan dengan gerakan dalam senam yoga

hatha yang dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana berfokus pada

pengendalian sistem pernapasan. Gerakan-gerakan tersebut menstimulasi

pengeluaran hormon endorfin. Endorfin dihasilkan di otak dan susunan

97
syaraf tulang belakang. Hormon ini berfungsi sebagai obat penenang alami

yang diproduksi oleh otak yang melahirkan rasa nyaman dan

meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh untuk mengurangi tekanan

darah.

Penatalaksanaan non farmakologi dengan senam yoga teratur

selama 30-45 menit dan dilakukan 2-3 kali seminggu terbukti lebih

efektif menurunkan tekanan darah (tekanan darah sistolik turun 4-8

mmHg).

Intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji tingkat pengetahuan

keluarga tentang hipertensi, mendiskusikan bersama keluarga tentang

pengertian hipertensi, penyebab, tanda gejala hipertensi dan pencegahan

penurunan kekuatan otot ekstremitas akibat hipertensi dengan cara latihan

senam terapi yoga yang dapat dilakukan oleh keluarga kepada klien,

memberikan informasi sesuai permintaan keluarga, membantu keluarga

untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang mungkin akan membantu

dalam membuat pilih, menjelaskan tujuan dan manfaat dari senam yoga

mengajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan latihan Yoga

mendiskusikan bersama keluarga tentang modifikasi lingkungan yang

bersih dan sehat, dan menjelaskan manfaat mengunjungi pelayanan

kesehatan yang terdekat dan menjelaskan pentingnya pemeriksaan

kesehatan keluarga.

98
4.4. Implikasi Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipertensi

Berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada 2 klien penderita hipertensi,

bahwa masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan sangatlah kurang.

Berdasarkan pengkajian pada kedua kasus tersebut klien dan keluarga

tampak bertanya-tanya tentang hipertensi pada penulis. Untuk mengatasi

masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan penulis melakukan diskusi

bersama keluarga dan klien mengenai definisi, penyebab, tanda gejala, dan

pencegahan peningkatan tekanan darah tinggi dan senam yoga. yang dapat

dilakukan oleh keluarga kepada pasien. Dengan melakukan asuhan

keperawatan yaitu terapi senam Yoga dapat dilakukan oleh keluarga

kepada Tn.M dan Ny.T dapat mengatasi masalah ketidakefektifan

manajemen kesehatan. Edukasi dan pengajaran Terapi senam YOGA

yang perlu diberikan dan dilakukan kepada pasien dan keluarga sebaiknya

diberikan dan dilakukan setiap hari 2 pada saat pertemuan. Edukasi dan

terapi yang di berikan dan diajarkan kepada klien dan keluarga dengan

harapan dapat mengingat dan melakukannya.

Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada setiap individu

berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya,

diantaranya : Faktor Usia, pendidikan, jenis kelamin, pendukung, stress,

dan pengalaman klien merespon dan mengimplementasikan Terapi senam

YOGA itu sendiri.

99
Setelah dilakukan intervensi keperawatan senam YOGA pada

kedua klien tersebut didapatkan hasil yang berbeda. Dimana kasus I

(Tn.M) mengalami peningkatan dan perubahan setelah dilakukan

intervensi tersebut. Sedangkan pada kasus II (Ny.T) hasil juga mengalami

perubahan dikarenakan dipicu dengan suport dari keluarga, dan dari diri

ibu sendiri yang mau berusaha untuk sembuh.

Terapi dengan cara senam yoga dapat dijadikan tambahan

informasi bagi perawat dalam memberikan terapi non farmakologi dan

dijadikan sebagai acuan dalam memberikan intervensi khususnya pada

keperawatan komunitas dan penyuluhan tentang pentingnya terapi senam

YOGA untuk pasien dengan Hipertensi.

100

Anda mungkin juga menyukai