Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Nama : Ellen Watimury


NIM :

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. Pengertian
Diare didefinisikan sebagai buang air encer tiga kali lebih dalam sehari (WHO,
2010). Menurut Hadi (2010) diare adalah buang air besar melebihi normal karena passage
balus makanan terlalu cepat sebagai akibat hiperperistaltik sehingga reabsorbsi air dalam
usus besar terganggu, menyebabkan frekuensi buang air besar melebihi normal, tinja yang
dikeluarkan biasanya berbentuk cair dengan atau tanpa disertai lendir dan darah. Pendapat
senada dikemukakan oleh Sulaiman (2010) diare diartikan sebagai buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya. Gastroenteritis adalah
suatu kondisi yang ditandai dengan adanya mual dan muntah serta diare yang diakibatkan
oleh infeksi, alergi yang tidak toleran terhadap makanan tertentu atau toksin (Tucker SM,
2011). Maka dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah buang air besar encer
dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari disertai mual dan muntah.
B. Etiologi
Menurut Suharyono, penyebab diare dibagi menjadi dua golongan.
1. Diare sekresi, disebabkan oleh:
a. Infeksi
1) Infeksi bakteri
Shigella, salmonella, E. coli, Golongan virbio, Bacillus cereus, clastridium
perfreinges, stophylococcus oureus, complyobacter geromonas.
2) Infeksi virus
Rotavirus, adenovirus
3) Infeksi parasit
Protozoa, entamoeba hytolycia, giardia lamblia, balantidium coli, cacing perut,
ascaris, trichuris, strongyloides, jamur candida.
b. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan – bahan kimia,
makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam),
gangguan psikis, (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin alergi.
c. Defisiensi imun SIgA (Secretory, immunoglobulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipatgandanya bakteri (fibra usus dan jamur, terutama candida)
2. Diare osmotik disebabkan oleh
a. Malabsorbsi makanan
b. KKP (Kekurangan Kalori Protein).
c. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir.

C. Manifestasi Klinis Diare


1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial
dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul).

D. Pathofisiologi dan Pathways


Pada umumnya timbulnya diare karena passage bolus terlalu cepat dan
terganggunya reabsorbsi air dalam usus besar, sehingga menyebabkan sering buang air
besar (Hadi, 1999). Pendapat senada dikemukakan oleh staf pengajar ilmu kesehatan anak
FKUI (2002) yang menambahkan tentang mekanisme timbulnya diare:
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu (misal : oleh tokisn) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare.
Pathways

Faktor makanan : makanan Faktor Faktor psikologis : Faktor infeksi :


basi, beracun, alergi malabsorbsi : cemas, takut
terhadap makanan, makanan karbohidrat, bakteri, virus,
pedas, asam, alkohol protein, lemak parasit
Masuk kedalam
Makanan tidak Rangsangan di tubuh bersama
Masuk kedalam tubuh terserap oleh vili hipothalamus makanan dan
usus minuman yang
tercemar
Mencapai usus halus Susunan syaraf
Peningkatan
tekanan osmotik autonom (serabut Mencapai usus
dalam lumen usus syaraf parasimpatis halus
Merangsang/ cabang nervus
menstimulasi dinding vagus Menyebabkan
usus halus Pergeseran air infeksi dan
Peningkatan isi (rongga) dan elektrolit kerusakan jonjot
lumen usus kedalam lumen usus
Malabsorbsi
usus makanan dan
Hiperperistaltik
cairan
Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerapan makanan, air, dan elektrolit terganggu

MK 1 : Diare

Kehilangan cairan Pengeluaran Sering defekasi


dan elektrolit substansi nutrien
bersama faeses
Pengeluaran asam
laktat berlebihan
Dehidrasi MK.2
Kekurangan Hipoglikemi dan Malnutrisi
Volume Cairan gangguan zat gizi energi dan
Sirkulasi protein Iritasi kulit
darah daerah anal
menurun MK.2 Perubahan
Nutrisi Kurang
dari Kebutuhan
MK.6
Syok Merangsang Kerusakan
hipovolemik hipothalamus Integritas
Kulit
Meninggal MK.5
Hipertermi

Gambar pathways Gastroenteritis, dikembangkan dari Suharyono (1999), Price S.A (1995)
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

E. PENTALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6
bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula
lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula
yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1
ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran
1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml =
15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
 Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa
10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi
pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata
2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua
dan seterusnya.
o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi
taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan
keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya,
tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan
bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal,
bermain).
o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk
mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada
diri anak.
o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan
(GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4. Melepasa pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary
refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24
jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress
yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian
menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

F. Diagnosa Keperawatan

1.    Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif


2.    Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
4.   Cemas b/d perubahan status kesehatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o keperawatan
1 Defisit volume cairan NOC: NIC :
b/d kehilangan cairan  Fluid balance Fluid management
aktif  Hydration  Timbang popok/pembalut jika
 Nutritional Status : Food and diperlukan
Fluid Intake  Pertahankan catatan intake
Kriteria Hasil : dan output yang akurat
 Mempertahankan urine  Monitor status hidrasi
output sesuai dengan usia ( kelembaban membran
dan BB, BJ urine normal, HT mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
normal
jika diperlukan
 Tekanan darah, nadi, suhu
 Monitor vital sign
tubuh dalam batas normal
 Monitor masukan makanan /
 Tidak ada tanda tanda cairan dan hitung intake
dehidrasi, Elastisitas turgor kalori harian
kulit baik, membran mukosa  Kolaborasikan pemberian
lembab, tidak ada rasa haus cairan intravena IV
yang berlebihan  Monitor status nutrisi
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
 Tawarkan snack ( jus buah,
buah segar )
 Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
 Atur kemungkinan tranfusi
 Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia
Management
 Monitor status cairan
termasuk intake dan ourput
cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor responpasien
terhadap penambahan cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk
menambah intake oral
 Pemberian cairan Iv monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihanvolume cairan
 Monitor adanya tanda gagal
ginjal
2 Risiko kerusakan NOC : Tissue Integrity : Skin NIC : Pressure Management
integritas kulit b/d and Mucous Membranes  Anjurkan pasien untuk
ekskresi/BAB sering Kriteria Hasil : menggunakan pakaian yang
 Integritas kulit yang baik bisa longgar
dipertahankan (sensasi,  Hindari kerutan padaa
elastisitas, temperatur, tempat tidur
hidrasi, pigmentasi)  Jaga kebersihan kulit agar
 Tidak ada luka/lesi pada kulit tetap bersih dan kering
 Perfusi jaringan baik  Mobilisasi pasien (ubah
 Menunjukkan pemahaman posisi pasien) setiap dua jam
sekali
dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya  Monitor kulit akan adanya
kemerahan
sedera berulang
 Oleskan lotion atau
 Mampu melindungi kulit dan
minyak/baby oil pada derah
mempertahankan yang tertekan
kelembaban kulit dan  Monitor aktivitas dan
perawatan alami mobilisasi pasien
 Monitor status nutrisi pasien
 Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management
nutrisi kurang dari  Nutritional Status :  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/d  Nutritional Status : food and  Kolaborasi dengan ahli gizi
penurunan intake Fluid Intake untuk menentukan jumlah
makanan  Nutritional Status : nutrient kalori dan nutrisi yang
Intake dibutuhkan pasien.
 Weight control  Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan berat  Anjurkan pasien untuk
badan sesuai dengan tujuan meningkatkan protein dan
 Beratbadan ideal sesuai vitamin C
dengan tinggi badan  Berikan substansi gula
 Mampumengidentifikasi  Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Tidk ada tanda tanda
malnutrisi  Berikan makanan yang terpilih (
sudah dikonsultasikan dengan
 Menunjukkan peningkatan ahli gizi)
fungsi pengecapan dari  Ajarkan pasien bagaimana
menelan membuat catatan makanan
 Tidak terjadi penurunan harian.
berat badan yang berarti  Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

4 Cemas b/d perubahan NOC : NIC :


status kesehatan  Anxiety control  Anxiety Reduction
 Coping (penurunan kecemasan)
 Impulse control  Gunakan pendekatan yang
Kriteria Hasil : menenangkan
 Klien mampu  Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas  Jelaskan semua prosedur
 Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
selama prosedur
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk  Pahami prespektif pasien
terhdap situasi stres
mengontol cemas
 Temani pasien untuk
 Vital sign dalam batas
memberikan keamanan dan
normal mengurangi takut
 Postur tubuh, ekspresi  Berikan informasi faktual
wajah, bahasa tubuh dan mengenai diagnosis,
tingkat aktivitas tindakan prognosis
menunjukkan berkurangnya  Dorong keluarga untuk
kecemasan menemani anak
 Lakukan back / neck rub
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
          Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2012. Buku Saku Keperawatan


Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 2010. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
4. Arjatmo T. 2011. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
RESUME KEPERAWATAN ANAK

Nama MAhasiswa : Ellen Watimurry


NPM :
Ruang : Bangsal anak
Tanggal : 04-11-2021

1. DATA PERSONAL
a. Nama : An. R
b. Alamat : Layeni
c. Telepon :-
d. TTL/usia : 5 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Agama : Kristen
g. Nama ayah/ibu : Tn. F
h. Pekerjaan ayah/Ibu : Petani
i. Pendidikan ayah/Ibu : IRT
j. Tanggal masuk RS :03-11-2021
k. No. RM :
l. Tanggal pengkajian : 04-11-2021

2. KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN


Nyeri perut, BAB tak 7x ,tidak ada ampas hanya cairan yang keluar, muntah lebih dari
5x,terlihat lemas, kulit kering dan kasar, porsi makan tidak di habisakan, rewel

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Alasan masuk RS : Keluarga klien mengatakan nyeri perut dan di bawah ke RS dengan
alas an bab 7x tidak ada ampas hnya cairan dan mual dan muntah lebih dari 5x d rumah,
lemas dan rewel, tidak nafsu makan.
2. Waktu timbulnya penyakit, kapan?, bagaimana? Waktu timbulnya penyakit tgl 3,
kemarin sekitar jam 5 sore dan awalnya dia makan es krim dan mkanan ringan yang
belum makan bubur
3. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan? Kami membawa di rs karena ini
alternative yang sangat baik

RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien pernah mengalami penyakit : pernah
Pada umur : 5 bln
2. Riwayat konsumsi obat : anak di berikan oralit
3. Riwayat kecelakaan : tidak ada
4. Riwayat operasi : tidak ada
5. Riwayat alergi
a. Jenis allergen : tidak ada
b. Pada usia : tidak ada
c. Reaksi alergi : Tidak ada

6. Status imunisasi dasar lengkap/tidak lengkap/belum lengkap


Macam imunisasi yang didapat:

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah


Pemberian
1 BCG I bulan Tidak ada
2 DPT (I, II, III) 2 bulan Tidak ada
3 bulan
4 bulan
3 POLIO (I, II, III, I bulan Tidak ada
IV) 2 bulan
3 bulan
4 bulan
4 CAMPAK 9 Bulan Tidak ada
5 HEPATITIS 2 bulan Tidak ada
6 LAINNYA - -

RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.

PERKEMBANGAN ANAK

No. Aspek Kemampuan yang Sesuai usia /


dimiliki Terlambat
1 Motorik Kasar Baik Sesuai usia
2 Motorik Halus Baik Sesuai usia
3 Berbicara Baik Sesuai usia
4 Kemandirian Baik Sesuai usia

1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/60 mmhg
b. Frekuensi nadi : 90x/m
c. Frekuensi napas : 26x/m
d. Suhu : 36,7 c

Pemeriksaan Fisik (Fokus pada sistem yang mengalami masalah sesuai keluhan
utama/sesuai gejala)
2. Sistem respiratori
a. Bernafas
1) Sesak : Tidak ada
2) Pola napas : Normal
3) Retraksi : Tidak ada
4) Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
5) Posisi yang nyaman : posisi fowler
b. Thoraks
1) Bentuk dada : Normal
2) Nyeri tekan : Tidak ada
3) Perkusi :-
4) Suara napas : normal
5) Lingkar dada :-
c. Sistem sirkulasi
1) Suara jantung : Normal
2) Capilary Refill Time :< 2 Detik
3) Irama jantung : Normal
4) Palpitasi : normal
5) Clubbing finger : normal
d. Sistem Neurologik
1) GCS : normal E4V5M6
2) Pemeriksaan kepala
a) Bentuk kepala : Normal
b) Fontanel : Tidak ada
c) Lingkar kepala ( < 2 tahun) :-
3) Reaksi pupil : normal
4) Aktivitas kejang : tidak ada Frekuensi:-.
5) Reaksi terhadap nyeri: tidak ada
e. Sistem gastrointestinal
1) Bising usus : normal
2) Nyeri : ada*Letak : pada bagian perut
3) Kram : tidak ada
4) Mual : ada
5) Muntah : lebih dari 5x
f. Sistem Renal
1) Warna : ampas
2) Bau : tidak ada
3) Nyeri : tidak ada
4) Edema : tidak ada
g. Genetalia
1) Iritasi : tidak ada
2) Hipospadia : tidak ada
3) Atresia ani : tidak ada
h. Pengkajian Muskuloskeletal
Fungsi motorik kasar
1) Ukuran otot : Normal
2) Kekuatan otot : normal
3) Gerakan abnormal : Tidak ada, Jelaskan:-
Persendian
1) Rentang gerak : normal
2) Kontraktur : tidak ada
3) Nyeri : tidak ada
4) Tonjolan abnormal : tidak ada
Tulang belakang : normal
i. Sistem Integumen
1) Warna : sawo matang
2) Ptekie : tidak ada
3) Memar : tidak ada

Pengkajian nyeri

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agens cedera biologis
2. Ketidakseimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya asupan nutrisi

5. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
a. kaji nyeri secara komprehensif
H/ P : proses penyakit, q : seperti di tusuk-tusuk, r : bagian abdomen, s : 3-4 x/m, T :
hilang timbul
b. ajarkan keluarga posisi semifowler
H/ Untuk menghilangkan nyeri yang di alami anaknya
c. kolaborasi dalam pemberian terapi
H/ Inj Ceftriaxone, Drip PCT

Diagnosa II
a. kaji makanan kesukaan anak H/ anak menyukai bubur ayam
b. kaji porsi makanan yang dihabiskan H/ Pasien hanya makan ½ porsi saja
c. berikan air hangat pada anak sebelum makan H/ untuk memacu keinginan makan
pasien
d. kolaborasi dalam pemberian terapi H/ Klien diberikan suplemen tambahan

6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa I
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif
H/ P : proses penyakit, q : seperti di tusuk-tusuk, r : bagian abdomen, s : 3-4 x/m, T :
hilang timbul
b. mengajarkan keluarga posisi semifowler H/ Untuk menghilangkan nyeri yang di alami
anaknya
c. Berkolaborasi dalam pemberian terapi H/ Inj Ceftriaxone, Drip PCT

Diagnosa II
a. Mengkaji makanan kesukaan anak H/ anak menyukai bubur ayam
b. Mengkaji porsi makanan yang dihabiskan H/ Pasien hanya makan ½ porsi saja
c. memberikan air hangat pada anak sebelum makan H/ untuk memacu keinginan
makan pasien
d. Berkolaborasi dalam pemberian terapi H/ Klien diberikan suplemen tambahan

7. EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa I
S : Keluarga klien mengatakan perut anaknya terdengar bunyi dan sakit kadang-kadang
O : Ttv : td : - , N : 102x/m , R : 24x/m, S : 36,4 ℃, Klien tampak lemas, perut kembung,
dan meringgis sakit saat tekan perut
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Diagnosa II
S : Keluarga klien mengatakan nafsu makan kurang dan tidak mau makan makanan RS
O: klien terpasang IVFD Tridex 16 tpm, Klien tampak lemas, kulit kering.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai