PENDAHULUAN
1
dan PT.Petrokimia Gresik yang seluruhnya tergabung dalam perusahaan Induk PT
Pupuk Indonesia (persero). Adapun kapasitas terpasang (design) produksinya tiap-
tiap perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PT Pupuk Iskandar Muda adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang industri pupuk serta industri kimia lainnya. Perusahaan ini didirikan
pada tanggal 24 Februari tahun 1982 dan mulai beroperasi secara komersil pada
tahun 1985.
Pembangunan proyek pabrik PIM ini awalnya dirintis PT. Pusri Palembang
sejak tahun 1981. Penandatanganan kontrak pembangunan pabrik dilakukan 02
Oktober 1981 antara Pemerintah RI yang dilaksanakan oleh Departemen
Perindustrian c/q Dirjen Industri Kimia Dasar dengan kontraktor utama PT.
Rekayasa Industri dari Indonesia dan Toyo Engineering Corporation dari Jepang.
Pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda ini merupakan pabrik pupuk Urea ke-11
di Indonesia dan pabrik ke-2 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Selain sedang
2
membangun proyek PIM-2, pada saat ini PT. Pupuk Iskandar Muda baru memiliki
1 unit pabrik yang terdiri dari :
Produk yang dihasilkan berupa amoniak dan pupuk urea yang mengacu
kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Sistem Manajemen Mutu yang
diakui Internasional, berupa sertifikat ISO 9002. Selain itu dihasilkan pula produk
samping associated gas seperti karbon dioksida, dry ice, nitrogen dan oksigen.
Distribusi pupuk untuk sektor pertanian di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau dilaksanakan oleh PT
Pupuk Iskandar Muda dan sebagian oleh PT. Pusri; sedangkan distribusi dalam
negeri lainnya dilaksanakan oleh PT Pusri. PT Pupuk Iskandar Muda melakukan
pula penjualan urea ekspor dengan negara tujuan ekspor antara lain : Vietnam,
Thailand, Malaysia, Myanmar, Taiwan dan Philipina.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui flowsheet pupuk urea
2. Untuk mengetahui proses sederhana pembuatan pupuk urea.
3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
pupuk urea
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
b. Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai.
c. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah jenis pupuk yang dibuat dari hijauan seperti daun,
tangkai dan batang tanaman tertentu yang masih muda. Tujuannya untuk
menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah,
terutama nitrogen.
d. Humus
Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang
sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme (di dalam
tanah) dan cuaca (di atas tanah). Lapisan atas tanah di hutan banyak
terbentuk humus.
e. Kotoran Burung Liar (Guano)
Guano merupakan kotoran dari berbagai jenis burung liar (bukan burung
piaraan).
f. Pupuk Organik Buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang sudah melalui proses
pabrikasi dan teknologi tinggi.
5
2.3. Tahapan Pembuatan Urea
Urea (NH2CONH2) merupakan senyawa amida dari asam Carbamate
(NH3COOH) atau diamida dari asam karbonat (CO(OH)2). Proses pembuatan urea
ditemukan pertama kali pada tahun 1828 oleh Woehler yaitu dengan mereaksikan
kalium sianad dengan asam sulfat. Namun, produksi urea secara komersial baru
dilakukan pertama kali pada tahun 1922 setelah berkembangnya proses pembuatan
ammonia (Haber dan Bosch) dimana urea diproduksi dengan menggunakan bahan
baku NH3 dan CO2 yang keduanya diperoleh dari proses pembuatan ammonia.
Produksi urea dari ammonia dan karbondioksida dilakukan melalui dua tahap
reaksi, yaitu:
Urea banyak digunakan sebagai pupuk tanaman, selain itu urea juga
dimanfaatkan untuk protein food supplement, bahan baku atau bahan tambahan
pada industri pembuatan resin, polimer, resin penukar ion, pelapisan (coating),
adhesives, tekstil, sebagai bahan baku dalam pembuatan resin urea formaldehid,
pembuatan bahan kimia, pemadam api, dan pembuatan urea-nitrat (Kirk,
Othmer,1998).
6
Selain sifat kimia tersebut urea juga mempunyai sifat lain seperti terlihat
dalam tabel 2.1 berikut:
7
3. Unit Konsentrasi
4. Unit Granulasi
5. Unit Recovery
6. Unit Proses
Bagan urea plant dan Flow Sheet ditunjukkan pada gambar berikut ini:
8
1. Unit Synthesa
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle carbamate yang berasal dari bagian
Recovery.
Urutan masuknya feed yaitu : Gas CO2, Carbamate, dan Ammonia. Urea
dihasilkan dengan sangat eksotermis dengan mereaksikan ammonia dengan karbon
dioksida untuk membentuk ammonium carbamate. Selanjutnya ammonium
carbamate secara dehydrasi endotermis berubah menjadi urea.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor berlangsung dalam 2 tingkat :
a. Pembentukan Carbamate
2NH3 (l) + CO2 (g) NH2COONH4 (+∆H)
Ammonia Carbon Dioxside Ammonium Carbamate
b. Dehydrasi
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O (-∆H)
Ammonium Carbamate Urea Air
Urea disintesis dengan mereaksikan NH3 cair dengan gas CO2 dari unit
ammonia dan larutan recycle Carbamate dari unit recovery pabrik urea. Larutan
dan sintesa urea dikirim ke unit purifikasi untuk memisahkan ammonium
Carbamate dan ammonia berlebih.
9
penggerak Steam Turbin bagian terbanyak dari gas CO2 dimasukkan ke Stripper
yang berguna untuk CO2 Stripping dan lainnya dikirim ke LP Decomposer juga
sebagai Stripping.
Reaktor dioperasikan pada tekanan 175 kg/cm2 dan temperatur 190˚C, dan
dengan molar rasio NH3/CO2 4:1. Reaktor adalah suatu bejana berupa Vessel tegak
lurus dengan sembilan Baffle Plate dibagian dalam untuk menghindari back mixing,
dan dinding bagian dalamnya dilapisi dengan stainless steel urea grade. Tekanan
operasi dari Stripper Carbamate Kondenser serta Scrubber adalah sama seperti
kondisi operasi Reaktor. Larutan urea sintesa mencapai konversi sekali lewat
(oncethrough) 67% di dalam Reaktor, mengalir turun melalui pipa didalam Reaktor
dan masuk menuju Stripper secara gravitasi.
Di dalam Stripper sebelah atas, larutan urea sintesa dari Reaktor turun dan
kontak dengan gas yang telah dipisahkan dibagian bawah melalui Sieve Tray,
dimana komposisi larutan diatur secara adiabatis dan sesuai untuk efektifnya CO2
Stripping. Di bagian bawah Stripper, ammonium Carbamate dan ammonia berlebih
yang terkandung dalam larutan urea sintesa diurai dan dipisahkan dengan CO2
Stripping dan pemanasan dengan sistem pemanas Falling Film Heater. Kondisi
operasi di Stripper tekanannya adalah 175 kg/cm2G dan temperatur 178˚C.
Gas dari top Reaktor, mengandung sejumlah kecil ammonia dan CO2,
dikirim ke Scrubber untuk didaur ulang ammonia dan CO2 memakai larutan
Carbamate recycle, yang kemudian dikirim ke Reaktor (62-DC-101). Gas yang
berasal dari top Scrubber dikirim ke HP Absorber (62-EA-401) untuk selanjutnya
ammonia dan CO2 daur ulang kembali. Sebagian gas tersebut, yang masih
mengandung oksigen digunakan kembali sebagai udara anti korosi untuk
Carbamate Condenser .
10
Selain reaksi diatas, selama sintesa terjadi juga reaksi samping yaitu terbentuknya
biuret dari urea :
Reaksi antar CO2 dan NH3 menjadi urea berlangsung secara bolak-balik dan sangat
dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, komposisi, dan waktu reaksi.
11
cara menaikkan temperatur dan menurunkan tekanan sehingga membuat
ammonium carbamate terurai menjadi ammonia dan karbon dioksida.
Amonium Carbamate yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di
Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dari larutan Urea dengan cara
menurunkan tekanan dan pemanasan menggunakan steam dengan 2 step
penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan 3 Kg/Cm2 G. Kedua tekanan
ini diberikan untuk menaikkan konsentrasi berat Urea yang terkandung
sehingga membuat produk urea semakin banyak. Keduanya dilakukan di HPD
(High Pressure Decomposer) dan LPD (Low Pressure Decomposer), pada
bagian HPD digunakan steam SML dengan press 17 Kg/Cm2G dengan proses
pemurnian konsentrasi urea hingga 62% dan pemisahan kandungan yang
lambat, ammonia yang terpisah dikembalikan ke bagian sintesa agar kemudian
di pakai kembali sebagai umpan di Reaktor.
Sementara di bagian LPD digunakan steam SL yang memiliki tekanan 3
Kg/Cm2 G dengan proses pemisahan kandungan yang cepat karena disebabkan
oleh adanya gas Carrier CO2 yang dimasukkan dari bagian bawah LPD yang
kemudian gas yang telah terpisah di kembalikan kembali unit sintesa.
Kandungan urea yang dihasilkan dari outlet LPD yaitu sebesar 72% yang
selanjutnya dimasukkan ke dalam Solution Tank.
3. Unit Konsentrasi
12
berubah bergantung pada temperatur, biasanya lebih tinggi kelarutan pada
temperatur yang lebih tinggi.
4. Unit Granulasi
13
Urea yang berupa gumpalan (lump urea) dikirim ke dissolving Pit melalui
chute, dilarutkan kedalam larutan urea dan dikirim kembali ke urea solution tank.
Urea yang berukuran besar (over size urea) dikirimkan ke urea cooler dan
didinginkan dengan udara. Setelah pendinginan, over size urea dipecah dengan urea
crusher. Urea produk dengan ukuran yang diinginkan didinginkan sampai kurang
dari 50°C dengan udara dalam urea product cooler dan dikirim ke battery limit oleh
product Weigher. Sebagian kecil saja urea product size dikirim ke crusher melalui
vibrating Feeder for Oversize urea cooler dan dipecahkan sebagai recycle urea inti
untuk mengontrol jumlah urea seed. Dan untuk urea ukuran kecil dimasukkan ke
urea recycle Hopper dan dikembalikan ke granulator sebagai inti urea untuk
pembentukan urea granule berikutnya. Seluruh recycle urea inti terdiri dari urea
ukuran besar yang telah dipecahkan di urea crusher, urea product size yang telah
dipecahkan, dan urea ukuran kecil yang dikembalikan bersama ke granulator oleh
recycle weigher.
5. Unit Recovery
Gas ammonia dan karbon dioksida yang tidak berakasi dari dekomposer
harus dikembalikan ke reaktor dalam bentuk gas, karena kompresi menyebabkan
pencampuran ammonia dan karbon dioksida menjadi padatan ammonium
carbamate. Cara untuk merecycle gas yang tidak bereaksi dengan 2 jenis, yaitu :
14
diinjeksikan CO2 kandungan air yang rendah dalam larutan carbamate recycle ke
reaktor bisa dicapai.
15
NH2CONH2 + H2O 2NH3 + CO2
Urea Air Ammonia Karbon Dioksida
Reaksi semakin baik pada temperatur yang tinggi dan residence time yang
lama. Kondisi operasi yang optimum dari urea Hysrolyzer dipilih berdasarkan
percobaan. Dalam pabrik ini, kondisi operasi dari urea Hydrolizer adalah 210°C
dan tekanan 23 kg/cm2G dan waktu tinggal 45 menit untuk mengubah urea
secara sempurna dengan konsentrasi kurang dari 5 ppm berat.
b. Stripper
Campuran hasil dari reaktor, yang mengandung urea, ammonium Carbamate
yang tidak terkonversi, kelebihan ammonia, dan air, diumpankan ke stripper. Pada
stripper ditambahkan uap bertekanan sedang. Stripper mempunyai dua fungsi
utama, bagian atas berfungsi untuk memisahkan ammonia lebihan dari larutan yang
diumpankan ke stripper dengan adanya kontak dengan gas yang datang dari bagian
bawah stripper. Pada bagian bawah, Carbamate didekomposisi, NH3 dan CO2 yang
16
dihasilkan diuapkan. Gas-gas pada bagian atas stripper dimasukkan ke dalam
Carbamate condenser. Berikut reaksi yang terjadi di dalam stripper.
c. Carbamate
Condenser Gas-gas hasil dari bagian atas stripper diumpankan ke dalam
Carbamate condenser, disini campuran gas dikondensasikan dan diserap oleh
larutan Carbamate.
d. Scrubber
Disini, ammonia dan karbondioksida yang datng dari reaktor diserap ke
dalam larutan ammonia dan ammonium Carbamate yang selanjutnya masuk ke
Carbamate condenser.
g. Flash Separator
Unit ini dioperasikan pada tekanan 1 bar dan suhu 110oC. Disini tekanan
diturunkan yang mengakibatkan air menguap dan mengkisatkan larutan urea.
17
h. Lower Separator
Dioperasikan pada tekanan vakum 0,55 bar dan suhu 110oC. Disini larutan
urea dikisatkan lebih lanjut, dan panas yang dibutuhkan diperoleh dari low pressure
absorber.
i. Upper Separator
Dioperasikan pada tekanan vakum 0,55 bar dan suhu 112oC. Disini larutan
urea dari lower separator dikisatkan lebih lanjut lagi. Hasil kemurniannya 99,2%
dan sisanya air. Kemudian larutan urea dibawa ke tahap pembutiran.
j. Granulasi (Pembutiran)
Larutan urea dimasukkan granulator untuk memperbesar partikel-
partikelnya. Granule dikeringkan dan didinginkan secara simultan. Granulator
beroperasi pada suhu 110-115oC. Padatan urea mudah untuk disimpan, dan
didistribusikan daripada bentuk larutannya. Lebih-lebih padatan urea lebih stabil
dan bisa mencegah terbentuknya biuret yang sangat merugikan pada aplikasi pupuk
tanaman.
1. Amonia (NH3)
18
Berat jenis 0.682 gr/ml
Berat jenis uap 0.6 gr/ml
Suhu kritis 133oC
Titik bakar : 650oC
Berat molekul : 17,3 gr/mol
Spesific gravity pada acuan udara : 0,5971
Kelarutan dalam air panas (100 oC) : 7,4/100
Kelarutan dalam air dingin (0 oC) : 89,9/100
Viscositas (25oC) : 13,35 Cp
2. Karbondioksida ( CO2)
Sifat fisik CO 2 :
Gas CO2 memiliki bau yang sedikit mengganggu, tidak berwarna dan
lebih berat daripada udara.
Titik beku -78,5°C untuk membentuk karbon dioksida
Massa jenis cair: 1032 kg/m3 ,massa jenis gas 1,98 g/L
Tanpa warna
Tidak mudah terbakar
Titik leleh −57°C (216 K)
(di bawah tekanan)
Titik didih −78°C (195 K) (menyublim)
Sifat Kimia CO 2 :
Dalam larutan air membentuk asam karbonat, yang terlalu stabil akan
mudah terisolasi.
Tekanan uap: 58,5 bar
Kelarutan dalam air 1,45 g/L
Keasaman (pKa) 6,35
Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³,
kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara.
19
Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang
berbentuk linear.
20
BAB III
TUGAS KHUSUS
21
digunakan dalam industri bahan peledak untuk menghasilkan serpihan amonium
nitrat berpori, yang akan menyerap minyak.
Prilling tower harus cukup tinggi agar partikel cukup kuat untuk tidak
merusak dampak. Panas laten ditransfer dari drop ke udara ketika jatuh, dan jika
sejumlah besar air yang hadir penguapan juga terjadi, meningkatkan efek
pendinginan pada drop. Penting untuk suhu minuman keras untuk menjadi serendah
mungkin, hanya satu atau dua derajat di atas titik solidifikasi. Suhu yang lebih tinggi
membutuhkan menara yang lebih tinggi, seperti halnya ukuran partikel yang lebih
besar. Menara Prilling di industri pupuk biasanya lebih dari 50 m tinggi untuk
ukuran partikel rata-rata sekitar 2 mm. Dalam industri bahan peledak ukuran
partikel lebih kecil, feed wetter dan menara sekitar 10 m digunakan.
22
mana sisa panasnya dihilangkan. Operasi prilling sangat intensif dengan menara
yang lebih sempit, dan ketinggian menara hanya 5-7 m. Proses ini berhasil
digunakan selama hampir 30 tahun, tetapi sekarang ditutup. Hingga tahun 1980-an
udara panas dari menara prilling dibuang langsung ke atmosfer. Itu berisi sejumlah
kecil partikel padat dan juga beberapa asap yang sangat halus. Peraturan polusi
terbaru mengharuskan udara ini dibersihkan, yang dilakukan dengan menggunakan
filter lilin serat beririgasi
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pupuk dibedakan atas pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik
adalah pupuk yang dibuat dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik)
berkadar hara tinggi. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal
dari bahan organik.
2. Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organic dari CO(NH2)2,
pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (diameter lebih kurang 1 mm).
3. Sifat-sifat Urea (NH2CONH2)
Urea berupa kristal berwarna putih, tidak mudah terbakar, menghantarkan
listrik dan sifat fisis sebagai berikut:
Densitas (padat pada suhu 20o C) : 1335 kg/m3
Titik lebur : 132,6o C
Spesific heat (lebur) : 126 J/mol/ o C
Berat Molekul : 60,056 gr/mol
4.2. Saran
Diharapkan Mahasiswa dapat menggunakan referensi – referensi jurnal
dalam pengembangan industri pupuk dan memahami proses diagram flow sheet.
24