Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas (persalinan kurang
bulan atau prematur) atau persalinan dengan bayi kecil masa kehamilan.
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan sehingga, lambat laun diketahui bahwa
tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada
berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri
(Proverawati, dkk, 2010).
Prevalensi BBLR menurut WHO (2010) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat
badan lahir lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadidan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti ibu mempunyai penyakityang langsung
berhubungan dengan kehamilan, dan usia ibu (WHO,2011).
Prevelensi kematian neonatus di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak
66.000 kelahiran atau 15 orang per 1000 kelahiran hidup. Jumlah
neonatusyang meninggal yang disebabkan oleh berat lahir rendah sebanyak
32.342 kelahiran atau sebanyak 29% dari jumlah seluruh kematian
neonatus.Insidensi BBLR di rumah sakit di Indonesia berkisar 20%.
Distribusi penyebab kematian bayi karena BBLR di Indonesia meningkat dari
24% pada tahun 2009 menjadi 25% pada tahun 2010. 2 Hasil riskedas tahun
2013, prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) berkurang dari
11,1 persen tahun 2010 menjadi 10,2 persen tahun 2013. Presentase BBLR di
provinsi Jawa Tengah sebanyak 10% (Badan Litbangkes, Kemenkes RI,
Riskesdas, 2013). Bayi BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap
tumbuh kembang anak di masa yang akan datang. Dampak dari bayi lahir
dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat,
kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada
bayi yang berat lahirnya normal. Bayi BBLR dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Peningkatan berat badan
merupakan proses yang sangat penting dalam tatalaksanaan BBLR disamping
pencegahan terjadinya penyulit. Proses peningkatan berat badan bayi tidak
terjadi secara segera dan otomatis, melainkan terjadi secara bertahap sesuai
dengan umur bayi. Peningkatan berat yang adekuat akan sangat membantu
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara normal dimasa depan sehingga
akan sama dengan perkembangan bayi berat badan lahir normal (Putra,2012).
Harapan penulis dengan pemberian nutrisi yang tepat secara dini dapat
membantu mencegah gangguan tumbuh kembang pada bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah(BBLR) Asuhan keperawatan yang berkualitas pada bayi
dengan berat lahir rendah sangat menentukan tingkat mortalitas dan
morbiditas bayi pada periode kehidupan pertamanya serta pertumbuhan dan
perkembangan untuk periode kehidupan selanjutnya. Asuhan keperawatan
pada bayi dengan berat lahir rendah yang berkualitas dapat terus ditingkatkan
dengan melakukan evaluasi yang berkesinambungan dari asuhan keperawatan
yang diberikan pada bayi dengan berat lahir rendah. Untuk itu penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
kebutuhan nutrisi pada BBLR.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada klien BBLR dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi? C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan klien BBLR dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengkajian
dengan kebutuhan nutrisi pada klien dengan BBLR b. Mendiskripsikan
diagnosa keperawatan kebutuhan nutrisi pada klien dengan BBLR c.
Mendiskripsikan intervensi keperawatan dengan kebutuhan nutrisi pada
klien dengan BLLR d. Mendiskripsikan penatalaksanaan kebutuhan
nutrisi pada klien dengan BBLR e. Mendiskripsikan evaluasi kebutuhan
nutrisi pada klien dengan BBLR D. Manfaat Studi Kasus Studi kasus ini,
diharapkan memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Masyarakat Meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, dan penatalaksanaan kepada masyarakat
terkait dengan BBLR dengan nutrisi kurang dari kebutuhan. 2. Bagi
Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan Menambah keluasan
ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam nutrisi kurang dari
kebutuhan pada klien BBLR 3. Bagi Penulis Memperoleh pengalaman
dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus
tentang nutrisi kurang dari kebutuhan pada klien BBLR.

Anda mungkin juga menyukai