Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

BAB 2
ATTERBERG LIMITS

2.1 Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh besaran batas cair, batas plastis,
dan indeks plastis tanah, sehingga dapat digunakan untuk menentukan sifat dan
klasifikasi tanah.

2.2 Landasan Teori

Yang dimaksud dengan batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana
sifat suatu jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi plastis. Metode ini
dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan batas cair
tanah dengan cara cassagrande. Metode pengujian ini dilakukan terhadap tanah
baik berbutir halus atau butiran kasar dari saringan 0,42 mm (no.40).
Keadaan yang paling penting adalah batas cair, batas plastis dan batas susut
yang disebut sebagai batas-batas Atterberg. Batas cair menurut definisi adalah
kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan plastis.
Penentuan batas cair menggunakan alat yang disebut Cassagrande untuk kadar air
yang berbeda dan dihitung untuk jumlah ketukan tertentu.

Penentuan kadar air:

Ww = W wet – W dry

Wd = W dry – W tare

Ww
W% = x100%
Wd

Dimana:

Ww = Berat Air

W wet = Berat Contoh + Wadah basah

W dry = Berat Contoh + Wadah kering

W tare = Berat Wadah

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

Wd = Berat Contoh Kering

W = Kadar Air

Batas Plastis
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen, di
mana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) menjadi
retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu
tanah. Cara pengujiannya adalah sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung
massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar.
Indeks plastisitas [plasticity index (PI)] adalah perbedaan antara batas cair
dan batas plastis suatu tanah, atau
PI = LL - PL

2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian batas cair adalah sebagai berikut :
1. Alat batas cair standar, mangkok(bersih), kering dan tidak goyang, dan
harus diperiksa apakah tinggijatuh mangkok alat batas cair tersebut sudah
tepat 1,0 cm;
2. Alat pembuat alur, ( bersih), kering, dan tidak aus yang terdiri dari :
1) alat pembuat alur standar ASTM untuk tanah yang berpasir;
2) alat pembuat alur standar casagrande untuk tanah kohesif;
3. Mangkok pengaduk (mixing disk) benda uji dari porselin;
4. Batang pengaduk (spatula) dari baja tahan karat panjang 12,5 cm;
5. Cawan kadar air minimal 4 buah, diberi tanda kemudian ditimbang
untuk menentukan beratnya;
6. Botol berisi air suling;
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram;
8. Desikator berisi silika sel;
Peralatan yang digunakan dalam pengujian batas plastis adalah sebagai berikut :
1. Alas kaca
2. Cawan kadar air minimal 2 buah, diberi tanda kemudian ditimbang
untuk menentukan beratnya

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

2.4 Pelaksanaan
Urutan proses dalam pengujian batas cair adalah sebagai berikut :
1. Meletakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam
mangkok pengaduk;
2. Mengaduk benda ujimenggunakan spatula dengan menambah air suling
sedikit, sampai merata (homogen); agar pengadukan dapat dilakukan
lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan terlebih dahulu dan
ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam
dahulu selama 24 jam;
3. Setelah benda uji menjadi homogen, diambil sebagian untuk diletakan
diatas mangkok alat cassagrande, permukaannya diratakan sedemikian
sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ±1 cm;
4. Membuat alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu,
dengan menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis
tengah pemegang dan simetris; pada waktu membuat alur posisi alat
pembuat alur (grooving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok;
5. Memutar alat sedemikian sehingga mangkok naik/jatuh dengan
kecepatan putar 2 rotasi per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai
dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan
mencatat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan.
Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya. Dan
mengulangi langkah tersebut 6 kali berturut-turut dengan variasi kadar air
yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan
sebesar 8 - 10.
Dalam menentukan batas cair dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik.Jumlah
pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma sedang
besarnya kadar air sebagi sumbu tegak dengan skala biasa;
2. Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu;jika ternyata titik-titik yang
diperoleh tidak terletak pada satu garis lurus, maka buatlah garis lurus
melalui titik-titik berat titik-titik tersebut; menentukan besarnya kadar air

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair
(liquid limit) dari benda uji tersebut;
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil 3 titik
di atas 25 pukulan dan 3 titik dibawah 25 pukulan, sehingga diperoleh 6
titik.
Dalam menentukan batas plastis dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Meletakan benda uji di dalam mangkok dan memberi air sedikit demi
sedikit sampai merata. Lalu membuat bola-bola tanah dari benda uji
tersebut, kemudian menggulungkan di atas plat kaca dengan
menggunakan ujung jari.
2. Melakukan penggulungan sampai benda uji menbentuk batang dengan
diameter 3 mm. Jika sebelum mencapai 3 mm sudah retak, maka benda
uji disatukan lagi dan diberi sedikit air serta mengulangi penggulungan
lagi.
3. Jika setelah mencapai batang dengan diameter 3 mm atau lebih kecil dari
3 mm, kemudian membiarkan beberapa saat agar kadar airnya berkurang
sedikit.
4. Mengulangi terus pengadukan dan penggulungan sampai retakan-retakan
yang terjadi tepat pada saat gulungan mempunyai diameter 3 mm.
Memeriksa kadar air tanah tersebut yang merupakan kadar air pada batas
plastis tanah.
Dalam menentukan indeks plastis dilakukan tahapan sebagai berikut :
Menghitung Indeks plastisitas melalui persamaan rumus indeks plastis
yaitu pengurangan antara batas cair dengan batas plastis.

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

2.5 Data Pengamatan dan Perhitungan

BATAS CAIR
Kedalaman
No. Contoh 1 3 6 7 8 10
Jumlah Pukulan 53 46 42 26 19 8
Berat Cawan + Tanah Basah Gr 25,93 25,89 22,8 28,09 23,87 24,37
Berat Cawan + Tanah Kering Gr 20,36 20,06 17,78 21,13 18,28 18,38
Berat Air Gr 5,57 5,83 5,02 6,96 5,59 5,99
Berat Cawan Gr 8,85 8,41 8 8,74 8,82 8,82
Berat Kering Gr 11,51 11,65 9,78 12,39 9,46 9,56
Kadar Air % 48,39 50,04 51,33 56,17 59,09 62,66
BATAS PLASTIS
Kedalaman
No. Contoh 1 2
Berat Cawan + Tanah Basah Gr 11,96 11,4
Berat Cawan + Tanah Kering Gr 11,07 10,65
Berat Air Gr 0,89 0,75
Berat Cawan Gr 8,91 8,86
Berat Kering Gr 2,16 1,79
Kadar Air % 41,2 41,9
Rata-Rata % 41,55

SAMPLE 0%
BATAS CAIR (LL) BATAS PLASTIS (PL)
JUMLAH KADAR
No. No. KADAR AIR
PUKULAN AIR
1 53 48,39
2 46 50,04 1 41,20
3 42 51,33
4 26 56,17 2 41,90

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

5 19 59,09
6 8 62,66
RATA-RATA 41,55
Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Index Plastis (IP)
55,25 41,55 13,7

Gambar 2.1 Kurva Pada Penentuan Batas Cair Tanah Lempung

2.6 Analisa Data

Pada percobaan ini dimaksudkan untuk mencari kadar air tanah tepat pada
pukulan 25.Dilakukan dengan mengambil 6 sampel dengan setiap sampel yang
diberi kadar air yang berbeda. 6 sempel ini diambil dengan 4 pukulan lebih dari 25
kali pukulan dan 2 pukulan lebih kecil dari 25 pukulan.
Melalui hasil percobaan ini didapat pukulan 53, 46, 42, 26, 19 dan 8
sehingga diperoleh kadar air berturut-turut 48,39%, 50,04%, 51,33%, 56,17%,
59,09%, 62,66%.
Lalu hasil yang diperoleh dan digambarkan seperti grafik diatas untuk
menentukan kadar air. Pada grafik hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan,

KELOMPOK F-1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK - S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

terlihat bahwa semakin rendah kadar air maka semakin banyak pukulan.
Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 13
mm pada dasar cawan pada tepat pukulan ke 25, maka didapatkan kadar air
sebesar 55,25 % yang menjadi nilai dari batas plastis.
Plastic Limit atau batas plastis dilakukan dengan mengambil 2 sample
yakni dengan menggulung massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan
di atas kaca datar sampai sample berukuran sekitar 3milimeter dan mengalami
keretakan. Dari dua sample tersebut didapatkan masing-masing kadar air 41,2%
dan 41,9% di rata-rata kemudian menghasilkan plastic limit sebesar 41,55 %
Plastisitas Indeks, PI, yang merupakan nilai selisih dari batas cair dan
batas plastis dapat dihitung sebagai berikut:
PI = LL – PL
PI = 55,25 – 41,55
PI = 13,7 %
Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air dimana tanah masih
bersifat plastis. Karena itu, index plastisitas menunjukan sifat keplastisan tanah.
Jika tanah mempunyai IP tinggi, maka tanah mengandung banyak butiran
lempung. Jika IP rendah, seperti lanau, sedikit pengurangan kadar air berakibat
tanah menjadi kering.

2.7 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan di atas adalah tanah mempunyai batas plastisitas


sebesar 41,55% dan batas cair sebesar 55,25 %, sehingga didapatkan indeks
plastisitas sebesar 13,7%

KELOMPOK F-1

Anda mungkin juga menyukai