Step 2
Step 3
Imun (infeksi dan kemiripan molekuler, sequestered antigen, gangguan presentasi antigen,
genetik) dan lingkungan (Radiasi UV, hormone, logam, oksigenase bebas, dan obat)
Step 4
Kulit Berlepuh
Non Autoimun
Autoimunita
s
Bula
Pemfigus Vulgaris
Sumber : Baratawidjaya, K.G., Rengganis, Iris. 2012. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI
Factor lingkungan
Virus, mengaktivasi sel b poliklonal
Bakteri
Hormone,
wanita 10x lebih beresiko terkena autoimun karena lebih banyak hormon esterogen.
Hormone Prolaktin menstimulasi sel T
Obat, dapat menginduksi ANA (anti nuclear antibody) dan anti DNA
c.Aktivasi sel B poliklonal oleh virus EBV, LPS dan parasite malaria dapat merangsang sel B
secara langsung dan menimbulkan autoimunitas. Sel B tersebut membentuk berbagai jenis
autoantibodi
Sumber : Menandi, Sri Linuwih SW. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Halaman 206 Edisi 7.
2017: Jakarta
Sumber : Djuanda S, Sularsito S Adi, ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VII, Balai Penerbit
FKUI, 2017
Sumber : Menandi, Sri Linuwih SW. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Halaman 206 Edisi 7.
2017: Jakarta
A: Subcorneal (as in pemphigus foliaceus), B: Suprabasal (as in pemphigus vulgaris), C: Subepidermal (as in bullous
pemphigoid or dermatitis herpetiformis).
Sumber : Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7; ali
Bahasa, Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto, Nurwany Darmaniah,
Nanda Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC.