Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE II

Tujuan :
Pertemuan sesi 1
Setelah menyelesaikan logbook ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
2. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
berdasarkan data subyektif dan data obyektif.
3. Mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II i yang sudah
diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
4. Mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe II tanpa
komplikasi
5. Mendiskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe II yang sudah
diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
6. Mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
7. Menyusun diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
8. Mendiskusikan diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II tanpa
komplikasi yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
9. Mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri

1. Menyusun rencana keperawatan pada kasus diabetes mellitus tipe II secara mandiri,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat tujuan/kriteria hasil perencanaan sesuai dengan diagnosa yang muncul.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pengkajian fokus terhadap masalah tersebut
c. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien/keluarga terhadap
masalah tersebut
d. Mengidentifikasi kebutuhan kolaborasi terhadap masalah tersebut
e. Mengidentifikasi kebutuhan aktifitas lain yang menunjang pemecahan masalah
tersebut
2. Berdiskusi kelompok tentang rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II
yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
3. Menyusun catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
4. Mendiskusikan tentang catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe I yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok.
5. Membuat dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II secara mandiri
6. Menjelaskan komplikasi diabetes melitus.

Kasus 1

Tn. S 40 tahun menderita DM sejak 3 tahun yang lalu pada saat melakukan pemeriksaan
kesehatan untuk keperluan berangkat haji. Saat ini pasien selalu kontrol rutin di Poli
Diabetes untuk mengevaluasi kadar glukosa darah. Pasien mengatakan tidak memiliki
komplikasi, tidak terdapat luka pada kaki. Kadar glukosa darah saat ini 150 mg/dl pasien
selalu mengkonsumsi gliben klamid. Pasien hanya merasa kadang-kadang kurang enak
badan dan cepat lelah.Klien mengatakan berat badannya menurun sedangkan ia banyak
makan, saat ini BB 40 kg dengan TB 165 cm. Kebiasaan sehari-hari sering membawa air
mineral di botol besar karena sering merasa haus.

Aktifitas 1
Jelaskan regulasi kadar glukosa darah dalam tubuh manusia dan jelaskan kriteria nilai
glukosa darah dalam penentuan diagnosis DM.

Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDP:

 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 108 mg/dl


 Prediabetes : 108-125 mg/dl
 Diabetes : di atas 125 mg/dl

Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes
GD2PP:

 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 140 mg/dl


 Prediabetes : 140-199 mg/dl
 Diabetes : 200 mg/dl atau lebih

Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDS:

 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 200 mg/dl


 Diabetes : di atas 200 mg/dl

Berikut ini merupakan kisaran normal kadar gula darah Anda di tiap waktunya.

 Setelah tidak makan selama 8 jam (puasa): kurang dari 100 mg/dl
 Sebelum makan: 70-130 mg/dl
 Setelah makan (1-2 jam): kurang dari 180 mg/dl
 Sebelum tidur : 100-140 mg/dl

Kriteria hasil tes HbA1c akan ditunjukkan seperti berikut ini:

 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 42 mmol/mol (6%)


 Prediabetes : 42-47 mmol/mol (6-6,4%)
 Diabetes : 48 mmol/mol (6,5%) atau lebih

Aktifitas 2
Identifikasi dan jelaskan kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus diabetes
mellitus tipe II secara mandiri, serta kata-kata yang tidak saudara ketahui dalam kasus
tersebut.

Diabetes melitus tipe II – yang dahulu disebut diabetes melitus tidak tergantung insulin
(non-insulin-dependent diabetes melitus/NIDDM) atau diabetes onset dewasa – merupakan
kelainan metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks
resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. Penyakit diabetes melitus jenis ini
merupakan kebalikan dari diabetes melitus tipe 1, yang mana terdapat defisiensi insulin
mutlak akibat rusaknya sel islet di pankreas. Gejala klasiknya antara lain haus berlebihan,
sering berkemih, dan lapar terus-menerus. Diabetes tipe 2 berjumlah 90% dari seluruh
kasus diabetes dan 10% sisanya terutama merupakan diabetes melitus tipe 1 dan diabetes
gestasional. Kegemukan diduga merupakan penyebab utama diabetes tipe 2 pada orang
yang secara genetik memiliki kecenderungan penyakit ini.
kata-kata yang tidak di ketahui dalam kasus tersebut; gliben klamid

Aktifitas 3
Diskusikan kata kunci dan data tambahan yang diperlukan untuk masalah bersama kelompok.
(di isi saat diskusi bersama kelompok dan dosen)

kelainan metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks
resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif adalah diabetes mellitus tipe II

Aktiftas 4
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes mellitus tipe II tanpa komplikasi secara
mandiri berdasarkan data subyektif dan obyektif.

DATA SUBJEKTIF
Tn. S 40 tahun menderita DM sejak 3 tahun yang lalu pada saat melakukan pemeriksaan
kesehatan untuk keperluan berangkat haji
Saat ini pasien selalu kontrol rutin di Poli Diabetes untuk mengevaluasi kadar glukosa
darah
Kebiasaan sehari-hari sering membawa air mineral di botol besar karena sering merasa
haus.
Pasien hanya merasa kadang-kadang kurang enak badan dan cepat lelah
Klien mengatakan berat badannya menurun sedangkan ia banyak makan,
DATA OBJEKTIF
Pasien mengatakan tidak memiliki komplikasi, tidak terdapat luka pada kaki
Kadar glukosa darah saat ini 150 mg/dl pasien selalu mengkonsumsi gliben klamid
Saat ini klien memiliki BB 40 kg dengan TB 165 cm.

Aktifitas 5
Diskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II tanpa komplikasi yang
sudah diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok. (di isi
saat diskusi bersama kelompok dan dosen)

Pasien mengatakan tidak memiliki komplikasi, tidak terdapat luka pada kaki

Aktifitas 6
Identifikasi dan jelaskan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe II

Faktor penyebab masalah pada kasus diabetes mellitus tipe II adalah;


Yang pertama adalah kelebihan berat badan atau obesitas dan punya riwayat keluarga
dengan penyakit diabetes tipe 2, serta kurang aktif, artinya aktivitas fisik akan membantu
mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih
sensitif terhadap insulin.
Faktor selanjutnya adalah usia. Pada diabetes tipe 2, semakin tinggi risiko diabetes ini
sejalan dengan bertambahnya usia dan memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Yang
terakhir adalah memiliki kadar kolesterol yang baik namun kadar trigliserida tinggi.

Aktifitas 7
Identifikasif faktor penyebab masalah dan faktor risiko pada kasus diabetes melitus tipe II
secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah.

Aktifitas 8
Diskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe II yang sudah
diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok dengan
menggunakan pohon masalah.(di isi saat diskusi bersama kelompok dan dosen)

Faktor penyebeb masalah pada kasus diabetes mellitus tipe II adalah pola hidup tidak sehat
serta faktor keturunan

Aktifitas 9
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus diabetes melitustipe II secara mandiri

Agar tidak mempeparah diabetes perlu pola hidup sehat dan memeriksa gula darah secara
teratur

Aktifitas 10
Susunlah diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitustipe II secara mandiri

Diagnose Keperawatan

a. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan
oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropatiperifer)

d. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan

Aktifitas 11
Diskusikan diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II yang sudah
diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok.(di isi saat
diskusi bersama kelompok dan dosen)

Pasien dengan diagnose dm tipe II


beresiko tinggi mengalami gangguan nutrisi itulah penyebabnya Tn. S kehilangan berat
badan
kekurangan volume cairan itulah sebabnya Tn. S selalu merasa kehausan

Aktifitas 12
Identifikasi materi belajar pada kasus diabetes mellitus tipe II secara mandiri

Pada kasus dipelajari diabetes mellitus tipe II terdapat materi ajar mengenai diabetes
mellitus serta efek yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut.

Aktifitas 13
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes mellitus tipe II secara mandiri.

1) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.

2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien.

3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.

4) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.

5) Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.

6) Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin,


denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.

7) Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.

8) Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.

9) Kolaborasi dengan ahli diet.

Aktifitas 14
Diskusikan rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe II yang sudah diidentifikasi
secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok. (di isi saat diskusi bersama
kelompok dan dosen)

Rencana keperawatan dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien dan mencegah


komplikasi

Aktifitas 15
Susunlah catatan perkembangan pada kasus diabetes mellitus tipe II secara mandiri

Pasien diharapkan menerapkan pola hidup sehat agar penyakit diabetes melitus tidak
bertambah parah.

Aktifitas 16
Diskusikan catatan perkembangan pada kasus diabetes mellitus tipe II yang sudah
diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok

Diharapkan berat badan pasien terjaga (tidak lagi berkurang.

Aktifitas 17
Buatlah dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes mellitus tipe II secara mandiri

1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?

b. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya


Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapiinsulin jenis apa,
bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa sajayang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya

c. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

d. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,ulkus pada kaki
yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah

e. Integritas Ego
Stress, ansietas

f. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

g. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,penggunaan
diuretic
h. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan

i. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat

j. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

k. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

2. Diagnose Keperawatan

a. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan denganpenurunan


masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropatiperifer)
d. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan

3. Intervensi Keperawatan
Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral,
anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.

Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhiKriteria Hasil :


1) Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
2) Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya

Intervensi :
1) Timbang berat badansetiap hari atau sesuai dengan indikasi.
2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makananyang dapat
dihabiskan pasien.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolitdengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
5) Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
6) Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulitlembab/dingin,
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
7) Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
8) Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
9) Kolaborasi dengan ahli diet.

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic

Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi


Kriteria Hasil : pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadiperifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secaraindividu dan kadar
elektrolit dalam batas normal.Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
2) Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
3) Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
4) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
5) Pantau masukan dan pengeluaran
6) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batasyang dapat
ditoleransi jantung
7) Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
8) Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB,naditidak teratur
9) Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantaupemeriksaan
laboratorium (Ht, BUN, Na, K)c.

4. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan danbagaimana respon pasien.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi iniadalah
membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatandengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuan tercapai:
a. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yangditetapkan di
tujuan.

b. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukandalam
pernyataan tujuan.

c. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan
sesuai dengan pernyataan tujuan.
Kasus Hipoglikemia

Tn.H, 45 tahun. Masuk Rumah Sakit dengan kondisi badan tiba-tiba lemas dan
menurut keluarga tidak bisa diajak bicara, bajunya basah oleh keringat, akhirnya
dibawa ke RS. Kadar gula darah saat itu 50 mg/dl. Menurut keluarga, klien
didiganosa menderita DM satu bulan yang lalu dan mendapatkan obat Gliben
klamid. Menurut keluarga klien taat minum obat, dan makan jumlahnya sedikit
karena takut kadar gulanya naik.

Aktifitas 1
Pelajari patofisiologi diabetes melitus dengan komplikasi akut (hipoglikemi)
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
prosesautoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkanglukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas
dengan kadarglukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehinggaterjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan
penggunaan glukosa olehotot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati
dengan pemecahan lemakterhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah
urin yang mengakibatkandehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi).
Penggunaan lemak untukmenghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat
mengakibatkan anorexia (tidaknafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea) hingga
terjadi asidosis.

Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai
akibatkelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula
darahyang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah
yangmembentuk plak sehingga dpembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak
itutelepas akan menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran
darahyang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya,
missalcerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung
dapatmenyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati) bahkan kematian.

Aktifitas 2
Identifikasi dan jelaskan data yang belum saudara ketahui/pahami dan data tambahan yang
diperlukan pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi akut (hipoglikemi) secara mandiri
berdasar kasus Tn H.

Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun drastis. Kondisi ini lebih sering
dialami oleh penderita diabetes akibat:

 Penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak teratur.
 Pola makan yang tidak baik, seperti makan terlalu sedikit atau menunda makan.
 Aktivitas fisik atau olahraga berlebihan, tanpa makan yang cukup.
 Konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
Aktifitas 3
Diskusikan dan rumuskan masalah keperawatan yang muncul pada Tn. H bersama kelompok.

Rumusan masalah keperawatan yang muncul pada Tn.H adalah


1. Menjelaskan pengertian dari hipoglikemia
2. Mengetahui Berapa frekuensi penderita hipoglikemia
3. menelaskan etiologi dari hipoglikemia
4. menjelaskan manifestasi klinik dari hipoglikemia
5. cara pengobatan dari hipoglikemia
6. menjelaskan pragnosis dari hipoglikemia

Aktifitas 3
Identifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) pada Tn H.

Penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak teratur, pola
makan yang tidak baik, seperti makan terlalu sedikit atau menunda makan.

Aktifitas 4
Identifikasi kemungkinan faktor penyebab masalah dan faktor resiko pada kasus-kasus
diabetes melitus dengan komplikasi akut (hipoglikemi) secara mandiri dengan menggunakan
pohon masalah.

Penyebab
 Penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak teratur
 Pola makan yang tidak baik, seperti makan terlalu sedikit atau menunda makan
 Aktivitas fisik atau olahraga berlebihan, tanpa makan yang cukup
 Konsumsi minuman beralkohol berlebihan

Resiko
 Obesitas / kelebihan berat badan
 Mengalami gangguan penglihatan
 Tampak bingung dan berperilaku tidak normal
 Mengalami penurunan kesadaran
 Kejang

Aktifitas 5
Identifikasi dan uraikan hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus-kasus diabetes mellitus
dengan komplikasi akut (hipoglikemi) secara mandiri.

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah tubuh (glukosa) terlalu rendah,
yaitu di bawah 70mg/dL. Orang dengan penyakit diabetes lebih rentan mengalami
kondisi ini karena mereka sering menggunakan insulin buatan atau obat-obatan tertentu
untuk menurunkan kadar gula di darah. Meski seringkali dikaitkan dengan penderita
diabetes, gula darah rendah juga bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit diabetes. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat memburuk dan
menyebabkan masalah serius. Sebaliknya, penanganan yang cepat dan tepat dapat
membantu mengembalikan kadar gula darah rendah kembali ke kisaran normal.

Aktifitas 6
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus-kasus diabetes mellitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri dan cantumkan literaturnya.

Diagnosis keperawatan :
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
(dari hiperglikemia),kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan
dibatasi : mual, kacau mental.

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh,
nyeri abdomen, perubahankesadaran.

 Risiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,
penurunanfungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada
sebelumnya, atau ISK.

 Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori.

 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi


insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.

 Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang


tidak dapatdiobati.

 Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi,informasi, tidak mengenal sumber informasi.

 Resiko terhadap cedera berhubungan dengan penurunan sensasi taktil, pengurangan


ketajaman pandangan dan hipoglikemia.

Aktifitas 7
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri (cantumkan literaturnya).

 Fluid Management Infection Control (Kontrol infeksi)


 Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
 Nutrition Management dan Nutrition Monitoring Teaching : disease Process

Anda mungkin juga menyukai