Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan

(JIPTEK)
Jurnal Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jptk

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PANGKAS RAMBUT LANJUTAN

Widya Puji Astuti1, Marwiyah2, Ade Novi Nurul Ihsani3, Annisa Rachmawati4
1,2,3,4
Jurusan PKK, Fakultas Teknik Universitas, Negeri Semarang
widyapujiastuti@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses belajar mengajar merupakan pilihan utama bagi seorang dosen
dalam membangkitkan motivasi. Fakta di lapangan tentang mata kuliah pangkas menunjukkan, proses
pembelajaran belum berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Hal ini disebabkan karena mahasiswa
hanya berpegang pada demonstrasi pangkas dari dosen tanpa disertai media yang mendukung saat proses
belajar mengajar, sehingga anak kurang memahami dalam melakukan teknik pangkas rambut. Tujuan
penelitian: menghasilkan produk berupa bahan ajar (modul praktik) yang valid, reliabel dan efektif.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model Borg dan Gall.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) telah dihasilkan modul praktik pangkas rambut lanjutan yang
valid dan reliabel, (2) kualitas bahan ajar ditinjau dari expert judgement termasuk dalam kriteria sangat
baik dengan skor rata-rata 3,7 sehingga bahan ajar dikatakan valid atau layak digunakan, (3) kualitas
bahan ajar dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan N-gain untuk tes hasil belajar mahasiswa
diperoleh nilai <g> sebesar 0, 712 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa, penggunaan
bahan ajar efektif dalam memberikan dampak peningkatan terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah pangkas rambut lanjutan. Saran: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi dosen
untuk mencoba mengembangkan bahan ajar untuk praktik, sehingga memudahkan mahasiswa dalam
melakukan teknik pangkas rambut.
Kata Kunci: bahan ajar, pangkas rambut lanjutan, pengembangan

ABSTRACT
The use of teaching materials in the teaching and learning process is the main choice for a
lecturer in generating motivation. Facts on the field about pruning courses show that the learning
process has not yet proceeded as desired. This is because students only hold pruning demonstrations
from lecturers without the media that supports the teaching and learning process so that children do
not understand the haircut technique. The purpose of the study: to produce products in the form of
teaching materials (practice modules) that are valid, reliable and effective. This type of research is
development research adapted from the Borg and Gall models. The results showed that: (1) a valid and
reliable advanced haircut practice module has been produced, (2) the quality of teaching materials
reviewed from expert judgment is included in the excellent criteria with an average score of 3.7 so that
the teaching material is said to be valid or feasible used, (3) the quality of teaching materials seen from
the results of calculations using N-gain for student learning outcomes tests obtained a value of <g> =
0, 712 with a high category. This shows that the use of teaching materials is effective in giving an impact
on the improvement of student learning outcomes in advanced barber courses. Suggestion: the results
of this study can be used as input for lecturers to try to develop teaching materials for practice, making
it easier for students to do barber techniques.
Keywords: teaching materials, advanced haircut, development

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 1


PENDAHULUAN
Pembaharuan dalam dunia pendidikan teknik pemangkasan serta alat yang digunakan,
perlu dilakukan untuk mewujudkan pendidikan seperti: gunting, gunting penipis, clipper atau
yang berkualitas. Pengajar dalam hal ini dosen, razor. Hasil dari mata kuliah pangkas rambut
merupakan agen pembaharuan dalam lanjutan diharapkan mahasiswa dapat
menjalankan tugas sebagai pendidik. mengkombinasikan dan mengembangkan
Pembelajaran merupakan kegiatan yang teknik pemangkasan dasar menjadi berbagai
dirancang oleh pengajar untuk membantu macam bentuk model pangkas rambut sesuai
seseorang mempelajari suatu kemampuan yang karakteristik pelanggan/model. Pembelajaran
baru secara sistematis yaitu melalui tahap dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran
rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam yang telah ditentukan dapat tercapai. Dalam
konteks kegiatan belajar mengajar. Menurut kegiatan belajar pangkas rambut lanjutan perlu
Sukiman (2012:30), pembelajaran adalah suatu memperhatikan karakteristik mahasiswa.
usaha untuk membuat peserta didik belajar atau Berdasarkan hasil wawancara yang
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta dilakukan di Perguruan Tinggi Negeri Prodi
didik. Dosen diharapkan dapat melakukan Pendidikan Tata Kecantikan hasil nilai pangkas
langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil rambut lanjutan yang didapatkan mahasiswa
evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran masih rendah. Hal ini didukung dengan hasil
yang telah dilakukan guna peningkatan kualitas penelitian Annisa (2012:3), kebutuhan dalam
pembelajaran. Melalui penelitian belajar pemangkasan rambut dasar berada pada
pengembangan hal ini dapat mendukung kategori kurang dan secara keseluruhan
peningkatan kualitas pembelajaran. motivasi belajar siswa dalam pemangkasan
Prodi Pendidikan Tata Kecantikan rambut dasar berada pada kategori kurang
merupakan salah satu prodi yang berada di sekali. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor,
salah satu Perguruan Tinggi Negeri, dimana diantaranya: antusias mahasiswa dalam belajar
hasil belajar mahasiswa menitikberatkan pada rendah, lingkungan yang kurang mendukung
keterampilan sehingga mahasiswa dituntut dan kurangnya penggunaan media dalam proses
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran
perkembangan dunia kecantikan. Salah satu berlangsung, bahan ajar yang digunakan selama
mata kuliah wajib yang harus ditempuh ini adalah modul yang berisi materi dan gambar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan bentuk model pangkas rambut. Maka hal ini
adalah mata kuliah pangkas rambut lanjutan yang menyebabkan banyak mahasiswa
yang merupakan kelanjutan dari mata kuliah kecantikan mengalami kesulitan dalam
pangkas rambut dasar dengan bobot 2 sks. memahami teknik pangkas rambut lanjutan
Perbedaan mata kuliah pangkas rambut ketika praktik.
dasar dan mata kuliah lanjutan terletak pada

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 2


Kesulitan yang paling banyak dijumpai sistematis sehingga penggunaannya dapat
adalah cara mengkombinasikan dan belajar dengan atau tanpa seorang fasilisator
mengembangan teknik pemangkasan dengan atau guru (Depdiknas, 2008: 20). Artinya,
menggunakan salah satu alat pangkas menjadi pembaca dapat melakukan kegiatan belajar
macam-macam bentuk model pangkas rambut. selain di kampus bersama dosen dan juga dapat
Hal inilah yang menjadi indikasi bahwa upaya dilakukan dirumah sehingga modul disebut
meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai bahan instruksional mandiri. Selain itu
kecantikan pada mata kuliah pangkas rambut penelitian yang telah dilakukan oleh
lanjutan masih perlu untuk dilakukan usaha Nurhadiyanto, Wagiran dan Mujiono (2004),
peningkatan melalui pengembangan bahan ajar. menyimpulkan bahwa dengan bantuan modul
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
digunakan oleh guru/instruktur dalam serta dapat mereduksi miskonsepsi pada
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di pembelajaran. Bahan ajar merupakan salah satu
kelas. Tujuan penyusunan bahan ajar adalah komponen dari sumber belajar yang dapat
(1) membantu mahasiswa dalam mempelajari dimanfaatkan oleh dosen maupun mahasiswa
sesuatu; (2) memudahkan dosen dalam untuk meningkatkan efektivitas dalam
melaksanakan pembelajaran; (3) kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang menarik dengan
pembelajaran menjadi lebih menarik; dan (4) desain bahan ajar yang dikembangkan maka
menyediakan berbagai jenis bahan ajar (Majid, dapat mengajak mahasiswa untuk melakukan
2014: 60 & 174). Bahan ajar berisi materi praktik pangkas rambut.
pembelajaran yang secara garis besar terdiri Berdasarkan uraian latar belakang,
dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu adanya upaya meningkatkan proses
harus dipelajari mahasiswa dalam rangka pembelajaran. Salah satunya melalui
mencapai standar kompetensi yang telah pengembangan bahan ajar (modul) yang dapat
ditentukan (Ulfa, 2014:31). Beberapa bentuk digunakan sebagai pendukung dalam
bahan pembelajaran dapat dipilih dan pembelajaran mata kuliah pangkas rambut
dikembangkan, yaitu: bahan pembelajaran lanjutan. Bahan ajar yang disusun ditujukan
mandiri dan bahan pembelajaran konvensional untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi
(Wulansari, 2016 : 12). Pada penelitian ini, melalui hasil nilai pada mata kuliah pangkas
bahan pembelajaran yang digunakan adalah rambut lanjutan. Berdasarkan uraian latar
bahan pembelajaran mandiri. belakang masalah, maka dirumuskan
Modul disebut juga sebagai bahan ajar permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana
untuk belajar mandiri karena didalamnya bentuk pengembangan bahan ajar mata kuliah
dilengkapi petunjuk untuk belajar mandiri pangkas rambut lanjutan? (2) Bagaimana
(Depdiknas, 2008: 3). Modul adalah validitas isi dan reliabilitas bahan ajar mata
seperangkat bahan ajar yang disajikan secara kuliah pangkas rambut lanjutan ditinjau dari

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 3


expert judgement? (3) Bagaimana efektifitas terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan
penggunaan bahan ajar mata kuliah pangkas wawancara pada saat melakukan studi
rambut lanjutan pada proses pembelajaran? pendahuluan dan berdiskusi dengan dosen.
Tujuannya, diharapkan dengan adanya bahan Analisis data pada proses
ajar dapat meningkatkan mutu proses pengembangan bahan ajar, yaitu (1) produk
pembelajaran mata kuliah pangkas rambut awal divalidasi oleh pakar untuk mendapatkan
lanjutan. bahan ajar yang valid dan reliabel. Analisis data
untuk menentukan validitas menggunakan rata-
METODE PENELITIAN
rata skor. Analisis untuk menentukan
Metode yang digunakan pada
reliabilitas menggunakan rumus alpha
penelitian ini adalah metode penelitian
cronbach, diperoleh dengan nilai koefisien
pengembangan, bertujuan untuk menghasilkan
korelasi yang tinggi, yaitu lebih besar dari 0,60
produk berupa bahan ajar praktik pangkas
(Suharsimi, 2012:89), (2) ujicoba terbatas
rambut lanjutan. Penelitian dilakukan di Prodi
melibatkan 16 mahasiswa dengan tujuan untuk
Pendidikan Tata Kecantikan pada bulan Maret
mengetahui bagaimana efektifitas sebelum
sampai Oktober 2018. Model pengembangan
(pre-test) dan setelah (post-test) menggunakan
yang digunakan, mengacu pada penelitian
bahan ajar. Efektifitas penggunaan bahan ajar
pengembangan Borg dan Gall (1989: 624).
(modul praktik) dilihat dari besarnya rata-rata
Model ini dapat dimodifikasi menjadi 4 tahap,
Gain ternormalisasi. Gain adalah selisih nilai
meliputi: studi pendahuluan, pengembangan
post-test dan pre-test, gain menunjukkan
produk dan validasi, ujicoba terbatas dan hasil
peningkatan pemahaman atau penguasaan
produk akhir. Subyek pada penelitian ini adalah
konsep mahasiswa setelah pembelajaran
mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan
dilakukan oleh dosen. Gain ternormalisasi
semester 4 yang sedang menempuh mata kuliah
merupakan metode yang tepat untuk
pangkas rambut lanjutan.
menganalisis hasil pre-tes dan post-test (Hake,
Teknik pengumpulan data dalam
1998). Gain yang dinormalisasi (N-Gain) dapat
penelitian ini dengan lembar validasi oleh ahli,
dihitung dengan persamaan:
hasil wawancara secara langsung dan tes hasil
< 𝑆𝑓 > − < 𝑆𝑖 >
belajar mahasiswa. Teknik analisis data yang <𝑔 >=
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑖
digunakan dalam penelitian ini dilakukan
Keterangan:
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
<g> = gain ternormalisasi
Teknik kuantitatif dilakukan pada saat peneliti
<Sf> = nilai posttest
melakukan analisis data uji validitas, reliabilitas
<Si> = nilai pretest
dan data keefektifan penggunaan bahan ajar
Smaks = nilai maksimal
melalui tes hasil belajar. Teknik kualitatif
Si = nilai minimum
dilakukan pada saat peneliti melakukan analisis

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 4


Kriteria gain yang dinormalisasikan (N-Gain) selama ini hanya berupa: (1) teori dan macam-
tabel 1 berikut: macam hasil akhir bentuk pangkas rambut
Tabel 1. Normalisasikan (N-Gain) lanjutan, (2) gambar teknik pemangkasan
rambut tanpa adanya keterangan. Terkait isi
bahan ajar tentang prosedur kerja praktik
pangkas rambut lanjutan mulai dari pra praktik,
praktik dan pasca praktik belum ada yang
mengembangkan. Kemudian hasil wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan observasi kepada mahasiswa, belum
Bahan ajar yang dikembangkan dalam
banyak yang menggunakan bahan ajar sebagai
penelitian ini berupa buku pegangan untuk
media pembelajaran praktik. Terkait prosedur
dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Tata
kerja, teknik pangkas rambut lanjutan hanya
Kecantikan. Selain bertujuan untuk
didapat dari hasil demonstrasi dosen. Hasil dari
menghasilkan bahan ajar, penelitian ini juga
demonstrasi ini pun, sedikit banyak mahasiswa
bertujuan untuk mengetahui validitas dan
yang masih belum paham dan bingung tentang
reliabilitas bahan ajar menurut expert
tahap-tahap teknik pemangkasan rambut
judgement serta untuk mengetahui efektifitas
lanjutan. Maka hal ini berdampak pada hasil
bahan ajar pada proses pembelajaran. Bahan
nilai praktik.
ajar yang dikembangkan dengan mengadopsi
Pada tahap studi literatur perlu
prosedur pengembangan Borg and Gall (1989:
pengembangan dan pengkajian ulang bahan
624), yang terdiri atas tahap studi pendahuluan,
untuk penelitian dengan rujukan literatur dan
pengembangan produk dan validasi, ujicoba
berkonsultasi dengan para dosen yang
terbatas dan hasil produk akhir. Menurut
bersangkutan. Adapun pelaksanaan dengan
Puslitjaknov (2008), Prosedur penelitian
mengumpulkan sumber rujukan bahan ajar
pengembangan menurut Borg and Gall dapat
meliputi: pencarian, penyeleksian dan
dilakukan lebih sederhana dengan empat
menyusun draf sumber rujukan. Sumber
langkah.
rujukan bahan literatur dapat memperkuat
Studi pendahuluan dilakukan dengan
bahan penelitian dalam menyusun draf bahan
studi lapangan dan studi literatur. Studi
ajar. Setelah dilakukan analisis pada tahap studi
lapangan pada penelitian ini dilakukan dengan
pendahuluan, maka disusun bahan ajar yang
wawancara kepada beberapa dosen dan
hasilnya disebut draf.
mahasiswa. Hasil wawancara yang dilakukan
Bahan ajar ini dibuat khusus dengan
terhadap dosen Prodi Pendidikan Tata
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran
Kecantikan sebagai subyek penelitian pada
pada praktik pangkas rambut lanjutan sehingga
tahap studi pendahuluan diperoleh informasi
tetap memungkinkan mahasiswa mengeksplor
bahwa isi bahan ajar yang digunakan dosen
kemampuan yang mereka miliki. Tahap ini

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 5


diawali dengan penelaah konsep bahan ajar produk bahan ajar yang dikembangkan. Tahap
pangkas rambut lanjutan yang sudah ada atau ini bertujuan untuk memperoleh data secara
contoh konsep bahan ajar lainnya. Adapun lengkap demi perbaikan dan kesempurnaan
langkah dalam merumuskan bahan ajar, sebagai produk yang ingin dihasilkan. Pada bagian
berikut: (1) menelaah RPS (Rencana akhir validasi, validator memberi kesimpulan
Pembelajaran Studi), (2) mengidentifikasi berkaitan dengan kelayakan bahan ajar secara
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (3) keseluruhan sebelum diujicobakan pada
merumuskan indikator dan tujuan mahasiswa. Valid atau tidaknya bahan ajar
pembelajaran, (4) mendiskusikan isi materi yang dikembangkan ditentukan dari kesesuaian
bahan ajar, (5) mencari rujukan materi yang hasil validasi dengan pedoman kriteria
akan dimuat dalam bahan ajar, (6) penilaian.
mengembangkan materi bahan ajar, (7) Hasil validasi berupa pernyataan para
menentukan penilaian hasil belajar, (8) ahli bahwa bahan ajar (modul praktik) pangkas
perancangan desain produk bahan ajar. rambut lanjutan valid/layak untuk diujicobakan
Validitas dan reliabilitas bahan ajar dengan sedikit revisi. Pada tahap ini peneliti
dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan ajar melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dilihat dari komponen kelayakan isi, kelayakan terhadap format awal bahan ajar. Selain itu, dari
penyajian, penilaian bahasa dan kelayakan validasi bahan ajar diperoleh data kuantitatif
penyajian. Hal ini sesuai dengan pedoman yang menunjukkan bahwa bahan ajar yang
penulisan bahan ajar menurut Badan Standar dikembangkan terletak pada interval 3,36 - 4,00
Nasional Pendidikan (BSNP). Validasi produk atau masuk pada kategori sangat baik dengan
dapat dilakukan dengan cara menghadirkan skor rata-rata 3,7. Hasil validasi ini tidak
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah terlepas dari proses penyusunan bahan ajar
berpengalaman sebagaimana disebutkan untuk yang memperhatikan tiga prinsip meliputi:
menilai produk baru yang dirancang (Sugiono, prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan
2014: 302). Draf bahan ajar yang dihasilkan prinsip kecukupan (Direktorat PSMA, 2006: 6).
pada tahap pengembangan produk selanjutnya Hasil perhitungan reliabilitas dengan
divalidasi oleh tiga validator yaitu: (1) dosen menggunakan rumus koefisien Alpha
pengampu mata kuliah pangkas rambut dasar; Cronbach diperoleh hasil sebesar 0,652 yang
(2) praktisi dalam bidang pangkas rambut; dan dapat dilihat pada tabel 1:
(3) ahli media. Draf pengembangan bahan ajar
yang telah dikembangkan oleh penulis adalah
berupa bahan ajar (modul praktik) mata kuliah
pangkas rambut lanjutan.
Ketiga validator diminta untuk
memberikan penilaian dan saran terhadap

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 6


Tabel 2. Hasil perhitungan reliabilitas bahan Tabel 3. Hasil perhitungan N-gain tes hasil
ajar belajar mahasiswa
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Tabel 4. Hasil perhitungan Paired Sample
Alpha Items N of Items
Correlation
.625 .632 3

Berdasarkan Tabel 1, disimpulkan


bahwa bahan ajar yang dikembangkan reliabel
dan masuk dalam kategori reliabilitas kuat.
Penelitian pengembangan tidak hanya sampai Pada hasil tabel Paired Samples
pada validasi bahan ajar, akan tetapi juga Statistics, menunjukkan beberapa nilai
diadakan pengujian terhadap produk yang deskriptif masing-masing variabel pada sampel
dikembangkan melalui tes hasil belajar. berpasangan: (1) Hasil pre-test mempunyai
Menurut Misbah, dkk (2016), efektifitas modul nilai rata-rata (mean) 81,69 dari 16 mahasiswa.
praktik diperoleh dari data prestasi mahasiswa Sebaran data (Std. Deviation) yang diperoleh
berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah 2,522 dengan standar error 0,631; (2)
digunakan untuk mengukur hasil belajar Hasil post-test mempunyai nilai rata-rata
mahasiswa saat sebelum dan sesudah (mean) 85,50 dari 16 mahasiswa. Sebaran data
digunakannya bahan ajar yang dikembangkan (Std. Deviation) yang diperoleh adalah 2,875
selama proses pembelajaran. Sehingga pada dengan standar error 0,719. Hal ini
penelitian ini, efektifitas modul praktik yang menunjukkan hasil post-test pada data lebih
dikembangkan dilihat dari ketercapaian tinggi dari pada pre-test. Berdasarkan statistika
mahasiswa dalam pembelajaran dengan deskriptif pre-test dan post-test, menunjukkan
menggunakan bahan ajar (modul praktik) yang post-test lebih tinggi. Hal ini dapat disimpulkan
ditinjau dari hasil belajar praktik berupa pre- penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan
test dan post-test. Untuk mengetahui seberapa hasil praktik mahasiswa; (3) Hasil perhitungan
efektif bahan ajar, maka hal ini dapat dilihat dengan menggunakan persamaan N-gain untuk
dari data nilai pre-test dan post-test yang tes hasil belajar mahasiswa sebanyak 16 orang
dihitung dengan menggunakan N-gain. Hasil diperoleh nilai <g> sebesar 0, 712 dengan
perhitungan dengan menggunakan N-gain kategori tinggi. Berdasarkan kategori tersebut,
untuk tes hasil belajar mahasiswa dapat dilihat apabila nilai gain ternormalisasi berada dalam
pada tabel 3:

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 7


kategori tinggi, maka tingkat efektifitasnya 1. Penelitian pengembangan ini telah
adalah sangat efektif. Hal ini menunjukkan menghasilkan produk bahan ajar (modul
bahwa penggunaan bahan ajar efektif dalam praktik) mata kuliah pangkas rambut
memberikan dampak peningkatan terhadap lanjutan. Produk tersebut telah memenuhi
hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kriteria kelayakan bahan ajar, serta efektif
pangkas rambut lanjutan. Hal tersebut digunakan dalam proses pembelajaran.
didukung hasil penelitian dari Oktaviana, dkk 2. Berdasarkan hasil validitas isi dan
(2017: 282) yang menyatakan bahwa hasil reliabilitas bahan ajar praktik mata kuliah
penelitian pengembangan modul Fisika untuk pangkas rambut lanjutan ditinjau dari expert
melatih karakter sanggam dikatakan efektif judgement berkategori sangat baik. Hasilnya
untuk dapat membantu siswa dalam dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang
pembelajaran. Menurut Sudjana (2009: 8), dikembangkan valid/layak digunakan. Hasil
pembelajaran dikatakan efektif apabila reliabel masuk dalam kategori reliabilitas
penerima pesan dapat memahami makna yang kuat.
dipesankan oleh pendidik. 3. Terdapat peningkatan hasil belajar
Efektifitas bahan ajar sangat ditentukan mahasiswa, hal ini dibuktikan dengan
oleh kegiatan pembelajaran yang baik dan perolehan gain score dan masuk dalam
penggunaan bahan ajar yang tepat. Kemampuan kategori tinggi. Efektifitas penggunaan
dosen dalam mengatur kegiatan pembelajaran bahan ajar mata kuliah pangkas rambut
menjadi kunci keberhasilan mahasiswa lanjutan yang dikembangkan sangat efektif
memanfaatkan bahan ajar sehingga sehingga dapat membantu mahasiswa pada
berpengaruh terhadap pencapaian nilai proses pembelajaran.
mahasiswa pada praktik pangkas rambut
SARAN
lanjutan. Di setiap pembelajaran, dosen
Bahan ajar yang dikembangkan
mengajak mahasiswa untuk menggunakan
diharapkan dapat menunjang pembelajaran
bahan ajar sebagai panduan dalam
praktik di Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.
melaksanakan praktik. Kemampuan dosen
Adapun beberapa saran yang berkaitan dengan
tersebut menjadikan proses pembelajaran
pengembangan bahan ajar, yaitu sebagai
berjalan dengan baik dan penggunaan bahan
berikut:
ajar menjadi lebih efektif serta tepat tujuan.
1. Bahan ajar ini layak digunakan mahasiswa
KESIMPULAN
dalam pelaksanaan praktik pangkas
Berdasarkan hasil penelitian rambut lanjutan agar mahasiswa lebih
pengembangan dan ujicoba yang telah terampil dalam memangkas rambut.
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai 2. Bagi dosen, bahan ajar ini layak digunakan
berikut: karena sudah melalui proses penelitian.

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 8


Dosen juga dapat mengembangkan bahan mata-pelajaran-estetika-pdf.pdf).
Diunduh pada tanggal 30 Juni 2014.
ajar (modul praktik) secara lebih kreatif.
Borg, R. Walter dan Gall Meredith D. (1989).
Bahan ajar praktik ini hanya sebagai Educational Research An Introduction.
Logman: Fifth Edition.
alternatif dan bukan satu-satunya bahan
Depdiknas. (2008). Teknik Penyusunan Modul.
ajar yang dapat digunakan sehingga dosen Jakarta: Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan dan
kecantikan disarankan dapat memadukan
Menengah, Direktorat Pendidikan
dengan strategi yang menarik sehingga Sekolah Menengah Atas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
mahasiswa termotivasi untuk
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
melaksanakan praktik. 2013 tentang Sisdiknas. Jakarta:
Depdikbud.
3. Produk pengembangan ini sebaiknya
Hake, Richard R. (1999). Analyzing
dikembangkan lebih lanjut dengan materi- Change/Gain Scores. diunduh pada:
http://physics.indiana.edu/sdi/ajpv3i/p
materi lain yang berkaitan dengan mata
df
kuliah di Prodi Pendidikan Tata Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik
Terpadu. Bandung: Rosda Karya.
Kecantikan dan ditambah dengan
Nurhadiyanto, D., Wagiran dan Mujiono.
pendekatan yang sesuai karakteristik (2004). Reduksi Miskonsepsi dalam
Perkuliahan Fisika melalui Penerapan
materi.
Modul dengan Model Pembelajaran
Berorientasi Konstruktivistik. Laporan
Ucapan Terima Kasih
Penelitian. Yogyakarta: UNY.
Oktaviana, Dewinta., S. Hartini., dan Misbah.
Penelitian ini adalah bagian dari
(2017). Pengembangan Modul Fisika
penelitan pemula yang dibiayai oleh dana DIPA Berintegrasi Kearifan Lokal Membuat
Minyak Lala Untuk Melatih Karakter
FT UNNES tahun 2018 dengan nomor kontrak
Sanggam. Jurnal Berkala Ilmiah
042.01.2.400899/2018. Peneliti mengucapkan Pendidikan Fisika. Volume. 5 Nomor.
3 Oktober. diunduh di
terima kasih atas bantuan pembiayaan
http://researchgate.net/publication/325
penelitian ini kepada pihak-pihak yang telah 447744_Pengembangan_Modul_Fisik
a_Berintegrasi_Kearifan_Lokal_Mem
membantu terlaksananya penelitian ini.
buat_Minyak_Lala_Untuk_Melatih_K
DAFTAR PUSTAKA arakter_Sanggam.pdf
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses
Annisa, Sharen. (2012). Motivasi Belajar Siswa Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Pada Mata Pelajaran Pemangkasan Cipta.
Rambut Dasar Kompetensi Keahlian Suharsimi, Arikunto. (2007). Dasar-Dasar
Tata Kecantikan Rambut SMKN 3 Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Payakumbuh. Skripsi. Padang: Aksara.
Universitas Negeri Padang. ___________________. (2012). Dasar-Dasar
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
(2007). Panduan Penilaian Kelompok ksara.
Mata Pelajaran Estetika. Jakarta: Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
(BSNP), Departemen Pendidikan Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Nasional. (Diperoleh dari: Alfabeta.
http://desyandri.files.wordpress.com/2
014/02/panduan-penilaian kelompok-

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 9


________. (2010). Metode Penelitian Ulfa, Maria. (2014). Pengembangan Bahan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Ajar Materi Gaya untuk Meningkatkan
Bandung: Alfabeta. Hasil Belajar Kelas V MI Negeri Brani
________. (2014). Metode Penelitian Kulon Probolinggi. Skripsi. Malang:
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Universitas Islam Negeri Maulana
Bandung: Alfabeta. Malik Ibrahim.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Wulansari Prasetyaningsih, dkk. (2016).
Pembelajaran. Yogyakarta: Pedajogya Pengembangan Bahan Ajar Mata
Suryabrata, S. (2011). Metode Penelitian. Kuliah Evaluasi Pembelajaran Prodi
Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK,
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian FT, Unnes. Artikel. Semarang: Unnes
Pengembangan. Jakarta: Depdiknas

JIPTEK, Vol. 12 No. 1, 2019 DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28258 10

Anda mungkin juga menyukai