Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

“ Hidroponik dengan Sistem ( Drip System )

Disusun oleh :

1. Achmad Yani ( PBB 17 / 17030204063 )


2. Aulia Safri Nahriyah ( PBB 17 / 17030204064 )
3. Nusa Devi Wahyuningsari ( PBB 17 / 17030204066 )
4. Alya Rose Andini ( PBB 17 / 17030204069 )

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Mateamtika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Biologi

Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem hidroponik irigasi atau drip adalah salah satu sistem yang paling sering digunakan
dalam sistem tanam hidroponik di seantero dunia, baik itu oleh para petani atau pembudidaya
rumahan maupun pembudidaya atau petani komersial. Hal ini karena sistem irigasi tetes
merupakan konsep yang sangat mudah dan juga membutuhkan sedikit bagian saja, bahkan sistem
ini sangat fleksibel dan juga efektif dalam sistem hidroponik ini. Meskipun konsepnya sangat
mudah, bukan berarti sistem ini membatasi imajinasi anda dalam membuat sistem irigasi tetes
anda sendiri. Cara kerjanya adalah dengan cara meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar
tumbuhan yang anda tanam untuk menjaga tanaman tersebut tetap lembab.
Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dirancang dengan berbagai macam cara, dari
mulai yang kecil hingga yang besar. Akan tetapi, sistem irigasi tetes ini lebih bermanfaat untuk
tanaman yang lebih besar yang mana membutuhkan lebih banyak ruang untuk akarnya. Itulah
kenapa anda tidak memerlukan volume air yang banyak untuk membanjiri sistem irigasi tetes ini.
Selain itu, tetesan-tetesan tersebut akan dengan mudah untuk mengalir ke beberapa ruang yang
lebih besar atau luas lagi. Serta apabila menggunakan jumlah media tumbuhan yang lebih banyak
untuk tanaman yang lebih besar, media tumbuhan tersebut akan lebih mempertahankan
kelembaban yang lebih dari jumlah yang lebih kecil dan hal itu sangat bermanfaat sekali untuk
tumbuhan atau tanaman yang besar karena lebih baik, cocok, dan aman untuk tanaman
hidroponik tersebut. Maksudnya adalah bahwa tumbuhan tersebut tidaklah terlalu sensitif atau
banyak membutuhkan pengairan. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut tidak cukup menekan jika
mereka tidak mendapatkan pengairan yang tepat waktu dengan satu alasan ataupun alasan lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Drip System
Drip Irrigation System adalah salah satu jenis sistem hidroponik yang prinsipnya
memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus
sesuai kebutuhan tanaman. Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar
tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.

Gambar Sistem Hidroponik – Drip System

Tanaman mendapatkan nutrisi setiap saat sesuai kebutuhannya dengan mengatur


tetesan agar tanaman tidak tergenang maupun kekeringan. Pada drip system, timer
digunakan untuk mengontrol pompa air. Ketika timer menghidupkan pompa air, pompa
akan mengalirkan larutan nutrisi ke alat khusus yang akan meneteskan larutan nutrisi ke
bagian dasar dari masing-masing tanaman.
Pada Recovery Drip System larutan nutrisi yang masih tersisa akan dikumpulkan
kembali ke bak penampung untuk digunakan lagi. Sistem recovery menggunakan larutan
nutrisi lebih efisien karena adanya larutan nutrisi yang digunakan kembali. Keadaan ini
memungkinkan penggunaan timer yang lebih murah karena sistem recovery ini tidak
membutuhkan kontrol yang terlalu tepat untuk pengaturan siklus airnya.
Pada Non-Recovery Drip System tidak dilakukan penampungan kembali larutan
nutrisi yang tersisa. Sistem non-recovery membutuhkan timer yang lebih presisi/tepat
sehingga pengaturan siklus air dapat diatur lebih tepat untuk memastikan tanaman
mendapatkan cukup larutan nutrisi dan larutan nutrisi yang terbuang dapat diminimalkan.
Sistem non-recovery membutuhkan perawatan yang lebih sedikit karena sisa larutan
nutrisi tidak kembali ke bak penampung sehingga nutrisi dan pH di bak penampung tidak
berubah. Hal ini berarti bak penampung dapat diisi dengan larutan nutrisi yang telah
diatur pH-nya kemudian dapat ditinggal sampai ketika dibutuhkan pencampuran lagi.
Pada sistem recovery dapat terjadi perubahan pH dan konsentrasi nutrisi yang lebih besar
sehingga membutuhkan checking dan adjusting (pengaturan) yang berkala (periodic).
B. Alat-alat yang dibutuhkan:
– Selang air
– Pompa air/pompa akuarium/submerged pump
– Jarum suntik (untuk membuat air menetes) atau menggunakan alat khusus penetes
– Pot/polybag
– Media tanam
– Wadah atau bak air
C. Kelebihan Drip System:
– Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
– Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit
– Biaya yang dibutuhkan relatif murah
D. Kekurangan Drip System:
– Oksigen akan susah didapatkan tanaman jika media terlalu padat
– Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena lebih
banyak hilang terserap tanaman, tertahan pada media, atau penguapan
BAB III
PENUTUP

Sistem hidroponik Drip ini merupakan sistem irigasi yang banyak dimanfaatkan
petani baik dalam sekala rumahan atau komersil. Hal ini dikarenakan mudah untuk
mengaplikasikan sistem ini dan juga memodifikasinya sesuai dengan jenis tanaman dan
kreativitas masing – masing. Prinsip utamanya adalah tetesan diarahkan tepat pada daerah
perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.
Terdapat dua tahapan dalam prosesnya, yakni Recovery Drip System merupakan Nutrisi
yang dibutuhkan diatur agar tidak tergenang, jika masih tersisa maka akan dikumpulkan
kembali ke bak penapung untuk digunakan lagi. Lalu ada Non-Recovery Drip adalah
saat tanaman membutuhkan perawatan yang lebih sedikit sisa larutan nutrisi tidak
kembali ke bak penampung sehingga nutrisi dan pH di bak penampung tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA

Erizal, 2003. Aplikasi Teknologi Irigasi Sprinkler and Drip.


Lembaga Penelitian IPB. Bogor
Gandakusuma, R. 1981. Irigasi. Sinar Bandung. Bandung
Guslim, 1997. Klimatologi Pertanian. Universitas Negeri Sumatera Utara. Medan

Anda mungkin juga menyukai