Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.

Tujuan Penulisan makalah ini antara lain menyelesaikan tugas mata kuliah
Dasar Kesehatan Reproduksi/ KIA. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca demi penyempurnaan
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kendari, Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 4
C. TUJUAN .................................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
A. DEFINISI HERPES SECARA UMUM ................................................... 6
B. PENGERTIAN HERPES GENITAL ....................................................... 6
C. SIAPA YANG BERISIKO TERKENA HERPES GENITAL? ............... 7
D. CARA PENULARAN HERPEN GENITAL ........................................... 8
E. GEJALA HERPES GENITAL .................................................................... 9
F. PENATALAKSANAAN HERPES GENITAL ......................................... 10
G. CARA PENCEGAHAN HERPES GENITAL....................................... 12
H. DIAGNOSA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK HERPES
GENITAL .......................................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 16
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 16
B. SARAN .................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus anggota
famili hepertoviridae. Oleh karena itu apabila seseorang menderita penyakit
ini maka akan terlihat suatu ruam bintik- bintik merah nanah yang
berkelompok. Dan virus ini kebanyakan menyerang pada bagian kulit dan
selaput lendir. Namun, walaupun begitu virus ini juga ada yang khusus
menyerang pada alat kelamin manusia dan juga pada membran mukus yang
terletak dimulut bibir. Didalam penyakit herpes terdapat jenis virus.

Herpes genital merupakan salah satu penyakit menular seksual yang


sering ditemui dan telah berhasil mempengaruhi kehidupan jutaan pasien
beserta pasangannya. Kebanyakan individu mengalami gangguan psikologi
dan psikososial sebagai akibat dari nyeri yang timbul serta gejala lain yang
menyertai ketika terjadi infeksi aktif. Oleh karena penyakit herpes genital
tidak dapat disembuhkan serta bersifat kambuh-kambuhan, maka terapi
sekarang difokuskan untuk meringankan gejala yang timbul, menjarangkan
kekambuhan, serta menekan angka penularan sehingga diharapkan kualitas
hidup dari pasien menjadi lebih baik setelah dilakukan penanganan dengan
tepat.

Herpes genital termasuk penyakit menular seksual yang ditakuti oleh


setiap orang. Torresmelaporkan bahwa HSV-II telah menginfeksi lebih dari
40% penduduk dunia. Syahputra, dkk, di Amerika, Inggris, dan Australia
ditemukan kurang lebih 50% wanita dengan HSV-II positif. Di Eropa, HSV-
II berkisar antara 7-16%, Afrika 30-40%, oleh karena itu dikatakan bahwa
saat ini herpes genitalis sudah merupakan endemik di banyak negara. Di
Indonesia sampai saat ini belum ada angka yang pasti, dari 13 rumah sakit,
disebutkan bahwa herpes genitalis merupakan penyakit menular seksual
dengan gejala ulkus genital adalah kasus yang sering dijumpai. Kelompok

3
resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang dengan perilaku yang
tidak sehat.

Untuk mengatasi peningkatan prevalensi penderita herpes genetalis


diperlukan adanya pendidikan terhadap pasien tentang bahaya PMS dan
komplikasinya, pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan, cara
penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya, dan
cara-cara menghindari infeksi PMS di masa dating. Selain itu untuk wanita
hamil dengan infeksi herpes genitalis harus melaksanakan kultur virus tiap
minggu dari serviks dan genitalia eksterna sebagai jalan lahir. Persalinan
secara sectio caesaria direkomendasikan untuk mencegah infeksi bayi baru
lahir.Herpes genitalis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
masih sering di jumpai di Indonesia. Setiap orang dewasa mempunyai
kesempatan untuk terjangkit penyakit ini dan penularannya pun sangat
mudah, yaitu kontak langsung atau melalui hubungan seksual, maka dari itu
penulis tertarik untuk menulis tentang penatalaksaan herpes genitalis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi Herpes secara umum?
2. Jelaskan pengertian herpes genital?
3. Siapa yang berisiko terkena herpes genital?
4. Bagaimana cara penularan herpes genital?
5. Bagaimana Gejala herpes genital
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari harpes genital?
7. Bagaimana cara pencegahan herpes genital?
8. Bagaimana diagnosa yang bisa di lakukan untuk herpes genital?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi herpes secara umum
2. Untuk mengetahui pengertian herpes genital
3. Untuk mengetahui siapa yang berisiko terkena herpes genital
4. Untuk mengetahui Bagaimana cara penularan herpes genital

4
5. Untuk mengetahui gejala herpes genital
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari harpes genital?
7. Untuk mengetahui cara pencegahan herpes genital
8. Untuk mengetahui yang bisa di lakukan untuk herpes genital

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HERPES SECARA UMUM


Herpes adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuhan pada
kulit yang berwarna kemerahan dan berisi cairan. Penyakit ini menyebabkan
kulit mengalami luka melepuh, gatal, merah, dan berair. Herpes adalah
penyakit kulit yang timbul akibat serangan virus herpes simplex
(HSV).Penyakit Herpes adalah penyakit menular seksual yang dapat menular
melalui hubungan seks atau kontak kelamin. Virus herpes terdiri dari 2 jenis
yakni Herpes Simpleks tipe I dan Herpes Simpleks tipe 2.

Penyakit herpes kulit dan herpes genital merupakan jenis herpes yang
paling umum ditemui. Infeksi virus herpes yang menyebabkan adanya luka di
leher, di bibir, atau di bagian tubuh yang lain pasti menyebabkan sensasi gatal
terkadang disertai perih

B. PENGERTIAN HERPES GENITAL


Herpes genital adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang
terjadi pada alat kelamin dan bisa menyebabkan penularan baik pada wanita
maupun pria. Herpes genital merupakan salah satu penyakit infeksi menular
seksual (IMS) karena biasanya penularan terjadi akibat atau melalui
hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut dengan HSV. Dalam kondisi aktif, virus ini akan berkembang
dan bergerak di antara sel-sel saraf. Virus herpes simpleks bisa memasuki
tubuh manusia melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa
merupakan jaringan lunak yang basah yang melapisi bagian terbuka dari
tubuh manusia. Membran mukosa bisa kita jumpai pada beberapa jaringan
tubuh kita, seperti pada dinding mulut, bagian dalam kelopak mata, di dalam
telinga, di dalam saluran urin, dan juga pada dinding vagina dan anus.

6
Virus herpes simplek atau HSV sendiri dibedakan menjadi 2 jenis,
yakni HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 umumnya menyerang bagian tubuh dari
pinggang ke atas hingga mencapai sekitar mulut. Sedangkan HSV-2 biasanya
menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama di bagian alat kelamin.
Herpes genital sebagian besar disebabkan oleh HSV-2, meskipun pada
beberapa kasus ada juga yang disebabkan oleh HSV-1 di mana penularan
terjadi melalui hubungan kelamin orogenital atau dalam bahasa sehari-hari
sering disebut dengan oral seks dan bisa juga penularan melalui tangan.

C. SIAPA YANG BERISIKO TERKENA HERPES GENITAL?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang


terkena herpes genital adalah:

 Jenis kelamin. Herpes genital bisa mengenai laki-laki maupun


perempuan. Herpes genital Berdasarkan kasus yang sudah terjadi, terlihat
bahwa wanita lebih mudah terinfeksi herpes dibanding laki-laki.
 Umur : Herpes genital paling banyak ditemukan pada kelompok yaitu
umur 15 sampai 49 tahun.
 Memiliki pasangan seksual lebih dari satu. Risiko Anda semakin
meningkat dengan bertambahnya jumlah pasangan Anda. Penting untuk
melakukan hubungan seksual yang aman dan melakukan pemeriksaan
secara teratur.
 Ibu hamil terhadap bayinya : Pada wanita hamil yang terserang
herpes,bayinya mempunyai resiko tinggi tertular Virus Herpes. Virus
dapat ditularkan kepada janin melalui plasenta selama kehamilan atau
selama persalinan secara normal .Pada infeksi selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar
30-50% bayi yang lahir melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi
Virus Herpes
 Sistem imun lemah. Hal ini membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi
virus.

7
D. CARA PENULARAN HERPEN GENITAL

Adapun cara penularan pasti herpes genital diantaranya adalah:


1. Kelahiran normal
Ibu yang melahirkan secara normal bisa menularkan penyakit
herpes genital pada bayinya. Penularan ini terjadi lewat vagina. Sebab
itulah, bagi Anda yang sedang hamil sebaiknya konsultasikan dengan
dokter untuk mengetahui keberadaan virus herpes. Hal ini bertujuan agar
Anda dan bayi dalam kondisi sehat saat lahiran.
2. Penetrasi saat berhubungan seks
Risiko penularan herpes sangat tinggi jika penetrasi seksual
dilakukan tanpa kondom. Virus dari alat kelamin pengidap herpes dapat
dengan mudah pindah ke alat kelamin yang sehat. Kemungkinan untuk
tertular semakin tinggi, jika Anda sering berganti-ganti pasangan. Karena
itu, lakukan hubungan yang sehat agar kondisi organ intim tetap sehat.
3. Seks oral
Penularan virus herpes juga bisa melalui seks oral. Jadi jika
pasangan Anda mengidap herpes, sebaiknya waspada. Melakukan seks
oral bisa menyebabkan penularan virus herpes dari mulut ke alat kelamin.
4. Memakai sex toy secara bergantian
Virus herpes juga bisa menular melalui pemakaian sex toy yang
dilakukan bergantian. Penyebaran virus ini harus Anda waspadai. Lantas
mengapa virus herpes bisa hidup di sex toy yang notabene benda mati?
Cairan yang masih tertinggal di benda tersebut menjadi
perantaranya. Virus herpes bisa bertahan hidup di lingkungan yang
lembap. Jadi jika pasangan Anda mengidap herpes, penularannya dapat
terjadi melalui pemakaian sex toys bergantian.
5. Ciuman
Penularan herpes simplex bisa terjadi lewat sentuhan bibir atau
ciuman. Terutama bila Anda atau pasangan mengidap HSV-1 yang

8
menyerang area mulut dan bibir. Ini karena virus herpes simplex sangat
mudah ditularkan melalui area yang cukup lembap.
Jadi sebaiknya hindari berciuman atau mencium orang lain bila
Anda sedang mengidap herpes simples, terutama HSV-1.
6. Kontak fisik dengan orang yang kena herpes
Anda bisa tertular herpes kalau bersentuhan langsung (kulit ke
kulit) dengan seseorang yang kena herpes. Kemungkinan penularan herpes
terutama saat bintil-bintil baru saja muncul, sudah berisi cairan, bahkan
setelah bintilnya sembuh dari kulit, wajah, atau area genitalia.

E. GEJALA HERPES GENITAL

Kebanyakan orang yang terinfeksi herpes genital memiliki tanda


atau gejala minimal, atau bahkan tidak ada tanda atau gejala herpes kelamin.
Serangan pertama atau gejala herpes kelamin biasanya diikuti oleh tanda
berikut:

 Kulit atau area organ seks menjadi meradang, gatal, seperti terbakar,
atau nyeri
 Peradangan tampak seperti luka bakar, yang mengkilap di organ seks
atau di sekitar kemaluan
 Peradangan membuka, mengering seperti berkerak, lalu sembuh
 Gejala herpes Pembengkakan kelenjar getah bening
 Kelamin juga bisa dirasakan ketika virus pertama kali muncul, yaitu:
 Demam
 Sakit kepala
 Rasa terbakar ketika kencing
 Nyeri otot.
 Serangan pertama herpes dapat bertahan selama beberapa minggu. Setelah
serangan pertama, virus akan tinggal di sistem saraf, di mana virus
sebenarnya tidak mati, sampai sistem imun melemah atau ada hal yang
memicu sehingga virus aktif lagi.

9
 Serangan selanjutnya dapat muncul beberapa minggu sampai beberapa
bulan setelah serangan pertama, namun tidak separah serangan pertama,
dan durasi lebih singkat dari episode pertama. Meskipun infeksi bertahan
di dalam tubuh, namun serangan akan semakin jarang seiring berjalannya
waktu.
 Gejala selanjutnya muncul:
 Benjolan merah kecil
 Nyeri saat buang air kecil
 Luka yang di bentuk setelah benjolan pecah
 Nyeri dan gatal pada area kelamin dan bokong
 Flu seperti pembengkakan kelenjar getah bening
 Beberapa juga menderita gatal, rasa terbakar, atau sensasi kesemutan di
sekitar area genital.

F. PENATALAKSANAAN HERPES GENITAL

1. Medikamentosa
Tidak ada obat untuk herpes genitalis. Sampai saat ini belum ada
terapi yang memberikan penyembuhan radikal, artinya tidak ada
pengobatan yang mencegah episode rekurens secara tuntas. Apabila lesi
basah karena cairan vesikel dapat dikompres terlebih dahulu. Pengobatan
dengan obat antivirus dapat (Handoko, 2008):
Membantu luka sembuh lebih cepat selama infeksi awal
Mengurangi keparahan dan durasi gejala pada infeksi berulang
Mengurangi frekuensi kekambuhan
Meminimalkan kemungkinan penularan virus herpes ke orang lain
Obat antivirus yang digunakan untuk herpes genitalis meliputi
(Salvaggio, 2013):
 Idoksuridin. Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa
salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent,
virunguent-P) dengan cara aplikasi, yang sering dengan interval

10
beberapa jam. Analog timidin, dimasukkan ke dalam DNA virus
menggantikan timidin mengakibatkan cacat sintesis DNA &
akhirnya penghambatan replikasi virus. Juga menghambat timidilat
fosforilase.
 Acyclovir (Zovirax). Analog nukleosida purin sintetik dengan
aktivitas terhadap sejumlah herpesvirus, termasuk herpes simplex dan
varicella-zoster. Sangat selektif untuk sel yang terinfeksi virus karena
afinitas tinggi untuk enzim timidin kinase virus. Efek ini berfungsi
untuk memusatkan monofosfat asiklovir dalam sel yang terinfeksi
virus. Monofosfat kemudian dimetabolisme menjadi bentuk trifosfat
aktif oleh kinase seluler. Molekul ini menginhibisi polimerase HSV
dengan 30-50 kali potensi polimerase DNA alpha manusia.
 Famsiklovir (Famvir). Prodrug yang ketika berbiotransformasi
menjadi metabolit aktif, penciclovir, dapat menghambat sintesis /
replikasi DNA virus. Digunakan untuk melawan virus herpes simpleks
dan varicella-zoster. Diindikasikan untuk pengobatan episode rekuren
atau terapi supresif dari herpes genital pada orang dewasa
imunokompeten.
Pengobatan episode rekuren: 1000 mg per oral 2 kali / hari selama 1
hari, dimulai dalam waktu 6 jam dari onset gejala atau lesi.
Terapi supresif: 250 mg per oral 2 kali / hari sampai 1 tahun.
Pengobatan episode primer (off-label): 250 mg per oral 3 kali / hari
selama 5-10 hari
 Valacyclovir (Valtrex). Prodrug yang cepat dikonversi ke obat aktif
asiklovir. Lebih mahal namun memiliki regimen dosis lebih nyaman
dibandingkan asiklovir.
Obat diberikan bila mengalami gejala infeksi. Dapat juga minum
obat setiap hari, bahkan ketika tidak mengalami tanda-tanda infeksi,
untuk meminimalkan peluang infeksi berulang. Pasien yang mengalami
komplikasi berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit, sehingga mereka
dapat menerima obat antiviral intravena.

11
Untuk mencegah rekurens macam-macam usaha dapat dilakukan
dengan tujuan meningkatkan imunitas seluler, misalnya pemberian
preparat lupidon H (untuk VHS tipe I) dan lupidon G (untuk VHS tipe II)
dalam satu seri pengobatan. Pemberian levamisol dan isoprinosin atau
asiklovir secara berkala menurut beberapa peneliti memberikan hasil
yang baik. Efek levamisol dan isoprinosin ialah sebagai imunostimulator.
Pemberian vaksinasi cacar sekarang sudah tidak dianut lagi. (Handoko,
2008)
2. Terapi Nonmedikementosa
Saran untuk mencegah herpes genitalis adalah sama seperti untuk
mencegah infeksi menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk
menghindari terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular sementara lesi
timbul. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah untuk menjauhkan
diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual hanya untuk
satu orang yang bebas infeksi. Edukasi yang dapat diberikan antara lain
(Richwald, 2002):

 Gunakan kondom lateks selama setiap kontak seksual


 Batasi jumlah pasangan seks
 Hindari hubungan seksual jika salah satu pasangan memiliki herpes di
daerah genital atau tempat lain.

G. CARA PENCEGAHAN HERPES GENITAL

Herpes genital menyebar dari kontak kulit ke kulit dengan seseorang


yang mengidapnya, termasuk hubungan intim vaginal, anal, dan oral. Jadi
cara terbaik untuk menghindari herpes dan penyakit menular seksual lainnya
adalah dengan tidak melakukan kontak dengan mulut atau alat kelamin orang
lain. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya gangguan tersebut adalah
dengan menggunakan kondom ketika berhubungan intim.

Berikut adalah beberapa cara lainnya untuk mencegah hal tersebut:

12
1. Hindari Berhubungan Intim dengan Pengidap Herpes Genital. Sebelum
melakukan hubungan intim, cobalah untuk menanyakan pasangan kamu
apakah ia pernah memiliki penyakit menular seksual. Kebanyakan orang
yang memiliki herpes genital tidak tahu apabila terinfeksi. Jadi, tanyakan
apakah orang tersebut pernah mengidap penyakit menular seksual
lainnya. Orang dengan riwayat PMS lebih cenderung memiliki herpes
genital.

2. Hindari berhubungan intim dengan seseorang yang memiliki luka atau


lecet di bagian-bagian seperti Miss V, mulut, atau anus. Walau begitu,
selalu ingat bahwa infeksi dapat menyebar meski tidak ada lecet yang
jelas. Kamu dapat menggunakan kondom untuk menghindari hal
tersebut.

3. Melakukan pemeriksaan terkait penyakit yang dapat terjadi pada


kelamin, terutama herpes genital.

4. Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan


pasangan yang tidak diketahui status infeksi menular seksualnya.

5. Memeriksa status infeksi menular seksual secara berkala bagi individu


yang berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan.

6. Segera berkonsultasi dengan dokter bila merasa mengalami tanda dan


gejala dari infeksi menular seksual.

7. Setelah bepergian, biasakan membersihkan tangan agar virus maupun


bakteri yang mungkin terbawa dari luar tidak menulari diri sendiri
maupun anggota keluarga.
8. Selalu menjaga kebersihan/kesehatan organ genitalia (atau alat kelamin
secara teratur).
9. Hindari menggunakan gosok gigi secara bersamaan terutama dengan
orang yang belum pasti terinfeksi atau tidak.

13
10. Hindari penggunaan handuk dan alat mandi, alat makan, secara
bersamaan.

H. DIAGNOSA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK HERPES GENITAL

Menentukan diagnosis dari herpes genital umumnya dilakukan


berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisis secara langsung, dan
pemeriksaan penunjang tertentu. Herpes dapat didiagnosis melalui
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mengecek koreng
yang terbentuk akibat herpes serta menanyakan gejala yang muncul pada
pasien. Tidak hanya itu, untuk membantu diagnosis herpes agar lebih akurat,
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan tambahan.

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan mencakup:

1. Kultur virus, yang dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan


atau atau bagian kecil dari luka yang terdapat untuk diamati dengan lebih
seksama di laboratorium.

2. Kultur virus herpes simplex. Kultur virus herpes ditujuankan untuk


mendiagnosis adanya virus herpes. Kultur virus herpes ini dilakukan
dengan cara mengusap area kulit atau genital yang terinfeksi, kemudian
mengambil cairan genital atau cairan tubuh lainnya yang diduga
mengalami herpes untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

3. Polymerase Chain Reaction (PCR), yang merupakan proses untuk


menyalin Deoxyribonucleic Acid (DNA) seseorang (molekul yang
mengandung informasi genetik dalam tubuh) dari darah, jaringan luka,
atau cairan tulang belakang. Dari DNA tersebut, dapat dilihat ada atau
tidaknya HSV serta tipe dari HSV.

4. Pemerikaan darah, untuk mengamati adanya antibodi terhadap HSV dan


mendeteksi adanya infeksi herpes pada masa lalu.

14
5. Tes antibodi. Tes antibodi spesifik virus HSV 1 dan HSV 2 dapat
dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi primer herpes, tapi tidak
dapat mendeteksi infeksi herpes rekuren. Tes antibodi dilakukan dengan
mengambil sampel darah dari tubuh, kemudian dianalisis di lab untuk
dicek keberadaan antibodi spesifik HSV 1 ataupun HSV 2. Penting
diingat bahwa tubuh memerlukan waktu sekitar 12-16 minggu untuk
membentuk antibodi anti HSV 1 atau HSV 2, setelah virus HSV masuk
ke dalam tubuh pertama kali. Tes antibodi HSV 1 dan HSV 2 sangat
membantu diagnosis, terutama jika pasien tidak mengalami koreng atau
pelepuhan pada kulit.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Herpes adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuhan
pada kulit yang berwarna kemerahan dan berisi cairan. Penyakit ini
menyebabkan kulit mengalami luka melepuh, gatal, merah, dan berair.
serta timbul akibat serangan virus herpes simplex (HSV). Herpes
merupakan penyakit menular seksual yang dapat menular melalui
hubungan seks atau kontak kelamin.
Herpes genital adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang
terjadi pada alat kelamin dan bisa menyebabkan penularan baik pada
wanita maupun pria karena biasanya penularan terjadi akibat atau melalui
hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut dengan HSV.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang


terkena herpes genital adalah: jenis kelamin, umur, memiliki pasangan
seksual lebih dari satu, ibu hamil terhadap bayinya, dan sistem imun
lemah.

Adapun cara penularan herpes genital diantaranya adalah:


Kelahiran normal, penetrasi saat berhubungan seks, seks oral, memakai
sex toy secara bergantian, ciuman, kontak fisik dengan orang yang kena
herpes.
Penatalaksanakan herpes genetikal yaitu:Medikamentosa, terapi
nonmedikementosa.
Beberapa cara lainnya untuk mencegah penyakit herpes: Hindari
Berhubungan Intim dengan Pengidap Herpes Genital, Hindari
berhubungan intim dengan seseorang yang memiliki luka atau lecet di
bagian-bagian seperti Miss V, mulut, atau anus, Melakukan pemeriksaan
terkait penyakit yang dapat terjadi pada kelamin, Menggunakan kondom
saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak diketahui
status infeksi menular seksualnya, Memeriksa status infeksi menular

16
seksual secara berkala bagi individu yang berhubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan, Segera berkonsultasi dengan dokter bila merasa
mengalami tanda dan gejala dari infeksi menular seksual, Setelah
bepergian, biasakan membersihkan tangan agar virus maupun bakteri yang
mungkin terbawa dari luar tidak menulari diri sendiri maupun anggota
keluarga, Selalu menjaga kebersihan/kesehatan organ genitalia (atau alat
kelamin secara teratur), Hindari menggunakan gosok gigi secara
bersamaan terutama dengan orang yang belum pasti terinfeksi atau tidak,
Hindari penggunaan handuk dan alat mandi, alat makan, secara
bersamaan.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan mencakup: Kultur
virus, Kultur virus herpes simplex, Polymerase Chain Reaction (PCR), dan
Tes antibodi.

B. SARAN
Dengan adanya pembahasan mengenai Herpes ini, diharapkan para
pembaca dapat mengerti tentang penyakit Herpes , tersebut serta menjaga
kesehatan tubuh dan menjaga pola hidup yang teratur agar terhindar dari
penyakit herpes dan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan dengan
memeriksakan kesehatan kita kepada dokter agar terhindar dari penyakit ini.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://halosehat.com/penyakit/herpes/herpes-genital

18

Anda mungkin juga menyukai