Alhamdulillah, Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Tujuan Penulisan makalah ini antara lain menyelesaikan tugas mata kuliah
Dasar Kesehatan Reproduksi/ KIA. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca demi penyempurnaan
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus anggota
famili hepertoviridae. Oleh karena itu apabila seseorang menderita penyakit
ini maka akan terlihat suatu ruam bintik- bintik merah nanah yang
berkelompok. Dan virus ini kebanyakan menyerang pada bagian kulit dan
selaput lendir. Namun, walaupun begitu virus ini juga ada yang khusus
menyerang pada alat kelamin manusia dan juga pada membran mukus yang
terletak dimulut bibir. Didalam penyakit herpes terdapat jenis virus.
3
resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang dengan perilaku yang
tidak sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi Herpes secara umum?
2. Jelaskan pengertian herpes genital?
3. Siapa yang berisiko terkena herpes genital?
4. Bagaimana cara penularan herpes genital?
5. Bagaimana Gejala herpes genital
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari harpes genital?
7. Bagaimana cara pencegahan herpes genital?
8. Bagaimana diagnosa yang bisa di lakukan untuk herpes genital?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi herpes secara umum
2. Untuk mengetahui pengertian herpes genital
3. Untuk mengetahui siapa yang berisiko terkena herpes genital
4. Untuk mengetahui Bagaimana cara penularan herpes genital
4
5. Untuk mengetahui gejala herpes genital
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari harpes genital?
7. Untuk mengetahui cara pencegahan herpes genital
8. Untuk mengetahui yang bisa di lakukan untuk herpes genital
5
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit herpes kulit dan herpes genital merupakan jenis herpes yang
paling umum ditemui. Infeksi virus herpes yang menyebabkan adanya luka di
leher, di bibir, atau di bagian tubuh yang lain pasti menyebabkan sensasi gatal
terkadang disertai perih
6
Virus herpes simplek atau HSV sendiri dibedakan menjadi 2 jenis,
yakni HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 umumnya menyerang bagian tubuh dari
pinggang ke atas hingga mencapai sekitar mulut. Sedangkan HSV-2 biasanya
menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama di bagian alat kelamin.
Herpes genital sebagian besar disebabkan oleh HSV-2, meskipun pada
beberapa kasus ada juga yang disebabkan oleh HSV-1 di mana penularan
terjadi melalui hubungan kelamin orogenital atau dalam bahasa sehari-hari
sering disebut dengan oral seks dan bisa juga penularan melalui tangan.
7
D. CARA PENULARAN HERPEN GENITAL
8
menyerang area mulut dan bibir. Ini karena virus herpes simplex sangat
mudah ditularkan melalui area yang cukup lembap.
Jadi sebaiknya hindari berciuman atau mencium orang lain bila
Anda sedang mengidap herpes simples, terutama HSV-1.
6. Kontak fisik dengan orang yang kena herpes
Anda bisa tertular herpes kalau bersentuhan langsung (kulit ke
kulit) dengan seseorang yang kena herpes. Kemungkinan penularan herpes
terutama saat bintil-bintil baru saja muncul, sudah berisi cairan, bahkan
setelah bintilnya sembuh dari kulit, wajah, atau area genitalia.
Kulit atau area organ seks menjadi meradang, gatal, seperti terbakar,
atau nyeri
Peradangan tampak seperti luka bakar, yang mengkilap di organ seks
atau di sekitar kemaluan
Peradangan membuka, mengering seperti berkerak, lalu sembuh
Gejala herpes Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelamin juga bisa dirasakan ketika virus pertama kali muncul, yaitu:
Demam
Sakit kepala
Rasa terbakar ketika kencing
Nyeri otot.
Serangan pertama herpes dapat bertahan selama beberapa minggu. Setelah
serangan pertama, virus akan tinggal di sistem saraf, di mana virus
sebenarnya tidak mati, sampai sistem imun melemah atau ada hal yang
memicu sehingga virus aktif lagi.
9
Serangan selanjutnya dapat muncul beberapa minggu sampai beberapa
bulan setelah serangan pertama, namun tidak separah serangan pertama,
dan durasi lebih singkat dari episode pertama. Meskipun infeksi bertahan
di dalam tubuh, namun serangan akan semakin jarang seiring berjalannya
waktu.
Gejala selanjutnya muncul:
Benjolan merah kecil
Nyeri saat buang air kecil
Luka yang di bentuk setelah benjolan pecah
Nyeri dan gatal pada area kelamin dan bokong
Flu seperti pembengkakan kelenjar getah bening
Beberapa juga menderita gatal, rasa terbakar, atau sensasi kesemutan di
sekitar area genital.
1. Medikamentosa
Tidak ada obat untuk herpes genitalis. Sampai saat ini belum ada
terapi yang memberikan penyembuhan radikal, artinya tidak ada
pengobatan yang mencegah episode rekurens secara tuntas. Apabila lesi
basah karena cairan vesikel dapat dikompres terlebih dahulu. Pengobatan
dengan obat antivirus dapat (Handoko, 2008):
Membantu luka sembuh lebih cepat selama infeksi awal
Mengurangi keparahan dan durasi gejala pada infeksi berulang
Mengurangi frekuensi kekambuhan
Meminimalkan kemungkinan penularan virus herpes ke orang lain
Obat antivirus yang digunakan untuk herpes genitalis meliputi
(Salvaggio, 2013):
Idoksuridin. Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa
salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent,
virunguent-P) dengan cara aplikasi, yang sering dengan interval
10
beberapa jam. Analog timidin, dimasukkan ke dalam DNA virus
menggantikan timidin mengakibatkan cacat sintesis DNA &
akhirnya penghambatan replikasi virus. Juga menghambat timidilat
fosforilase.
Acyclovir (Zovirax). Analog nukleosida purin sintetik dengan
aktivitas terhadap sejumlah herpesvirus, termasuk herpes simplex dan
varicella-zoster. Sangat selektif untuk sel yang terinfeksi virus karena
afinitas tinggi untuk enzim timidin kinase virus. Efek ini berfungsi
untuk memusatkan monofosfat asiklovir dalam sel yang terinfeksi
virus. Monofosfat kemudian dimetabolisme menjadi bentuk trifosfat
aktif oleh kinase seluler. Molekul ini menginhibisi polimerase HSV
dengan 30-50 kali potensi polimerase DNA alpha manusia.
Famsiklovir (Famvir). Prodrug yang ketika berbiotransformasi
menjadi metabolit aktif, penciclovir, dapat menghambat sintesis /
replikasi DNA virus. Digunakan untuk melawan virus herpes simpleks
dan varicella-zoster. Diindikasikan untuk pengobatan episode rekuren
atau terapi supresif dari herpes genital pada orang dewasa
imunokompeten.
Pengobatan episode rekuren: 1000 mg per oral 2 kali / hari selama 1
hari, dimulai dalam waktu 6 jam dari onset gejala atau lesi.
Terapi supresif: 250 mg per oral 2 kali / hari sampai 1 tahun.
Pengobatan episode primer (off-label): 250 mg per oral 3 kali / hari
selama 5-10 hari
Valacyclovir (Valtrex). Prodrug yang cepat dikonversi ke obat aktif
asiklovir. Lebih mahal namun memiliki regimen dosis lebih nyaman
dibandingkan asiklovir.
Obat diberikan bila mengalami gejala infeksi. Dapat juga minum
obat setiap hari, bahkan ketika tidak mengalami tanda-tanda infeksi,
untuk meminimalkan peluang infeksi berulang. Pasien yang mengalami
komplikasi berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit, sehingga mereka
dapat menerima obat antiviral intravena.
11
Untuk mencegah rekurens macam-macam usaha dapat dilakukan
dengan tujuan meningkatkan imunitas seluler, misalnya pemberian
preparat lupidon H (untuk VHS tipe I) dan lupidon G (untuk VHS tipe II)
dalam satu seri pengobatan. Pemberian levamisol dan isoprinosin atau
asiklovir secara berkala menurut beberapa peneliti memberikan hasil
yang baik. Efek levamisol dan isoprinosin ialah sebagai imunostimulator.
Pemberian vaksinasi cacar sekarang sudah tidak dianut lagi. (Handoko,
2008)
2. Terapi Nonmedikementosa
Saran untuk mencegah herpes genitalis adalah sama seperti untuk
mencegah infeksi menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk
menghindari terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular sementara lesi
timbul. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah untuk menjauhkan
diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual hanya untuk
satu orang yang bebas infeksi. Edukasi yang dapat diberikan antara lain
(Richwald, 2002):
12
1. Hindari Berhubungan Intim dengan Pengidap Herpes Genital. Sebelum
melakukan hubungan intim, cobalah untuk menanyakan pasangan kamu
apakah ia pernah memiliki penyakit menular seksual. Kebanyakan orang
yang memiliki herpes genital tidak tahu apabila terinfeksi. Jadi, tanyakan
apakah orang tersebut pernah mengidap penyakit menular seksual
lainnya. Orang dengan riwayat PMS lebih cenderung memiliki herpes
genital.
13
10. Hindari penggunaan handuk dan alat mandi, alat makan, secara
bersamaan.
14
5. Tes antibodi. Tes antibodi spesifik virus HSV 1 dan HSV 2 dapat
dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi primer herpes, tapi tidak
dapat mendeteksi infeksi herpes rekuren. Tes antibodi dilakukan dengan
mengambil sampel darah dari tubuh, kemudian dianalisis di lab untuk
dicek keberadaan antibodi spesifik HSV 1 ataupun HSV 2. Penting
diingat bahwa tubuh memerlukan waktu sekitar 12-16 minggu untuk
membentuk antibodi anti HSV 1 atau HSV 2, setelah virus HSV masuk
ke dalam tubuh pertama kali. Tes antibodi HSV 1 dan HSV 2 sangat
membantu diagnosis, terutama jika pasien tidak mengalami koreng atau
pelepuhan pada kulit.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Herpes adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuhan
pada kulit yang berwarna kemerahan dan berisi cairan. Penyakit ini
menyebabkan kulit mengalami luka melepuh, gatal, merah, dan berair.
serta timbul akibat serangan virus herpes simplex (HSV). Herpes
merupakan penyakit menular seksual yang dapat menular melalui
hubungan seks atau kontak kelamin.
Herpes genital adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang
terjadi pada alat kelamin dan bisa menyebabkan penularan baik pada
wanita maupun pria karena biasanya penularan terjadi akibat atau melalui
hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut dengan HSV.
16
seksual secara berkala bagi individu yang berhubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan, Segera berkonsultasi dengan dokter bila merasa
mengalami tanda dan gejala dari infeksi menular seksual, Setelah
bepergian, biasakan membersihkan tangan agar virus maupun bakteri yang
mungkin terbawa dari luar tidak menulari diri sendiri maupun anggota
keluarga, Selalu menjaga kebersihan/kesehatan organ genitalia (atau alat
kelamin secara teratur), Hindari menggunakan gosok gigi secara
bersamaan terutama dengan orang yang belum pasti terinfeksi atau tidak,
Hindari penggunaan handuk dan alat mandi, alat makan, secara
bersamaan.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan mencakup: Kultur
virus, Kultur virus herpes simplex, Polymerase Chain Reaction (PCR), dan
Tes antibodi.
B. SARAN
Dengan adanya pembahasan mengenai Herpes ini, diharapkan para
pembaca dapat mengerti tentang penyakit Herpes , tersebut serta menjaga
kesehatan tubuh dan menjaga pola hidup yang teratur agar terhindar dari
penyakit herpes dan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan dengan
memeriksakan kesehatan kita kepada dokter agar terhindar dari penyakit ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://halosehat.com/penyakit/herpes/herpes-genital
18