Disusun Oleh:
Nurfadilah Alwan (A031171536)
Khaerunnisa (A031171519)
Maria Jessilca Hera (A031171533)
Ria Melyanti (A031171535)
Diah Mega Satriya Pratiwi (A031171536)
2020
KATA PENGANTAR
i
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
Analisis Lingkungan Eksternal.
Dalam makalah ini berisi tentang definisi analisis lingkungan eksternal, tujuan
lingkungan eksternal, analisi s lingkungan eksternal, faktor-faktor lingkungan
eksternal, analisis lingkungan industry dan contoh dari lingkungan eksternal. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
........................................................................................................................1
Latar Belakang ...........................................................................................
..................................................................................................................1
Tujuan Penulisan .......................................................................................
..................................................................................................................2
Rumusan Masalah ......................................................................................
..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
........................................................................................................................4
Definisi Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................
.................................................................................................................4
Tujuan Lingkungan Eksternal ...................................................................
.................................................................................................................5
Analisis Lingkungan Eksternal .................................................................
.................................................................................................................5
Faktor-faktor Lingkungan Eksternal .........................................................
.................................................................................................................7
Lingkungan umum ..............................................................................
...........................................................................................................7
Lingkungan industry ..........................................................................
...........................................................................................................9
Analisis Lingkungan Industry ...................................................................
...............................................................................................................10
Contoh-contoh Lingkungan Eksternal.......................................................
...............................................................................................................13
Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912 .............................................
.........................................................................................................13
Perusahaan Mc Donal’s Indonesia .....................................................
.........................................................................................................16
Perusahaan BatikSemar ......................................................................
.........................................................................................................17
iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................
......................................................................................................................21
Kesimpulan ................................................................................................
................................................................................................................21
Saran ..........................................................................................................
................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
......................................................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengamati lingkungan eksternal itu, ada beberapa sektor yang peka secara
stratejik, artinya bisa menciptakan peluang, atau sebaliknya merupakan ancaman.
Perkembangan teknologi misalnya, peraturan perundang-undangan, atau situasi
keuangan, dapat saja memberi keuntungan atau kerugian bagi organisasi. Tetapi yang
jelas, kata William Cohen (David, 1989) ialah bahwa peluang dan ancaman hadir pada
setiap saat dan senantiasa melampaui sumber daya yang tersedia. Artinya, kekuatan yang
dimiliki organisasi selalu berada dalam posisi lebih lemah dalam menanggulangi
ancaman, bahkan dalam mengejar dan memnafaatkan peluang sekalipun.
1
tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau
sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi
atau menyiasati komponen-komponen tersebut.
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum
(elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industry dan perusahaan-
perusahaan di dalamnya) dan lingkungan industry (faktor-faktor ancaman masuknya
peserta, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan yang
mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis pesaing. Analisis
lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas
Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang
pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini akan
menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.
2
4. Bagaimana proses analisis lingkungan industry?
5. Apa saja faktor-faktor dari lingkungan eksternal?
6. Apa saja contoh dari lingkungan eksternal?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Tujuan Analisis Lingkungan
Tujuan analisis lingkungan dilakukan agar organisasi dapat mengantisipasi
lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan
organisasi. Untuk maksud tersebut banyak sekali pengelompokan variabel-variabel yang
diperkirakan member pengaruh nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi. Yang selalu
diusahakan adalah berusaha melengkapi variable-variabel tersebut akan tetapi tidak akan
pernah bisa sekomplit yang diharapkan karena para pengambil keputusan harus berpacu
dengan waktu dalam proses “Decission Making”. Akan tetapi, satu hal yang perlu
diingat bahwa tidak ada satu pun cara yang bisa dikatakan terbaik untuk menganalisis
lingkungan bisnis. Kesemuanya harus dikembalikan kepada “konteks” kepada situasi
dan kondisi yang dihadap perusahaan. Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan
Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam
lingkungan bagi manajemen perusahan, menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan
organisasi dan kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan
organisasi, dan mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan,
dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau
rencana untuk menanganinya.
5
1. Scanning lingkungan
Usaha untuk memantau, memahami, dan menelusuri berbagai kecenderungan dalam
lingkungan organisasi di sebut scanning lingkungan (environmental scanning). David
(1989) menyebutnya sebagai eksternal audit. Ini memang penting dan banyak
menguntungkan karena ketidakpastian dalam lingkungan memberi dampak yang luas
pada aktivitas organisasi. Pada titik keputusan satu, scanning lingkungan di lakukan
dengan mencari sambil menyeleksi data dalam lingkungan eksternal. Data yang di cari
ialah yang mempunyai kaitan dengan kegiatan organisasi atau yang dampaknya
terhadap organisasi baru terasa dalam jangka panjang. Pada titik keputusan kedua, para
eksekutif hendaknya mampu mengakui bahwa data tersebut mempunyai dampak atau
tidak bagi kegiatan organisasi. Kalau ternyata ada, merekapun aharus mengakui
perlunya perencanaan organisasi direvisi dengan membuat prediksi-prediksi yang
sedikit akurat.
2. Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan lingkungan
untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan sedang berkembang. Hal
penting untuk suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan untuk mendeteksi arti
dari setiap kejadian lingkungan. Sebagai contoh, kecendurungan baru dalam hal
dengan pendidikan dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan Negara
bagian untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam persyaratan kelulusan sekolah
menengah, atau perubahan isi kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis akan
menentukan apakah peristiwa yang berbeda ini menggambarkan suatu kecendurngan
dalam pendidikan, dan jika memang demikian, apakah data informasi lainnya harus
dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.
3. Forecasting
6
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi dalam lingkungan
umum pada suatu waktu tertentu. Saat melakukan forecasting, analis mengembangkan
proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat, sebagai hasil perubahan
dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan monitoring. Sebagai contoh,
analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan suatu teknologi baru utnuk
mencapi pasar. Atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur pelatihan
perusahaan yang berbeda dibutuhkan untuk menghadapi perubahan komposisi
angkatan kerja, atau berapa lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam
kebijakan perpajakan pemerintah untuk mempengaruhi pola konsumsi pelanggang.
4. Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh perubahan
lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui
scanning, monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti lingkungan umum.
Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk menentukan implikasi dari
pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment, analis akan mendapatkan data
yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.
a. Ekonomi
Keputusan para eksekutif hanya dapat efektif apabila turut memperhitungkan
gejala-gejala perilaku kondisi ekonomi secara serius. Dalam sektor ekonomi ini,
informasi yang diperlukan adalah yang berhubungan dengan kecenderungan-
kecenderungan dalam pendapatan nasional, inflasi, tingkat pengangguran, gaji dan
7
upah, devaluasi, tingkat pendapatan masyarakat, dan tidak ketinggalan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pemasaran produk dari organisasi publik dan nonprofit,
misalnya alumni perguruan tinggi.
b. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang memengaruhi suatu perusahaan men-cakup keyakinan,
nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan tempat
perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural,
ekologis, pendidikan, dan etnis. Seandainya faktor sosial berubah, permintaan untuk
berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.
d. Teknologi
Teknologi adalah yang banyak berpengaruh terhadap ketidakseimbangan
organisasi. Ia adalah unsur yang paling dinamis, yang memaksa para pengambil
keputusan untuk terus-menerus memantau perkembangan serta dampakny yang
menguntungkan dan ada yang merugikan, serta melihat aspek mana dari teknologi itu
yang langsung berpengaruh pada yang tidak. Beberapa hal yang perlu dicari dalam
bidang teknologi ialah informasi tentang biaya yang disediakan pemerintah dan
8
kalangan bisnis untuk keperluan penelitian dan pengembangan, perlindungan hak paten
,hak cipta, dan produk-produk teknologi baru.
e. Faktor Demografi
Hal penting yang harus diperhatikan perusahaan menyangkut faktor demografi
ini di antaranya ukuran populasi, struktur umur, distribusi geografis, percampuran
etnis, dan distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan, perusahaan harus
menganalisis perubahan faktor ini dalam konteks yang global, bukan hanya secara
domestik.
b. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif
lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Menurut Michael E.
Porter dalam konteks Competitive Strategy, perumusan strategi bersaing bertujuan
menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, yang dalam hal ini diartikan
sebagai analisis lingkungan industri tempat perusahaan tersebut bersaing. Dengan kata
lain, analisis lingkungan industri jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan
persaingan dibandingkan dengan analisis lingkungan umum karena kekuatan
lingkungan umum dalam memengaruhi persaingan bersifat sangat relatif. Artinya, jika
terjadi perubahan dalam lingkungan umum, seperti faktor ekonomi, sosial, politik dan
hukum, teknologi dan demografi, yang terkena pengaruh akibat perubahan adalah
industri yang bersangkutan. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada lingkungan
umum, kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan yang berlainan dari masing-
masing perusahaan untuk menanggulangi implikasi perubahan tersebut.
9
untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi
factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari pengaruh
factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi
lingkungan industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan perolehan laba di atas
rata-rata.
Ditinjau dari sisi perusahaan yang mempertimbangkan akan masuk dalam suatu
industri, semakin kuat ancaman pelaku baru, ancaman produk substitusi daya tawar
pembembeli dan daya tawar pemasok, intensitas persaingan, semakin kurang menarik
industri untuk dimasuki tidak. Begitupula dari satu sisi perusahaan yang sudah ada
10
didalamnya, mereka akan merasa sulit untuk meraih keuntungan, berkembang, tumbuh.
Begitu pula, semakin terbataslah kesempatan perusahaan – perusahaan tersebut untuk
memperoleh pendapat/ keuntungan yang tinggi. Karena itu, perusahaan harus punya
analisis yang baik dan kemudian yang berdasarkan itu memutuskan dengan bijak
bagaimana strategi yang akan diambil dan diimplementasikannya. Pada saatnya,
analisis industri ini bersama analisis ekternal yang umum, akan digabung dan
dibandingkan relative terhadap kekuatan yang ada pada perusahaan.
Berikut ini adalah hal –hal yang harus dilihat atau menjadi dasar analisis
kekuatan lima faktor tadi yaitu :
11
a. Skala ekonomis
b. Switching coast
c. Akses ke saluran distribusi. Biasanya produk yang sudah ada telah memiliki
akses distribusi.
Semakin tinggi daya tawar pemasok, maka semakin rendah daya tarik sebuah
industri.
12
pengaruh kepada intensitas persaingan. Selain ditentukan oleh jumlah pelaku yang ada
di dalam industri, intensitas persaingan ditentukan juga misalnya oleh para pesaing
yang memiliki kekuatan yang relatif sama. Begitu pula apakah pelaku - pelaku ada di
industri yang sudah lamban pertumbuhannya, atau apakah biaya tetap menjadi lebih
tinggi. Sementara itu bila hambatan untuk ke luar dari industi tinggi, maka intensitas
juga akan terpengaruh . Semakin tinggi intensitas persaingan, tentu saja semakin
kurang menarik satu industri. Kurang menarik bagi mereka yang ada di dalamnya, juga
ada di luarnya bila ingin berpikiran masuk di dalamnya.
Makro
1. Keadaan alam, Keadaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana
mendukung pertumbuhan persahaan asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan
alam telah memakan banyak korban dan di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam
menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.
2. Politik dan hankam, Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM)
terhadap perkembangan perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di mana
multikrisis di penghujung millenium kedua akibat kekecauan politik saat penghancuran
rezim orde lama menyebabkan aset perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah
terhadap dollar AS.
13
4. Perekonomian, Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan ini. Keadaan ekonomi yang bagus mendukung terhadap kelancaran
aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang carut marut misalnya, peristiwa sanering
mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas asset perusahaan ini dan multikrisis
di penghujung millenium kedua membuat kinerja perusahaan terhambat.
6. Sosial budaya, Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi
berpengaruh terhadap perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap
asuransi yang bagus telah membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah
memiliki banyak nasabah yang dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat
Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan
merupakan pencapaian baru industri asuransi Indonesia
14
Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak
576 di seluruh pelosok Indonesia.
Mikro
15
pelosok Indonesia, perusahaan asuransi Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat
mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses dan metode kerja dalam
perusahaan tersebut.
4. Pasar, Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas
pula memungkinkan perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya.
Penduduk negara Indonesia yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar
yang sangat menjanjikan terhadap perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika
Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan
jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
Restoran McDonald's hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara
ke 70 dari McDonald's seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah
warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dari
McDonald's Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau
bertindak sebagai Presiden Direktur McDonald's Indonesia. Sebelum membuka
restorannya yang pertama di Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA
diwajibkan mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia
dan Singapura. Dalam masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di
restoran McDonald's dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai
ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia. Tepat pada 22
Februari 1991, restoran McDonald's di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi dengan
mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan McDonald's Indonesia dalam
10 tahun ini dinilai sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald's Indonesia telah
berjumlah 109 restoran dengan jumlah karyawan seluruhnya mencapai sekitar 8000
orang yang sebagian besar lulusan SLTA.
Pesaing Perusahaan
a. Burger King
b. Kfc
16
c. Krispy Kreme
d. Wendy’s
f. Taco Bell
g. Subway
h. Nandos
Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947. Selain
mengembangkan usaha batik, salah satu tujuannya adalah mempertahankan seni
warisan Budaya Bangsa Indonesia. Pada mulanya Perusahaan BATIK SEMAR
memproduksi batik dengan nama BATIK BODRONOYO yang tak lain dalah nama
dari SEMAR itu sendiri. Tetapi karena nama SEMAR lebih dikenal di-masyarakat
umum, maka dipakailah nama tersebut pada tahun 1966 sebagai BATIK SEMAR.
Alasan dipilihnya nama tersebut karena SEMAR merupakan sosok panutan dalam
dunia Pewayangan, yang diakui sebagai BATARA ISMAYA, sekaligus menjadi
pengasuh keluarga Pandawa.
Bagi Perusahaan sendiri nama SEMAR dapat diartikan sebagai :
S=Sarwi atau bersama-sama
E=Ening atau Suci bersih
M=Marsudi atau berusaha tanpa putus asa
A=Ajuning atau perkembangan
R = Rasa atau Seni
Arti secara umum adalah :
Dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus untuk
mengembangkan produk batik. Pada waktu itu pengembangan penjualan batik masih
terbatas pada kota-kota tertentu yang ada di pulau Jawa. Produksi dari BATIK SEMAR
pada awalnya hanya memprosuksi batik-batik tulis yang jangkauan pemasarannya
terbatas pada masyarakat golongan menengah dan menengah keatas. Tetapi dengan
maksud dan tujuan agar produksi dapat berkembang lebih baik, maka pada tahun 1952
produksi dikembangkan dengan menambah batik cap dan batik kombinasi, sehingga
daya belinya dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
17
Sejalan dari perkembangan waktu, sampai tahun 1972 batik juga mengalami perubahan
dan perkembangan dengan munculnya teknik baru yang pada waktu itu disebut
printing atau batik printing atau printing/sablon dengan motif batik. Untuk
mengimbangi dan mengikuti perkembangan atas kemajuan2 tersebut maka produksi
BATIK SEMAR sendiri dikembangkan lebih bervariasi baik dalam mode, corak dan
warnanya.
1. Segi ekonomi : contohnya saja jika suku bunga naik maka produksi batikpun
semakin ditekan ataupun dibatasi, karena kredit bang diperusahaan juga pasti
meningkat. Dan jjuga jika kurs dollar meningkat maka akan berdampak baik untuk
perusahaan , karena akan semakin banyak batik yang laku dipasaran internasional.
2. Social dan kebudayaan : salah satu nya adalah perubahan gaya hidup
masyarakat , jika masyarakat beralih kepada gaya hidup yang mengarah kepada gaya
hidup yang berfikir modern atau gaya hidup orang barat , maka penjualan batik pun
akan susah laku dipasaran. Maka perusahaan harus pintar dalam memasarkan
batiknya .
Kekuatan perusahaan batik semar :
Kecanggihan teknologi
Kemampuan pemasok atau penjual menawarkan produk nya sampai keluar
negeri. Telah tersebar dibeberapa daerah walaupun tidak diseluruh indonesia.
Kualitas produk yang sudah diakui sejak tahun
Memiliki hak paten mark dari batik indonesia
Kelemahan perusahaan batik:
18
Walaupun keberadaannya telah ada sejak tahun 1947 namun belum banyak
masyarakat yang mengetahui.
Harga mungkin relative mahal berkisar Rp.40000 per meter persegi.
Batik saat ini kurang diminati
Peluang perusahaan batik semar
Melakukan banyak inovasi terhadap corak batik yang dihasilkan
Pendistribusian barang secara merata
Melakukan iklan dan memberikan diskon pada moment tertentu
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk
mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan
perolehan laba.
3.2 Saran
Dalam melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk perusahaan kita
dimasa yang akan datang. Dengan adanya analisis lingkungan eksternal ini dapat
mengetahuai bagaimana menghadapi faktor lingkungan umum yang terdiri dari
sosiokultural, ekonomi, teknologi, politik dan hukum, dan ekologi. Sedangkan dari
faktor lingkungan industry dapat di lihat dari ancaman pesaing baru, kekuatan
pemasok, kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Internet :
http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/manajemen-strategi-perusahaan-mc-
donals.html
https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/12/19/contoh-analisis-lingkungan-
eksternal-bisnis-perusahaan-asuransi-bumi-putera-1912/
https://ayumegalestari.wordpress.com/2012/03/20/analisis-lingkungan-internal-
dan-eksternal-perusahaan-batik-semar/
22