Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN STRATEGIK

(ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL)

Disusun Oleh:
 Nurfadilah Alwan (A031171536)
 Khaerunnisa (A031171519)
 Maria Jessilca Hera (A031171533)
 Ria Melyanti (A031171535)
 Diah Mega Satriya Pratiwi (A031171536)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASSANUDIN

2020

KATA PENGANTAR

i
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
Analisis Lingkungan Eksternal.

Dalam makalah ini berisi tentang definisi analisis lingkungan eksternal, tujuan
lingkungan eksternal, analisi s lingkungan eksternal, faktor-faktor lingkungan
eksternal, analisis lingkungan industry dan contoh dari lingkungan eksternal. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar , 27 Februari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
.......................................................................................................................iii

ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
........................................................................................................................1
Latar Belakang ...........................................................................................
..................................................................................................................1
Tujuan Penulisan .......................................................................................
..................................................................................................................2
Rumusan Masalah ......................................................................................
..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
........................................................................................................................4
Definisi Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................
.................................................................................................................4
Tujuan Lingkungan Eksternal ...................................................................
.................................................................................................................5
Analisis Lingkungan Eksternal .................................................................
.................................................................................................................5
Faktor-faktor Lingkungan Eksternal .........................................................
.................................................................................................................7
Lingkungan umum ..............................................................................
...........................................................................................................7
Lingkungan industry ..........................................................................
...........................................................................................................9
Analisis Lingkungan Industry ...................................................................
...............................................................................................................10
Contoh-contoh Lingkungan Eksternal.......................................................
...............................................................................................................13
Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912 .............................................
.........................................................................................................13
Perusahaan Mc Donal’s Indonesia .....................................................
.........................................................................................................16
Perusahaan BatikSemar ......................................................................
.........................................................................................................17

iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................
......................................................................................................................21
Kesimpulan ................................................................................................
................................................................................................................21
Saran ..........................................................................................................
................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
......................................................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan sebagaimana umum diartikan meliputi kondisi, situasi keadaan,
peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang mengelilingi dan memengaruhi perkembangan
organisasi. Organisasi bahkan kadang-kadang dapat memengaruhi lingkungan, tetapi
yang paling umum adalah organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Kekuatan-kekuatan dalam lingkungan tidak statis, tetapi harus berubah sehingga
keunikannya memberi dampak yang kadang-kadang juga unik pada keputusan yang
diambil oleh para eksekutif. Lingkungan eksternal, terdiri atas dua faktor stratejik, yaitu
peluang dan ancaman atau tantangan. Higgins (1985) mengartikan peluang sebagai
situasi dari faktor-faktor eksternal yang membantu organisasi mancapai atau bahkan bisa
melampaui pencapaian sasarannya sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal
yang menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya.

Dalam mengamati lingkungan eksternal itu, ada beberapa sektor yang peka secara
stratejik, artinya bisa menciptakan peluang, atau sebaliknya merupakan ancaman.
Perkembangan teknologi misalnya, peraturan perundang-undangan, atau situasi
keuangan, dapat saja memberi keuntungan atau kerugian bagi organisasi. Tetapi yang
jelas, kata William Cohen (David, 1989) ialah bahwa peluang dan ancaman hadir pada
setiap saat dan senantiasa melampaui sumber daya yang tersedia. Artinya, kekuatan yang
dimiliki organisasi selalu berada dalam posisi lebih lemah dalam menanggulangi
ancaman, bahkan dalam mengejar dan memnafaatkan peluang sekalipun.

Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat menantang dan kompleks.


Karena efeknya terhadap kinerja, perusahaan harus mengembangkan kemampuan yang
di butuhkan untuk mengidentifikasi pelung dan ancaman yang ada dalam lingkungan
eksternal. Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau
variable lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau perusahaan.
Komponen tersebut cenderung berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi
atau perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen-komponen

1
tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau
sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi
atau menyiasati komponen-komponen tersebut.

Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum
(elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industry dan perusahaan-
perusahaan di dalamnya) dan lingkungan industry (faktor-faktor ancaman masuknya
peserta, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan yang
mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis pesaing. Analisis
lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas
Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang
pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini akan
menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.

Lingkungan umum mencangkup lima segmen yaitu demografi, ekonomi, politik


atau hukum, social, budaya dan teknologi. Masing-masing bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mempelajari relevansi strategis dari perubahan dan kecendurungan
yang ada. Kecendurungan kearah globalisasi membuat hal ini menjadi kompleks dan
batasanya lebih luas. Apabila dibandingkan dengan lingkungan umum, lingkungan
industry memiliki efek yang lebih langsung pada usaha perusahaan untuk mencapai daya
saing strategis.

1.2 Tujuan Penulisan


Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perkembangan lingkungan eksternal di Indonesia
2. Menambah wawasan mengenai lingkungan eksternal
3. Memenuhi tugas makalah manajemen strategik

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa definisi lingkungan eksternal?
2. Apa tujuan lingkungan eksternal?
3. Bagaimana proses analisis lingkungan eksternal?

2
4. Bagaimana proses analisis lingkungan industry?
5. Apa saja faktor-faktor dari lingkungan eksternal?
6. Apa saja contoh dari lingkungan eksternal?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Lingkungan Eksternal


Lingkungan adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa
yang saling berhubungan dimana organisasi mempunyai atau tidak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikannya, adapun definisi lainnya mengatakan Lingkungan
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia. Sedangkan Analisis lingkungan adalah suatu proses
monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan
peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau variable


lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau perusahaan. Komponen
tersebut cenderung berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi atau
perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen-komponen tersebut.
Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu
yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau
menyiasati komponen-komponen tersebut. Menurut Chuck Williams mengatakan bahwa
lingkungan eksternal semua kejadian diluar perusahaan yang memiliki pontensi untuk
mempengaruhi perusahaan. Sedangkan James A.F. Stoner Lingkungan eksternal terdiri
atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan
organisasi itu. T.Hani Handoko mengatakan bahwa Lingkungan eksternal terdiri dari
unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan
berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.

4
2.2 Tujuan Analisis Lingkungan
Tujuan analisis lingkungan dilakukan agar organisasi dapat mengantisipasi
lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan
organisasi. Untuk maksud tersebut banyak sekali pengelompokan variabel-variabel yang
diperkirakan member pengaruh nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi. Yang selalu
diusahakan adalah berusaha melengkapi variable-variabel tersebut akan tetapi tidak akan
pernah bisa sekomplit yang diharapkan karena para pengambil keputusan harus berpacu
dengan waktu dalam proses “Decission Making”. Akan tetapi, satu hal yang perlu
diingat bahwa tidak ada satu pun cara yang bisa dikatakan terbaik untuk menganalisis
lingkungan bisnis. Kesemuanya harus dikembalikan kepada “konteks” kepada situasi
dan kondisi yang dihadap perusahaan. Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan
Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam
lingkungan bagi manajemen perusahan, menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan
organisasi dan kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan
organisasi, dan mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan,
dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau
rencana untuk menanganinya.

2.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang berkembang secara


cepat, kompleks dan global yang membuatnya semangkin sulit diinterpretasikan.
Untuk menghadapi lingkungan yang sering kali tidak jelas dan tidak lengkap,
perusahaan dapat menempuh cara yang disebut analisis lingkungan eskternal (external
environmental analysis) proses ini meliputi empat kegiatan yaitu : scanning,
monitoring, forecasting dan assessing. Dari 4 komponen analisis lingkungan diuraikan
sebagai berikut :

5
1. Scanning lingkungan
Usaha untuk memantau, memahami, dan menelusuri berbagai kecenderungan dalam
lingkungan organisasi di sebut scanning lingkungan (environmental scanning). David
(1989) menyebutnya sebagai eksternal audit. Ini memang penting dan banyak
menguntungkan karena ketidakpastian dalam lingkungan memberi dampak yang luas
pada aktivitas organisasi. Pada titik keputusan satu, scanning lingkungan di lakukan
dengan mencari sambil menyeleksi data dalam lingkungan eksternal. Data yang di cari
ialah yang mempunyai kaitan dengan kegiatan organisasi atau yang dampaknya
terhadap organisasi baru terasa dalam jangka panjang. Pada titik keputusan kedua, para
eksekutif hendaknya mampu mengakui bahwa data tersebut mempunyai dampak atau
tidak bagi kegiatan organisasi. Kalau ternyata ada, merekapun aharus mengakui
perlunya perencanaan organisasi direvisi dengan membuat prediksi-prediksi yang
sedikit akurat.

Menurut wheelen dan hunger, lingkungan eksternal memiliki variavel-variabel


yang bisa ditemukan dalam task environment atau societa environment. Task
environment ialah elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang dapat berpengaruh
langsung terhadap organisasi atau sebaliknya yang dapat di pengaruhi oleh aktivitas
organisasi. Societa environment ialah elemen,kelompok,atau kekuatan yang sifatnya
lebih umum ,dan yang tidak secara langsung dapat memengaruhi kegiatan organisasi
dalam jangka pendek, namun dapat dan bahkan sering kali berpengaruh dalam jangka
panjang.

2. Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan lingkungan
untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan sedang berkembang. Hal
penting untuk suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan untuk mendeteksi arti
dari setiap kejadian lingkungan. Sebagai contoh, kecendurungan baru dalam hal
dengan pendidikan dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan Negara
bagian untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam persyaratan kelulusan sekolah
menengah, atau perubahan isi kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis akan
menentukan apakah peristiwa yang berbeda ini menggambarkan suatu kecendurngan
dalam pendidikan, dan jika memang demikian, apakah data informasi lainnya harus
dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.

3. Forecasting

6
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi dalam lingkungan
umum pada suatu waktu tertentu. Saat melakukan forecasting, analis mengembangkan
proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat, sebagai hasil perubahan
dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan monitoring. Sebagai contoh,
analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan suatu teknologi baru utnuk
mencapi pasar. Atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur pelatihan
perusahaan yang berbeda dibutuhkan untuk menghadapi perubahan komposisi
angkatan kerja, atau berapa lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam
kebijakan perpajakan pemerintah untuk mempengaruhi pola konsumsi pelanggang.

4. Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh perubahan
lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui
scanning, monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti lingkungan umum.
Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk menentukan implikasi dari
pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment, analis akan mendapatkan data
yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.

2.4 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal


a. Lingkungan umum

Lingkungan umum adalah lingkungan dalam lingkungan ekternal organisasi yang


menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas yang pada dasarnya berada di
luar dan terlpas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit
implikasi langsung bagi pengaturan organisasi. Faktor-faktor tersebut di antaranya
faktor ekonomi, sosial, politik dan hukum, teknologi serta demografi.

a. Ekonomi
Keputusan para eksekutif hanya dapat efektif apabila turut memperhitungkan
gejala-gejala perilaku kondisi ekonomi secara serius. Dalam sektor ekonomi ini,
informasi yang diperlukan adalah yang berhubungan dengan kecenderungan-
kecenderungan dalam pendapatan nasional, inflasi, tingkat pengangguran, gaji dan

7
upah, devaluasi, tingkat pendapatan masyarakat, dan tidak ketinggalan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pemasaran produk dari organisasi publik dan nonprofit,
misalnya alumni perguruan tinggi.

b. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang memengaruhi suatu perusahaan men-cakup keyakinan,
nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan tempat
perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural,
ekologis, pendidikan, dan etnis. Seandainya faktor sosial berubah, permintaan untuk
berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.

c. Poltik dan hukum


Keluhan-keluhan yang dilontarkan melalui berbagai seminar dan media massa,
media sosial tentang adanya lembaga-lembaga publik dan nonprofit yang kurang
kompeten,dampir-hampir tidak pernah berhenti. bahkan para manajer dari organisasi-
organisasi itu biasanya di tuntut untuk tetap terbuka dalam memberikan pelayanannya
kepada masyarakat, hatus tunduk kepada hukum, peratuan dan petunjuk yang diberka
oleh pejabat yang berwenang. Ini kembali digalakkan melalui good governance. Ini
pula yang menjadi pertimbangan mengapa diperlukan Ombudsman. Biasanya diangkat
oleh pemerintah, namun memiliki tingkat inpendensi yang tinggi dengan tugas
mewakili kepentingan masyarakat dalam menyampaikan keluhan masyarakat berkaitan
dengan malpraktek adminstrasi pemerintahan dan pelanggara hak-hak azasi manusia
sesudah mengadakan investigasi seperlunya.

d. Teknologi
Teknologi adalah yang banyak berpengaruh terhadap ketidakseimbangan
organisasi. Ia adalah unsur yang paling dinamis, yang memaksa para pengambil
keputusan untuk terus-menerus memantau perkembangan serta dampakny yang
menguntungkan dan ada yang merugikan, serta melihat aspek mana dari teknologi itu
yang langsung berpengaruh pada yang tidak. Beberapa hal yang perlu dicari dalam
bidang teknologi ialah informasi tentang biaya yang disediakan pemerintah dan

8
kalangan bisnis untuk keperluan penelitian dan pengembangan, perlindungan hak paten
,hak cipta, dan produk-produk teknologi baru.

e. Faktor Demografi
Hal penting yang harus diperhatikan perusahaan menyangkut faktor demografi
ini di antaranya ukuran populasi, struktur umur, distribusi geografis, percampuran
etnis, dan distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan, perusahaan harus
menganalisis perubahan faktor ini dalam konteks yang global, bukan hanya secara
domestik.

b. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif
lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Menurut Michael E.
Porter dalam konteks Competitive Strategy, perumusan strategi bersaing bertujuan
menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, yang dalam hal ini diartikan
sebagai analisis lingkungan industri tempat perusahaan tersebut bersaing. Dengan kata
lain, analisis lingkungan industri jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan
persaingan dibandingkan dengan analisis lingkungan umum karena kekuatan
lingkungan umum dalam memengaruhi persaingan bersifat sangat relatif. Artinya, jika
terjadi perubahan dalam lingkungan umum, seperti faktor ekonomi, sosial, politik dan
hukum, teknologi dan demografi, yang terkena pengaruh akibat perubahan adalah
industri yang bersangkutan. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada lingkungan
umum, kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan yang berlainan dari masing-
masing perusahaan untuk menanggulangi implikasi perubahan tersebut.

Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli, produk


pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang mempengaruhi suatu
perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara keseluruhan, interaksi
antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai. Tantangannya adalah

9
untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi
factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari pengaruh
factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi
lingkungan industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan perolehan laba di atas
rata-rata.

2.5 Analisis Lingkungan Industry

Industri dalam istilah manajemen strategik adalah kelompok perusahaan –


perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang serupa. Dalam menganalisis
industri, kita juga menganalis sekelompok stakeholder terdekat, seperti pemasok dan
pelanggan. Untuk ini dilakukan dengan model analisis porter. Hampir seluruh sekolah
bisnis/ekonomi di dunia usaha menggunakan prangkat analisis porter. Karena analisis
ini penggunannya meluas dan dianggap sebagai salah satu perangkat analisis yang
dapat diterima penjelasannya.

Ancaman pelaku bisnis baru

Daya tawar Intensitas persaingan Ancaman produk


menawar pemasok dalam industri subtitusi

Daya tawar menawar pembeli

Ditinjau dari sisi perusahaan yang mempertimbangkan akan masuk dalam suatu
industri, semakin kuat ancaman pelaku baru, ancaman produk substitusi daya tawar
pembembeli dan daya tawar pemasok, intensitas persaingan, semakin kurang menarik
industri untuk dimasuki tidak. Begitupula dari satu sisi perusahaan yang sudah ada

10
didalamnya, mereka akan merasa sulit untuk meraih keuntungan, berkembang, tumbuh.
Begitu pula, semakin terbataslah kesempatan perusahaan – perusahaan tersebut untuk
memperoleh pendapat/ keuntungan yang tinggi. Karena itu, perusahaan harus punya
analisis yang baik dan kemudian yang berdasarkan itu memutuskan dengan bijak
bagaimana strategi yang akan diambil dan diimplementasikannya. Pada saatnya,
analisis industri ini bersama analisis ekternal yang umum, akan digabung dan
dibandingkan relative terhadap kekuatan yang ada pada perusahaan.

Berikut ini adalah hal –hal yang harus dilihat atau menjadi dasar analisis
kekuatan lima faktor tadi yaitu :

1. Ancaman Pelaku Bisnis Baru


Bila sebuah perusahaan masuk ke dalam sebuah industri, maka secara
otomatis perusahaan yang ada akan terancam, karena ada kapasitas baru yang
bertambah serta kemungkinan digorotinya pangsa pasar yang ada dan akan membuat
tambahan permintaan pasokan atas sumber daya seperti SDM, ataupun bahan baku.
Semua ini akan mengganggu perusahaan – perusahaan yang sudah ada terlebih dulu di
dalam industri. Karena itu, semakin tinggi potensi pelaku baru masuk, semakin tinggi
potensi ancaman yang akan dihadapi oleh pelaku yang ada didalamnya. Pemain baru
dari sebuah industri selalu membawa kapasitas baru dan harapan untuk mengambil
pangsa pasar dengan menekan harga, biaya, dan tingkat investasi yang diperlukan.
Biasanya mereka yang sudah punya kapasitas di pasar yang lain, punya leverage (Daya
Ungkit) untuk menggoyangkan persaingan.

2. Ancaman Produk Subtitusi


Pada dasarnya persaingan yang harus di hadapi oleh sebuah perusahaan,
bukanlah kepada perusahaan yang memiliki produk persis yang sama. Sering kali
perusahaan harus berhadapan dengan perusahaan – perusahaan yang produknya
merupakan subtitusi dari produk perusahaan pertama. Misalnya saja, untuk membuat
minyak goreng, bahan baku subtitusi selain dengan sawit (CPO), sering digunakan
orang minyak bunga matahari. Jadi produk subtitusi disini memiliki fungsi yang
sama/hamper sama dari produk yang disubtitusi.
Ancaman produk subtitusi memiliki beberapa kondisi, misalnya :

11
a. Skala ekonomis
b. Switching coast
c. Akses ke saluran distribusi. Biasanya produk yang sudah ada telah memiliki
akses distribusi.

3. Daya Tawar Menawar Pembeli


Pembeli yang memiliki daya tawar menawar yang tinggi, dapat mengancam
daya saing perusahaan. Pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan untuk
menurunkan harga atau menuntut meningkatkan kualitas produk atau jasa dan lain –
lain.Perusahaan memiliki beberapa kondisi yang yang menentukan apakah daya tawar
menawar pembeli menjadi tinggi.
a. Membeli dalam jumlah besar.
b. Produk yang dibeli adalah standar.
c. Swiching coast.
d. Produk dari industri kurang begitu penting bagi pembeli.
e. Pembeli memiliki informasi yang lengkap.

4. Daya Tawar Menawar Pemasok


Kebalikan dari daya tawar menawar pembeli, adalah daya tawar pemasok. Bila
pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka dapat dikatakan semakin
kurang menarik industrinya. Ini biasanya terjadi pada industri yang pemasoknya
tergolong sedikit, yaitu hanya beberapa perusahaan. Perusahaan yang ada dalam
industri relative tidak memiliki banyak alternatif untuk mendapatkan pemasokan
tertentu.
Biasanya daya tawar kelompok pemasok kuat jika:
a. Hanya didominasi oleh sedikit perusahaan, sementara industri pembelinya
beragam.
b. Industri pembeli bukan merupakan pelanggan penting dari kelompok
pemasok.
c. Produk pemasokk merupakan input penting bagi pembeli.

Semakin tinggi daya tawar pemasok, maka semakin rendah daya tarik sebuah
industri.

5. Tingkat Persaingan dalam Industri


Tindakan-tindakan perusahaan dalam sebuah industri selalu saling terkait.
Strategi-startegi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan selalu membawanya

12
pengaruh kepada intensitas persaingan. Selain ditentukan oleh jumlah pelaku yang ada
di dalam industri, intensitas persaingan ditentukan juga misalnya oleh para pesaing
yang memiliki kekuatan yang relatif sama. Begitu pula apakah pelaku - pelaku ada di
industri yang sudah lamban pertumbuhannya, atau apakah biaya tetap menjadi lebih
tinggi. Sementara itu bila hambatan untuk ke luar dari industi tinggi, maka intensitas
juga akan terpengaruh . Semakin tinggi intensitas persaingan, tentu saja semakin
kurang menarik satu industri. Kurang menarik bagi mereka yang ada di dalamnya, juga
ada di luarnya bila ingin berpikiran masuk di dalamnya.

2.6 Contoh Lingkungan Eksternal

1. Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912

Makro

1. Keadaan alam, Keadaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana
mendukung pertumbuhan persahaan asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan
alam telah memakan banyak korban dan di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam
menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.

2. Politik dan hankam, Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM)
terhadap perkembangan perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di mana
multikrisis di penghujung millenium kedua akibat kekecauan politik saat penghancuran
rezim orde lama menyebabkan aset perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah
terhadap dollar AS.

3. Hukum, Perusahaan yang awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering


Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) ini sudah pasti legal secara hukum dan UU
yang berlaku di Indonesia. Namun dalam profilenya tidak dicantumkan SK dari dinas
terkait tentang pelegalannya. Dengan adanya landasan hukum yang melegalkannya
maka perusahaan ini dipercaya oleh masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa
mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat
Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.

13
4. Perekonomian, Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan ini. Keadaan ekonomi yang bagus mendukung terhadap kelancaran
aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang carut marut misalnya, peristiwa sanering
mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas asset perusahaan ini dan multikrisis
di penghujung millenium kedua membuat kinerja perusahaan terhambat.

5. Pendidikan & teknologi, Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM


Indosia sangat mempengaruhi terhadap ketersediaan tenaga profesional di bidang
perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya yang sampai sekitar 18.000 orang,
bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi kualifikasi yang diinginkan
perusahaan ini. Selain itu perkembangan teknologi informasi teknik (sistem operasi,
bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-
lain) di dalam organisasi sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini. Teknologi
informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini misalnya:
aplikasi infrastruktur, seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis penjualan
dan sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.

6. Sosial budaya, Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi
berpengaruh terhadap perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap
asuransi yang bagus telah membuat kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah
memiliki banyak nasabah yang dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat
Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia; dan
merupakan pencapaian baru industri asuransi Indonesia

7. Kependudukan, Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di


Indonesia sangat penting dalam hal ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk
perusahaan tersebut. Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk
yang banyak sangat menunjang terhadap prospek perkembangan perusahaan dan juga
perekonomian negaranya. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan
penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini untuk bisa memeilih dan
mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen dari produknya.

14
Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja,
melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak
576 di seluruh pelosok Indonesia.

8. Hubungan internasional, Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka dengan


menjalin hubungan internasional dengan beberapa negara, membuat adanya kebebesan
ekspor-impor antar negara serta kebebasan berinvestasi dan berbisnis. Dengan keadaan
seperti itu, efeknya terhadap perusahaan asuransi ini sangat jelas, di mana sejumlah
perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi
kompetitor atau jaga menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-
sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau.

Mikro

1. Pemasok, Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi


Bumiputera 1912 ini. Karena perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak
memebutuhkan bahan baku produk seperti perusahaan barang. Mungkin yang
dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat atau keadaan sosial masyarkat
yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah baru. Informan di sini
bertindak sebagai pemasok informasi.

2. Perantara, Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera


1912 di sini mungkin adalah konsultan keasuransian.

3. Teknologi, Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu


menyesuaikan sumber daya-sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan
risiko lingkungan sehingga kecepatan dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-
perubahan dari luar sangat dibutuhkan dan teknologi informasi sangat bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh

15
pelosok Indonesia, perusahaan asuransi Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat
mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses dan metode kerja dalam
perusahaan tersebut.

4. Pasar, Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas
pula memungkinkan perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya.
Penduduk negara Indonesia yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar
yang sangat menjanjikan terhadap perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika
Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan
jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.

2. Perusahaan McDonald’s Indonesia

Restoran McDonald's hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara
ke 70 dari McDonald's seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah
warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dari
McDonald's Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau
bertindak sebagai Presiden Direktur McDonald's Indonesia. Sebelum membuka
restorannya yang pertama di Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA
diwajibkan mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia
dan Singapura. Dalam masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di
restoran McDonald's dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai
ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia. Tepat pada 22
Februari 1991, restoran McDonald's di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi dengan
mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan McDonald's Indonesia dalam
10 tahun ini dinilai sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald's Indonesia telah
berjumlah 109 restoran dengan jumlah karyawan seluruhnya mencapai sekitar 8000
orang yang sebagian besar lulusan SLTA.
Pesaing Perusahaan
a. Burger King
b. Kfc

16
c. Krispy Kreme
d. Wendy’s
f. Taco Bell
g. Subway
h. Nandos

3. Perusahaan Batik Semar

Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947. Selain
mengembangkan usaha batik, salah satu tujuannya adalah mempertahankan seni
warisan Budaya Bangsa Indonesia. Pada mulanya Perusahaan BATIK SEMAR
memproduksi batik dengan nama BATIK BODRONOYO yang tak lain dalah nama
dari SEMAR itu sendiri. Tetapi karena nama SEMAR lebih dikenal di-masyarakat
umum, maka dipakailah nama tersebut pada tahun 1966 sebagai BATIK SEMAR.
Alasan dipilihnya nama tersebut karena SEMAR merupakan sosok panutan dalam
dunia Pewayangan, yang diakui sebagai BATARA ISMAYA, sekaligus menjadi
pengasuh keluarga Pandawa.
Bagi Perusahaan sendiri nama SEMAR dapat diartikan sebagai :
S=Sarwi atau bersama-sama
E=Ening atau Suci bersih
M=Marsudi atau berusaha tanpa putus asa
A=Ajuning atau perkembangan
R = Rasa atau Seni
Arti secara umum adalah :
Dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus untuk
mengembangkan produk batik. Pada waktu itu pengembangan penjualan batik masih
terbatas pada kota-kota tertentu yang ada di pulau Jawa. Produksi dari BATIK SEMAR
pada awalnya hanya memprosuksi batik-batik tulis yang jangkauan pemasarannya
terbatas pada masyarakat golongan menengah dan menengah keatas. Tetapi dengan
maksud dan tujuan agar produksi dapat berkembang lebih baik, maka pada tahun 1952
produksi dikembangkan dengan menambah batik cap dan batik kombinasi, sehingga
daya belinya dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

Corak-corak batik yang diproduksi oleh BATIK SEMAR tidak hanya


terbatas pada corak-corak batik Sala saja, tetapi juga dikembangkan untuk
memproduksi corak batik Bledakan ( Jogja), Pekalongan, Cirebonan dan Laseman.

17
Sejalan dari perkembangan waktu, sampai tahun 1972 batik juga mengalami perubahan
dan perkembangan dengan munculnya teknik baru yang pada waktu itu disebut
printing atau batik printing atau printing/sablon dengan motif batik. Untuk
mengimbangi dan mengikuti perkembangan atas kemajuan2 tersebut maka produksi
BATIK SEMAR sendiri dikembangkan lebih bervariasi baik dalam mode, corak dan
warnanya.

Dari segi pemasaran didalam negeri, BATIK SEMAR telah mengembangkan


jalur distribusi dengan toko-toko Cabang dan Perwakilan diberbagai tempat kota-kota
besar di Indonesia, dengan harapan dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
hasil produksi BATIK SEMAR. Selain didalam negeri BATIK SEMAR juga telah
mengembangkan pemsaran keluar negeri seperti : Amerika, Eropa , Australia dan
Negara2 Asia. Dengan demikian hasil usaha dari perintis BATIK SEMAR dapat
diteruskan kepada generasi berikutnya sejalan dengan usaha untuk melestarikan dan
membudayakan batik pada masa yang akan datang

1. Segi ekonomi : contohnya saja jika suku bunga naik maka produksi batikpun
semakin ditekan ataupun dibatasi, karena kredit bang diperusahaan juga pasti
meningkat. Dan jjuga jika kurs dollar meningkat maka akan berdampak baik untuk
perusahaan , karena akan semakin banyak batik yang laku dipasaran internasional.
2. Social dan kebudayaan : salah satu nya adalah perubahan gaya hidup
masyarakat , jika masyarakat beralih kepada gaya hidup yang mengarah kepada gaya
hidup yang berfikir modern atau gaya hidup orang barat , maka penjualan batik pun
akan susah laku dipasaran. Maka perusahaan harus pintar dalam memasarkan
batiknya .
Kekuatan perusahaan batik semar :
 Kecanggihan teknologi
 Kemampuan pemasok atau penjual menawarkan produk nya sampai keluar
negeri. Telah tersebar dibeberapa daerah walaupun tidak diseluruh indonesia.
 Kualitas produk yang sudah diakui sejak tahun
 Memiliki hak paten mark dari batik indonesia
Kelemahan perusahaan batik:

18
 Walaupun keberadaannya telah ada sejak tahun 1947 namun belum banyak
masyarakat yang mengetahui.
 Harga mungkin relative mahal berkisar Rp.40000 per meter persegi.
 Batik saat ini kurang diminati
Peluang perusahaan batik semar
 Melakukan banyak inovasi terhadap corak batik yang dihasilkan
 Pendistribusian barang secara merata
 Melakukan iklan dan memberikan diskon pada moment tertentu

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan


umum (elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industry dan perusahaan-
perusahaan di dalamnya) dan lingkungan industry (faktor-faktor ancaman masuknya
peserta, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan yang
mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis pesaing. Analisis
lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas
Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang
pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini akan
menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.

Lingkungan umum, Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat


mempengaruhi suatu industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-
elemen ini dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan yang terdiri dari segmen-
segmen ekonomi, sosial, teknologi, politik atau hukum, demografi. Perusahaan tidak
dapat mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung, karena tantangan
strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen dan implikasi masing-masing,
sehingga strategi yang tepat dapat dirumuskan dan diterapkan.

Lingkungan Industri, Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru,


pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang
mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara
keseluruhan, interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai.
Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan
dapat mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan

20
diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk
mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan
perolehan laba.

3.2 Saran
Dalam melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk perusahaan kita
dimasa yang akan datang. Dengan adanya analisis lingkungan eksternal ini dapat
mengetahuai bagaimana menghadapi faktor lingkungan umum yang terdiri dari
sosiokultural, ekonomi, teknologi, politik dan hukum, dan ekologi. Sedangkan dari
faktor lingkungan industry dapat di lihat dari ancaman pesaing baru, kekuatan
pemasok, kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Kusumadmo, E. 2013, Manajemen Strategik-Pengetahuan. Yogyakarta: Cahaya


Atma Pustaka.

Hubeis, Musa, dan Mukhamad Najib. 2014. Manajemen Strategik. Jakarta : PT


Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Salusu, J. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: GRASINDO.

Amir, M Taufiq. 2011, Manajemen Strategi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Internet :
http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/manajemen-strategi-perusahaan-mc-
donals.html
https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/12/19/contoh-analisis-lingkungan-
eksternal-bisnis-perusahaan-asuransi-bumi-putera-1912/
https://ayumegalestari.wordpress.com/2012/03/20/analisis-lingkungan-internal-
dan-eksternal-perusahaan-batik-semar/

22

Anda mungkin juga menyukai