Ajaib Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas
VI SDN 5 Taliwang Tahun Pelajaran 2019/2020
Andriyani
859127891
Andriyani.irawan@gmail.com
Kata kunci : matematika sd, media tutup botol ajaib, penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar dapat di upayakan
dengan peningkatan kualitas proses belajar siswa melalui peningkatan kualitas
professional guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu guru harus
1
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas belajarnya.
Siswa sekolah dasar merupakan peserta didik yang masih memerlukan
bimbingan berdasarkan kepada tingkat perkembangannya yang msih bersifat
kongkrit, terutama pada peristiwa yang masih berada pada tingkat dasar. Sehingga
proses pembelajaran yang diberikan harus bersifat terpadu dengan perkembangan
siswa, baik perkembangan fisik, kognitif, social moral maupun emosional.
Oleh sebab itu sebagai seorang guru sekolah dasar harus benar-benar
dituntut untuk selalu berinovasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
yang diajarkan secara terus menerus. Hal ini bertujuan untuk menjembatani antara
masa sekarang dan masa depan supaya tidak terjadi kesenjangan atau sebagai
upaya untuk membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu sehingga akan
lebih dapat dicerna atau lebih cepat diterima oleh peserta didik dengan baik serta
benar-benar mengerti dengan persoalan yang diberikan.
Pembelajaran disekolah dasar dapat dikatakan berhasil apabila materi
dapat dikuasai oleh peserta didik dengan baik terutama yang disampaikan oleh
guru kepada peserta didik. Selanjutnya penguasaan terhadap materi pelajaran
yang diterima oleh peserta didik dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh.
2
Kenyataan yang ada di Sekolah Dasar Negeri 5 Taliwang
terdapat 23 orang siswa., dimana hanya 9 orang siswa yang yang dapat
menyelesaikan soal tentang bilangan terutama pada standar kompetensi
Menjelaskan dan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan yang
melibatkan bilangan bulat negatif dengan indikator menyelsaikan soal yang
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan positif,
positif dan negatif, maupun negatif dan negatif.
Dengan melihat prestasi yang sangat rendah diatas, maka perlu
diadakan perbaikan pada mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi penjumlahan,
pengurangan, yang melibatkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari
Pada pelajaran matematika perbaikan yang dilakukan dengan menerapkan
penggunaan alat peraga tutup botol ajaib untuk meningkatkan kemampuan
berhitung siswa yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat peserta didik kelas VI SDN 5 Taliwang Kab. Sumbawa Barat tahun
pelajaran 2019/2020.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :
Apakah penggunaan alat peraga tutup botol ajaib dapat meningkatkan
kemampuan berhitung siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat siswa kelas VI SDN 5 Taliwang tahun pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui Apakah kemampuan berhitung siswa dapat meningkat menggunakan
3
alat peraga tutup botol ajaib pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat pada siswa kelas VI SDN 5 Taliwang tahun pelajaran 2019/2020
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan model dalam program perbaikan dengan menggunakan alat
peraga yang efektif untuk pelajaran Matematika kelas VI Sekolah Dasar.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan inovasi guru dalam
pembelajaran di kelas.
3. Bagi Siswa
Dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk untuk meningkatkan
kemampuan dalam pembelajaran matematika.
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Tutup Botol Ajaib
Menurut Piaget (Dahar, 2011), anak usia 7 – 11 tahun (masa sekolah
dasar) berada pada periode operasional konkret. Tingkat ini merupakan
permulaan berpikir rasional. Anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat
diterapkannya pada masalah-masalah yang konkret. Pada periode ini anak belum
dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi verbal.
Menurut Bruner (Dahar, 2011), hampir semua orang dewasa melalui
penggunaan tiga sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan-
kemampuannya secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu disebut tiga
4
cara penyajian, meliputi enaktif, ikonik, dan simbolis. Cara penyajian enaktif
ialah melalui tindakan, jadi bersifat manipulatif. Dengan cara ini seseorang
mengetahui suatu aspek kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata.
Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan disajikan
oleh sekumpulan gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak
mendefinisikan sepenuhnya konsep itu. Penyajian simbolis menggunakan kata-
kata atau bahasa.
Pendapat kedua pakar tersebut mengisyaratkan pentingnya penggunaan
media pembelajaran untuk mengajarkan konsep matematika yang abstrak.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam program perbaikan ini digunakan
alat peraga tutup botol ajaib yang merupakan alat peraga rekaan peneliti untuk
mengkongkretkan materi dan membuat belajar matematka menjadi pelajaran yang
sangat menyenangkan. Alat peraga ini berupa kumpulan tutup botol minuman
yang terdiri dari dua warna yaitu warna biru tua dan biru muda. Warna biru tua
untuk bilangan positif dan warna biru muda untuk bilangan negatif. Dengan
melakukan penjumlahan dan pengurangan yaitu diambil tutup botol yang biru tua
dan biru muda dan di sejajarkan. Jika terdapat tutup botol yang tidak memiliki
pasangan maka itu adalah hasilnya. Jika yang tidak mempunyai pasangan tutup
botol warna biru tua maka hasilnya bilangan bulat positif, dan bila hasilnya tutup
botol biru muda maka hasilnya bilangan negatif.
Perbaikan ini sudah pernah dilakukan sebelumnya tetapi dengan media
pembelajaran berupa manik-manik untuk meningkatkan pemahaman konsep
bilangan bulat. Namun peneliti pada penelitian ini menggunakan tutup botol
minuman yang mudah dijumpai siswa di lingkungan sehari-hari. Penelitian ini
juga hanya membatasi masalah tentang operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Sehingga
diharapkan dengan menggunakan media ini siswa dapat mempelajari matematika
dengan media yang lebih kongkret agar lebih mudah dipahami.
5
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan
negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan
secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau
pecahan. Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan
dengan Z , berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya,
jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda
dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah operasi pengurangan. Hasil
pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena itu Z tidak
tertutup di bawah pembagian.
Dalam pembelajaran, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip
pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Dimana prinsip
pengajaran tersebut antara lain dari yang mudah ke yang sukar, dari yang paling
sederhana ke yang rumit dan dari yang diketahui ke yang belum diketahui serta
dari yang kongkrit ke yang abstrak(Depdikbud, 1997/1998 :27).
1. Penjumlahan
Jika kedua bilangan bertanda sama maka jumlahkan kedua bilangan
tersebut. hasilnya berilah tanda sama dengan kedua bilangan tersebut.
contoh:
1) 5 + 3 = 8
2) -2 + (-3) = - (2 + 3) = - 5
jika kedua bilangan berlawanan tanda maka kurangi bilangan yang bernilai
lebih besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa memerhatikan
tanda, kemudian hasilnya berilah tanda sesuai dengan bilangan yang lebih
besar.
contoh:
6
1) 3 + (-2) = 3 - 2 = 1
2) -4 + 1= - (4 - 1) = -3
untuk setiap a dan b bilangan bulat berlaku sifat:
Sifat tertutup : untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c
juga bilangan bulat.
1. Sifat Komutatif : a + b = b + a
contoh: 2 + 3 = 3 + 2 = 5
2. Sifat Asosiatif: ( a + b ) + c = a + ( b + c )
contoh: (4 + 3 ) + 2 = 4 + ( 3+ 2 )
7+2=4+5
9=9
3. Mempunyai identitas: a + 0 = 0 + a
bilangan 0 merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
contoh: 15 + 0 = 15
4. Mempuyai invers: untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + (-a) =
0. invers dari a adalah -a, sedangakan invers dari -a adalah –a.
contoh: 12 + (-12) = -12 + 12 = 0
7
b adalah subtrahend yaitu pengurang
c adalah selisih angka a dan b yang merupakan hasil dari operasi pengurangan
a – (-b) = a + b
Contoh:
1. 3 – 8 = (-5)
2. 7 – (-3) = 7 + 3 = 10
3. (-8) – (-2) = (-8) + 2 = (-6)
a. Tertutup
Untuk memahami sifat tertutup pada pengurangan bilangan bulat,
perhatikan contoh-contoh di bawah ini.
1. 9 – 2 = 7
9 dan 2 adalah bilangan bulat
Hasil penjumlahannya 7 juga merupakan bilangan bulat
2. (-11) – (-9) = -2
(-11) dan (-9) adalah bilangan bulat
Hasil penjumlahannya -2 juga merupakan bilangan bulat
3. -12 – 25 = -37
-12 dan 25 adalah bilangan bulat
Hasil penjumlahannya -37 juga merupakan bilangan bulat
8
Pengurangan bilangan bulat akan selalu menghasilkan bilangan bulat juga atau dapat
ditulis jika a dan b ∈ B, maka a − b ∈ B. Sifat tertutupbilangan bulat dapat
dinyatakan sebagai berikut:
a − b = c dengan a, b, dan c ∈ B.
9
c. Pengurangan sebagai Bentuk Penjumlahan dengan Lawan Pengurangnya
Untuk memahami sifat pengurangan sebagai bentuk penjumlahan
dengan lawan pengurangnya, perhatikan contoh-contoh di bawah ini.
a) 8 – 5 = 8 + (-5) = 3
b) -1 – 4 = -1 + (-4) = -5
Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Untuk setiap a dan b bilangan bulat, berlaku:
1) a − b = a + (−b)
2) −a − b = −a + (−b)
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian, tempat dan Waktu penelitian, pihak yang membantu
1. Subyek penelitian dalam pembelajaran ini adalah siswa kelas VI SDN 5
Taliwang Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat yang terdiri dari 28 orang
siswa 21 0rang laki-laki dan 7 orang perempuan.
2. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu :
a. Pelajaran Matematika siklus I, Hari Senin, 28 Oktober 2019
b. Pelajaran Matematika silus II, Hari Senin 11 November 2019
3. Tempat pelaksanaan perbaikan ini adalah di SDN 5 Taliwang dikelas IVA.
4. Pihak yang membantu peneliti adalah ibu kanti Wari Ade Indriani, M.Pd
selaku Tutor mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional, Bapak
Jamaluddin Ahmad, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 05 Taliwang sebagai
penilai 2 dan Ibu Salmah, S.Pd.SD selaku Suvervisor 2 dan Penilai 1.
B. Prosedur pelaksanaan
10
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada dua
siklus, tipa siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini. Perubahan yang ingin di capai yaitu tercapainya kriteria ketuntasan
minimal untuk matematika 70.
a) Siklus I
Pada siklus ini yang akan dibahas adalah penggunaan alat peraga tutup
botol ajaib untuk menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
I. Kegiatan awal
Guru memotivasi siswa melalui Tanya jawab tentang bilangan bulat
sesuai dengan yang dipelajari sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa.
II. Kegiatan inti
Guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
Guru menugaskan tiap kelompok mengoperasikan bilangan bulat
dengan alat peraga yang telah dibagikan dan menuliskan di LKS yang
telah disediakan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendemonstrasikan hasil dari pengerjaan kelompoknya.
III. Kegiatan akhir
Guru memberikan evaluasi secara kelompok dan individual kepada
siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa dengan KKM ≥70.
Selain tiga kegiatan diatas, pelaksanaan perbaikan ini juga melalui
tahap observasi dan refleksi. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keaktifan siswa, bagaimana guru mengajar dan kesesuaian dengan dengan
rencana pelaksanaan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Pada tahap ini dilakukan oleh seorang observer yang di tunjuk oleh peneliti
11
sendiri berupa orang yang mengetahi tentang bagaimana pembelajaran yang
baik dikelas misalnya kepala sekolah atau guru.
Pada tahap refleksi, hasil yang didapat pada observasi dan evaluasi
akan dibahas dengan observer dan bila masih ada kekurangan, maka
dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus ke II.
b) Siklus II
Pada siklus ke II ini pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi akan
ada penambahan dan perbaikan dari kekurangan pada siklus I. kekurangan
pada siklus I ini dapat dilihat dari hasil observasi oleh observer dan hasil
evaluasi siswa oleh peneliti.
C. Tekhnik Analisis Data
1. Alat Penilaian Kemampuan Guru
Alat penialain untuk mengamati/meneliti kemampuan guru di dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Alat penilaiannya
disebut APKG, singkatan dari Alat Penilaian Kemampuan Guru. APKG ini
terdiri atas dua bagian yaitu sebagai berikut.
a. APKG1, khusus untuk menilai kemampuan guru dalam
mempersiapkan pembelajaran berupa persiapan perangkat pembelajaran,
bahan ajar, media pembelajaran dan lain sebagainya.
12
Untuk mengukur APKG ini menggunakan konsep penilaian rata-rata
yang sudah tercantum dalam lembar APKG.
13
80% maka akan dilakukan perbaikan dan pengujian pada siklus berikutnya
hingga mencapai ketuntasan belajar.
Hasil data kualitatif maupun kuantitatif akan dianalisis secara
deskriptif yang meliputi mean, nilai tertinggi, dan nilai terendah dari setiap
siklus yang dilakukan.Sedangkan analisa data hasil kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa akan dianalisis dengan mencari ketuntasan belajar
klasikal. Analisis secara deskriptif digunakan untuk mencari kekurangan-
kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran pada masing-
masingsiklus. Untuk data hasil kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa dianalisis dengan mencari ketentuan belajar baik ketuntasan klasikal
maupun individual. Tuntas secara klasikal maksudnya apabila tercapai
persentase ketuntasan 80%, sedangkan tuntas secara individual maksudnya
apabila siswa mencapai nilai 70.
14
Sebelum Perbaikan SIKLUS I
50 1 4% 50 0 0%
55 8 29% 55 2 7%
60 3 11% 60 6 21%
65 7 25% 65 4 14%
70 0 0% 70 7 25%
75 2 7% 75 1 4%
80 2 7% 80 6 21%
85 4 14% 85 1 4%
90 0 0% 90 0 0%
95 1 4% 95 1 4%
100 0 0% 100 1 4%
Jumlah 28 Jumlah 28
Rata- 66,79 Rata- 70,0
rata rata
Tuntas 32% Tuntas 57%
15
Dari grafik diatas dapat juga dijelaskan bahwa nilai paling banyak
didapat oleh siswa dengan nilai 70 sebanyak 7 orang, lebih meningkat dari
sebelumnya yang tidak ada sehingga dapat disimpulkan pembelajaran ini
berhasil meningkatkan prestasi siswa. Hasil penelitian selengkapnya dapat
dilihat dilampiran.
Dari hasil penelitian di siklus I juga ditemukan beberapa kelemahan
yang akan dituang di hasil observasi dan refleksi yaitu sebagai berikut:
1) Observasi
Pembelajaran sebelum tindakan masih diwarnai pola
konvensional dengan ceramah sebagai strategi pembelajaran utama
Pembelajaran masih dominan oleh guru
Siswa masih ada yang belum aktif dan malu dalam
menggunakan tutup botol ajaib
2) Refleksi
Guru belum sepenuhnya menerapkan skenario
pembelajaran
Guru terlalu monoton dan dan kurang variasi
16
Guru kurang mengkordinasi kelas sehingga siswa banyak
yang tidak kebagian giliran menggunakan tutup botol ajaib.
Masih ada siswa yang belum tuntas yaitu ada 12 orang
siswa atau 43% yang belum tuntas.
2. Siklus II
Hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama mengisyaratkan
bahwa belum tercapainya tujuan penelitian ini sehingga perlu dilanjutkan pada
siklus II dengan memperbaiki kekurangan di Siklus I Siklus II dilaksanakan
pada Hari Senin 11 November 2019.
Pada siklus II diupayakan perbaikan dari siklus pertama sehingga
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :
Sebelum Perbaikan SIKLUS I SIKLUS II
Nilai Banyak Persentasi Nilai Banyak Persentasi Nilai Banyak Persentasi
siswa siswa siswa
50 1 4% 50 0 0% 50 0 0%
55 8 29% 55 2 7% 55 0 0%
60 3 11% 60 6 21% 60 0 0%
65 7 25% 65 4 14% 65 0 0%
70 0 0% 70 7 25% 70 12 43%
75 2 7% 75 1 4% 75 2 7%
80 2 7% 80 6 21% 80 3 11%
85 4 14% 85 1 4% 85 5 18%
90 0 0% 90 0 0% 90 2 7%
95 1 4% 95 1 4% 95 1 4%
100 0 0% 100 0 0% 100 3 11%
Jumlah 28 Jumlah 28 Jumlah 28
Rata- 66,79 Rata- 69,8 Rata- 79,6
rata rata rata
Tuntas 32% Tuntas 57% Tuntas 100%
17
dimana sudah terdapat 3 orang siswa yang mendapat nilai seratus dan
tuntas 100%. Peningkatan nilai tersebut dapat dijelaskan dengan grafik
dibawah ini:
Dari grgr
grafik diatas juga dapat dilihat peningkatan prestasi belajar siswa dari
sebelum pembelajaran hingga siklus I dan siklus II. Karena dari nilai rata-
rata sudah tercapai KKM maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
peraga Tutup Botol Ajaib dapat meningkatkan kemampuan berhitung
siswa kelas VI SDN 5 Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
pelajaran 2019/2020.
18
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru harus dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran dan media
pembelajaran sehingga materi Matematika menjadi menarik bagi siswa.
2. Sekolah sedapat mungkin menjembatani guru dalam menerapkan proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien yang
pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi.A.dan W. Supriyono. (2015). Psikologi Belajar dalam Siagian, R. E. F.
Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terrhadap prestasi belajar
matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA.
Anonim dalam https://sman1bebandem.wordpress.com/2011/06/02/model-alat-
penilaian-kemampuan-guru-apkg-dalam-mempersiapkan-dan-
melaksanakan-pembelajaran/
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Depdikbud .dalam Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar (Cover Baru).
Grasindo.. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas III
Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah
Direktorat Pendidikan Dasar.
Djamarah, Syaiful Bahri, and Aswan Zain. 2006"Strategi belajar
mengajar." Jakarta: Rineka Cipta (2006).
Mikarsa. Hera Lestari. 2012. Buklet Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyawan, Leyna. 2010. Penggunaan Alat Peraga Buah Angka Berurutan Untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengurtkan Bilangan Bulat Pada Pelajaran
19
Matematika Siswa Kelas Iv Sdn 03 Kabupaten Sumbawa Barat. Taliwang:
Universitas Terbuka
Nahrowi, A. Maulana, 2009, Pemecahan Masalah Matematika , Bandung : UPI
PRESs
Usman 2005.Kiat Pendidikan Indonesia. Jakarta : PT Raja Grasindo
20