Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah sebuah subtansi yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral
maupun zat kimia tertentu yang diberikan kepada manusia pengobatan atau
pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh. Ada berbagai cara
pemberian obat yakni melaui oral, parienteral, atau topical atau rectal, inhalasi
maupun intra vagina.dalam pemberian obat perlu di perhatika prinsip 12 benar
pemberian obat sehingga mendukung tercapainnya tujuan dari pemberian obat
tersebut:
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1) Definisi obat
2) Tujuan pengobatan
3) Indikasi dan kontraindikasi obat
4) Prinsip 12 benar obat
5) Jenis-jenis pemberian obat-obatan
1.3 Tujuan

Berdasarkan tujuan penulisan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai berikut
:
1) Untuk mengetahui definisi obat
2) Untuk mengetahui tujuan pengobatan
3) Untuk mengetahui indikasi dan kontra
4) indikasi obat
5) Untuk mengetahui prinsip 12 benar obat
6) Untuk mengetahui jenis-jenis pemberian obat-obatan
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai
berikut :

1. Bagi penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan makalah mengenai


tentang keperawatan dan mampu berfikir logis.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai konsep pemberian obat secara
benar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi Obat

Obat (atau yang sering di sebut sebagai obat modern)adalah suatu bahan atau paduan
bahan – bahan yang di maksudkan untuk di gunakan dalam menetapkan diagnosis
,mencegah,mengurangkan,menghilangkan,menyembuhkan penyakit ayau gejala
penyakit,luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperidah bahan atau bagian badan manusia (joenoes)

2.2Tujuan Pengobatan

a) Menghilangkan rasa nyeri yuanhg di alami pasien


b) Obat topical pada kilit memiliki efek yang local
c) Efek samping yang terjadi minimal
d) Menyembuhkan penyakit yang di derita oleh klien

2.3Indikasi dan kontraindikasi obat

1) Secara Intramuscular
Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi
penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid).
Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Tempat injeksi.
 Jenis spuit dan jarum yang digunak
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Kondisi atau penyakit klien.
 Obat yang tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat.
 Pasien yang tepat.
 Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
 Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi :
bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya.

 kontra indikasi :
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar
di bawahnya.

2) Secara Intravena
Secara tidak langsung.

Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena.
Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
 injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-
hati.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Obat yang baik dan benar.
 Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang
tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat.
 Tidak langsung harus tepat dan benar.
 Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
 Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi :
bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

 kontra indikasi :
tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.

3) Secara langsung
Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena
mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai),
vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala)
Tujuan
Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat
bereaksi langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
 Hal-hal yang diperhatikan
 Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70
detik lamanya.
 Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Kondisi atau penyakit klien.
 Obat yang baik dan benar.
 Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat dan harus benar
 Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
 Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi :
bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

 kontra indikasi :
tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.

4) Secara Subcutan
Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit
yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau
sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar
umbilicus (abdomen).
Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya
dilakukan dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan
yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Tempat injeksi
 Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
 Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
 Kondisi atau penyakit klien
 Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
 Obat yang akan diberikan harus benar
 Dosis yang akan diberikan harus benar
 Cara atau rute pemberian yang benar
 Waktu yang tepat dan benar
 Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi :
bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.

 Kontra indikasi :
obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air
atau minyak

5) Secara Intracutan
Pengertian
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan
kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas
tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes
terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat
melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Tempat injeksi
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan
 Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
 Kondisi atau penyakit klien
 Pasien yang benar
 Obat yang benar
 Dosis yang benar
 Cara atau rute pemberian obat yang benar
 Waktu yang benar
 Indikasi dan Kontra Indikasi
 Indikasi :
Bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.

 Kontra Indikasi :
Luka, berbulu, alergi, infeksi kulit

2.4 Prinsip 12 benar obat

Perawat harus terampil dan terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral),
namun juga mengobservasi respons klien terhadap pemberian obat tersebut.
Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping sangat penting dimiliki oleh perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam menigkatkan dan mempertahankan
kesehatan klien dengan dengan mendorong klien untuk lebih produktif proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha klien dalam membangun pengertian
yang benar dan jelas tentang pengobatan,mengkosultasikan setiap obat yang dipesankan
dan turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. supaya dapat tercapainya
pemberian obat yang aman , seorang perawat harus melakukan enam hal yan benar
yaitu klien yang benar , obat yang benar ,dosis yang benar, waktu yang benar ,rute yang
benar, dan dukentasi yang benar . Pada waktu lampau, hanya ada lima hal yang dalam
pemberian obat. Akan tetapi, kini ada hal keeanam yang dimasukkan yaitu dokumentasi.

1. Benar Klien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogamkan
dengan mencocokkan nama,nomor register,alamat, dan progam pengobatan pada
pasien. Klien yang benar dapat dapat dipastikan dangan memeriksa identitas klien,
dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab
dengan nama sembarang atau tidak berspons, maka delan indetifikasi harus diperiksa
pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadaan gelang identifikasi
hilang , perawat harus memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
Dalam keadaan yakni klien tidak memakai gelan indentifikasi (sekolah,kesehatan
kerja, atau klinik berobat jalan),perawat juga bertanggung jawab.
2. Benar obat
Apabila obat pertama kali diprogamkan , bandingkan tiket obat format
pencatatan unit-dosis dengan instruksi yang tertulis dengan dokter. Ketika
memberikan obat bandingkan label pada wadah obat dengan format atau dengan tiket
obat. Hal ini dilakukan tiga kali yaitu (a) sebelum memindahkan wadah obat dari laci
atau lemari , (b) pada saat sejumlah obat yang diprogamkan dipindahkan dari
wadahnya , (c) sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat penyimpanan . Jika
labelnya tidak terbaca, isinya itidak boleh dipakai dan harus mengembalikan ke bagian
farmasi. Obat memiliki nama dagang dan naman generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang asing harus di periksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker
perlu untuk menanyakn generik atau kandungan obat. Jika meragukan
obatnya,perawat harus memeriksakannya lagi.Saat memberi obat perawat harus ingat
untuk apa obat di berikan. Ini membantu pererawat mengingat obat dan kerjanya.
Obat yang benar berarti klien menerima obat yang telah diresepkan. Perintah
pengobatan mugkin diresepkan oleh seorang dokter,doktergigi,tau pemberian asuhan
kesehatan yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah. Perintah
melalui telepon untuk pengobatan mungkin harus ditandatangani oleh dokter yang
menelpon dalam waktu 24 jam .Komponen dari perintah pengobatan adalah (a)
tanggal dan saat perintah ditulis ,(b) nama obat ,(c) dosis obat,(d) rute pemberian,
(e)frekuensi pemberian,dan (f) tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang
tepat,tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak
lengkap, maka oba tidak boleh diberikan dan harus segera menghubungi dokter
tersebut mengklarifikasinya (Kee dan Hayes,1996). Untuk menghindari kesalahan,
label obat harus dibaca tiga kali yaitu (a) oada saat melihat botol atau kemasan
obat,(b) sebelum menuang /mengisap obat, dan (c) setelah menuang /mengisap obat.
Perawat harus ingat obat –obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir
sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin,quinidin dan quinine,demerol dan
dikumarol, dan seterusnya.
3. Benar Dosis
Dosis yang benar adalah dosis yang diberikan untuk klien tertentu.
Dalam kebanyakan kasus , dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan
untuk obat yang bersankutan. Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara
akurat dengan , dengan mempertimbangkan varibel yaitu (a) tersedianya obat
dosis obat yang diresepkan (diminta) ,(b) dalam keadaan tertentu , berat badan
klien juga harus diupertimbangkan, misalnya 3 mg/kg BB/hari. Sebelum
menghitung dosis obat,prawat harus mempunyai dasar pengetahuan mengenai resio
dan proporsi .jika ragu-ragu dosis obat harus di hitung kembali dan di periksa oleh
perawat lain.untuk menghindari kesalahan pembarian obat,maka penentuan dosis
harus di perhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus di
lengkapi alat tetes ,gelas ukur ,spuit atau sendok khusus ,alat untuk membelah tablet
,dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk doi berikan kepada pasien.
a) dosis yang di berikan klien sesuai dengan kondisi klien
b) dosis yang di berikan dalam batas yang di rekomendasikan untuk obat yang
bersangkutan
c) perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan di
berikan, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti tersedianya obat dan dosis
obat yang di resepkan / di minta ,pertimbangkan berat badan klien (mg/kg BB
/hari )
d) melihat batas yang di rekomendasikan bagi dosis obat tertentu.
Perhitungan dosis pada bayi dan anak balita.pembagian dosis obat pada bayi
dan anak balita di bedakan berdasarkan dan standar ,yaitu berdasarkan luas permukaan
tubuh dan berat badan.
a. Dosis maksimum (DM) tercantum berlaku untuk orang dewasa ,bila resep
mengandung obat yang ber –DM ,tanyakan umurnya
b. Bla ada zat yang bekerja searah ,harus di hitung DM searah (dosis ganda)
c. Urutan melihat daftar DM berdasarkan farmakope Indonesia edisi terakhir (f1
Ed.III ,Ekstra farmakope ,f1 Ed 1, pharm.internasional ,ph,ned.Ed.V ,CMN,DAN
lain-lain )
d. Setelah di ketahui umur pasien,kalau dewasa langsung di hiung,yaitu untuk sekali
minum jumlah dalam satu takaran di bagi di dosis sekali di kali 100 % .begitu juga
untuk sehari minum jumlah sehari di bagi dosis sehari di kali 100~%.
e. DM searah di hitumh untuk sekali dan sehari
f. Cara menghitung DM untuk oral berdasarkan hal sebagai berikut
1.young .untuk umur 1-8 tahun dengan rumus : Da =n/n +12 x Dd (mg) tidak ntuk
anak > 12 tahun . n = umur dalam tahun.
2.dilling untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :Da = n/20 + Dd (mg) n =umur
dalam tahun
3. gaubius
a) Da =1/12 + Dd (mg) (untuk anak sampai umur 1 tahun)
b) Da= 1/8 + Dd ( mg) ( untuk anak 1-2 tahun )
c) Da =1/6 + Dd (mg) (untuk anak 2-3 tahun)
d) Da = 1/4 +Dd (mg) (untuk anak 3-4 tahun)
e) Da = 1/3 Dd (mg) (untuk anak 4-7 tahun)
4.fried.Dengan rumus:Da=m/150xDd(mg)
5.sagel.
a) Da=(13w+15)/100+Dd(mg)(umur 0-20 minggu)
b) Da=(8w+7)/100+Dd(mg)(umur 20-52 minggu)
c) Da=(3w+12)/100+Dd(mg)(umur 1-9 tahun)

6.Clark. Untuk umur <satu tahun,dengan rumus Da=w anak /w dewasa x Dd.

7.Berdasarkan area permukaan tubuh, menggunakan rumus dosis anak =area


permukaan berdasarkan tubuh anak/1,7mm2 x dosis dewasa normal

4. Benar cara pemberian


o Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
o Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral
o Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral
o Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
 oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
 sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
 bukal (diantara gusi dan pipi) ;
 topikal ( dipakai pada kulit ) ;
 inhalasi ( semprot aerosol ) ;
 instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
 parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, dosis obat
harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Pemberian obat juga harus sesuai
dengan waktu paruh obat. Perlu diperhatikan pula pemberiannya sebelum makan,
setelah makan atau bersamaan dengan makanan karena ada obat-obat tertentu yang
dapat mengiritasi mukosa lambung sehingga perlu bersamaan dengan makanan.
Perawat juga perlu meneliti apakah pasien dijadwalkan untuk melakukan
pemeriksaan diagnostik seperti tes gula darah puasa yang merupakan kontra indikasi
pemberian obat.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan dosis, rute, waktu, oleh siapa
obat itu diberikan. Pemberian obat harus sesuai dengan standar operasional prosedur
yang telah ditetapkan. Selain itu respon pasien mengenai obat yang diberikan juga
perlu untuk didokumentasikan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian
obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat
dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan
8. Hak pasien untuk menolak
Pasien berhak untuk menolak pemberian obat, dalam hal ini perawat harus
memberikan informed consent pada pasien.

9. Benar pengkajian
Perawat harus memeriksa tanda-tanda vital sebelum pemberian obat.
10. Benar evaluasi
Perawat harus memantau efek kerja obat setelah pemberian
11. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektifitas jika diberikan pada waktu yang tepat, misalnya
sebelum makan atau setelah makan.
12 . Benar reaksi dengan obat lain

2.5 jenis-jenis pemberian obat – obatan


1) Oral: memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang paling
umum tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling rumit untuk
mencapai jaringan. Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum sering
merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik karena permukaan absorbsinya
yang lebih besar. Kebanyakan obat diabsorbsi dari saluran cerna dan masuk ke hati
sebelum disebarkan ke sirkulasi umum. Metabolisme langakah pertama oleh usus atau
hati membatasi efikasi banyak obat ketika diminum per oral. Minum obat bersamaan
dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi. Keberadaan makanan dalam lambung
memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat yang tidak tahan asam,
misalnyapenisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. Oleh karena itu, penisilin atau
obat yang tidak tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat
melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung. Hal ini
tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang, sehingga menghasilkan
preparat lepas lambat.
1. Obat kunyah

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum ditelan dan


dimaksudkan untuk ditelan utuh. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet
untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotik tertentu.

Tujuan dibuat tablet kunyah diantaranya adalah untuk memberikan suatu


bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah. Terkadang anak-anak sukar
untuk menelan tablet bentuk utuh, sehingga dibutuhkan suatu bentuk sediaan supaya
dapat digunakan untuk anak-anak daintaranya yaitu sirup dan tablet kunyah. Tidak
hanya anak-anak, orang tua baik sengaja maupun tidak sengaja juga membutuhkan
bentuk sediaan oral yang mudah untuk digunakan. Sehingga tablet kunyah tidak hanya
diberikan kepada anak-anak saja tetapi juga bisa diberikan pada orang dewasa.

Keuntungan tablet kunyah dibandingkan dengan bentuk sediaan padat oral


lainnya meliputi
 Ketersediaan hayati yang lebih baik
 Melewati proses desintegrasi dan dapat meningkatkan disolusi
 Penggunaan yang lebih mudah
 Rasa manis
 Dapat digunakan sebagai pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan
onset yang cepat
 Memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran

Dengan kelebihan tersebut, bukan berarti tablet kunyah tidak mempunyai


kekurangan. Tablet kunyah juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:

Rasa "zat aktif" (bukan tabletnya) dan zat aktif yang mempunyai tingkat
konsentrasi dosis yang sangat tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk
diatasi formulator/sulit dibuat tablet kunyah

Tidak semua bahan cocok untuk dibuat tablet kunyah

Karakteristik tablet kunyah apabila dikunyah akan membentuk massa yang


halus, mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam
mulut.

Tablet kunyah yang memiliki pangsa pasar terbesar adalah bentuk sediaan
kunyah yang mengandung gom kunyah, sedangkan dalam bentuk segi empat
menunjukkan pangsa pasar yang lebih sedikit.

Pertimbangan formulasi utama, yang penting untuk tablet kunyah ialah rasa
sediaan tersebut. Sehingga kenapa sediaan tablet kunyah semua manis, karena sesuai
yang dipersyaratkan bahwa tablet kunyah harus dikunyah terlebih dahulu, sehingga
harus memberikan rasa yang enak alias wajib enak. Oleh karena itu dalam
formulasinya tablet kunyah harus memperhatikan penambahan bahan perasa.

Pada pembuatan tablet kunyah, Evaluasi yang dilakukan pada tablet jadi
kunyah sama dengan tablet oral pada umumnya yaitu meliputi Uji kekerasan,
Kerapuhan, Waktu hancur (karena beberapa tablet kunyah terkadang lupa ditelan
secara utuh), Evaluasi fisik tablet, disolusi dan Tanggap rasa.
2.Obat Telan
Tablet ini paling banyak beredar dimasyarakat. Tablet telan dibuat tanpa bahan
penyalut, digunakan secara oral dan umumnya pecah di lambung.

Contoh tablet telan adalah Bodrex Tablet.

2. 0bat Sublingual
Sublingual: penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi
kedalam anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi
sistemik. Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat
melakukan bypass melewati usus dan hati dan obat tidak diinaktivasi oleh
metabolisme.
2) parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan
untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pemberian parenteral
juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat. Pemberian parenteral memberikan kontrol paling
baik terhadap dosis yang sesungguhnya dimasukkan kedalam tubuh.

3) Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau
pada membrane. Macam-macam pemberian obat secara topikal adalah

 Pemberian obat pada kulit


 Pemberian obat mata
 Pemberian obat tetes telinga
 Pemberian obat tetes hidung
 Pemberian obat melalui vagina

Keuntungan

 Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi


 Mempunyai vikositas tinggi
 Pasien merasa nyaman
 Mempunyai toxisitas rendah
 Membantu permeabilitas jaringan

Kerugian

 Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu


 Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit
 Daya obat berpenetrasi pada kulit
5) Pemberian Obat Suppositoria

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan


obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat
diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina. Suppositoria ini mudah meleleh,
melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Umumnya berbentuk menyerupai peluru atau
torpedo dengan bobot sekitar 2 gram dan panjang sekitar 1 – 1,5 inci.

Suppositoria biasanya diberikan kepada pasien-pasien khusus yang tidak bisa


mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien
yang sedang tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah,
pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obat suntik).

Selain itu, suppositoria juga didesain untuk beberapa zat aktif yang dapat
mengiritasi lambung serta zat aktif yang dapat terurai oleh kondisi saluran cerna, jika
digunakan secara oral. Misalnya, zat aktif yang akan rusak dalam suasana asam
lambung, rusak oleh pengaruh enzim pencernaan, atau akan hilang efek terapinya
karena mengalami firstpasseffect.

Penggunaan suppositoria tidak hanya ditujukan untuk efek lokal seperti


pengobatan ambeien, anestesi lokal, antiseptik, antibiotik, dan antijamur, tetapi juga
bisa ditujukan untuk efek sistemik sebagai analgesik, anti muntah, anti asma, dan
sebagainya.

Tujuan Pemberian

 Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik.


 Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Obat (atau yang sering di sebut sebagai obat modern)adalah suatu bahan atau paduan
bahan – bahan yang di maksudkan untuk di gunakan dalam menetapkan diagnosis
,mencegah,mengurangkan,menghilangkan,menyembuhkan penyakit ayau gejala
penyakit,luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperidah bahan atau bagian badan manusia (joenoes)
Tujuannya: Menghilangkan rasa nyeri yang di alami pasien,Obat topical pada kilit
memiliki efek yang local,Efek samping yang terjadi minimal,Menyembuhkan penyakit
yang di derita oleh klien
Prinsip ada 12 yaitu :benar pasien,benar obat,bernat dosis,benar waktu,benar cara
pemberian,benar pengkajian ,benar dokumentasi

3.2 SARAN

Setiap obat merupak racun yang dapat memberika efek samping yang tidak baik jika
kita salah menggunakanny.hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bias fatal. Oleh karena itu kita sebagai perawat kiranya harus melakukan tugas
kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah –masalah yang dapat merugikan
diri sendiri atau orang lain .
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai