Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KETUBAN PECAH DINI

A. DEFINISI
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
ketuban pecah sampi terjadinya kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah
dini” periode laten.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari
12 jam sebelum waktunya melahirkan.

B. ETIOLOGI
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
a. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga
sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan
desakan janin yang semakin besar.
b. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
1. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.
2. Gemelli
3. Makrosomia
4. Hidramnion
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

D. PATOFISILGI
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan
retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen
dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada
selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah
pecah spontan.

E. FAKTOR RESIKO ATAU PREDISPOSISI KETUBAN PECAH DINI


a. kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)
b. riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2 – 4
c. tindakan sanggama : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika higiene
buruk, predisposisi terhadap infeksi
d. perdarahan pervaginam : trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga
(20x)
e. bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)
f. pH vagina di atas 4.5 : risiko 32% (vs. 16%)
g. servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs. 7%)
h. flora vagina abnormal : risiko 2-3x
i. fibronectin 50 ng/ml : risiko 83% (vs. 19%)
j. kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada
stress psikologis, disebut dapat menjadi stimulasi persalinan preterm
F. PENGARUH KPD
a. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin
sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi
(amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan morrtalitas danmorbiditas perinatal.
b. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan
merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka
suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.

G. PENATALAKSANAAN KPD
a. Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu
sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
d. Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat
janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
e. Menghadapi ketuba pecah dini, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga
sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan
dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus
mengorbankan janinnya.
f. Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
g. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan.

H. KOMPLIKASI KPD
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia
kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.
Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada
kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
a. Infeksi
b. Hipoksia dan asfiksia
c. Syndrom deformitas janin

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen7 halaman
    Analisa Data
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • Planning 2
    Planning 2
    Dokumen18 halaman
    Planning 2
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • Sap DBD
    Sap DBD
    Dokumen5 halaman
    Sap DBD
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • DBD (Skripsi)
    DBD (Skripsi)
    Dokumen8 halaman
    DBD (Skripsi)
    Sugeng Haryo Prasetyo
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Tindakan
    Rencana Pelaksanaan Tindakan
    Dokumen7 halaman
    Rencana Pelaksanaan Tindakan
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • LP DBD
    LP DBD
    Dokumen14 halaman
    LP DBD
    Miftahuljannah Arief
    Belum ada peringkat
  • LP DBD
    LP DBD
    Dokumen14 halaman
    LP DBD
    Miftahuljannah Arief
    Belum ada peringkat
  • Pelajaran Iting
    Pelajaran Iting
    Dokumen1 halaman
    Pelajaran Iting
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • Pelajaran Ski
    Pelajaran Ski
    Dokumen6 halaman
    Pelajaran Ski
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • Pelajaran Iting
    Pelajaran Iting
    Dokumen1 halaman
    Pelajaran Iting
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Epilepsi
    Laporan Pendahuluan Epilepsi
    Dokumen25 halaman
    Laporan Pendahuluan Epilepsi
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • LP P Bedah
    LP P Bedah
    Dokumen2 halaman
    LP P Bedah
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • LP Hemoroid
    LP Hemoroid
    Dokumen17 halaman
    LP Hemoroid
    Bq Reny
    Belum ada peringkat
  • Caln LP KPD
    Caln LP KPD
    Dokumen6 halaman
    Caln LP KPD
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • LP Bronkitis
    LP Bronkitis
    Dokumen4 halaman
    LP Bronkitis
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat
  • ETIOLOGI
    ETIOLOGI
    Dokumen16 halaman
    ETIOLOGI
    Nurul Fatimah wahda
    Belum ada peringkat