Inceptisol adalah tanah yang memiliki epipedon okrik dan albik seperti
tanah Entisol dan memiliki beberapa sifat penciri lain seperti horison kambik
tetapi belum memenuhi bagi ordo tanah lain (Hardjowigeno, 1993). Menurut Soil
Survey Staff (2010), konsep sentral Inceptisol adalah tanah-tanah dari daerah
dingin atau sangat panas, lembab, sub lembab dan yang mempunyai horison
kambik dan epipedon okrik. Informasi sifat tanah ini membantu dalam sistem
pada umumnya tebal sedangkan pada daerah-daerah berlereng curam solum yang
terbentuk tipis. Warna tanah Inceptisol beraneka ragam tergantung dari jenis
kandungan liat cukup tinggi (35-78%), tetapi sebagian termasuk berlempung halus
dengan kandungan liat lebih rendah (18-35%). Reaksi tanah masam sampai agak
tinggi, agak masam sampai netral (5.6-6.8). Kandungan bahan organic sebagian
rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungann
lapisan atas selalu lebih tinggi daripada lapisan bawah, dengan rasio C/N
penyebaran cukup luas dan potensial, tetapi bukan berarti Inceptisol dalam
dan Ca, dengan kandungan ion K relatif rendah. Kapasitas tukar kation (KTK)
sedang sampai tinggi di semua lapisan. Kejenuan basa (KB) rendah sampai tinggi
(Damanik,dkk., 2010).
berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus
kimia CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya
tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar
(Damanik,dkk, 2010).
Urea dibuat secara komersil dari amoniak dan karbon dioksida melalui
Reaksi ini berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi, serta menghasilkan banyak
panas. Reaksi berikut dari karbonat ke Urea hanya terjadi dalam suasana cairan
atau padat dan perubahan keseimbangan menurun karena adanya air. Larutan
yang keluar dari reaksi Urea sangat pekat (lebih tinggi dari 99.5% Urea) untuk
mengalami pencucian dari tanah selama 4 hari dari pemupukan, berarti bahwa
akan berubah menjadi bentuk nitrat dalam waktu lebih kurang 7 hari.
- Teucher dan Adler menyatakan bahwa perubahan dari urea ke bentuk amonium
karbonat lalu ke asam dan akhirnya ke bentuk nitrat membutuhkan waktu lebih
kurang 3 - 4 minggu.
Sifat urea yang lain yang tidak menguntungkan adalah urea bersifat mobil
dalam larutan tanah sehingga mudah mengalami pencucian., karena tidak dapat
terjerap oleh koloid tanah. Untuk dapat diserap tanaman urea harus mengalami
proses amonifikasi dan nitrifikasi terlebih dahulu. Cepat dan lambatnya perubahan
bentuk amide dari Urea ke bentuk senyawa N yang dapat diserap tanaman sangat
kadar air dari tanah, temperatur tanah dan banyaknya pupuk Urea yang diberikan.
Sebelum hidrolisis terjadi, Urea bersifat mobil seperti nitrat dan ada kemungkinan
tercuci kebawah zona perakaran. Kejadian ini dimungkinkan terutama jika curah
hujan tinggi dan struktur tanah yang kurang baik. (Hasibuan, 2008).
Pada tanah masam dan netral: kehilangan urea lebih besar dibanding
pupuk NH4+ , reaksi awal NH4+ bersifat asam. Hidrolisis Urea meningkatkan pH
sekitar butiran:
Pada tanah kapuran (calcareous soils), kehilangan Urea secara potensial tetap
tinggi. Pupuk NH4+ lebih mudah menguap dibanding dalam suasana asam, karena
ammonium fosfat and sulfat lebih tinggi dibanding garam ammonium yang
unsur lainnya. Namun demikian, uji hara N sulit dilakukan dan kurang
berkembang dibandingkan uji P dan K. Indikator yang saat ini digunakan adalah
dengan mengukur N-NO3 dan N-NH4 yang tersisa dalam tanah. Sekitar 97-99% N
Kendala pengembangan uji N antara lain: (1) tingkat atau laju dekomposisi bahan
organik oleh mikroba sangat tergantung pada suhu, kelembapan, aerasi, jenis
bahan organik, dan pH; (2) bentuk anorganik dalam tanah merupakan hasil dari
pendugaan tentang kapan dan berapa jumlah N yang dapat tersedia (Dahnke and
Johnson, 1990).
daun, batang, dan akar (Hakim,1986). Nitrogen diserap oleh tanaman dengan
kuantitas terbanyak dibandingkan dengan unsur lain yang didapatkan dari tanah.
Sumber nitrogen di dalam tanah adalah dari fiksasi oleh mikroorganisme, air
irigasi dan hujan, absorpsi amoniak, perombakan bahan organik, dan pemupukan.
Nitrogen di dalam tanah mempunyai dua bentuk utama, yaitu nitrogen organik
dan nitrogen anorganik berupa amonium (NH4), amoniak (NH3), nitrit (NO2), dan
terbentuk karena kehadiran ion-ion hidrogen dalam tanah, dan ikatan yang kuat
terbentuk antara amonia dan hidrogen dari penyatuan elektron (Foth, 1998).
NH3 + H+ NH4
Amonium yang terbentuk pada proses ini : (1) diubah menjadi N-NO3 melalui
Bila dalam tanah lebih banyak ion NH4+ dari pada K+ maka serapan K
berkurang karena mobilitasnya dihalangi ion NH4+. Oleh sebab itu, pupuk
Pengubahan bentuk NH4 menjadi NO3 dibantu oleh bakteri Nitrosomonas dan
nitrifikasi menghasilkan nitrat dengan bahan baku amonium yang ada di dalam
tanah dan dibantu oleh ketersediaan air sebagai media bagi mikroorganisme untuk
mikroorganisme tanah. Bentuk NO3- lah yang selalu terlindi dan mudah larut,
merupakan suatu usaha ke arab efisiensi pemupukan (Mukhlis dan Fauzi, 2003).
diaplikasikan dalam bentuk pupuk secara sidedress ketika tanaman jagung sudah
Kapur CaCO3
menggiling batu kapur sampai kehalusan 80 mesh sampai 100 mesh batu kapur
sudah dapat dipakai sebagai bahan kapur untuk pengapuran pada tanah-tanah
kapur. Mekanisme reaksi dari bahan kapur pada komplek tanah masam dapat
H+ koloid Ca++
H+ koloid Ca++
H+ koloid Ca++
penurunan tinggi sebesar 9.16% dan 20.30% dan penurunan diameter sebesar
13.9% dan 20.68%. Hal ini disebabkan karena pada saat pH mendekati netral,
tanaman dapat leluasa tumbuh dengan baik tanpa mendapat gangguan akibat
tanah sehingga akan mempercepat proses mineralisasi N dari sumber pupuk N dan
mineral. Menurut Soepardi (1996) ion-ion nitrat, nitrit, dan amonium jumlahnya
bergantung pada jumlah pupuk yang diberikan dan kecepatan dekomposisi bahan
tanah. Laju mineralisasi nitrogen bergantung pada suhu, rasio C/N, pH tanah, dan
yang tinggi ini berdampak negatif terhadap ketersediaan P terutama pada 2 Al-dd.
Kadar P turun dari 20,89 ppm (0 Al-dd), menjadi 16,44 ppm (1 Al-dd) dan 6,63
ppm (2 Al-dd). Pada Sanchez (1992) menyatakan bahwa kapur juga melepaskan Ca
seperti besi, boron, seng, tembaga dan mangan. Pemberian kapur yang berlebihan
berkadar kalsium karbonat tinggi, pengapuran yang berlebihan pada tanah masam
atau terjadinya akumulasi garam kalsium, baik melalui aliran kapiler, maupun
Pada tanah masam, kelarutan kation-kation Fe, Al, Mn, Cu, Zn tinggi;
sedang pada tanah alkalin Ca dan Mg berada dalam jumlah banyak. Ion fosfor
yang mengendap dan sukar tersedia. Dengan besi, aluminium, dan mangan, ion P
membentuk mineral apatit, merupakan bentuk fiksasi P pada tanah alkalin atau
yang memiliki Ca tinggi dapat menghambat serapan hara yang lain, dapat juga
m diatas permukaan laut, pada semua jenis tanah asalkan gembur, subur, aerasi
dan draenase yang baik. Tekstur yang paling baik untuk tanaman jagung adalah
cepat. Pada saat pembungaan (bunga jantan muncul) tanaman jagung telah
mengabsorbsi N sebanyak 50% dari seluruh kebutuhannya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil jagung yang baik, unsur hara N dalam tanah harus cukup
komponen protein (asam amino) dan khlorofil. Bentuk ion yang diserap oleh
tanaman umumnya dalam bentuk NO3¯ dan NH4+ bagi tanaman padi sawah