Supaya terdapat keseimbangan dan keselarasan antara hak dan kewajiban antara negara
dan warga negara maka negara harus melaksanakan hak dan kewajibannya dan warga
negara patuh dan taat terhadap negara dan juga sebaliknya.
2. Menurut saya, hak dan kewajiban di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang
sudah terlaksana.
Yang pertama adalah hak kebebasan memeluk agama yang diatur dalam Undang-Undang
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945, negara telah memberikan kebebasan bagi warganya untuk
memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya dan menjalankan syariat agamanya secara
leluasa dengan leluasa dengan tetap saling menghormati dan menghargai.Negara juga telah
menjamin perlindungan atas segala penyimpangan atau penodaan, penistaan yang terjadi
dalam kehidupan bernegara, dimana apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan
meresahkan maka aparat negara akan menindaknya dan menyelesaikan masalah tersebut
sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga kedamaian kehidupan beragama dapat
terjamin.Kemudian hak warga negara memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31),
sudah terlaksana dengan cukup baik, Negara telah mengusahakan dan menyelenggarakan
sistem pengajaran nasional dengan menetapkan pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah yang talah dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No 2 tahun 1989.Dan kini
negara juga telah mewajibkan warganya berpendidikan 12 tahun, dengan bebas biaya
pendidikan terutama bagi warga yang tidak mampu, dengan begitu maka setiap warga
dapat memperoleh pengajaran sebagaimana haknya walaupun pada kenyataan saat ini
masih ditemukan beberapa warga yang tidak bersekolah, tetapi secara keseluruhan hak atas
pengajaran ini sudah cukup terlaksana dengan baik sesuai dengan Undang-
Undang.Selanjutnya adalah hak warga negara mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan yang diatur dalam Pasal 28, negara sangat memberikan hak tersebut terbukti dengan
banyaknya aspirasi-aspirasi atau pikiran-pikiran rakyat yang disampaikan dihadapan
umum, terlebih lagi dengan banyaknya kegiatan demonstrasi yang selama ini dilakukan
rakyat atas segala hal yang menyangkut dengan kehidupan berbangsa dan bernegara serta
terhadap segala aturan atau kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu mendapatkan
tanggapan dari rakyat banyak, semua itu adalah bukti bahwa negara telah memberikan
kemerdekaan hak mengeluarkan pendapat sesuai dengan undang-undang, namun
permasalahannya adalah bagaimana dan seperti apa bentuk dan sikap rakyat dalam
menyampaikan pendapatnya, karena tidak sedikit bentuk pengeluaran pendapat yang
menimbulkan kerusuhan dan sikap yang anarkis, dan hal ini sangat tidak sesuai dengan
peraturan undang-undang yang berlaku yang mewajibkan bahwa suatu penyampaian
pendapat atau pikiran rakyat haruslah bertanggung jawab, tertib dan sesuai dengan nilai-
nilai serta norma yang berlaku.
Permasalahan besar yang dihadapi Indonesia adalah mengenai Undang-Undang Pasal 27
yaitu hak warga negara untuk mendapatkan kedudukan dan perlakuan yang sama
dihadapan hukum dan pemerintah. Saat ini negara tidak memberikan hak itu, hukum dan
pemerintah tidak terlaksana dengan selaras, karena pada kenyataannya yang mendapatkan
kedudukan dan perlindungan didalam hukum dan pemerintahan hanyalah penguasa atau
pejabat tinggi negara dan mereka yang memiliki kekayaan yang berlebih untuk membeli
perlindungan hukum sedangkan warga yang termasuk kalangan menengah dan kebawah
hanya mendapat sanksi hukum tanpa mendapatkan perlindungan hukum.Selain itu, hak
warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak sebagaimana
tercantum dalam pasal 27 juga belum sesuai, karena saat ini banyak sekali pengangguran
dan banyak warga yang hidupnya tidak layak dan serba kekurangan serta kesusahan,
meskipun negara telah memberikan bantuan seperti sembako murah tetapi tetap saja masih
begitu banyak warga yang menderita, perekonomian sangat tidak merata, yang kaya
semakin kaya dan yang miskin tetep menderita, sehingga keadilanpun tidak tercipta. Dan
dengan begitu maka tujuan negara untuk mensejahterakan rakyat tidak terlaksana seperti
yang terncantum dalah Pasal 33 UUD 1945 mengenai kesejahteraan sosial.
Kemudian adalah menyangkut kewajiban warga negara, diantaranya yaitu kewajiban warga
negara, diantaranya yaitu kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pembelaan
negara yang tercantum dalam Pasal 30 UUD 1945.Selama ini kewajiban itu sudah
terlaksana dengan cukup baik, sebagai contohnya adalah ketika daerah kelautan Indonesia
yang dikuasai oleh Negara Malaysia, Negara Indonesia berusaha untuk dapat
memperthankanmenguasai kembali daerah tesebut secara gencar-gencaran meskipun harus
dengan cara berperang itu telah dilakukan. Selain itu, terlihat dari apabila negara Indonesia
mendapat hujatan atau dipandang negatif oleh negara lain maka akan begitu banyak warga
yang membela dan memberikan dukungan terhadap Indonesia. Meskipun masih ada juga
warga yang acuh terhadap negara tapi itu hanya sebagian kecil dari warga yang tidak
menjalankan kewajiban.
3. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh para Mhasiswa dalam menegakkan hak
asasi manusia antara lain sebagai berikut. :
- Mengecam tindakan-tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia. Misalnya dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan melalui majalah di
Kampus, surat kabar, dan bisa dikirim ke lembaga pemerintah atau pihak-pihak terkait.
Bisa juga ditulis dalam bentuk poster dan demonstrasi secara tertib.
- Mendukung upaya lembaga yang berwenang untuk menindak secara tegas pelaku
pelanggaran HAM. Misalnya mendukung upaya negara untuk menindak tegas para
pelakunya dengan menggelar peradilan HAM dan mendukung upaya penyelesaian
melalui lembaga peradilan HAM internasional, apabila peradilan HAM yang dilakukan
suatu negara mengalami jalan buntu.
- Mendukung dan ikut serta dalam setiap upaya yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Bantuan kemanusiaan itu bisa
berbentuk makanan, pakaian, obat-obatan atau tenaga medis. Partisipasi bisa berwujud
dalam usaha menggalang pengumpulan dan penyaluran berbagai bantuan kemanusiaan.
- Mendukung upaya terwujudnya jaminan restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi bagi
para korban. Restitusi merupakan ganti rugi yang dibebankan bagi para pelaku baik
untuk korban atau keluarganya. Jika restitusi dianggap tidak mencukupi, maka harus
diberikan kompensasi, yaitu kewajiban negara untuk memberikan ganti rugi bagi para
korban atau keluarganya. Di samping restitusi dan kompensasi, korban juga berhak
mendapat rehabilitasi. Rehabilitasi bisa bersifat psikologis, medis, dan fisik.
Rehabilitasi psikologis, misalnya berupa pembinaan kesehatan mental untuk terbebas
dari trauma, stres, dan gangguan mental yang lain. Rehabilitasi medis yaitu berupa
jaminan pelayanan kesehatan. Sedangkan rehabilitasi fisik dapat berupa pembangunan
kembali sarana dan prasarana, seperti perumahan, air minum, perbaikan jalan, dan lain-
lain.
Selain keempat cara tersebut, kita jug mahasiswaa dapat melakukan cara yang lain, seperti
melaporkan setiap pelanggaran HAM kepada aparat yang berwenang. Serta dengan
menyebarluaskan pemahaman HAM kepada masyarakat luas.