Anda di halaman 1dari 62
12 )y MUM Urai SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revist 3) SEKSI12 MOBILISASE Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut: 4} Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak i) ii) vy vi) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan. Mobitisasi semtua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur onganisasi ppelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.19 dari Spesifikasi ini, dan Mangjer Kendali Mutu (Quality Control Manager, QCM) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalars Seksi 1.21 dari Spesifikasi Mobilisasi dan pemasangan peratatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjean dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perl ‘termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta peralatan ujinya, dan sebagainya. Perkuatan jembatan lara untuk pengangkutan alatalat berat. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk penlabapan mobilisasi peralatan wama dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak menghapuskan denda sesuai Pasal 1.23.2) akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari Kontrak. Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan permohonan mobilisasinya oleh Penyedia jasa kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap 2) 3) SPESUPIKASI UMUM 2010 Revisi 3) Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan secara beriahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode pelaksanaan konstruksinya. Ketentuan periode mobilisasi Pasifitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu tetap sesuai Pasal 1.2.1.3) paragraph pertama di bawah ini, b) lisasi ddan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak fain, ©) Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemelihataan laboratorium uji mute bahan dan pekerjaan Tapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.4 dar Spesifikasi ini. Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini, akan tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu kegiatan selesai. 4) Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, tetmasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semnula sebelum Pekerjaan dimulai, Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini a) Syarat-syarat Kontrak Pasal-pasal yang berkaitan b) Kantor Lapangan dan Pasilitasnya 2 Seksi 13 ©) Pelayanan Pengujian Laboratorium 2 Seksi 1.4 4) Kajian Teknis Lapangan 2 Seksi 9 ©) Jadwal Pelaksanaan 2 Seksi 1.12 Pekerjaan Pembersihan 2 Seksi 116 Pengamanan Lingkungan Hidup 2 Seksi 1.17 Kesclamatan dan Kesehatan Kerja 2 Seksi 119 Ketentuan-ketentuan tersendirilainnya seperti didefinisikan dalam Seksi lain yang bethubungan dalam Spesifikasi ini, Periode Mobilisasi Kecuali ditentukan Iain dalam Kontrak maka mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam Pasal 1.2.1.(1) harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari tethitung mulai tangeal mulai kerja, kecuali penyediaan Pasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutz yang terdiri dari tenaga ahi, tenaga terampil, dan sumber daya yj ‘mutt lainnya yang siap operasional, harus diselesaikan dalam waktu paling lama 45 hari. Sctiap kegagalan Penyedia Jasa dalam memobilisasi Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan di atas, akan membuat Direksi Pekerjaan melaksanakan pekerjaen semacam ini yang dianggap perlu dan akan membebankan seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen pada Penyedia Jasa, dimana biaya tersebut akan dipotongkan dari setiap pembayaran yang dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Penyedia Jasa_menurut Kontrak ini. Bahkan, pemotongan sebagaimana yang discbutkan dalam Pasal 1.2.3.2) tetap berlaku, 122 4) y SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Pengajuan Kesiapan Kerja Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi ‘menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan lama slau pembuatan Jjembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperfukan untuk memperlancar pengangkutan peralaian, instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini. PROGRAM MOBILISASI Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia Jasa hharus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang diadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini. ‘Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini: a) Pendahuluan b) —_Sinkronisasi Struktur Organisasi: i) —_Struktor Organisasi Pengguna Jasa, ii) _Struktur Organisasi Penyedia Jasa, iii) Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan. ©) Masalab-masalah Lapangan: i) Ruang Milik Jalan (RUMUA). ‘Sumber-sumber Bahan. Lokasi Base Camp. 4) Wakil Penyedia Jasa. ©) Pengajuan. f) —Persetujuan. 8) __Dokumen Penyelesaian Peketjaas/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai. bh) Rencana Kerja: i) ‘Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan Kegiatan utama yang membentuk Pekerjagan, Rencana Mobilisasi Rencana Relokasi. Rencana Keselamatan dan Keschatan Kerja Konstruksi (RK3K). Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrek (RMK), Reneana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL). vii) Rencana Inspeksi dan Pengujian. viii) Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), Dokumen Upaya Pengelotaan dan Pemantauan Lingkungan (Gika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut, 1-10 ¢ 123 2 3) 2Q SPRSIFIKASL UMUM 2010 (Revisi 33 i) Komunikasi dan korespondensi. i) Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. k)__Pelaporan dan pemantavan. ‘Standar Prosedur Pelaksanaan (SOP) rapat persiapan pelaksanaan mengacu pada SOP Rapat Persiapan Pelaksanaan Bina Marga Nomor: DIBM/SMM(PP/IS tanggal 19 Juli 2012 dan perubahan-pecubahannya, bila ada, Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jaa harus ‘menyerahkan Program Mobilisasi (lermasuk program perkuaten bangunan pelengkap antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya, Program mobilisasi hams menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.1) dan harus mencakup informasi tambaban berikut: a) Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di Japangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, ‘mesin pemecah batu, instalasi pencampor aspal, atau instalasi pencampur mortar beton, dan laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak. b) ——_ Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bbersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedetangan peralatan di lapangan. ©) Setiap perubahan pada perslatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 4) Suanu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal rmulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur. ©) Suatu jadwat kemajuan yang Jengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran Pengukuran Kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwel kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Pasal 1.2.2.2) di atas. ‘Dasat Pembayaran Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya laianya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal 1.2.1.1) dari Spesifikasi ini, Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan ‘yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi. Pembayaran biaya lump sum inj akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut a) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 50% selesai, dan fasilitas serta pelayanan pengujian laboratorium telah lengkap 100% dimobilisasi. b) 20 % (dua puluh porsen) bila semua perafatan utama berada di lapangan dan. diterima oleh Direksi Pekerjaan. ©) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan, Bilamane Penyedia Jasa tidak menyelesaiken mobilisasi sesuai dengan salah satu dari edua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.3) atau keterlambatan setiap tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil yang terkait terhadap jadwalnya_sesuai Pasal 1.2.1.1)a).vi), maka jumlah yang disahkan Direksi Pekeyjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harge lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nifai angsuran untuk setiap keterlambatan sate hari dalam penyelesaian sampai maksimum SO (lima puluh) hari Mobilisasi 12 3) 4) 3) 9 SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3 Perlengkapan Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah fermometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan tersebut harus diserahkan kepada kerjaan ‘Teleransi Peralatan Distributor Aspal Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor aspal dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini: Ketentuan dan Toleransi Yang Dijinkan Tachometer pengukur —: 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan, kkecepatan kendaraan BS 3403 Tachometer pengukur 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan kecepatan putaran pompa BS 3403, Pengukur suhu 1 + $ °C, rentang 0 - 250 °C, minimum garis tengah arloji 70 mm. Pengukur volume atau: 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimum, tongkat celup garis skala Tongkat Celup 50 liter. Grafik Penyemy tunjuk Pel Distributor aspal harus dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan yang harus disertakan pada alat semprot, dalam keadaan baik, setiap saat Buku petunjuk pelaksanaan harus menunjukkan diagram aliran pipa dan semua petunjuk untuk cara kerja alat distributor. Grafik Penyemprotan harus memperlibatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah takaran pemakeian aspal yang digunakan serla hubungan antara kecepatan pompa dan jumlah nosel_ yang digunakan, berdasarkan pada keluaran aspal dari nosel. Keluaran aspal pada nosel (liter per menit) dalam keadaan konstan, beserta tekanan penyemprotanya harus diplot pada grafik penyemprotan, Grafik Penyemprotan juga harus memperlihatkan tinggi batang semprot dari permukaan jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, untuk ‘menjamin adanya tumpang tindih (overlap) semprotan yang Keluar dari tiga nosel (yaitu setiap Jebar permukaan disemprot oleh semburan tiga nosel). Kinerja Distributor Aspal a) Penyedia Jasa harus menyiapkan distributor lengkap dengan perlengkapan dan operatornya untuk pengujian lapangan dan harus menyedinkan tenaga- 6-6 ¢ a) >) °) SPESIFIKAS! UMUM 2010 (Revisi 3) fenaga pembantu yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut sesuai perintah Direksi Pekerjaan. Setiap distributor yang menurut pendapat Dircksi Pekerjaan kinerjanya tidak dapat diterima bila dioperasikan sesuai dengan Grafik Takaran Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan atau tidak ‘memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi dalam segala seginya, maka peralatan tersebut tidak diperkenankan untuk dioperasikan dalam pekerjaan. Setiap modifikasi atau penggantian distributor aspal harus diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Penyemprotan dalam arah melintang dari takaran pemakaian aspal yang dihasilkan oleh distributor aspal harus diyji dengan cara melintaskan batang semprot di atas bidang pengujian selebar 25 em x 25 em yang terbuat dari Tembaran resap yang bagian bawahnya kedap, yang beratnya harus ditimbang sebelum dan sesudah disemprot. Perbedaan berat harus dipakai dalam menentukan takaran aktual pada tiap lembar dan perbedean tiap Tembar terhadap takaran rata-rata yang diukur melintang pada lebar penuh ‘yang telah disemprot tidak boleh melampani 15 persen takaran rata-rata, Ketelitian yang dapat dicapai distributor aspal terhadap suatu takaran sasaran pemakaian alat semprot harus diyji dengan cara yang sama dengan engujian distribusi melintang pada butir (b) di atas. Lintasan penyemprotan ‘minimum sepanjang 200 meter harus dilaksanakan dan kendaraan harus dijalankan dengan kecepatan (etap sehingga dapat mencapai takaran sasaran pemakaian yang telah ditemtukan lebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Dengan minimum S$ penampang melintang yang berjark sama harus dipasang 3 kertas resap yang berjarak sama, Kertas tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 0,5 meter dari tepi bidang yang disemprot atav dalam jarak 10 m dati tik awal penyemprotan. Takaran pemakaian, yang diambit sebagai harga rata-rata dari semua kertas resap tidak boleh berbeda febin dari 5 persen dari takaran sasaran. Sebagai altematif, takaran pemakaian rata-rata dapat dihitung dari pembacaan tongkat ukur yang telah dikalibrasi, seperti yang ditentukan dalam Pasal 6,1.4.(3).(g) dari Spesifikasi ini, Untuk tujuan pengujian ini minimum 70 persen dari kapasitas distributor aspal harus disemprotkan, Peralatan 1 jand Spray Bilamana diijinken oleh Direksi Pekerjaan maka penggunaan perlatan penyemprot aspal tangan dapat dipakai sebagai penggami distributor aspal. Perlengkapan utama perafatan penyemprot aspal tangen harus selalu dijaga dalam kondisi baik, terdiri dari: a) b) °) ‘Tangki aspal dengan alat pemanas; Pompa yang memberikan tekanan ke dalam tangki aspal schingga aspal dapat tersemprot keluar; Batang semprot yang dilengkapi dengan Iubang pengatur keluamya aspal {nosel). Agar diperoleh hasil penyemprotan yang merata maka Penyedia Jasa harus ‘menyediakan tenaga operator yang terampil dan diuji coba dahulu kemampuannya sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 6.7 # 614 2) SPESIFIKASI UMLME 20°0 (Reviet 3) PRLAKSANAAN PEKERJAAN Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprat Aspal a) b °) 4) a) 4) Apabita pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perckat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan -yang ada, semua kerusakan porkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki imenurut Scksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus telah sctesai dikerjskan sepemuitnya, menurut Seksi 4.1, 4.2, 5.1, $.4, 6.3, 6.4, atau 6.6 dari Spesifikast ini yang sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan yang baru terscbut. Untuk lapis resap pengikat. jenis aspa! emulsi yang digunakan harus mengacu pada Pasal 6.1.2.(1). dan Untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus mengacu pada Pasal 6.1.22) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar butir {a) cian butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dileksanakan Sebelum penyemproian aspal dimulai, permukaan barus dibersihkan dengan memakai stkat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya, Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar- bbenar bersib, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan. sikat yang kaku. Pembersihan harus dilaksanakan_melebihii 20 om dari tepi bidang yang akan disemprot Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing Iainaya_harus disingkirkan dari permukaan dengan memakaj penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaa dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapn Untuic pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di ates Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosiik agregat kasor dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak aksn diterima, Pekerjaan penyemprotan aspal tidak bole dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapal diterima oleh Direksi Pekerjaan. ‘Takaran dan /emperatur Pemakaian Bahan Aspal a Penyedia Jas harus melakukan percobaani lapangan di Bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per eter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperin- tahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaaa yeag akan disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian ‘yang didapatkan akan berada dalam batus-batas sebapai berikut 3 ») ‘SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukean yang akan mene- rima pelaburan dan jenis behan aspal yang akan Cataton harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.5); k) _Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi perkerasan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.8. Kondisi Cuaca Yang Dijinkan Untuk Bekerja ‘Campuran hanya bisa dihampar bita permukaan yang telah distapkan keadaan keting dan diperkirakan tidak akan turun hujan. kan Pada Campuran Yang Ti hi Ketemtuan Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda ‘ji inti dari Iapisan beraspal dalam satu sub-segmen tidak memenuhi persyaratan tebal atau kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar atau ditapis kembali dengan tebal lapisan nominal minimum yang di syaratkan dalam Tabel 6.3.1.(1} dengan jenis campuran yang sama dan harus memenuhi Kketentuan kerataan yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.(1}(c). Panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan dengan benda uji tambahan sebagaimana dipcrintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selebar satu hamparan, Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume yang scharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan, ngembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Penguji Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambif benda uji inti (core) atau lainnya hharus segera ditutup Kembali dengan balan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta ketataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenanken dalam Scksi ini. Lapisan Perata Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis campuran dapat diguaakan sebagat lapisan perata, Semua ketentuan dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali : Bahan harus disebut HRS-WC(L), HRS-Base(L), AC-WC(L), AC-BC(L) atau AC- Base(L.) dsb, y) ‘SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revit 3) Agregat Umum b) d ‘Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar ‘campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan ‘campuran kerja (Lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang isyaratkan dalam ‘Tabel 6.3.3(1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.(1d), tergantung campuran mana yang dipilih, Agregat tidak boleh digunakan scbelum disetujui terlebih dabulu oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 1.1] dari Spesifikasi ir Sebolum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus sudah menumpuk setiap fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran beraspal, paling sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan haris dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran beraspal satu bulan berikutnya. Dalam pomilinan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah memperhitungkan penyerapan aspal oleh agrogat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari Campuran beraspal. Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. f) erat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2. ‘Agregat Kasar a) b) °) s °) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan ‘Not (4,75 mm) yang ditakukan secara besah dan harus bersih, keras, awet, dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan ‘memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.(Ia). Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakun seperti ) ‘SNIASTM C117: 2012 Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) terdiri atas debu batu kapur (limestone dust, Calcium Carbonate, CaCO:), atau debu kapur padam yang sesuai dengan AASHTO M303-89 (2006), semen atau mineral yang berasal dari Asbuton yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan, Jika ddigunaken Aspal Modifikasi dari jenis Asbuton yang diproses maka bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) sudah memperhitungkan kadar fillet yang terkandung dalam Asbuton tersebut. Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan- ‘gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136: 2012 ‘harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kkurang dati 75 % terhadap beratnya kecuali untuk mineral Asbuton. Mineral Asbuton harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.100 (150 micron) ‘tidak kurang dari 95% terhadap beratnya. Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, tidak digunakan sebagai bahan pengisi. Kapur yang selurubnya terhidrasi yang dihasilkan dari pabrik yang disetujui dan semen yang memenuhi persyaratan yang SPESIFIKASI UMLIM 2010 (Revisi 3) disebutkan pada Pasal 6.3.2.(2b) diatas, dapat digunakan maksimum 2% tethadap berat total agregat. 4) Semua campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) min. 1% davi berat total agregat. 5) Gradasi Agregat Gabungan Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dlam persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.(3). Rancangan dan Perbandingan Campuran untuk gradasi agregat gabungan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.3). ‘Tabel 6.3.2.3) Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal ‘% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran vias | Latasir (SS) ‘Lataston (HRS) Laston (AC) ‘on aang aa ag wo | Bee | We |B a Fa i Toe | Ti Te, 1 2, 30100 30-107 93 | aie 90 35270 ais 236 FT| SO= |= Te Le Date 3-6 | | ORE ‘300 15-35 [5-35 9.50 eons [ose ee Catan, 1, Untuk HRS-WC dan HRS-Deso yang benar-henar senjang, paling sedikit 80% agrepat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) ‘narus loos ayakan No.30 (0,600 min). Lihat Tabel 6.3.2.4 sebagai contoh batas-batas "Bahan Bergradasl Senjang™ di ‘mana bahan yang lols No, 8 (2,36 mm) dan trian pada ayakan No.30 (0,600 ram) [Untuk semua jenis eampuran, ruuk Tabel 63.2(1).(b) unt ukuran agreget nominal maksimum pada cumpokan Dahan pemasck dingin, 3. Aptbita tidak ditetpkan dalam Gambar, penggunsan pemiliban gradasi sesuai dengan petunjuk Dircksi Pekeriaan {dengan mengacu pada penduan Seks 6.3 ii Tabel 6.3.2.(4) : Contoh Batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang” Ukuran Ayakan | Alternatif 1 Alternatif2 | Alaternatif3 | Alternatif4 % lolos No.8 40 a 70 % lolos No.30___| paling sedikit 32 paling sedikit 48 | paling sedikit 56 Y% kesenjans 8 atau kur 10 atau kurang | {2 ataukurang [14 atau kurang 6) ‘Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal_ a) Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 6.3.2.5) dapat digunaken, Bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan ‘campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan SPESIPIKASI UMUM 2020 (eviss 3) dalam Tabel 6.3.3.(1a), 6.3.3.(1b), 63.3(1c) dan 63.3.(1d) mana yang relevan, sebagai-mana yang disebutkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI- 06-6399-2000 dan pengujian semua sifa-sifat (properties) yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2.(5) harus dilakukan. Bilamana jenis aspal modifikasi tidak disebutkan dalam Gambar maka Penyedia Jasa dapat memilih Aspal Tipe I! dalam Tabel 6.3.2.(5) dibawah ini, Tabel 6.3.2.(5) Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras Tipe t | Tipe TI Aspal yang No. Jenis Pengujian Peagajien eae aoe 70 | Ribwtonye | Elastomer iro’ | “Satene 1 _| eet pS (0 snvosaateas1 [70 | aiaso | Mie 2, isons Drums 0° P05) snvaverataooe | 160-240 | aaasao | 220.0 2 | veshnin Kinemats 13°C (650 swrosstaraowe | 3300 | 38-2000 |< s000 4 | Taken sNcawam ee | Dakotas pate 25°. fom surzaza0it > =100 @ | FakNabecs SxIznOT a 7 | Ketantardlan Tishroetiene %) | AASHIOTHGR | 299 zn = [pena snizen.a011 nef oaw | ate | Sins amino Petar | sera pan6 en | a2 wo | Pesta — | eaglan Reid il IHOX (1-06 2400-191 ata KIVOTSNLOS6898-2000 Ti | wera ng Sosa | soa [sas | saa 12 | Visions Dinas rc (Pop swovessione | cata | ciao | cto 1a, | Penean pa2s susaseun | es [2s | as 7 [ bss p25 em Surzee2011 a ee 15, | Keak wtclanrongsmaain s) | asitro7 301-98 : 20 Catan: Hail pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang dicktraksi dengan menggunakan smetoda SNI 2490 : 2008. Sedangkan uniuk penguiian ketarutan dan gradasi mineral dilzksanakan pada selurub: bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya Pabrik pembuat bahan pengikat Tipe TI dapat mengajukan motode pengujian sltematif untuk viskosias bilamana sifat-sfat clastomenk atau lainnya didapati herpengarvh terhadap akucasi pengujian penetrasi titi fembek atau standarlainnya, Viscositas di uji juga pada temperatur 100°C dan 160°C untuk tipe J, untuk tipe Tl pada temperatur 100°C dan 170°C. SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) 4. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO 1201-03 maka hasil ‘pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt. » Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-3640-1994 (metoda soklet) atau SNI 03-6894-2002 (metoda sentrifus) alau AASHTO T 164 - 06 (metoda tungku pengapian). Tika metoda sentrifitus digunakan, setelah Konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi ‘mencapai 200 mm, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu alat sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam bahan aspal yang diperolch kembali tidak melebibi 1 % (dengan pengapian). Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih anjut maka bahan aspat itu harus diperolch kembali dari larutan sesuai ‘dengan prosedur SNI 03-6894-2002. Aspal Tipe I dan Tipe II harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25 °C (SNI 06- 2456-1991) Tipe TI juga harus diuji untuk stabilitas penyimpanan sesuai dengan ASTM 05976 part 6.1 dan dapat ditempatkan dalam tangki sementara sampai hasil pengujian tersebut diketahui. Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui. 7) Bahan Anti Pengelupasan Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS Index of Retained Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan. Stabilitas Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Penambahan bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya diperkenankan atas persetujuan Direksi Pekerjaan, Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh diguaakan pada aspal ‘modifikasi yang bermuatan positif. Persyaratan bahan anti pengelupasan haruslah ‘memenuhi Tabel 6.3.2.(6) dan kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam Tabel 63.27). ‘Tabel 6.3.2.6) Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung Amine ‘No. ‘Jenis Pengujian ‘Standar ‘Nilai 1_| Titik Nyala (Claveland Open Cup), °C | _SNI2433:2011 ‘min.180 2 | Viskositas, pada 25°C (Saybolt Furol), | SNI03-6721-2002, >200 detik 3 | Borat Jenis, pada 25°C, SNI244122011 O92~ 1,06 4 | Bilangan asam (acid value), ‘SNI 04-7182-2006 <10 mL KOH/g. ‘5 | Total bilangan amine (amine value), ASTM D2073-07 150-350 mL HCVg_ ‘Tabel 6.3.2.(7) - Kompatibilitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspal No. Jenis Pengujia ‘Standar ‘Nila 1 | Uji pengelupasan dengan air mendidih (boiling ASTM D3625 ‘min.807 water test) %” (2005) 2 _| Stabilitas penyimpanan campuran aspal dan ‘SNI2434:2011 | maks.2,29 Dahan anti pengelupasan, °C 8) %”» yy 2) SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revi 3) No. ‘Tenis Penguji Standar ‘Nilai 3 | Stabillias pemanasan (Heat stability). Pengon- | ASTM D3625-96 | min.70 lisian 72 jam, % permukaan terselimuti aspal ‘Modification 1) Modifies prosed pengujian tata prsiapn Benda uj meliputukuran den jnisarega, kadar apa dan ‘emperatar peneamparenantara asa, greg! dan bahen ani pengelupasn. 2) Pectedaan ail! Titk Lembek (SNI24342011), 3) Persyaratm brik nto pengnjian mengeunakan ogre si Dimodifikasi Aspal yang dimodifikasi haruslah jenis Asbuton, dan elastomerik latex atau sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan Tabel 6.3.2.(5).Proses pembuatan aspal modifikasi i lapangan tidak diperbolchkan kecuali ada lisensi dari pabrik pembuat aspal ‘modifikasi dan pabrik pembuatnya menyediakan instalasi pencampur yang setara dengan yang digunakan di pabrik asalnya. ‘Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan alat pembakar ‘285 atau minyak yang dikendalikan secara termostatis, Pembakaran langsung dengan bahan bakar padat atau cair didalam tabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui untuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya atau dari pengirimannya. Aspal yang dimodifikasi harus disalurkan ke tangki penampung di lapangan dengan sistem sitkulasi yang tertutup penuh. Penyaluran secara terbuika tidak diperkenankan, Setiap pengiriman harus disalurkan kedalam tangki yang diperuntukkan untuk edatangan aspal dan harus segera dilaknkan pengujian penetrasi, titik lembek dan stabilitas penyimpanan, Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai diuji dan disetujui. Jangka waltu penyimpan untuk aspal modifikasi dengan bahan dasar latex tidak oleh melebihi 3 hari kecuali jika jangka waktu penyimpanan yang lebih lama disetujui oleh Dircksi Pekerjaan. Persctujuan tersebut hanya dapat diberikan jika sifat-sifat akhir yang ada memenuhi nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 6 3.2.5). ‘Sumber Pasokan Sumber pemasokan agregat, aspal dan baban pengisi (filler) harus disetyjui terlebin dafulu oleh Direksi Pekerjan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus diserahkan, seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan. CAMPURAN “a ‘Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, dan aspal. Kadar Aspal dalam Campuran Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran ditentukan berdasarkan percobaan Iaboratorium dan lapangan sebagsimana tertuang dalam Reneana Campuran Kerja (TMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat yang, digunakan, 3) \SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revist 3) Prosedur Rancangan Campuran a) » °) dy ‘Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran beraspal dalam Pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan rmetoda Kerja, agregat,aspal, dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji campuran pereobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparan campuran percobsan yang dibuat di instalasi pencampur aspal. Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis dan penyerapan air, dan semua jenis pengujian lainnya sebagaimana yang dipersyaratkan pada scksi ini untuk semua agregat yang digunakan. Pengujian pada campuran beraspal percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis Maksimum campuran beraspal (SNI 03-6893-2002), penguijian sifat- sifat Marshall (SNI 06-2489-1990) dan Kepadatan Membal (Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104 - 1989). Contoh agregat untuk rancangan campuran harus diambil dati pemasok dingin (cold bin) dan dari penampung panas (hot bin), Rumusan eampuran kerja yang ditentukan dari campuran di laboratosium harus diangeap berlaku sementara sampai diperkuat oleh hasil percobsan pada instalasi pencampur aspal dan percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan. Pengujian percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan harus dilaksanakan dalam tiga langkah dasar berikut ini i) Penentuan proporsi takaran agregat dari pemasok dingin untuk dapat menghasilkan komposisi yang optimum. Perhitungan proporsi takaran agregat dari bahan tumpukan yang optimum harus digunakan untuk penentuan awal bukaan pemasok dingin. Contoh dari pemasok panas harus diambil setelah ponentuan besarnya bbukaan pemasok dingin. Selanjutnya proporsi takaran pada pemnasok panes dapat ditentukan. Suatu Rumusan Campuran Rancangan (Design Mix Formula, DMF) kemudian akan _ditentukan berdasarkan prosedur Marshall. Dalam segala hal DMF harus memenuhi semua sifat-sifut balan dalam Pasal 6.3.2 dan sifat-sifat campuran sebagaimana disyaratkan dalam Tabel 6.3.3(1a) s.d 6.3.3 (Jd), mana yang relevan. i) DMF, data dan grafik percobaan eampuran di laboratorium harus diserahkan pada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. Direksi Pekerjaan akan menyetujui atau menolak usulan DMF tersebut dalam waktu tujuh hari. Percobaan produksi dan penghamparan tidak boleh ditaksanakan sampai DMF disetujui. iii) Percobaan produksi dan penghamparan serta persetujuan terhadap Rumusan Campuran Kerja lob Mix Formula, IMF). IMF adalah suatu dokumen yang menyatekan bahwa rancangan campuran Taboratorium yang tertera dalam DMF dapat diproduksi dengan instalasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP), dihampar dan dipadatkan di lapangan dengan peralatan yang telah ditetapkan dan memenuhi derajat kepadatan lapangan terhadap kepadatan Jaboratorium hasil pengujian Marshall dari benda uji yang campuran beraspalnya diambil dari AMP. SPESIFIKASL UMUM 2010 (Revisi 3) Tabet 6.3.3.(1a) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Latasir Sifat-sfat Campuran Penyerapan aspal (7) Jumniah tumbukan per bidang Rongga data eampuran (9) ° ‘Rongga dalam Agrezat (VMA) 6) ‘Stabilitas Marshall (kg) Pelelehan (mum) ‘Marshall Quotient (kg/mm) Stabilitas Marshall Sisa (96) setelah perendaman selama 24 jam, 60°C | Min, Sifat-sifat Campuran Kedar aspal eek ©) Min 35 Penyerapan aspal (76) Maks 17 Jumlah tumbokan per bidang 75 o Min, 40 Rongga dalam campuran(%) ' o Rongga dalam Agiegat (VMA) G2) | Min, is 17 Rongga teisi aspal (4) Min, w Stabilitas Marshall (kg) Min. 800) Polelehan (mm) Min 3 Marshall Quotient (kg/mm) Min, 250 Sbititas Marsball isa (%) setelah | in 0 pérendaman selamz 24 jam, 60°C Rongga dalam campuran’ ran (4) pt | Min, 3 wadatan membal (refusal) Tabel 6.3.3.(1c) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC) Silat-sifat Campuran Lesion Lapis Aus | Lapis Antara “Timntah tumbukan per bidang 5 Rasio partiel lolas ayakan 073mm — | Min dengan kadar aspal ofektif Maks 14 ; Min 3.0 ‘Rongga dalam campuran (%) Maks 30 | Maks. 50 Rongga dalam Agregar (VMA)@) | Min, 5 4 Rengga Teri Aspal @) Min: 6 6 ‘Stabilitas Marshall (kg) Min. 300, Peleletian (mm) ae 2 ‘SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Sifat-sifet Campuran Lasien Lapis Aus | Lapis Antara | Pondasi Siabiltas Marshall Sisa (94) sotelah ' iar MS OD asa Ti, 0 Rongga dala cmpuren (6) pad 3 ‘memba! (refsal abel 6.3.3.(1d) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod) | Yumlah wmbukan per bidang [Ps Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar aspal efektif! Rongga dalam campuran (2%) Rongga dalam Agregat (VMA) {%) Rongga Tetisi Aspal (4) Min. 6 S oS ‘Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250 Pelelehan (mum) ‘Stabilitas Marshall Sisa (6) setelah perendaman selama 24 j tan membal (refusal) ‘Stabilitas Dinamis, lintasan/rmun™ (Catatan ; 1) Modifikasi Marshull het Lampiran 63.5, 2) Ronggn dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jonis Maksimurn Agrogat (Gmm test, SNI 03-6993-2002). 3) _Direksi Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO 1283-89 sebagai altenatif pengujian kepekann terhadap ‘kadar ait, Pengkondisian beku cair (reeze thaw conditioning) tidak dipertakan. Nilei Indnect Tensile ‘Strength Retained (ITSR) minimum 80% pada VIM (Rongga dalam Campuran) 7% 4 0,59, Untuk ‘mendapatkan VIM 7%t0,5%, buatlah benda ji Marshall dengan variasi tumbukan pada kadar aspal optimam, misel 2x40, 2x50, 2x60 dan 2x75 tumbulan, Kemudian deri stiup bend uj tersebut, hitung nila ‘VIM dan buat Ibungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari graf tersebut dapat diketahui jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 720,59, kemudian lakukan pengujian ITSR. untuk mendapatkan Indirect Tensile Strength Ratio (LTSR) sesuai SNI 6753:2008 atau AASTHO T 283-89 tanpa pengondisin - 1843. 4) Untuk menentukan kepadatan membal (refs!) disarankan menggunskan penumbul bergetar (vibratory ‘hammer) agar pecahaya butiran egregat dalam campuran dapat dihindari. Jia digunaken penumbukan ‘manval jumiah tumbukan per bidang harus 600 untuk cetakan berdiamater 6 inet dan 400 untuk cotakan berdiamater 4 inch 5) Pengujian Wheel Tracking Machine (WIM) harus difskuken pada vemperatur 60°C. Prosedur pengujian hharus mengikuti serti pads Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan Perkerasan Aspal, SRA Jopan Road Association (1980). 4) Rumus Campuran Rancangan (Design Aix Formula) Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus ‘Mmenyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan DMF untuk campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan, Rumus yang diserahkan harus ‘menemtukan untuk campuran berikut ini 6-44 7 3) SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) a) Sumber-sumber agregat. >) —_Ukuran nominal maksimum partikel, ©) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia Jasa, pada penampung dingin maupun penampung pans. 4) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2.(3). ©) Radar aspal optimum dan efektif terhadap berat total campuran . ) __Rentang temperatur pencampuran aspal dengan agregat dan temperatur saat ‘campuran beraspal dikeluarkan dari alat pengaduk (mixer), Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik hubungan sifat-sifat campuran beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboretorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kritetia dalam Tabel 6.3.3.(1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.(1d) tergantung campuran aspal mana yang dipilih. Dalam tujuh hari setalah DMF diterima, Direksi Pekerjaan harus : 2) Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesifikasi dan meng- ijinkan Penyedia Jasa untuk menyiapkan instalasi pencampur aspal dan peng-hamparan percobaan, 6) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi. Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri_ untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Direksi Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk memodifikasi sebagian rumusan rancangannya atau. mencoba agregat lainnya. Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, IMF) Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan DMF dapat disetujui sebagai JMF. Segera setelah DMF disetujui olch Dircksi Peketjaan, Penyedia Jasa harus ‘melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang diusulkan. Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampat (paver) mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb, Kombinasi penggilas yang diusulkan harus mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Tabel 6.3.5.(1). Tidak ada pembayaran terpisab yang akan dilakukan untuk percobaan penghamparan ini. Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadatan membal (refusal). Hasil pengujian ini hharus dibandingkan dengan Tabel 6.3.3.8) sampai dengan Tabel 6.33.14) . Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu Ketentuannya maka perl dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang 6.45 f 9 ‘SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Kembali. Direksi pekerjaan tidak akan menyetnjui DMF sebagai IMF. sebelum ‘penghamparan percobaan yang dilakukan memenubi semua ketentuan dan disetujui. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai scbelum diperoleh IMF yang disetujui olch Direksi Pekerjaan. Bilamana telah disctujui, IMF menjadi ‘definitifsampai Direksi Pckerjaan menyetujui JMF pengganti lainnya. Mutu ‘campuran harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang iuraikan pada Tabel 6.3.3.(2) di bawah ini. Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan percobaan, Contoh campuran beraspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda. uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.5.(1) dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam ‘Tabel 6.3.3.{1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.(Id). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang hharus dibandingkan dengan pemadatan campuran beraspal terhampar dalam pekerjaan. Penerapan IMF dan Toleransi Yang Diijinkan 8) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan IMF, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(2) di bawah ini. b) —Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan ‘maupun campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.3) dan 6.3.7.(4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal ‘memenubi batas-batas yang diperoleh dari JMF dan Toleransi Yang Diijinkan hanus ditolak. ©) Bilamana setiap bahan pokok memenubi batas-batas yang diperoleh dari JMEF dan Toleransi Yang Diijinkan, tetapi menunjukkan perubahan yang onsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima alau jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu JMF baru harus diserahkan ‘dengan cara seperti yang disebut di atas dan atas biaya Penyedia Jasa sendiri untuk disetujui, sebelum campuran beraspal baru dihampar di lapangan. Tabel 6.3.3.(2) Toleransi Komposisi Campuran : ~ Agregat Gabungan “Toleransi Komposisi Campuran Sama atau lebih besar dari 2,36 mm 75 96 borat total agrepat Lolos: Lolos ayakan 72,36 mm sampai No.50 'No.100 dan tertahan No200 [Kadaraspal 0,3 96 berat total campuran_ | SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Tempe Gann Bahan meninggalkan AMP dan diksim ke | = 10°C datemperatur Bahan ccampuran beraspal di traks | tempat penghamparan keluar dari AMP a) Inter Toleransi Yang Diijink Batas-batas absolut yang ditentukan oleh JMF maupun Toleransi Yang 105 Catan: 1 Pas = 100 eSt= 100 mm/s dimana : as : Pascal seconds St: Centistokes mumdis : square millimeter per second Penentuan temperatur poncampuran dan pemadatan aspal Tipe HA, harus dilakukan ‘berdasarkan nilai viskositas seperti yang tertera dalam Tabel 63.5.(1). Contoh 6-54 G 6.3.6 ) 2) \SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) grafik hubungan antara viskositas dan temperatur ditunjukkan pada Gambar 63.5.(0) 300 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 TempecaturtC) Koen! Rentangtenparatir peradatan Gambar 6.3.5.(1) Contoh Hubungan antara Viskositas dan ‘Temperatur PENGHAMPARAN CAMPURAN Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi a) b) Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan Kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran beraspal atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai, sebagimana yang ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding), seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound), Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang disyaratkan untuk pelaksanaan lapis pondasi agregat. ‘Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus diber- sihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis perekat (lack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) harus diterapkan sesuai dengan Seksi 6.1 dari Spesifikasi ini Acuan Tepi Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada perkerasan dibawahnya xd Penj b) e) ad °) ) ay SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revist 3) Dan Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan. Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan. Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur. Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama penghamparan dan pembentukan, Penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan, sisa campuran beraspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur” yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.5(1). Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabken retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakratsan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati. Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat Penghampar harus dibentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki. Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin hharus sebelum pemadatan, Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan diatas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat. Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya lamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hati produksi dibuat serninimal mungkin. Selama pekerjaan penghamparan fungsi-fungsi berikut ini hares dipantau dan dikendalikan secara clektronik atau secara manval sebagaimana yang diperlukan untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi yang disyaratkan serta ketcbalan dari lapisan beraspal: i) Tebal_hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum dibolehkannya pemadatan (diperlukan pemeriksaan secara manual) Kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin terpenuhinya lereng melintang dan super elevasi yang diperlukan. iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan. 4) SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revist 3) iv) Perbaiken penampang memanjang dari permukaan aspal lama dengan mengeunakan batang perata, kawat baja atau hasil penandaan survei. Pemadatan a) b) d) ©) Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempumaan yang terjadi harus diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.3.5.(1) Pemadatan campuran beraspal harus terditi dari tiga operasi yang terpisah berikut ini: 1 Pemadatan Awal 2. Pemadatan Antara 3. Pemadatan Akhir Pemadatan aval atau breakdown rolling harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja, Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus ‘menerima minimum dua lintasan pengilasan awal. Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di betakang penggilasan awal. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus difaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak toda pemadatan setelah pemadatan kedus, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan Pertama-tama pemadetan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan. Bila sambungan ‘melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, make lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi alat pemadat berada pada lajur yang telah dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan batu kira-kira 15 om. Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, ecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimutai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah ‘yang lebil tinggi. Lintasan yang berurutan harus safing tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dati lintasan sebelumnya. Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dati lebar roda pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat hy dD k) m) SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revlsi 3 pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungen, sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi. Kecepatan alat pemadat tidak bole melebihi 4 km/jeam untuk roda baja dan 10 kirvjam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang, ‘menyebabkan terdorongnya campuran beraspal. Semua jenis operasi penggilasan harus diluksanakan secara menerus untuk memperoieh pemadatan yang merata saat campuran beraspa! masih dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidakrataan dapat dihilangkan, Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabuten sccara torus menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang beriebihan tidak diperkenankan. Roda keret_ boleh sedikit diminyaki untuk menghindari leagketnya campuran beraspal pada toda, Peralatan berat atau alat pemadat tidak diljinkan berada di atas permukaan yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin. Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan stau perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia Jasa. Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng ‘melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan, Setiap campuran beraspel pedat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepainya agar sama dengan lokasi sekitamya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran beraspal terhampar dengan luas 1000 em’ atau lebih yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana dipetintahkan oleh Direksi Pekerjaan Sewakiu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa hharus memangkas tepi perkerasan agar bergaris zapi. Setiap bahan yang berlebihan haras dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang oleh Penyedia Jasa di Juar daerat milik jalan schingga tidak kelihatan dari Jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan 5) Sambungan ” Sambungen memanjeng maupun meiintang pada lapisan yang berurutan harus diatur sedemikian rapa ager sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang lainnya, Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah Jjur laiu lintas, 637 ) 2» b) \SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) ‘Campuran beraspal tidak boleh dihampar di samping campuran beraspal yang telah dipadatkan sebelumnya keouali bilamana tepinya telah tegak {urus atau telah dipotong tegak lurus atav dipanaskan dengan menggunakan lidah api (dengan menggunakan alat burner). Bila tidak ada pemanasan, ‘maka pada bidang vertikal sambungan hanus lapis perckat. PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN Pengujian Permukaan Perkerasan a) by Perukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m, yang disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6.3.1.(4).D. Pengujian untuk memetiksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambeh bahan sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan, Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau Komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. ‘Kerataan permukaan perkerasan i) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03- 3426-1994, dengan International Roughness Index (IRI) paling tidak 3. f) Cara pengukuran/pembacazn Kerataan harus dilakukan setiap interval 100 m. Ketentuan Kepadatan 2) by ) Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 97% Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera dalam IMF untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainnya. Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda ji untuk pengukuran tebal lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran beraspal dan pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan ASTM D6927-06 untuk ukuran butir maksinum 25 mm atau ASTM D5581-07a untuk ukuran maksimum 50 mm. Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian per penampeng melintang per lajur dengan jarak memanjang antar penampang rmelintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m. 6-59 7 3) d) \SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan campuran aspal bilamana kepadsvan lapisan yang telah dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 6.3.7.(1). Bilamana rasio. kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili set i untuk pembayaran, lebih besar deri 1,08 maka benda dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambi Tabel 6.3.7.(1) Ketentuan Kepadatan Kepadatan yg. | Jumlah ben- | Kepadatan Mini | Nilat minimum set disyaratkan | daujiper | mum Rata-rata | ap pengujian tunggel (% SSD) segmen %6 ISD) 3-4 98,1 95 8 5 98,3 94,9 >6 98,5 94.8 3-4 97,1 94 7 5 97,3 93.9 26 975 93.8 Jomlah Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal a) b) Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda ji di Jokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama pengangkuran dan penghamparan campuran beraspal. Pengendalian Proses Frekwensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.7.(2) di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa yang mengoperasikan rencana jaminan mutu produksi yang disetujui, berdasarkan data statistik dan yang mencapai suatu tingkat tinggi dari pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan spesifikasi dapat meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan untuk pengurangan jumlah pengujian yang dilaksanakan, Contch yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hati harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan 6.3.7.4). Enam cetakan Marshall harus dibuat dari setiap contoh, Benda ji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.5.(1) dan dalam jumfah tumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(1). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian. Direksi Pekerjean harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD). ) SPESIFIKASI UMUM 2010 (Revisi 3 ‘Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian, Penyedia Jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas russ yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frokuensi yang lebih besar) dari vyang diperlukan dalam Tabel 6.3.7.(2). Tabel 6.3.7.(2) Pengendalian Mutu pal berbentak dram ari jumiah dram Tenis pengujian aspal drum dan cara mencalupr Penetrasi dan Tite Lembek. ‘Asbuton butii Aditi Asbuton 2 das jumiah Kemasan = Kadar air tiap 5.0001 1.000 m ‘Gradasi agregat dar penempung panes (hot bin) | Setiap 250 m™ (min. 2 pengujian per hari Nill sera pasir (and equivalent) dap 250 = Sulu di AMP dan suhu saat soripal di lapangan ‘aap baish dan pengiriman = Gradasi dan Kedar aspal ‘ati 200 ton (min. 2 pengujian per bar Kopadatan, sabilias, peleteban, Marshall Quo- | ~ Setiap 200 toa (min. 7 pengujian tient (untuk non AC), rongga dalam campuran per bai) pada 75 tumbukan dan Stabilitas Marshall Sist aia Indirect Tensile Sength Ratio (TSR) dalam ‘Membal Seta 3.000 ton ‘Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall | Setap perubahan agrege/ancaingan [Hapisan vane dibampar: = Bends ji inti (core) bordiameter 4” untuk | Benda ujiint paling edit heres parikel ukuran meksimom 1" dan 6” untuk | diambil dua tik pengujian per parfikel wlouran di alas 1, baik untuk | penampang meliniang per ijur ppemeriksaan pema-datan maupun tebal lapisan | dengan jarek memanjang antar Dalam pera: ‘penampang melintang yang sm tidak lebih dar 100m.

Anda mungkin juga menyukai