PERCOBAAN VI
OLEH :
NAMA : RAHMIN
NIM : F1C117085
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan oleh para peneliti. Selain itu, seiring perkembangan ilmu pengetahuan
informasi.
modern maka perlu dicari strategi belajar yang sesuai. Materi kromatografi di
perguruan tinggi merupakan materi yang wajib dikuasai dengan baik agar
distribusi antara dua fase, teori kelajuan, waktu retensi komponen yang
dipisahkan, volume retensi, konsep tentang pelebaran pita pada kromatogram dan
konsep-konsep lain. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan kromatografi lapis tipis adalah
sebagai berikut.
D. Manfaat
sebagai berikut.
modern maka perlu dicari strategi belajar yang sesuai (Fitriana, 2017).
Menurut Stahl (1985), metode KLT merupakan cara cepat dan mudah
untuk pemisahan senyawa pada suatu sampel. Metode ini memudahkan untuk
analisis skala kecil karena hanya memerlukan bahan-bahan yang sangat sedikit
dan waktu yang dibutuhkan sangat singkat, oleh karena itu, untuk mengetahui
Kromatografi Lapis Tipis dengan mengguanakan fase diam berupa plat silica gel
80 : 20. Plat silika gel sebagai fase diam dipanaskan terlebih dahulu selama 24
yaitu sistem kromatografi pada fase gerak dan fase diam, kesesuaian pelarut
positif dari hasil uji fitokimia dengan uji reagen. Identifikasi dengan KLT
digunakan plat silika GF254. Masing-masing plat dengan ukuran 1x10 cm2.
Ekstrak etanol Calophyllum soullatri ditotolkan pada jarak ± 1 cm dari tepi bawah
plat dengan pipa kapiler kemudian dikeringkan dan dielusi dengan masing-masing
Kromatografi lapis tipis (RP-TLC) adalah salah satu teknik yang paling
populer. Mekanisme retensi dalam RP-TLC didasarkan pada partisi zat antara fase
diam hidrofobik dan fase gerak hidrofilik, sehingga retensi umumnya berkorelasi
erat dengan lipofilisitas zat terlarut. Saat ini, beberapa pelat RP-TLC komersial
tersedia seperti C18- (opsional dapat dibasahi) - dan gel silika termodifikasi C8
atau lebih sedikit ikatan hidrofobik siano-terikat (CN), diol atau amino dengan
demikian, faktor retensi diperoleh dengan menggunakan lebih sedikit fase diam
ikatan hidrogen, yang terjadi antara analit dan perangkat bergerak dan alat tulis.
fase. Fase diam yang paling banyak digunakan adalah gel silika, yang
mengandung atom Si yang terikat pada tidak ada, satu, atau dua gugus hidroksil.
Kelompok silanol (Si-OH) yang ada pada silika dapat didehidrasi secara
reversibel, menghasilkan kelompok oksigen (Si-O-Si) dari dua kelompok Si-OH-
OH [16]. Oleh karena itu, permukaan silika harus secara bersamaan mengandung
kationik yang berasal dari pengubah fase (misalnya, amonium hidroksida atau
garam), yang berinteraksi dengan kelompok silanol, mengurangi tren retensi dari
fase diam menuju metabolit yang dipisahkan oleh teknik TLC (Hernandez dkk.,
2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
Chumber, cutter, pipet tetes, gunting, gelas ukur 10 mL, pinset dan mistar.
2. Bahan
Plat KLT
- dipotong dengan menggunakan cutter
dengan panjang 5 x 1 cm dan diberi garis
dengan jarak 1 cm pada masing-masing
ujung plat
- ditotolkan sampel (fraksi kunyit) pada plat
- dimasukkan kedalam chamber yang berisi
eluen n-heksan dan etil asetat dengan
perbandingan 5:2
- diamati
- dihitung nilai Rf
Rf noda 1 = 0,74
Rf noda 2 = 0,91
Rf noda 3 = 0,61
rf
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Analisis Data
Penyelesaian:
Untuk Rf noda 1
3,5 cm
=
4,7 cm
= 0,74
Untuk Rf noda 2
4,3 cm
=
4,7 cm
= 0,91
Untuk Rf noda 3
2,9 cm
=
4,7 cm
= 0,61
B. Pembahasan
pemisahan kimia dengan fase gerak (larutan pengembang yang cocok) dan fase
diam (bahan berbutir) yang diletakkan pada penyangga berupa plat atau lapisan
pengembangan dideteksi.
kotoran yang ada pada sampel. Kandungan air ini dapat mudah merusak sampel
sehingga mudah busuk dan sebagainya. Sampel kering dimaserasi untuk menjaga
bahan aktif yang terkandung pada sampel sehingga tidak mudah rusak, bahan aktif
tersebut mudah rusak pada kondisi panas. Etanol digunakan pada proses maserasi
dikarenakan memiliki sifat polaritas yang cukup tinggi, dimana etanol mampu
Plat KT yang digunakan pada percobaan ini tergolong fasa diam dan fasa
geraknya digunakan n-heksana dan etil asetat yang termasuk sebagai eluen. Plat
KLT dimasukkan keladalam chamber yang berisi eluen tersebut sebagai pembawa
fasa gerak. Plat dimasukkan kedalam chamber dalam keadaan lurus agar dapat
membawa noda lurus ke atas dan chamber harus ditutup agar dapat meyakinkan
bahwa kondisi dalam chamber terjenuhkan pelarut. Eluen yang digunakan yakni
berupa etil asetat dan n-heksana, dimana etil asetat bersifat polar sedangkan n-
heksana bersifat nonpolar. Apabila sampel yang digunakan bersifat polar maka
Pelarut yang berada dalam chamber akan bergerak keatas sehingga warna
akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan
bercak warna, hal ini dikerenakan kondisi jenuh dalam chamber dengan uap
mencegah penguapan pelarut. Warna yang diperoleh adalah warna kuning yang
terdapat pada plat, jarak tempuh yaitu 3,5 cm, 4,3 cm dan 2,9 cm serta jarak total
nilai Rf sebesar 0,74 cm, 0,91 cm dan 0,61 cm. Faktor retensi (Rf) didefiniskan
sebagai perbandingan jarak tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut. Apabila
nilai Rf bernilai 1 artinya zat terlarut tidak memiliki afinitas terhadap fasa diam
1. Teknik dasar melakukan KLT yaitu plat yang telah dibuat ditotolkan pada
menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan
2. Nilai Rf yang diperoleh yaitu 0,74 cm, 0,91 cm dan 0,61 cm menujukkan
bahwa daya pisah antara zat terhadap solvent berada pada kondisi minimum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M.R.A., Darus S.J.P., Desy M.H.M., Esther Deilayani A., Ping A.A.
dan Joppy D.M., 2018, Distribusi Pigmen Karotenoid Pada Kepiting
Grapsus sp dengan Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2(1).
Ciura K., Szymon D., Joanna N. dan Michał J. M., 2017, Thin Layer
Chromatography in Drug Discovery Process, Journal of Chromatography
A, DOI: 10.1016/j.chroma.2017.09.01.
Fajriaty I., Hariyanto I.H., Andres dan Risky S., 2018, Skrining Fitokimia Dan
Analisis Kromatografi Lapis Tipis dari Ekstrak Etanol Daun Bintangur
(Calophyllum soulattri Burm. F.), Jurnal Pendidikan Informatika dan
Sains, 7(1) -ISSN: 2407-1536.
Fitria N., 2017, Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Pada Mata
Kuliah Pemisahan Kimia Materi Kromatografi Untuk Meningkatkan
Kualitas Belajar, Journal of Educational Innovation, 4(1) -ISSN: 2549-
8673.
Hernández M.C., Fernando A.L.D.T., Luis J.G.O., María J.S.P. and Fermín
P.P.M., 2018, Two-Dimensional Thin Layer Chromatography-
Bioautography Designed to Separate and Locate Metabolites with
Antioxidant Activity Contained on Spirulina platensis, International
Journal of Analytical Chemistry, doi.org/10.1155/2018/4605373.