Anda di halaman 1dari 93

1

JUDUL YANG RELEVAN DENGAN TEMA PTS ADALAH :

INSPEKSI LANGSUNG ATAS PELAKSANAAN KURIKULUM MATA


PELAJARAN PKn OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SDN _______
SEMESTER _______ TAHUN PELAJARAN ______________
2

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah PTS

Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia dalam kehidupan, baik dalam

kehidupan individu, keluarga, maupun berbangsa dan bernegara.

Majunya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh berkembangkan

tidaknya pendidikan dinegara tersebut. Pendidikan merupakan hak

setiap manusia sesuai dengan Undang-undang Sistem pendidikan

Nasional No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa “ setiap warga

negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti

pendidikan agar memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang

sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan

ketrampilan tamatan pendidikan dasar”.

Rendahnya mutu pendidikan kita secara hipotesis, penulis nilai

sebagai akibat lemahnya penataan kegiatan akademik institusional,

lemahnya hal tersebut sekaligus terlihhat dalam kondisi pembelajaran

di kelas khususnya, dan proses pembelajaran pada umumnya.


3

Lemahnya mutu pembelajaran antara lain disebabkan oleh karena

subsistem yang turut membangun proses itu masih lemah. Usaha

kearah perbaikan kualitas pembelajaran sudah dilakukan oleh pihah

pemerintahan yaitu Depdiknas, dengan peningkatan kualitas tenaga

pengajar, penyedian sarana dan prasarana serta perbaikan kurikulum.

Pencapaian tujuan pendidikan perlu didukung dengan

penyediaan prasarana serta perbaikan kurikulum, dimana kurilukum

merupakan pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua

jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum mendasar dan mencerminkan

falsafah sebagai pandangan hidup bangsa. Kearah mana dan

bagaimana bentuk bangsa itu, sangat ditentukan dan akan tergambar

dalam kurikulum sekarang, mulai dari kurikulum kanak-kanak,

sekolah dasar, sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Kurikulum

harus bersifat dinamis lebih menyusuaikan dengan berbagai

perkembangan dan lebih memantapkan hasilnya sesuai dengan yang

diharapkan.

Namun demikian kenyataanya bahwa saat ini pelaksanaan

kurikulum belum efektif, hal ini disebabkan kurang efesienya

pelaksanaan dari lima komponen kurikulum. Diantaranya komponen


4

tujuan, perumusannya belum spesifik atau dan belum operasional,

sehingga mempengaruhi dalam pilihan dan penggunaan strategi atau

metode pembelajaran.Komponen isi, pengembangannya sering terlalu

seperti apa adanya, karena guru-guru harus tidak pernah

mengembangkan isi buku-buku paket Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) dan mengaitkan dengan persoalan yang

sedang terjadi sekarang ini, sehingga siswa tidak proaktif dengan

perkembangan yang terjadi disekitarnya. Metode kegiatan belajar

mengajar, dalam pembelajaran Pendidikan Pancasilan dan

Kewarganegaraan (PPKn) bahwa metode yang digunakan hanya

terpaku pada ceramah dan tanya jawab saja. Artinya guru tidak

pernah menggunakan metode yang lain misalnya metode karya

wisata dalam materi keindahan, kalau ini dilaksanakan oleh guru

memungkin anak-anak akan lebih paham akannya keindahan dan

bagaimana menjaganya. Sedangkan komponen evaluasi,

pelaksanaannya belum efektif dilaksanakan. Hal ini disebabkan

waktunya cukup banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran,

sedangkan evaluasi porsi waktunya hampir tidak tersisa.


5

Dari ulasan diatas sudah jelas bahwa belum efektifnya

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum disebabkan oleh beberapa

persoalan yang telah penulis sebutkan. Observasi ini penulis lakukan

untuk menjawab permasalahan tersebut, dengan harapan ditemukan

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Sekolah Dasar (SD) Kelas

III, IV, dan V Semester II khususnya mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang lebih baik dan

bermanfaat.

B. Fokus Permasalahan PTS

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis sekaligus

pengawas TK/SD di Kecamatan _______ Kabupaten _______

kemukakan diatas, maka observasi difokuskan pada sejauhmana

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ______ Tahun Pelajaran _______.


6

C. Tujuan Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah

Penulis ingin mendapatkan gammbaran yang jelas tentang

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ Tahun Pelajaran _______.

D. Manfaat Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah

Manfaat yang penulis harapkan dari observasi adalah ingin

mendapatkan konsep dan teori pelaksanaan kurikulum Mata

Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SDN

_______ Kecamatan _______ Kabupaten ______ Tahun Pelajaran

_______ yang efektif dan efeisien.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ” efektivitas

pembelajaran PKn di akan meningkat jika pelaksanaan kurikulum

PKn diajarkan di SDN SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ______ Tahun Pelajaran _______ dengan tepat dan

sesuai target pengajaran.”


7

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Kurikulum

Kurikulum diartikan berbeda-beda oleh beberapa pakar, bagi

kebanyakan orang, kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran

yang harus dipelajari siswa. Bagi siswa, kurikulum diartikan sebagai

tugas-tugas pelajaran, latihan-latihan atau isi buku tes yang harus

mereka baca, hafalkan, atau pelajari. Bagi guru, kurikulum

diasosiasikan dengan dokumen yang berisi keterangan atau pedoman

tentang materi pelajaran yang harus diajarkan, metode serta teknik-

teknik mengajar, atau buku teks yang harus mereka ajarkan.

Ditinjau dari bahasa, kurikulum dari bahasa Yunani yang mula-

mula digunakan dalam bidang oleh raga, yaitu kata Currrere, yang

berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak

yang harus ditempuh dari start sampai dengan finish. Jarak dari start

sampai dengan finish ini disebut currere. Atas dasar tersebut

pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.


8

Kemudian para ahli pendidikan dan ahli kurikulum membuat

macam-macam batasan tentang kurikulum tersebut, mulai dari

pengertian tradisional sampai pengertian modern, dan dari yang

sederhana sampai dengan yang kompleks. Tentunya setiap ahli

mempunyai pengertian atau versi batasan yang berbeda pula.

Paham pragmatis difinisi kurikulum adalah suatu pandangan

filsafat yang memandang realita selalu berada dalam pemulihan,

realivitas nilai-nilai dan pemakaian inteligensi yang kritis (Kneller

dalam Ansyar, 1989). Menurut paham ini, pendidikan adalah proses

untuk menumbuhkan pengalaman pelajar. Pendidikan dilihat sebagai

alat untuk mencapai kembali, mengontrol, dan mengarahkan,

pengalaman bagi pencapaian tujuan pendidikan yaitu membantu

pelajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian

bukanlah suatu proses persiapan anak untuk menghadapi kehidupan,

tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan itu sendiri (Zais

dalam Ansyar,1989).

Peranan utama guru, menurut kaum pragmatis, adalah

menyiapkan suasana atau lingkungan belajar yang memungkinkan

bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam mengindetifikasi


9

masalah-masalah, dan mencarikan jalan keluar dari masalah-masalah

itu (Johnson dalam Ansyar, 1989). Selain itu kurikulum tidak

difokuskan pada mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa,

tetapi diarahkan kepada seperangkat kegiatan-kegiatan belajar yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengalaman. Sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri kenyataan

yang ada (Zais dalam Ansyar,1989).

Dari penjelasan daiatas dapat dipahami bahwa kurikulum

menurut pragmatisme lebih memetingkan proses dari pada “status”.

Sehingga kurikulum yang sesuai dengan pragmatisme adalah

kurikulum berpusat pada siswa (student-centered), berorientasi pada

proses, dan lebih mengutamakan pengalaman belajar. Pengalaman

belajar hanya dapat diperoleh dengan jalan berasosiasi dengan orang

lain, oleh karena itu siswa harus tinggal di masyarakat, bekerjasama

dengan mengadaptasikan diri secara logis terhadap kebutuhan dan

aspirasi sosial dengan mereka dan mendapatkan diri secara logis

terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial (Kneller dalam Ansyar,1989).

Taba (1962) mengatakan semua kurikulum tersusun dari unsur-

unsur tertentu. Suatu kurikulum biasanya terdiri dari pernyataan-


10

pernyataan mengenai tujuan (umum dan spesifik), seleksi dan

organisasi bahan, strategi belajar maupun mengajar, dan akhirnya

suatu program evaluasi. Namun Tyler (1970) mengatakan, kurikulum

identik dengan pembelajaran, pengembangan kurikulum sama

dengan merencanakan pembelajaran. Perencanaan kurikulum tidak

dapat dilakukan tanpa memperhatikan teori pembelajaran, demikian

pula pembelajaran tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui gambaran

menyeluruh isi kurikulum yang harus dicakup dalam program

pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan kurikulum

dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sama, tetapi pada

tingkat yang berbeda. Pengembangan kurikulum mencakup ruang

lingkup yang lebih luas, sedangkan rancangan pembelajaran

mempunyai ruang lingkup yang sempit. Seperti halnya

pengembangan kurikulum, pengembangan rancangan pembelajaran

dapat dikembangkan pada tingkat satuan pelajaran, bidang studi, dan

lembaga. Pengembangan rancangan pembelajaran yang setingkat

dengan pengembangan kurikulum yaitu rancangan yang berfokus

pada tingkat sistem.


11

B. komponen-komponen Kurikulum

Pengembangan kurikulum pada berbagai tingkat mengandung

komponen-komponen inti yang sama. Komponen-komponen tersebut

yaitu:

1. Tujuan, tujuan kurikulum berisikan perangkat asumsi landasan

progaram, perangkat kemampuan lulusan yang merupakan

sasaran pembentukan, serta garis-garis besar struktur kurikulum

dengan perian eskplisit mengenai misi yang dibawanya. Dengan

demikian kurikulum merupakan perangkat pengalaman belajar

yang dilakukan peserta didik sesuai dengan misi/tujuan yang

diembannya. Ada beberapa hirarki dalam tujuan kurikulum

meliputi : (1) tujan pendidikan nasional, (2) tujuan institusional,

(3) tujuan kurikuler, dan (4) tujuan pembelajaran.

2. Isi,isi kurikulum terdiri dari bidang-bidang mata pelejaran yang

secara keseluruhan akan mendukung tercapainya seluruh tujuan :

(1) bidang-bidang pembelajaran yang secara khusus dapat

mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, (2) bidang-

bidang pembelajaran yang secara khusus dapat mendukung

tercapainya tujuan instutional, (3) bidang-bidang pembelajaran


12

yang secara khusus dapat dimanfaatkan untuk mempermudah

tercapainya semua tujuan tersebut. Isi merupakan bidang kajian

utama kurikulum.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan isi kurikulum

antara lain dikemukakan oleh Tyler (1970), ia menyebutkan lima

prinsip umum dalam memilih pengalaman belajar yang akan

dijadikan isi kurikulum, yaitu: pengalaman yang diberikan kepada

pebelajar harus memberikan kesempatan untuk dapat

dipraktikkan sesuai dengan tujuan, pemberian pengalaman atau

penampilan prilaku seperti yang dikehendaki, pengalaman belajar

masih dalam batas kemungkinan pebelajar terlibat secara aktif

dalam proses pemorelahannya. Pengalaman belajar yang akan

diberikan diseleksi sehingga cocok untuk mendukung tujuan, dan

pengalaman belajar bukan untuk mencapai suatu jenis prilaku

sesuai tujuan saja, melainkan dapat memberikan kemungkinan

mengembangkan kemampuan.

Doll (1978) mengatakan tujuh kreteria yang digunakan untuk

menetukan isi kurikulum, yaitu ketetapan dengan bahan

ajar,keseimbangan antara bahan untukpengenalan dengan


13

pendalaman, kesesuaian bahan/isi dengan minat dan kebutuhan

pebelajar, hubungan isi dengan konsep, kemampuan pebelajar

dalam mempelajari isi, dan integrasi dengan isi disiplin lain.

Prat (1980) mengajukan delapan kriteria untuk menentukan

isi kurikulum, yaitu : (1) relevan antara isi dengan tujuan (2)

ketetapan antara isi dengan tujuan (3) konsistensi dan kualitas,

(4)urutannya logis (5) sesuai perkembangan mutakhir (6) cocok

untuk program pengajara di sekolah (7) menghindari diri dari

kontroversial (8) keseimbangan cara memperlakukan kaum

minoritas, agama, politik, dan wanita.

Winecoff (1989) mengatakan ada tiga pertanyaan yang perlu

di jawab untuk isi kurikulum. Isi kurikulum itu untuk tujuan apa?

Untuk mengajarkan pengetahuan, ketrampilan dasar, persiapan

karir masa depan, membantu memecahkan masalah, membantu

mengembangkan konsep diri, mengembangkan hubungan dan

sikap positif, mengembangkan pemberantas buta huruf,

mengembangkan kebudayaan, rasa kebangsaan, nasionalisme

dan sebagainya. Isi kurikulum untuk siapa? Siapa pebelajarnya,

pengalaman apa yang sudah dimiliki, pengembangan untuk


14

tingkat yang mana, kepribadian, motivasi dan sebagainya.

Bagaimana mengorganisasi kurikulum ? berdasarkan konsep,

logika, disiplin ilmu dan sebagainya.

3. Strategi, untuk dapat mencapai semua tujuan yang dalam

pelaksanaannya berjenjang mulai terciptanya tujuan

pembelajaran sampai tujuan pendidikan nasional, perlu disusun

suatu strategi.

Strategi ini berupa proses pemilihan pengalaman belajar bagi

kepentingan peserta didik dengan memperhatikan : (1) sampai

seberapa jauh peserta didik dapat menerima isi pembelajaran

yang disajikan, dan (2) melihat sampai seberapa jauh proses

pembalajaran dapat dilaksanakan. Dalam hal ini pemikiran lebih

diarahkan pada apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam

belajar dan usaha untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengembangan kurikulum akan selalu membawa konsekuensi

pada pemilihan strategi pelaksanaan praktik di dalam kelas

sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran

adalah suatu proses yang saling berinteraksi. Pembelajaran


15

menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan

pebelajar”,sedangkan kurikulum lebih menekankan pada deskripsi

tentang “apa isi pembelajaran” yang harus dipelajari pebelajar

(Reigeluth,1983).

Dengan demikian kajian mengenai bagaimana membelajarkan

pebelajaran merupakan suatu proses interaktif yang melibatkan

perilaku pebelajar dengan berbagai karakteristik dalam belajar

dengan lingkungan belajarnya.

4. Evaluasi, evaluasi kurikulum dalam pengembangan dan

pelaksanaannya dapat dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu

formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk

menentukan apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki agar

kurikulumm tersebut lebih efektif dan efisien. Secara ekstrim

dapat dikatakan betapapun kurang efektif atau sangat efektif

kurikulum itu, evaluator masih harus mencari apa yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan efektifnya, sehingga kualitasnya

lebih tinggi daripada sebelumnya. Dalam pengembangan produk

kurikulum, pelaksanaan evaluasi formatif merupakan keharusan.

Hanya dengan cara itulah pengembangaan kurikulum dapat


16

merasa yakin bahwa sistem kurikulum yang dikembangkan akan

efektif dan efisien dilapangan sesungguhnya nanti. Dengan

demikian evaluasi formatif diartikan sebagai proses menyediakan

dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan

keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk

kurikulum.

Evaluasi sumatif merupakan keputusan tentang efektif atau

tidaknya suatu produk kurikulum. Membandingkan efektivitas

beberapa jenis produk kurikulum untuk memilih salah satu yang

terbaik dan menyingkirkan yang lainya merupakan suatu proses

yang menetukan mana produk yang boleh digunakan terus dan

mana yang harus dihentikan atau tidak boleh digunakan. Jenis

evaluasi ini tidak menghasilkan petunjuk bagi orang yang

mengevaluasi tentang bagian mananya dari kurikulum atau

program pembelajaran yang harus diperbaiki. Evaluasi seperti ini

tidak pula menghasilkan petunjuk bagaimana cara memperbaiki

agar kualitasnya lebih baik.


17

C. Jenis-jenis Kurikulum

Dalam pendidikan kita juga mengenal beberapa jenis kurikulum,

misalnya kurikulum yang tertulis, kurikulum yang direncanakan,

kurikulum yang dilaksanakan, kurikulum formal dan informal. Goodlad

(1979) membedakan lima jenis kurikulum yaitu :

1. Kurikulum ideal (ideological curriculum) yaitu kurikulumm

sebagaimana diharapkan oleh ahli dan guru yang

mencerminkan pengetahuan yang diakumulasikan sepanjang

jaman.

2. Kurikulum formal yaitu kurikulum yang disetujui dan

disahkan oleh pemerintah.

3. Kurikulum “banyangan” (perceived curriculum) yaitu

kurikulum yang ada dalam pikiran, yang diinginkan oleh orang

tua dan guru.

4. Kurikulum operasional yaitu kurikulum yang dilaksanakan

didalam kelas.

5. Kurikulum pengalaman yaitu kurikulum yang dialami oleh

murid.
18

Galtthorn (1987) mengatakan kurikulum diklasifikasikan dalam

tujuh jenis yaitu :

1. Kurikulum tertulis (Written Curriculum)

Kurikulum tertulis merupakan kurikulum yang sudah disetujui

oleh pemerintah. Kurikulum ini merupakan pengendali untuk

menjamin tujuan pendidikan. Kurikulum tertulis lebih komprehensif,

konseptual, direncanakan dengan baik dan mudah dipraktekkan

spesifik, biasanya memuat dasar-dasar pertimbangan yang

mendukung kurikulum, tujuan yang harus dicapai, sasaran yang

harus diakui, konsekuen terhadap kegiatan belajar mengajar yang

harus dilakukan dan bagaimana evaluasinya. Fungsinya kurikulum ini

adalah sebagai pengantar (mediating) pengendali dan standar.

Sebagai pengantar kurikulum ini menghubungkan ide-ide dalam

kurikulum rekomendasi dengan realitas dalam kelas. Artinya

merupakan perpaduan antara apa yang diinginkan para ahli,

akademika untuk diajarkan dengan yang dalam praktek dilakukan

guru. Sebagai pengendali kurikulum ini merupakan alat untuk

mengontrol apa yang diajarkan guru. Selanjutnya sebagai pembukuan


19

menunjukkan apa yang harus diajarkan minggu demi minggu didalam

kelas sehingga terjadi persamaan pemerataan dan kesatuan

pendidikan.

2. Kurikulum Rekomendasi

Kurikulum rekomendasi yaitu kurikulum yang direkomendasikan

oleh para ahli, asosiasi profesional, komisi pembaharuan pendidikan

dan juga yang berdasarkan kebijakan pemerintah. Sejalan dengan

kurikulum ideal, kurikulum menekankan keharusan mempelajari

konsep, ketrampilan yang akan dikembangkan menurut persepsi dan

system nilai sumber atau sponsor. Kurikulum ini bersifat umum

berisikan sejumlah kebijakan yang disarankan, sejumlah tujuan,

syarat-sayarat kelulusan, rekomendasi tentang bahan, dan urutan-

urutan bahan. Kurikulum ini mempunyai kebaikan karena memuat

kebijaksanaan, sayarat-sayarat dan aspek yang perlu diperhatikan

dalam perencanaan kurikulum. Misalnya semua siswa Sekolah Dasar

(SD) harus belajar menguasai komputer. Kebaikan kebaikan kedua

kurikulum ini mencoba menyerap apa yang terjadi di dalam

masyarakat,dan akan terlihat hasilnya secara cepat. Kelemahan


20

kurikulum ini berhubungan dengan kurang sensitif terhadap realitas

yang terjadi didalam kelas, bagaimana guru merencanakan pelajaran.

Biasanya rekomendasi bersifat umum sedangkan guru membutuhkan

pedoman, bimbingan yang lebih komprehensip.

3. Kurikulum dukungan (supported curriculum)

Kurikulum ini terbentuk dari sumber-sumber yang dialokasikan

untuk menunjang kurikulum,ada beberapa macam sumber atau

bentuk dukungan yaitu :

1. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mata pelajaran

tertentu.

2. Alokasi waktu yang dipergunakan guru untuk aspek

tertentu.

3. Alokasi personel, banyaknya guru yang diperlukan.

4. Bahan, alat dan buku teks yang disediakan.

4. Kurikulum yang diajarkan

Kurikulum ini tidak berbeda dengan apa yang diajarkan guru di

dalam kelas, dan tentunya berdasarkan kurikulum yang tertulis.


21

walaupun sering terjadi penyimpangan. Guru datang keruang kelas

dengan latar belakang pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka

dipengaruhi oleh situasi, teori-teori yang mereka pelajari, kondisi

sosial dan pengalaman setiap kelas berbeda. Dan faktor lain yang

mempengaruhi guru, sperti pengetahuan dalam mata pelajaran,

persepsi guru terhadap siswa, kurikulum yang tertulis, buku teks,

proses sdministrasi, ujian dan persepsi masyarakat. Karena itu

keputusan guru tentang kurikulum yang diajarkan adalah produk

interaksi berbagai variabel.

5. Kurikulum yang diuji (the tested curriculum)

Kurikulum jenis ini adalah serangkaian bahan

pelajaran/kegiatan belajar yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat

oleh guru maupun tes yang baku, atau tes yang disusun oleh panitia

wilayah. Bagaimana hubungan kurikulum ini dengan kurikulum yang

diajarkan. Sering sekali tes yang dibuat oleh guru tidak sejalan

dengan apa yang diajarkannya. Guru tidak mampu menyusun tes

yang baik dan kebanyakan tes berorientasikan pada kemampuan

mengerti dan mengingat. Tes yang dibuat penitia wilayah juga


22

sering ,mengukur tingkat tujuan yang rendah. Selanjutnya tes baku

sering tidak serasi dengan apa yang diajarkan.

Kurikulum yang tertulis, kurikulum yang diajarkan,dan

kurikulum yang diuji merupakan kurikulum yang diinginkan, yaitu

sejumlah belajar yang dikehendaki dalam suatu sistem pendidikan.

6. Kurikulum yang dipelajari

kurikulum ini merupakan hasil belajar, yaitu perubahan nilai,

persepsi dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar.

Kurikulum ini merupakan apa yang telah dimengerti, dipelajari,

diingat siswa baik dari kurikulum yang diinginkan maupun dari

kurikulum yang tersembunyi.

7. kurikulum yang tersembunyi

kurikulum yang tersembunyi sering disebut kurikulum implisit,

kurikulum yang tidak dipelajari, dapat dirumuskan sebagai aspek dari

sekolah yang lain dari kurikulum yang direncanakan namun

berpengaruh terhadap perobahan tingkah laku siswa. Glatthorn

menyatakan kurikulum tersembunyi terdiri dari dua aspek yaitu aspek


23

yang realatif tetap dan aspek yang dapat berubah-rubah. Salah satu

aspek yang tetap adalah ideology, kenyakinan, nilai budaya

masyarakat yang mempengaruhi sekolah. Budaya masyarakat

menetapkan pengetahuan mana yang perlu diwariskan dan mana

yang tidak perlu diwariskan. Sistem pengelolaan sekolah, ruang kelas,

aturan yang ditetapkan, pola pengelompokan siswa, ekspektasi guru

juga berpengaruh terhadap anak.

Aspek yang dapat berubah meliputi variabel organisasi, sistem

sosial dan budaya. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru

mengelola kelas, bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana sistem

promosi. Variabel sitem sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial

dalam kelas dan sekolah, bagaimana hubungan murid dan guru,

murid dengan murid, hubungan kepala sekolah dengan guru dan staf

administrasi. Pada umumnya dapat digolongkan dua jenis iklim

sekolah: yang menekankan prosedur, otoritas dan ketaatan, dan yang

lainnya mengutamakan prosedur demokratis, partisipasi dan self

disiplin. Variabel kebudayaan bersangkutan dengan sistem

kenyakinan, struktur kognitif dan nilai yang didukung oleh

masyarakat dan sekolah.


24

Dengan demikian kurikulum tersembunyi merupakan sumber

yang luas pengaruhnya maka perlu dipertimbangkan dalam setiap

perencanaann kurikulum, karena akan menimbulkan berbagai

pertanyaan.

D. Pelaksanaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) di Sekolah Dasar Negeri __________

Proses kegiatan belajar mengajar pada Sekolah Dasar Negeri

_________, dengan menggunakan pedoman Kurikulum tahun 2004.

kurikulum pendidikan Indonesia tersebut menuntut 9 (sembilan)

Mata pelajaran yang harus diajarkan, dari kelas satu samapai kelas

enam.

Adapun mata pelajaran yang diajarkan yaitu; Pendidikan

Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Kerajinan Tangan,Kesenian,Pendidikan Jasmani.

Ansyar ( 2001) mengatakan bahwa kurikulum adalah semua

kegiatan yang direncanakan tentang apa-apa yang diajarakan dan

dengan cara bagaimana cara hal itu dapat diajarkan. Dari pendapat
25

diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar berlangsung dengan

baik sangat tergantung pada guru.

Proses belajar mengajar pada Sekolah Dasar sebagaimana

Setiap mata pelajaran tersebut dibebankan dan diajarkan oleh guru

kelas dan guru bidang studi.

E. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan spesifikasi dari kemampuan,

keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja

yang dibutuhkan oleh lapangan (Ditjen Dikdasmen, 2004:4).

Berdasarkan pendapat tersebut seorang yang bekerja sebagai

guru, yang pekerjaan itu menurut Undang-Undang Guru tahun

2006 merupakan pekerjaan profesional maka guru harus

memenuhi standar-standar minimal yang dibutuhkan oleh

Depdiknas.

Guru yang setiap hari selalu berhadapan dengan anak tentu

menghadapi berbagai problema, baik yang berkaitan dengan anak

tersebut maupun dengan lingkungan pendidikan, yang notabene


26

mempunyai berbagai karakter, berbagai kemampuan dan

motivasi, yang semuanya perlu strategi-strategi khusus yang

harus dipersiapkan oleh guru maka guru tersebut harus

mempersiapkan diri baik yang berkaitan dengan materi yang akan

dikuasai siswa, sikap siswa, strategi yang dapat memudahkan

siswa dalam memahami materi tersebut. Berdasarkan itu

Depdiknas menentukan bagian-bagian yang harus dikuasai oleh

guru dalam rangka memenuhi Standar Kompetensi Guru.

Komponen-komponen stantar kompetensi guru antara lain: (1)

Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan

Kependidikan, (2) Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional

sesuai materi pembelajaran, (3) Pengembangan profesi. Selain

ketiga komponen tersebut, seorang guru harus memiliki sikap dan

kepribadian yang positif, di mana sikap dan kepribadian tersebut

senantiasa melekat pada setiap komponen yang menunjang profesi

guru.

Seorang guru yang profesional akan kelihatan sikap dan

kinerjanya dalam kehidupan sehari-hari. Semua hasil kerjanya

harus dapat diukur oleh indikator. Oleh sebab itu, Ditjen


27

Dikdasmen (2004:10) merumuskan indikator kompetensi, yang

masing-masing komponen tersebut, di antaranya adalah:

1. Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran

Kompetensi ini merupakan komponen awal yang harus

dilakukan oleh guru karena bagian inilah seorang yang profesional

dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan program-

program yang disiapkan. Dengan adanya program itu semuanya

akan dapat dinilai, diukur, dan dievaluasi. Dalam dunia pendidikan

penentuan keberhasilan dapat dilihat dari indikatornya. Oleh sebab

itu, Indikator dalam kompetensi ini menurut Ditjen Dikmenum

sebagai berikut.

a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, dengan

indikator:

 Mendeskripsikan tujuan pembelajaran

 Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah

ditentukan

 Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan

kelompok
28

 Mengalokasikan waktu

 Menentukan metode pembelajaran yang sesuai

 Merancang prosedur pembelajaran

 Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum

(dan bahan) yang akan digunakan

 Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku,

modul, program komputer dan sejenisnya)

 Menentukan teknik penilaian

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh Ditjen

Dikmenum tersebut maka seorang guru harus mampu membuat

Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang pada

dasarnya sama dengan indikator di atas. Guru tidak akan

mampu membuat RPP tersebut jika guru tidak banyak belajar

tentang materi, metode, strategi, media, dan penilaian

pembelajaran. Oleh sebab itu, guru harus banyak membaca

atau belajar.

b. Kompetensi melaksanakan pembelajaran, dengan

indikator:
29

 Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai

 Menyajikan materi pelajaran secara otomatis

 Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang

telah ditentukan

 Mengatur kegiatan siswa di kelas

 Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum

(dan bahan) yang telah ditentukan

 Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa

buku, modul, program komputer dan sejenisnya)

 Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif

 Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa

yang komunikatif

 Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk

mengetahui dan memperkuat penerimaan siswa dalam proses

belajar

 Menyimpulkan pembelajaran

 Menggunakan waktu secara efektif dan efisien

Berdasarkan indikator di atas, guru harus mampu mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai siswa


30

dalam belajar. Indikator-indikator di atas berkaitan dengan

tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran (KBM). Oleh

sebab itu, guru yang mampu melaksankan indikator di atas

akan dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu.

c. Kompetensi menilai prestasi belajar, dengan indikator:

 Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan

indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan

 Melaksanakan penilaian

 Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar

berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah

ditentukan

 Mengolah hasil penilaian

 Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat

kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas)

 Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis

(misalnya: interpretasi kecenderungan hasil penilaian,

tingkat pencapaian siswa, dll.)

 Menyusun laporan hasil penilaian


31

 Memperbaiki soal/perangkat penilaian

Berdasarkan indikator kompetensi penilaian, guru harus

mampu menyusun kisi-kisi, butir soal, pedoman penilaian,

melaksanakan, mengolah nilai, melaporkan nilai, dan analisis

soal tersebut.

d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar

peserta didik, dengan indikator:

 Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian

 Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian

 Melaksanakan tindak lanjut

 Mengevaluasi hasil tindak lanjut

 Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut

penilaian

Dengan adanya indikator-indikator yang berkaitan dengan

kompetensi pengelolaan belajar di atas, guru, kepala sekolah,

pengawas akan dapat menilai sejauh mana kompetensi

seorang guru dalam mengelola pembelajaran


32

2. Komponen Kompetensi Wawasan Pendidikan

Kompetensi wawasan pendidikan merupakan bagian yang

harus dikuasai guru sebelum action di depan anak. Guru harus

memahami landasan pendidikan, kebijakan pendidikan,

perkembangan siswa, pendekatan pembelajaran, menerapkan

bekerja sama dalam pekerjaan, dan memanfaatkan kemajuan

IPTEK dalam pendidikan. Untuk memehami tersebut, guru wajib

belajar perkembangan ilmu pendidikan dan pengetahuan karena

ilmu pendididkan sekarang berkembang dengan pesat. Dahulu

pembelajaran, dengan sistem theacher center sangat tepat, tetapi

pembelajaran itu sekarang ternyata kurang tepat karena siswa

setelah pembelajaran tidak bisa memecahkan persoalan, bahkan

siswa diberi soal yang berbeda walaupun sama temanya tetap

tidak bisa. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berbasis CTL, CL,

PAKEM, Pembelajaran model quantum teaching perlu dibaca oleh

guru agar wawasan pendidikan terus bertambah. Bahkan dalam

buku-buku pendidikan modern, pembelajaran selalu dikaitkan


33

dengan usia dan motivasi. Berdasarkan uraian di atas, guru perlu

mengetahui dan menguasai indikator-indikator yang berkaitan

dengan kompetensi wawasan Pendidikan, Ditjen Dikmenum

(2004:12) menyebutkan indikatornya sebagai berikut.

a. Memahami landasan kependidikan, dengan indikator:

 Menjelaskan tujuan dan hakekat pendidikan

 Menjelaskan tujuan dan hakekat pembelajaran

 Menjelaskan konsep dasar pengembangan kurikulum

b. Memahami kebijakan pendidikan, dengan indikator:

 Menjelaskan visi, misi dan tujuan pendidikan

 Menjelaskan tujuan pendidikan tiap satuan pendidikan

sesuai tempat bekerjanya

 Menjelaskan sistem dan struktur standar kompetensi guru

 Memanfaatkan standar kompetensi siswa

 Menjelaskan konsep pengembangan pengelolaan

pembelajaran yang diperlakukan (Misalnya: life skill,

BBE/Broad Based Educatioan, CC/Community College,


34

CBET/Competency-Based Education and Training dan lain-

lain)

 Menjelaskan konsep pengembangan manajemen

pendidikan yang diberlakukan (Misalnya: MBS/Manajemen

Berbasis Sekolah, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, dan

lain-lain)

 Menjelaskan konsep dan struktur kurikulum yang

diberlakukan (Misal: Kurikulum Berbasis Kompetensi)

c. Memahami tingkat perkembangan siswa, dengan

indikator:

 Menjelaskan psikologi pendidikan yang mendasari

perkembangan siswa

 Menjelaskan tingkat-tingkat perkembangan mental siswa

 Mengidentifikasi tingkat perkembangan siswa yang dididik

d. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi

pembelajarannya, dengan indikator:


35

 Menjelaskan teori belajar yang sesuai materi

pembelajarannya

 Menjelaskan strategi dan pendekatan pembelajaran yang

sesuai materi pembelajarannya

 Menjelaskan metode pembelajaran yang sesuai materi

pembelajarannya

e. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan, dengan

indikator:

 Menjelaskan arti dan fungsi kerja sama dalam

pekerjaan

 Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan

f. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pembelajaran,

dengan indikator:

 Menggunakan berbagai fungsi internet, terutama

menggunakan e-mail dan mencari informasi


36

 Menggunakan komputer terutama untuk Word

Processor dan spead sheet (Contoh: Microsoft Word dan

Exel)

 Menerapkan bahasa Inggris untuk memahami

literatur asing/memperluas wawasan kependidikan

3. Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional

Kompetensi akademik ini berkaitan dengan penguasaan

materi pelajaran yang akan dipelajari/dipahami/dikuasai siswa.

Guru harus menguasai materi yang akan diajarkan. Oleh sebab itu,

kompetensi bidang akademik ini berkaitan dengan penguasaan

keterampilan sesuai dengan materi pembelajaran. Menurut Ditjen

Dikmenum(2004:14) hanya ada satu kompetensi di bidang ini,

yaitu:

a. menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi

pembelajaran, dengan indikator:

 Menguasai materi pembelajaran di bidangnya


37

4. Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi

Komponen ini sangat berkaitan dengan kemampuan guru

dalam mengembangkan dirinya sebagai guru yang profesional.

Guru harus bisa mengembangkan dirinya melalui penelitian-

penelitian pendidikan demi kemajuan peserta didik dan kemajuan

dirinya sendiri. Hal ini jika dilakukan oleh semua guru maka

pendidikan akan bermutu. Oleh sebab itu, penelitian tindakan

sangat cocok untuk pengembangan pendidikan. Guru

melaksanakan penelitian tindakan kelas, kepala sekolah

melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Untuk itu Ditjen

Dikmenum (2004:15) menentukan kompetensi dan indikatornya,

yakni:

a. Mengembangkan profesi, dengan indikatornya:

 Menulis karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survei di

bidang pendidikan

 Menulis karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah

hasil gagasan sendiri di bidang pendidikan sekolah


38

 Menulis tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan

sekolah pada media masa

 Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, gagasan atau

ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah.

 Menulis buku pelajaran/modul/diktat

 Menulis diktat pelajaran

 Menemukan teknologi tepat guna

 Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan

 Menciptakan karya seni monumental/seni pertunjukan

 Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

Dengan adanya indikator-indikator seperti di atas, kepala

sekolah akan mudah menentukan guru yang berprestasi maupun

yang belum berprestasi.


39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ Tahun Pelajaran _______.

Peneliti mengambil tempat penelitian di SD Negeri

_______ Kecamatan _______ Kabupaten ______ karena

sekolah tersebut adalah binaan peneliti. Guru-guru di SD tersebut

ada yang GTT, GB, PNS, dan ijazahnya pun beragam, yakni ada

yang berijazah diploma, sarjana, dan pascasarjana.

Waktu penelitian adalah pada bulan _____ sampai

__________. Selama penelitian tersebut peneliti mengumpulkan

data awal, menyusun program supervisi, pelaksanaan supervisi,

analisis, dan tindak lanjut.


40

Tabel : Alokasi waktu Penelitian Tindakan Sekolah

No Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan


1 SDN _______ Pelaksanaan
Siklus I
2 SDN _______ Pelaksanaan
Siklus II
3 UPT Disdik Kec. Penyusunan
_____Kab. ____
Laporan Hasil
PTS

B. Faktor yang Diselidiki

Untuk menjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang

diselidiki sebagai berikut.

1. Guru, melihat peningkatan kemampuan guru dalam membuat

rencana pembelajaran PKn, melaksanakan pembelajaran, menilai

prestasi belajar, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

prestasi belajar siswa sebelum penelitian dan dalam penelitian

tindakan.

2. Pembelajaran, memperhatikan keefektifan pelaksanaan

kurikulum dalam pengajaran PPKn di kelas V SD Negeri _______

Kecamatan _______ Kabupaten ______ yang dikelola oleh


41

guru dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan materi pembelajaran.

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan maka

pelaksanakan ini dilaksanakan secara siklus. Pelaksanaannya

selama dua siklus. Siklus-siklus itu merupakan rangkaian yang

saling berkelanjutan, maksudnya siklus kedua merupakan

kelanjutan dari siklus pertama. Setiap siklusnya selalu ada

persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan

evaluasi, dan refleksi. Gambaran penelitan tindakan itu sebagai

berikut.

1. Gambaran Pelaksanaan Tindakan

a. Persiapan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan selama 2 bulan penuh yaitu

pada semester ____ tahun pelajaran ____ /_____ dengan

kegiatan sebagai berikut :


42

1) Pengumpulan data awal diambil dari daftar keadaan

guru untuk mengetahui pendidikan terakhir, pelatihan

yang pernah diikuti guru, serta lamanya guru bertugas.

Data awal kerja guru dan efektivitas pembelajaran PKn

dilihat dari hasil supervisi kunjungan kelas masing-

masing guru sebelum dilaksanakan penelitian.

2) Mengadakan pertemuan guru-guru sebagai mitra

penelitian membahas pelaksanaan kurikulum atas

pengajaran PKn dan langkah-langkah pemecahan masalah

pembelajaran dari aspek guru, dan supervisor.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanakan tindakan ini dilakukan oleh peneliti

dan supervisor selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung dengan tindakan sebagai berikut :

1) Mengadakan penelitian guru selama membuat

program pembelajaran melalui peninjauan

pelaksanaan kurikulum PKn.


43

2) Melaksanakan supervisi edukatif selama

pembelajaran secara periodik terhadap perkembangan

dan pelaksaan kurikulum PKn.

3) Pemberian reward dari kegiatan-kegiatan dalam

bentuk penilaian angka kridit jabatan fungsional guru

sebagai syarat kenaikan pangkat.

c. Pemantauan dan Evaluasi

Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan selama

penelitian berlangsung, dengan sasaran utama untuk

melihat peningkatan kemampuan guru serta efektivitas

pengajaran PKn yang dilaksanakan oleh guru serta

tindakan-tindakan supervisor dalam mensupervisi guru

tersebut sesuai dengan tujuan khusus pelaksanaan

kurikulum PKn.

Adapun instrumen yang digunakan untuk

memantau tindakan guru selama proses belajar

mengajar dan supervesor dalam mensupervisi berupa:


44

1) Tindakan supervisor dalam pelaksanaan supervisi

terhadap pelaksanaan kurikulum Pkn di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ______ Aktivitas

guru selama proses belajar mengajar PKn di kelas V

SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten

______

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi

analisis, sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhirnya

menyimpulkan semua informasi yang diperoleh pada saat

persiapan dan tindakan. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk

perbaikan pada siklus berikutnya.

Guru dan peneliti pada tahap ini mendiskusikan

pelaksanaan proses tindakan yang dilakukan berdasarkan

hasil pengamatan selama guru melaksanakan

pengajaran PKn, menilai prestasi belajar, melaksanakan

tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa


45

terutama pada mata pelajaran PKn dan supervisor

melakukan tindakan.

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas

beberapa kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil

analisis setiap akhir siklus, serta tanggapan lain dari guru terhadap

perkembangan dan pelaksanaan kurikulum PKn di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ______ .

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

digunakan untuk menjelaskan guru selama melakukan kegiatan

belajar mengajar di kelas terutama pengajaran PKn dan

supervisor melaksanakan supervisi terhadap tindakan guru.

Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui

keberhasilan guru dan siswa berdasarkan standar kompetensi guru

yang telah ditetapkan oleh Depdiknas sebagai berikut.


46

a. Nilai 91-100 = amat baik (A) berhasil

b. Nilai 76-90 = baik (B) berhasil

c. Nilai 55-75 = cukup (C) belum berhasil

d. Nilai 0 – 54 = kurang (D) belum berhasil

F. Indikator Kinerja

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutkan

dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan

dengan indikator keberhasilan sebagai berikut.

1. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan

KBM terutama pengajaran PKn.

2. Terjadinya perkembangaan pembelajaran terhadap

pelaksanaan kurikulum PKn yang terjadi di Kelas

3. Terjadinya peningkatan kinerja guru dalam menilai

prestasi belajar siswa terurama pada mata pelajaran PKn.


47

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Lokasi Observasi Di SDN _______________

1. Keadaan Fisik.

Jumlah ruang kelas

: 6 ruang

Ukuran ruangan kelas

: 9 x 8 meter

Jendela setiap ruangan

: 6 buah

Ventelasi

: Baik

Cahaya

: Baik
48

Jumlah pintu tiap kelas

: 1 buah

Jumlah bangku dan meja siswa

: 24 setiap kelas

Lemari di ruang kelas

: Satu buah

Kursi dan meja guru di kelas

: Satu set

Papan tulis

: Dua buah

Keadaan lantai

: Ubin

Keadaan dinding

: Tembok cat kuning

Rak perpustakaan

: 4 buah
49

Komputer

: 2 buah

Alat IPA

: 25 buah

Kerangka manusia

: 1 buah

Alat IPS

: 4 buah

Atlas

: 12 buah

Globe

: 2 buah
50

Bola voly

: 2 buah

Bola kaki

: 2 buah

Bola sepak takraw

: 2 buah

Tape recorder

: 1 buah

Gambar dan benda di ruang kelas :

 Kelas III

- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda

pancasila, Wakil Presiden, Papan tulis, Jadwal piket.

- Dinding kanan; jam dinding.

- Dinding kiri; kalender, tata tertib, Satu buah lemari.


51

- Dinding belakang gambar ikan,gambar sapi, peta

pulau jawa , Naskah UUD 1945.

 Kelas IV

- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda

pancasila, Wakil Presiden, Papan tulis.

- Dinding kanan; Jam dinding, Peta Indonesia, Satu

buah lemari.

- Dinding kiri; Gambar ikan dan kalender.

- Dinding belakang; Peta Indonesia , Gambar

mangga.

 Kelas V

- Dinding depan; foto Presiden Susilo B. Y., Burung

garuda pancasila, Wakil, Papan tulis.

- Dinding kanan; Satu buah lemari, Mistar dan busur,

Denah alat pencernaan, jam dinding.

- Dinding kiri; Peta Indonesia, Jadwal piket.


52

- Dinding belakang; Tulisan sumpah pemuda, Hiasan

dinding, Proklamasi republik indonesia, UUD 1945.

2. Keadaan Aktivitas di SDN _______________

a. Data Siswa

Data murid SD Negeri :

TAHUN KELAS DAN JENIS KELAMIN


KELAHIRAN I II III IV V VI JML
SISWA L P L P L P L P L P L P L/P
(UMUR)
6 Tahun 17 11 - 1 - - - - - - - - 17 12
7 Tahun 5 5 6 18 - 1 - - - - - - 11 24
8 Tahun - - 4 - 11 11 1 1 - - - - 16 12
9 Tahun - - 3 - 9 7 12 11 - 1 - - 24 20
10 Tahun - - - - 1 1 9 5 7 8 - - 17 14
11 Tahun - - - - 1 - 1 - 7 9 5 7 14 16
12 Tahun - - - - - - - 1 2 - 6 10 8 10
13 Tahun - - - - - - - - - - 4 3 4 3
14 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
15 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
16 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 22 16 13 20 22 20 2 3 16 18 15 20 111 11
2

 Agama

AGAMA KELAS
I II III IV V VI JML
ISLAM 37 31 43 40 33 33 217
53

KRISTEN - 1 1 1 - - 3
KATHOLIK 2 - - - 1 2 3
HINDU - - - - - - -
BUDHA - - - - - - -

 Pekerjaan Orang Tua Siswa

PEKERJAAN KELAS JML


ORANG TUA
I II III IV V VI
PENGAWAI 6 5 8 8 7 4 38
NEGERI
ABRI/PURN - - - - - - -
WIRASWAS 3 - - - - - 3
PENGUSAHA 1 - - - - - 1
SWASTA 28 28 34 32 27 31 180
DAGANG - - - 1 - - -
SOPIR - - - - - - -
TANI - - - - - - -

Buku yang di Gunakan

Jumlah buku teks Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) untuk Sekolah Dasar :

1. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Sekolah Dasar untuk kelas III, dan IV, menggunakan dua (2)
54

buku ; Karangan Budiana Sadikin dan Momom Sulaeman,

Penerbit Erlangga, (2004) dan Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan Penerbit Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah, 2004.

2. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Sekolah Dasar untuk kelas IV, dan V, menggunakan satu buku ;

Karangan, Budiana Sadikin, Momon Selaeman (Tim Bina Karya

Guru) , Penerbit Erlangga, 2004.

3. Buku Rangkuman dan Evaluasi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah Dasar untuk kelas III,IV, dan

V; Karangan Momon Sulaeman dan kawan-kawan (Tim Bina

karya Guru); Penerbit Erlangga, 2004.

B. Hasil Penelitian Tindakan

Kegiatan pembinaan oleh peneliti terhadap perkembangan dan

pelaksanaan kurikulum PKn yang dilakukan di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ______ pada bulan ______

sampai dengan _______ dilakukan beberapa kali.


55

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil observasi tentang pelaksaaan kurikulum PKn yang

diajarkan oleh guru di kelas V SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ pada siklus I sebelum

dilakukan arahan oleh peneliti selaku supervisor

kependidikan disajikan pada tabel 01

Tabel 01. Analisis hasil observasi terhadap

pelaksanaan kurikulum pengajaran PKn di SDN

_______ Kecamatan _______ Kabupaten ______

NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG JUMLAH KET.

DIOBSERVASI SKOR
1 2 3 4 5
1 A 4 0 2 0 0 6 KA
2 B 4 0 2 0 0 6 KA
56

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif

(KA)

b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif

(TA)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 01. Guru yang tergolong

kurang aktif berdasarkan hasil observasi pada siklus I.

Sehingga didapati guru kurang menguasai materi pengajaran

PKn dan tidak adanya keselarasan dengan tujuan instruksi

umum pada petunjuk kurikulum pengajaran PKn


57

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil observasi tentang Pelaksanaan kurikulum daam

pengajaran PKn di kelas V SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ pada siklus II setelah

diberikan arahan oleh peneliti selaku supervisor kependidikan

disajikan pada tabel 02.

Tabel 02. Analisis hasil observasi terhadap

pelaksanaan kurikulum pengajaran PKn di SDN

_______ Kecamatan _______ Kabupaten ______

NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG JUMLAH KET.

DIOBSERVASI SKOR
1 2 3 4 5
1 A 4 4 2 2 2 14 A
2 B 4 4 4 4 3 19 SA

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4


58

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah :

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif

(KA)

b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif

(TA)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 02. Guru yang tergolong sangat

aktif 1 orang dan tergolong aktif 1 orang, berdasarkan hasil

observasi pada siklus II Guru di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ sudah kreatif dalam

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai

dengan petunjuk dan instruksi supervisor kependidikan,

sehingga didapati perkembangan kurikulum pengajaran PKn

di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ______

meningkat .
59

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan Pengamatan

Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman

menyeluruh tentang indikator pengejaran PKn yang sesuai dengan

petunjuk dan pelaksaaan kurikulum PKn di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______.

Dengan pemahaman yang baik, maka Model Pembinaan yang

diterapkan oleh peneliti selaku pengawas TK/SD di Kecamatan Dampit

Kabupaten Malang kepada guru kelas di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ______ dapat mengoptimalkan pemahaman

guru terhadap perkembangan pengajaran PKN melalui pembinaan

intensif.

Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami

konsep konsep dasar materi pengajaran PKn serta pada akhirnya

nanti mampu menyusun RPP dengan baik dan benar.

Dengan demikian Pembinaan yang dilakukan sebagai kontri\ol

pelaksanaan kurikulum dalam penelitian ini adalah pola usaha,

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk ditiru dari hasil latihan
60

dalam pengawasan sehingga dalam melakukan sesuatu tidak

bergantung pada orang lain

”.....adalah suatu wadah pembinaan profesional bagi para guru

yang tergabung dalam organisasi gugus sekolah dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan (Anonim, 1997:37).

Bagi para guru SD yang anggotanya semua guru didalam

gugus, yang bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan

profesional bagi para guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

profesional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola

pembelajaran di SD Anonim, 1996:14).

Secara operasional guru SD dapat dibagi lebih lanjut menjadi

kelompok yang lebih kecil berdasarkan jenjang kelas (misalnya

kelompok guru kelas I dan seterusnya) dan berdasarkan mata

pelajaran.

Selanjutnya dalam sistem gugus I dan II dan seterusnya, selain

mendapatkan pembinaan secara langsung oleh Kepala Sekolah dan

Pengawas Sekolah juga dari para tutor dan guru pemandu mata

pelajaran mekanisme pembinaan profesional guru secara terus

menerus dan berkesinambungan.


61

Mengingat setiap guru kelas mempunyai permasalahan tentang

mata pelajaran maupun metode mengajar menurut jenjang kelas

masing-masing, maka materi tataran/latihan atau diskusi yang

disiapkan oleh tutor dan guru pemandu, perlu ditanggapi dan dikaji

secara aktif oleh guru kelas agar segala yang diperoleh lewat

kegiatan benar-benar aplikatif dan memenuhi kebutuhan perbaikan

KBM/PBM di sekolah.

Penulis sekaligus pengawas TK/SD berorientasi kepada

peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik

mengajar, interaksi guru terutama pengajaran PKn yang berfokus

pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN


62

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa data tentang hubungan

antara prestasi belajar Pendidikan Pancasila dengan kecakapan

siswa dalam mengimplementasikan PPKn di sekolah dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa dengan tingginya intensitas pembinaan terhadap

pelaksanaan kurikulum pengajaran bidang studi PPKn maka akan

mempunyai pengaruh yang tinggi pula terhadap pembelajaran dan

pengajaran oleh guru di SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ______ Tahun Pelajaran ____ /_____.

2. Terjadi peningkatan kualitas dalam pemberian materi

pengajaran PKn yang sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaan

kurikulum yang dibina oleh peneliti selaku pengawas TK/SD di

Kecamatan _____ Kabupaten _______

B. Saran-saran
63

 Di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hendaknya

senantiasa diiringi dengan kedisiplinan.

 Bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah penulis

menyarankan hendaknya hal yang baik ini dapat dipertahankan

dan lebih ditingkatkan mutu pendidikan.


64

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjono, ( 2004), Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali : Bandung.

A, Tabrani Rusyani dkk, (1989), Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,


CV. Remaja Karya : Bandung.

Arif Furchon, ( 2001), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Usaha Nasional :


Surabaya.

Dakir, (1976), Didaktik Umum, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.

Eddy Soewardi Kartawijaya, (1987), Pengukuran dan Hasil Evaluasi, Sinar


Baru : Bandung.

Herman Hudoy, (1990), Strategi Belajar Mengajar, IKIP Malang : Malang.

Imam, (1981), Penyusunan dan Pengolahan Hasil Test Dalam Rangka Penilaian
Hasil Belajar, CV. Pepara : Jakarta.
65

M. Chabib Toha, (1990), Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali : Jakarta.

Muchtar Buchori, (1980), Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan, Jemare :


Bandung.

Muhammad Ali, (1987), Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi,


Angkasa : Bandung.

Ngalim Purwanto, (1986), Prinsip dan Teknologi Evaluasi Pengajaran, Remaja


Karya : Bandung.

Nana Sudjana, (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosda Karya :
Bandung.

Sudirman, N, dkk, (1991), Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya : Bandung.

Suhardi, (2004), Petunjuk dan Pelaksanaan Kurikulum pengajaran


PKn di Sekolah, PT. Citra Media ; Jakarta
66

Lampiran I

Tabel : Kegiatan Pembelajaran PPKn Di SDN _______

Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran


Guru Siswa
1. Keikhlasan - Guru menjelaskan - Siswa menyimak apa yang
pengertian dan diterangkan oleh guru dan me
bagaiamana memilki rasa nyimpulkannya bersama-
sikap ikhlas. sama
2. Keberanian - Guru menyuruh salah - Siswa yang lain menyimak
seorang siswa untuk bacaan tersebut, menunggu
membaca. gilirannya untuk membaca.

- Guru kemudian
menjelaskan.
3. Pengabdian - Guru menjelaskan betepa - Siswa menuliskannya dibuku
pentingnya kesadaran catatan.
mengabdikan diri kepada
masyarakat dan
lingkungan.

- Guru melakukan tanya - Siswa harus aktif menjawab


jawab dengan siswa pertanyaan dari guru.
tentang materi
pengabdian
4. Kecermatan - Guru membaca bacaan - Siswa harus dapat
tersebut kemudian siswa menyambung bacaan yang
disuruh menyambungnya. telah di baca oleh guru.

- Guru memberikan soal - Siswa mengerjakan soal


ujian dari materi ke latihan tersebut dengan
ikhlasan sampai dengan cermat dan teliti.
kecermatan untuk
dikerjakan di rumah.
Lampiran II
67

Program Pengajaran PPKn di SDN ____________


Selama Terjadi Penelitian Tindakan Sekolah

A. Pokok Bahasan

a. Kelas III semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Keikhlasan

1.1. Mengetahui perlunya rasa ikhlas dalam

melakukan kegiatan.

1.2. Membiasakan melakukan kegiatan tanpa

mengharapkan imbalan.

2. Keberanian

1.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap berani

untuk membela kebenaran.

1.2. Membiasakan perilaku berani untuk membela

kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pengabdian
68

1.1. Mengetahui perlunya kesadaran mengabdi

kepada masyarakat dan lingkungannya.

1.2. Berperan serta dalam kegiatan dengan penuh

pengabdian di lingkungannya.

4. Kecermatan

4.1. Mengetahui perlunya bersikap cermat dalam

melakukan kegiatan sehari-hari.

4.2. Membiasakan berbuat dan bekerja dengan

teliti dan berhati-hati.

b. Kelas IV semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Kindahan

1.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keindahan

dalam kehidupan.

1.2. Membiasakan untuk memelihara kebersihan

dan keindahan di rumah, sekolah, dan lingkungan.

2. Keingintahuan
69

2.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa

keingitahuan untuk meningkatkan kemampuan diri.

2.2. membiasakan gemar mencari pengalaman

dan menimba ilmu.

3. Kesiapsiagaan

3.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap

kesiapsigaan dalam melaksanakan tugas.

3.2. membiasakan diri untuk siap melaksanakan

tugas dan kewajiban serta mampu mengatasi berbagai

hambatan.

4. Kejujuran

4.1. Mengenal perlunya memiliki kesadaran untuk

jujur dalam berbicara dan bekerja.

4.2. membiasakan berkata dan bekerja dengan

jujur.

5. Ketekunan

5.1. Menyadari perlunya belajar dengan tekun

demi diri, keluarga dan masyarakat.


70

5.2. membiasakan belajar dengan tekun untuk

meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.

c. Kelas V Semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Kebersihan

1.1. Memahami perlunya menghindarkan diri dari

perbuatan-perbuatan tercela dengan menyalahi

ketentuan.

1.2. Membiasakan berperilaku jujur, mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam masyarakat dan

negara.

2. Ketulusan

2.1. Memahami perlunya ketulusan dalam kegiatan

sehari-hari.

2.2. Membiasakan berterus terang, bersunguh-

sunguh, tidak dendam, bersih hati, dan tidak berpura-

pura.

3. Kepahlawanan
71

3.1. Memahami perlunya jiwa kepahlawanan dalam

kehidupan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.

3.2. Membiasakan berperilaku kesatria, berani,

dan terpuji.

4. Pengendalian Diri

4.1. Memahami perlunya kemauan untuk

mengendalikan diri dalam pergaulan.

4.2. Membiasakan berperilaku sabar tidak cepat

marah, dan tidak serakah.

5. Tolong menolong

5.1. Memahami perlunya kesedian untuk tolong

menolong dalam kehiidupan sehari-hari.

5.2. Membiasakan diri untuk membantu sesama

yang memerlukan.
72

Lampiran III

DAFTAR ABSENSI KEHADIRAN GURU SELAMA PTS

No NAMA GURU TTD KET


1 1
2 2
73

Lampiran IV

DATA DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

DI SDN _________ KEC. ________ KAB. _______


74

Lampiran V

Sampel Draf : Surat permohonan Ijin Tempat


Penelitian Tindakan Kepada
Kepala Sekolah di SD Binaan

Kepada YTH. Bapak / Ibu Kepala Sekolah _____________


Di
Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan
______ Kabupaten ______ memohon Ijin kepada Sdr. Kepala Sekolah
: _______ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah.
Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini
Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin
peneyelenggaran kegiatan tersebut di Sekolah Dasar : __________
Demikian Surat permohonan ijin ini, saya buat dan terima kasih atas
kerjasamanya.

______ , _________
Hormat Saya,

Peneliti
75

Lampiran VI

Sampel Draf : Surat Permohonan Ijin Penyelenggaraan


Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan
UPT Disdik Kec. ______ Kab. ______

Kepada YTH. Bapak Ketua UPT Disdik Kec. Dampit


Di
Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan
______ Kabupaten _____ memohon Ijin kepada Bapak ; ______
selaku Ketua UPT Disdik Kec. ____ Kab. ______ untuk mengadakan
Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan Kantor Cabang Dinas
Kecamatan _____ Kab. _____
Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini
Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin
penyelenggaran Kegiatan tersebut.
Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas
kerjasamanya.

______ , _________
Hormat Saya,

Peneliti
C. Garis-garis Besar Program Pengajaran

2. Pengertian

Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan

dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya

bangsa indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat

diwujudkan dalam bentuk prilaku kehidupan sehari-hari siswa,

baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan

makhluk ciptaan Tuhan yang maha Esa.

Perilaku-perilaku yang dimaksud diatas, tercantum di dalam

penjelasan Undang-Undang R.I no.12 tahun 1989 tentang sistem

pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) meliputi prilaku yang

memancarkan iman dan taqwa terhadap terhadap Tuhan yang

Maha Esa dalam masyarakat yang tediri dari berbagai golongan

agama, prilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan

beradab,perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam

masyarakat yang beraneka ragam kepentinggan, perilaku yang

mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan


bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga

perbedaan pemikiran, pendapat, ataupun kepentingan diatasi

melalui musyawarah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat indonesia.

Di samping itu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) juga bermaksud membekali siswa dengan budi pekerti,

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan

antar warga dengan negara serta pendidikan yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara.

2. Fungsi

2. Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur pancasila

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak

dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku, serta

berbudi pekerti luhur.

4. Membina murid agar memahami dan menyadari hubungan

antar sesama anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat,

serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan
Menanamkan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari

yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pribadi

maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan bekal

kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SD

5. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi/bahan kajian Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :

2. Nilai moral dan norma bangsa indonesia serta perilaku

yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

3. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan dan kemanan di negara Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUU 1945.

Sedangkan luas liputan, kedalaman dan tingkat kesukaran

materi pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan belajar

murid pada satuan pendidikan yang bersangkutan

sebagaimana tercantum dalam program pengajaran.


6. Program Pengajaran PPKn

A. Pokok Bahasan

a. Kelas III semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

5. Keikhlasan

2.1. Mengetahui perlunya rasa ikhlas dalam

melakukan kegiatan.

2.2. Membiasakan melakukan kegiatan tanpa

mengharapkan imbalan.

6. Keberanian

3.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap berani

untuk membela kebenaran.

3.2. Membiasakan perilaku berani untuk membela

kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

7. Pengabdian

1.3. Mengetahui perlunya kesadaran mengabdi

kepada masyarakat dan lingkungannya.

1.4. Berperan serta dalam kegiatan dengan penuh

pengabdian di lingkungannya.

8. Kecermatan

4.3. Mengetahui perlunya bersikap cermat dalam

melakukan kegiatan sehari-hari.


4.4. Membiasakan berbuat dan bekerja dengan

teliti dan berhati-hati.

b. Kelas IV semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

6. Kindahan

6.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keindahan

dalam kehidupan.

6.2. Membiasakan untuk memelihara kebersihan

dan keindahan di rumah, sekolah, dan lingkungan.

7. Keingintahuan

7.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa

keingitahuan untuk meningkatkan kemampuan diri.

7.2. membiasakan gemar mencari pengalaman dan

menimba ilmu.

8. Kesiapsiagaan

8.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap

kesiapsigaan dalam melaksanakan tugas.


8.2. membiasakan diri untuk siap melaksanakan

tugas dan kewajiban serta mampu mengatasi berbagai

hambatan.

9. Kejujuran

9.1. Mengenal perlunya memiliki kesadaran untuk

jujur dalam berbicara dan bekerja.

9.2. membiasakan berkata dan bekerja dengan

jujur.

10. Ketekunan

10.1. Menyadari perlunya belajar dengan tekun demi

diri, keluarga dan masyarakat.

10.2. membiasakan belajar dengan tekun untuk

meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.

c. Kelas V Semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

6. Kebersihan

6.1. Memahami perlunya menghindarkan diri dari

perbuatan-perbuatan tercela dengan menyalahi

ketentuan.

6.2. Membiasakan berperilaku jujur, mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam masyarakat dan negara.


7. Ketulusan

7.1. Memahami perlunya ketulusan dalam kegiatan

sehari-hari.

7.2. Membiasakan berterus terang, bersunguh-

sunguh, tidak dendam, bersih hati, dan tidak berpura-

pura.

8. Kepahlawanan

8.1. Memahami perlunya jiwa kepahlawanan dalam

kehidupan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.

8.2. Membiasakan berperilaku kesatria, berani, dan

terpuji.

9. Pengendalian Diri

9.1. Memahami perlunya kemauan untuk

mengendalikan diri dalam pergaulan.

9.2. Membiasakan berperilaku sabar tidak cepat

marah, dan tidak serakah.

10. Tolong menolong

10.1. Memahami perlunya kesedian untuk tolong

menolong dalam kehiidupan sehari-hari.

10.2. Membiasakan diri untuk membantu sesama

yang memerlukan.
B. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga

negaraan (PPKn).

a. Kelas III Semester I

Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran


Guru Siswa
1. Keikhlasan - Guru menjelaskan - Siswa menyimak apa yang
pengertian dan diterangkan oleh guru dan me
bagaiamana memilki rasa nyimpulkannya bersama-
sikap ikhlas. sama
2. Keberanian - Guru menyuruh salah - Siswa yang lain menyimak
seorang siswa untuk bacaan tersebut, menunggu
membaca. gilirannya untuk membaca.

- Guru kemudian
menjelaskan.
3. Pengabdian - Guru menjelaskan betepa - Siswa menuliskannya dibuku
pentingnya kesadaran catatan.
mengabdikan diri kepada
masyarakat dan
lingkungan.
- Guru melakukan tanya - Siswa harus aktif menjawab
jawab dengan siswa pertanyaan dari guru.
tentang materi
pengabdian
4. Kecermatan - Guru membaca bacaan - Siswa harus dapat
tersebut kemudian siswa menyambung bacaan yang
disuruh menyambungnya. telah di baca oleh guru.

- Guru memberikan soal - Siswa mengerjakan soal


ujian dari materi ke latihan tersebut dengan
ikhlasan sampai dengan cermat dan teliti.
kecermatan untuk
dikerjakan di rumah.

b. Kelas IV Semester I

Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran


Guru Siswa
1. Keindahan - Guru menjelaskan siswa itu - Siswa menyimaknya di
perlu memilki rasa keindahan buku, dan bertanya
dalam kehidupannya. pada guru.

- Guru mengajak siswa siswa - Siswa menyiapkan


bertamasya menikmati keperluan bertamasya
indahnya alam. pada hari libur.
2. - Guru mengajak siswa - Siswa dengan sangat
Keingintahuan berdiskusi tentang apa yang antusias berdiskusi.
diketahui setelah bertamasya.
- Siswa mengerjakan
- Meberikan tugas/pr untuk tugas yang diberikan
membuat tulis/karangan guru.
tentang ilmu pengetahuan.
3. Kesiapsiagaan - Guru menjelaskan siswa perlu - Siswa menyimak dan
memiliki sikap kesiapsiagaan. menuliskannya di
buku.
- Guru menanamkan sikap
disiplin baik dalam kehadiran - Siswa denganpatuh
maupun pengumpulan tugas. melaksanakanya.
4. Kejujuran - Guru menjelaskan bagaimana - Siswa mendengar
cara siswa bersikap jujur baik kanya dan mengikuti
berbicara maupun bbekerja. kata guru.

- Guru membiasakan berkata


dan bekerja dengan jujur
5. Ketekunan - Guru menceritakan tentang - Siswa mendegarkan
pentingnya belajarar untuk dan bertanya pada
meraih masa depan. guru.

- Guru membiasakan sisswa


untuk belajar tekun untuk
dapat meningkatkan
pengetahuan.

c. Kelas V Semester I

Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran


Guru Siswa
1. Keberanian - Guru menjelaskan bahwa - Siswa merubah
siswa harus menghindar sikapnya dengan
perbuatan tercela.dan berprilaku jujur dan
berprilaku jujur. menghindar perbuatan
tercela.
2. Ketulusan - Guru menanamkan adanya - Siswa mendengar
sikap ketulusan siswa dalam dengan sungguh dan
kehidupan sehari-hari dan membiasakan
membiasakan diri berterus bersikap tulus,
terang, tidak dendam, berterus terang, tidak
bersih hati sesama kawan. dendam baik sesama
kawan maupun orang
lain.
3. Kepahlawanan - Guru menjelaskan siswa -Siswa mendengar dan
perlu memiliki jiwa mencatat apa yang
kepahlawanan dalam dikata guru, dan sikap
bermasyarakat dan kepahlawan harus
bernegara. dimilikinya baik dalam
bermasyarakat
- Siswa harus membiasakan maupun bernegara.
diri berperilaku ksatria,
berani, dan terpuji.
4. Pengedalian diri - Guru memberi arahakan - Siswa melaksanakan
pada siswa perlu bersikap apa yang diamanah
mawas diri dalam oleh gurunya.
pergaulan, dan berperilaku
sabar dan tidak cepat
marah, dan serakah.
5. Tolong-menolong - Guru mengajak siswa untuk - Siswa membiasakan
bersikap tolong menolong diri untuk membantu
dalam kehidupan sehari- sesama dalam
hari. lingkungan sekolah
maupun masyarakat

D. Rekonstruksi Kurikulum SD Kelas III, IV, dan V


Semester I Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).

a. Kelas III
No Komponen Komponen yang Hasil Rekonstruksi
direkonstruksi
1. Tujuan
1.1.1.Mengetahui perlunya memiliki Setelah guru menjelaskan tentang ke
rasa ikhlas dalam melakukan ikhlasan, siswa dapat menerapakan
kegiatan. dalam melakukan kegiata sehari-hari.
1.1.2.Membiasakan melakukan Dan siswa mampu melakukan perubahan
kegiatan tanpa mengharapkan sikapnya.
imbalan.

1.2.1.Mengetahui perlunya memiliki Setelah guru menjelaskan tentang perlu


sikap berani untuk membela memiliki sikap keberanian, siswa dapat
negara. mengaplikasi sikap berani dalam
1.2.2.Membiasakan perilaku berani membela negara maupundalam
untuk membela kebenaran kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari.

1.3.1.Mengetahui perlunya Setelah guru menjelaskan, siswa mampu


keasadaran mengabdi kepada mengabdikan diri kepada masyarakat
masyarakat dan lingkungan. dan lingkungannya dan berperan aktif
1.3.2.Berperan serta dalam kegiatan dalam kegiatan bermasyarakat.
dengan penuh pengabdian di
lingkungannya.

1.4.1.Mengetahui perlunya bersikap Setelah menerima penjelasan siswa


cermat dalam melakukan dapat mempraktekkannya dalam
kegiatan sehari-hari. kegiatan sehari-hari dan mengerjakan
1.4.2.Membiasakan berbuat dan soal yang diberikan oleh guru dengan
bekerja dengan teliti dan hati- teliti dan tepat waktu.
hati.
2. Materi/Isi Pembelajaran
1.1.1. Keikhlasan Sebaiknya guru dapat memilih materi
1.1.2. Keberanian pelajaran yang erat kaitannya antara
1.1.3. Pengabdian satu sub pokok bahasan dengan sub
1.1.4. Kecermatan pokok bahasan yang lain, dan harus
dapat membuat siswa tertarik dan
menyenangkan dengan cara
pembelajaran kontektual, mengajak
siswa melihat dan mengamati alam dan
lingkungan sekitarnya. Guru harus
mengaplikasikan materi isi pokok
bahasan yang diajarkan dalam diri anak
secara individu maupun kelompok.
3. Metode/ Kegiatan Belajar Mengajar
semua pokok bahasan Pendidikan Untuk menghilangkan kejenuhan
Pancasila dan Kewarganegaraan sebaiknya metode tersebut diseligi
(PPKn) kelas III Caturwulan dengan metode yang lain, misalnya
3,metode mengajar yang di gunakan metode diskusi, demontrasi atau drama
oleh guru adalah Ceramah, tanya supaya siswa lebih banyak mempraktek
jawab dan pemberian tugas. kan secara langsung.
4. Evaluasi
Pre-tes Pre-tes sebaiknya dilakukan agar guru
mengetahui sampai dimana kemampuan
siswa dari materi yang akan disjikan,
sehingga guru dapat menentukan
metode belajar yang cocok untuk siswa.

Pos-tes Pos-tes dilakukan untuk mengetahui


sejauh mana materi yang sudah
diajarkan dapat diserap oleh siswa, kalau
ada diantara siswa yang belum berhasil
maka perlu diadakan
pengulangan/remedial, sedangkan bagi
yang sudah berhasil dilakukan
pengayaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa data tentang hubungan

antara prestasi belajar Pendidikan Pancasila dengan kecakapan

siswa dalam mengimplementasikan PPKn di sekolah dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

3. Bahwa dengan tingginya prestasi siswa dalam bidang studi

PPKn maka akan mempunyai pengaruh yang tinggi pula terhadap

tingkah laku disiplin siswa .

4. Semua siswa yang mempunyai nilai prestasi Pendidikan

Pancasila yang tinggi akan mempunyai tingkah laku yang baik

seiring dengan kebaikan prestasinya.

B. Saran-saran

 Di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hendaknya

senantiasa diiringi dengan kedisiplinan.

 Bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah penulis

menyarankan hendaknya hal yang baik ini dapat dipertahankan

dan lebih ditingkatkan mutu pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjono, (1994), Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali : Bandung.

A, Tabrani Rusyani dkk, (1989), Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,


CV. Remaja Karya : Bandung.

Arif Furchon, (1982), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Usaha Nasional :


Surabaya.

Dakir, (1976), Didaktik Umum, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.

Eddy Soewardi Kartawijaya, (1987), Pengukuran dan Hasil Evaluasi, Sinar Baru :
Bandung.

Herman Hudoy, (1990), Strategi Belajar Mengajar, IKIP Malang : Malang.

Imam, (1981), Penyusunan dan Pengolahan Hasil Test Dalam Rangka Penilaian
Hasil Belajar, CV. Pepara : Jakarta.

M. Chabib Toha, (1990), Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali : Jakarta.

Muchtar Buchori, (1980), Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan, Jemare :


Bandung.

Muhammad Ali, (1987), Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Angkasa


: Bandung.

Ngalim Purwanto, (1986), Prinsip dan Teknologi Evaluasi Pengajaran, Remaja


Karya : Bandung.

Nana Sudjana, (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosda Karya :
Bandung.

Sudirman, N, dkk, (1991), Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai