Anda di halaman 1dari 213

1

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”N”


DENGAN PEMBERIAN PELVIC ROCKING

Nama : SHERLY SYAGITA


NIM : 40016073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2019
ii

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”N”


DENGAN PEMBERIAN PELVIC ROCKING

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Kebidanan

Nama : SHERLY SYAGITA


NIM : 40016073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

ii
iii

iii
iv

iv
v

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah


Palembang.
2. Ibu Citra Purwanti, SST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan STIKes Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Renda Natalina Pratama, SST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Ibu Lilis Susanti, SST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas
Akhir.
5. Ibu Nesi Novita, SST.,M.Kes selaku Dosen Penguji Laporan Tugas Akhir.
6. Ibu Rosmiarti, SKM.,M.Kes selaku Dosen Penguji Laporan Tugas Akhir.
7. Ibu Rusmiati Okta, Am.Keb selaku Pihak Tempat Penelitian.
8. Seluruh Dosen Program Studi DIII Kebidanan dan Staf Pegawai STIKes
Muhammadiyah Palembang.
9. Kedua orang tua saya Bapak saya Asian Syuryadi, Ibu saya Ellya Susanti,
Adik saya Jily Leo Nardo, Putri Wulandari, dan Putri Wulandira, Teman
seperjuangan saya Derry Anggara Poetra dan seluruh keluarga besarku
yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.
10. Ny. Novi Zulastri, suami dan keluarganya yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

vi
vii

11. Anak kamar B202, Anis Ade Astuti, Mery Oktapera, Winda Sari, Melia
Andriani, Widi Astriani, Maria Ulva Oktarina dan Verawati yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan dan sealmamater yang telah
berjuang bersama dalam suka maupun duka dalam menyusun Laporan
Tugas Akhir ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Tugas Akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Palembang, Juni 2019

Penulis

vii
viii

viii
ix

ABSTRAK

Nama : Sherly Syagita


NIM : 40016073
Program Studi : DIII Kebidanan
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.”N” dengan Pemberian Pelvic
Rocking di BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019
Jumlah Halaman : 184 halaman
(Latar belakang) : Menurut World Health Organization (WHO) di tahun 2014 lebih dari
289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO,
2014). AKI di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2015 sebanyak 4.999 menjadi
4912 di tahun 2016 dan pada tahun 2017 sebanyak 1712 kasus. AKB turun dari 33.278 di
tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus.
AKI di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebanyak 155 per 100.000 KH. AKI
di Kota Palembang tahun 2013 sebanyak 13 orang dari 29.911 KH. Tahun 2014, jumlah
AKI mengalami penurunan sebanyak 12 orang dari 29.235 KH. Sedangkan jumlah AKB
tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari 29.235 KH.
(Tujuan) : Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”N” yang meliputi asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dan neonatus secara
komprehensif dengan Pemberian Pelvic Rocking untuk mengurangi nyeri punggung di
BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019.
(Metode) : Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study) di BPM Rusmiati
Okta Palembang yang dilakukan pada Ny.”N” dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi pustaka.
(Hasil) : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan pemberian Pelvic Rocking
didapatkan bahwa nyeri punggung berkurang dari skala 7 menjadi skala 5. Selama proses
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dan neonatus pada Ny.”N” di BPM
Rusmiati Okta Palembang, maka asuhan yang didapat yaitu tidak ada kelainan selama
proses dilakukan Pemberian Pelvic Rocking.
(Kesimpulan) : Pada pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.”N” selama
masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dan neonatus tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek. Pendokumentasian asuhan dan hasil temuan
dituangkan dalam format asuhan kebidanan antenatal care, asuhan kebidanan bersalin
dan lembar patograf, asuhan kebidanan nifas, asuhan kebidanan bayi baru lahir.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan kehamilan, nyeri punggung, pemberian Pelvic
Rocking
Daftar Pustaka : 24 (2009-2017)

ix
x

ABSTRACK

Name : Sherly Syagita


NIM : 40016073
Study Program : DIII Midwifery
Title : Midwifery Care for Mrs. "N" with application of Pelvic
Rocking at Rusmiati Okta Palembang BPM in 2019
Number of Pages : 184 pages

(Background) : According to the World Health Organization (WHO) in 2014 more than
289.000 women died during pregnancy and childbirth. In Indonesian, it decreased from
4.999 in 2015 to 4912 in 2016 and in 2017 there were 1712 cases. In South Sumatera
Province in 2014 there were 155 from 100.000 KH. In Palembang in 2013 there were 13
people out of 29.911 KH. In 2014, the number of maternal deaths decreased by 12 people
from 29.235 KH. While the infant mortality in 2014 was 52 baby deaths from 29.235 KH.

(Purpose) : Implement midwifery care for Mrs. "N" which includes comprehensive
obstetric care for pregnancy, childbirth, childbirth and newborns and neonates and apply
Pelvic Rocking at Rusmiati Okta Palembang BPM in 2019.
(Method) : The method used is a case study at Rusmiati Okta Palembang BPM which
was conducted on Mrs. "N" with data collection techniques through interviews,
observation, physical examination, documentation study and literature study.
(Results) : After midwifery care with the Aplication of Pelvic Rocking was found that
back pain decreased from scale 7 to scale 5. During the process of pregnancy, childbirth,
childbirth and newborns and neonates in Mrs. "N" at Rusmiati Okta BPM Palembang,
the care obtained was that there were no abnormalities during the process of Pelvic
Rocking.
(Conclusion) : In the implementation of midwifery care performed on Mrs. "N" during
pregnancy, childbirth, postpartum and newborns and neonates there were no gaps
between theory and practice. Documentation of care and findings are set forth in the
format of antenatal care midwifery care, maternity midwifery care and patograph sheets,
postpartum midwifery care, midwifery care for newborns.
Keywords : Maternity midwifery care, back pain, application of Pelvic Rocking.
Bibliography : 24 (2009-2017)

x
xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... viii
ABSTRAK…….. ............................................................................................ ix
ABSTRACK.. ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 7
C. Tujuan .............................................................................................. 7
1. Tujuan Umum ............................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 8
D. Manfaat ............................................................................................ 8
E. Ruang Lingkup ................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori .................................................................................... 9
1. Kehamilan ..................................................................................... 9
a. Konsep Dasar Kehamilan ........................................................ 9
1) Pengertian Kehamilan ....................................................... 9
2) Etiologi Kehamilan ........................................................... 9
3) Pembagian Umur Kehamilan ............................................ 11
4) Diagnosis Kehamilan ........................................................ 11

xi
xii

5) Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan .................. 13


6) Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Masa
Kehamilan ......................................................................... 17
7) Kebutuhan Ibu Hamil ........................................................ 18
8) Tanda Bahaya Pada Kehamilan ........................................ 21
b. Asuhan Antenatal .................................................................... 22
1) Pengertian Asuhan Antenatal ............................................ 22
2) Tujuan Asuhan Antenatal .................................................. 22
3) Standar Asuhan Kehamilan ............................................... 23
4) Jadwal Kunjungan Ulang .................................................. 27
5) Standar Pelayanan Antenatal 10 T ................................... 27
6) Pemeriksaan Kehamilan .................................................... 31
2. Pelvic Rocking .............................................................................. 35
a. Pengertian Pelvic Rocking ....................................................... 32
b. Manfaat Pelvic Rocking ........................................................... 32
c. Penyebab Nyeri Panggul Terhadap Ibu Hamil ......................... 32
d. Pelaksanaan Pelvic Rocking ..................................................... 33
3. Persalinan ...................................................................................... 35
a. Konsep Dasar Persalinan .......................................................... 69
1) Pengertian Persalinan ........................................................... 35
2) Fisiologi Persalinan ............................................................. 36
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ................... 36
4) Mekanisme persalinan ......................................................... 40
5) Perjalanan persalinan secara klinis ...................................... 41
6) Sebab-sebab mulainya persalinan ........................................ 42
7) Tahapan persalinan (kala I,II,III,IV) .................................... 46
8) Tanda Bahaya pada Persalinan ............................................ 47
9) Penggunanan partograf ...................................................... 47
b. Asuhan Pesalinan Normal ........................................................ 51
1) Asuhan persalinan ................................................................ 51
2) Tujuan Asuhan Persalinan Normal ...................................... 51
3) Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin ............................................. 51

xii
xiii

4) Posisi ibu saat meneran ........................................................ 53


5) Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan .................. 55
6) Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal ..................... 58
4. Nifas .............................................................................................. 67
a. Konsep Dasar Masa Nifas ........................................................ 67
1) Pengertian Masa Nifas ......................................................... 67
2) Tujuan Asuhan Masa Nifas ................................................. 68
3) Tahap Masa Nifas ................................................................ 68
4) Perubahan Fisiologi dalam Masa Nifas ............................... 69
5) Perubahan Psikologis pada Masa Nifas ............................... 75
6) Kunjungan Masa Nifas ........................................................ 76
7) Tanda-tanda bahaya Masa Nifas .......................................... 78
8) Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas ............................... 79
9) Peran bidan dalam Masa Nifas ............................................ 82
10) Kontrasepsi Pasca Melahirkan ............................................. 82
11) Proses Laktasi Menyusu ...................................................... 86
4. Bayi Baru Lahir.............................................................................. 88
a. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ................................................. 88
1) Pengertian Bayi Baru Lahir ................................................ 88
2) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal ...................................... 88
3) Manajemen Bayi Baru Lahir .............................................. 90
4) Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan
di Luar Uterus ..................................................................... 95
5) Tanda - tanda Bahaya Bayi Baru Lahir .............................. 97
6) Apgar Score ........................................................................ 98
7) Tahapan Bayi Baru Lahir ................................................... 99
8) Kunjungan Neonatal ........................................................... 99
9) Imunisasi ............................................................................. 103

BAB III METODOLOGI


A. Desain Penelitian ............................................................................. 107
B. Sasaran ............................................................................................. 107

xiii
xiv

C. Waktu dan Tempat........................................................................... 107


D. Teknik, Jenis Data, Instrumen Pengumpulan Data.......................... 107

BAB IV TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus ................................................................................. 109

BAB V PEMBAHASAN
A. Kehamilan ........................................................................................ 167
B. Persalinan ........................................................................................ 174
C. Nifas ................................................................................................ 177
D. Bayi Baru Lahir ............................................................................... 179
E. Pelvic Rocking................................................................................. 180

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 182
B. Saran ................................................................................................ 183

DAFTAR PUSTAKA

xiv
xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri menurut penambahan per tiga jari .................... 14

Tabel 2.2 Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan ...................................... 14

Tabel 2.3 Peningkatan berat badan selama hamil ............................................ 28

Tabel 2.4 Pemberian imunisasi TT .................................................................. 30

Tabel 2.5 Lamanya Persalinan ......................................................................... 44

Tabel 2.6 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum ........ 69

Tabel 2.7 Kunjungan nifas ............................................................................... 77

Tabel 2.8 APGAR Score .................................................................................. 98

Tabel 2.9 Kunjungan Neonatal ........................................................................ 99

xv
xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Leopold I ...................................................................................... 24

Gambar 2.2 Leopold II ..................................................................................... 25

Gambar 2.3 Leopold III.................................................................................... 25

Gambar 2.4 Leopold IV ................................................................................... 26

Gambar 2.5 Pelaksanaan Pelvic Rocking (1) ................................................... 33

Gambar 2.6 Pelaksanaan Pelvic Rocking (2) ................................................... 34

Gambar 2.7 Pelaksanaan Pelvic Rocking (3) ................................................... 34

Gambar 2.8 Pelaksanaan Pelvic Rocking (4) ................................................... 35

Gambar 2.9 Perhitungan penurunan kepala ..................................................... 37

Gambar 2.10 Posisi setengah duduk ................................................................ 53

Gambar 2.11 Posisi jongkok/berdiri ................................................................ 53

Gambar 2.12 Berbaring miring ke kiri ............................................................. 54

Gambar 2.13 Posisi merangkak........................................................................ 54

Gambar 2.14 Anatomi Payudara ...................................................................... 85

xvi
xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Pengukuran Tingkat Nyeri Punggung menggunakan


Numerical Rating Scale

Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Partograf

Lampiran 4 : Catatan Perkembangan

Lampiran 5 : Catatan Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 6 : Rekomendasi Ujian Komprehensif

Lampiran 7 : Catatan Supervisi Pembimbing

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu


keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan
jika tidak ditangani dengan tepat, cepat dan efektif dapat mengancam
jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian (Saifudin, 2013).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 sampai ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28
hingga ke40 (Walyani, 2015).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis yang dialami bagi setiap
ibu hamil. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Mu’minun
(23) : 12-14 yang artinya “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kamudian kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

Sebagai bidan kita harus memberikan asuhan pelayanan secara


komfrenshif dengan mengumpulkan data riwayat kesehatan dan
kehamilan serta menganalisa tiap kunjungan pemeriksaan ibu hamil,
melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap, melakukan

1
2

pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU), posisi,


presentasi dan penurunan janin, menilai keadaan janin selama kehamilan
termasuk denyut jantung janin dan gerakan janin dengan palpasi,
mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin,
mengkaji berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi, memberikan
penyuluhan tanda-tanda bahaya kehamilan, melakukan penatalaksanna
kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum, preeklamsi
ringan, dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
kekebalan pasif kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayinya setelah
lahir terhindar dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali pusat
pada proses persalinan, memberikan bimbingan dan persiapan tentang
prilaku kesehatan selama hamil seperti menu makanan seimbang, dan
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 90 tablet suplemen besi
agar mencegah ibu tidak terkena anemia (Jannah, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan (usia kehamilan 37 minggu-42 minggu)
atau dapat diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau kekuatan sendiri (Sulistyawati, 2012).
Tahapan setelah masa persalinan adalah masa nifas, masa nifas
(peupernium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
reproduksi kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas adalah sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu (Andriyani, 2014).
Tujuan asuhan masa nifas diantaranya yaitu meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan,
diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu, mendukung dan
memperkuat keyakinan ibu, memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga, mendorong pelaksana
metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan
pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak (Ari
Sulistyawati, 2009).
3

Setelah masa kehamilan, persalinan, nifas maka disela masa nifas


adanya tindakan pelaksanaan asuhan bayi baru lahir. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan cukup bulan 37 minggu
sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, dengan nilai
Apgar > 7 dan tidak ada cacat bawaan (Rukiyah, 2013).
Tindakan pelaksanaan asuhan bayi baru lahir meliputi pencegahan
infeksi, melakukan penilaian, perawatan tali pusat, inisiasi menyusui dini
(IMD), pencegahan kehilangan panas, pencegahan pendarahan melalui
penyuntikan vitamin K1 dosisi tunggal dipaha kiri, pemberian salep
mata, pemeriksaan bayi baru lahir dan pemberian ASI (Depkes, 2011).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menunjukkan
sekitar 800 orang wanita di dunia meninggal setiap harinya dikarenakan
komplikasi selama masa kehamilan dan masa persalinan. Ditahun 2014
lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan
dan persalinan (WHO, 2014).
Jumlah Angka Kematian Ibu di Indonesia mengalami penurunan dari
tahun 2015 sebanyak 4.999 menjadi 4912 di tahun 2016 dan pada tahun
2017 sebanyak 1712 kasus. Demikian pula jumlah kasus kematian Bayi
turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di
tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus (Menteri Kesehatan RI, 2017).
Jumlah angka kematian ibu di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun
2014 sebanyak 155 per 100.000 KH. Data tersebut mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013, yaitu 146 per
100.000 KH. Jumlah kematian ibu yang masih tinggi karena deteksi dini
faktor resiko oleh tenaga kesehatan kurang cermat, penanganan
persalinan yang kurang adekuat / tidak sesuai prosedur serta sistem
rujukan tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan (Profil
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2014).
Jumlah angka kematian ibu di Kota Palembang berdasarkan Profil
Kesehatan Sumatera Selatan tahun 2013 sebanyak 13 orang dari 29.911
KH. Sementara pada tahun 2014, jumlah AKI mengalami penurunan
4

sebanyak 12 orang dari 29.235 KH. Sedangkan jumlah AKB tahun 2014
sebanyak 52 kematian bayi dari 29.235 KH. Beberapa penyebabnya
adalah perdarahan, emboli paru, suspect syok kardiogenik, suspect TB,
hipertensi dalam kehamilan, dan lainnya. Sedangkan jumlah (AKB)
Angka Kematian Bayi tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 KH. Beberapa penyebabnya yaitu BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intracranial, sianosis, kelainan jantung dan lainnya
(Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2014).
Berdasarkan data tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan
bayi harus dilakukan pemeriksaan sedini mungkin. Oleh karena itu,
pemerintah membentuk program pelayanan antenatal terpadu.
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Oleh karena itu, pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3,
dan K4 serta harus mendapatkan pelayanan kebidanan mencakup 10 T
yang sesuai dengan teori Pusdiklatnakes (2014). Hal ini berarti, minimal
dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 - 36 minggu dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36
minggu. Akan tetapi, bila kehamilan risiko tinggi perhatian dan jadwal
kunjungan harus lebih diperketat (Prawirohardjo, 2014).
Selain melakukan pelayanan antenatal care (ANC) upaya untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di antaranya adalah melakukan Asuhan Persalinan Normal.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
turunnya janin ke jalan lahir (Indiarti, 2007). Nyeri persalinan
merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Keadaan tersebut merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses
persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase
laten dan fase aktif. Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah
kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan lengkap
sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan akan mempengaruhi
5

kondisi psikologis ibu dan proses persalinan dan kesejahteraan janin


(Potter & Perry, 2010).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.
Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan
vasokontriksi pembuluh darah. Keadaan ini akan merangsang
peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada
kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri yang dapat
berakibat kematian ibu saat melahirkan (Sumarah, 2009).
Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama kala I fase
aktif sangat penting, karena ini sebagai penentu apakah seorang ibu
dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan
karena adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat
(Hermawati, 2009).
Berbagai upaya fisiologis dilakukan untuk mencegah nyeri
punggung seperti senam hamil, teknik nafas dalam. Upaya lainnya dalam
mencegah nyeri punggung seperti pelvic rocking dengan birthing ball
yang mendukung mengurangi ketegangan otot dan menurunkan
intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini juga merupakan
teknik relaksasi yang dapat memproduksi hormon endorfin dan dapat
menimbulkan rasa nyaman (Aprilia, 2011). Pelvic Rocking dengan
Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga pelvis dengan
menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan
mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan
melingkar. Pelvic rocking dapat membantu ibu dalam posisi tegak, tetap
tegak ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan rahim untuk
bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas
dan terbuka. (Aprilia, 2011).
Penelitian Novita, et all (2018) pada wanita hamil trimester III di
Pelayanan Kebidanan Swasta di Palembang menemukan bahwa empat
dari lima wanita hamil mengalami nyeri di punggung dan panggul. Rasa
sakit ini berkurang jika otot – otot punggung dan pinggang diregangkan.
6

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek goyang panggul pada


wanita hamil yang mengalami nyeri punggung. Sampel penelitian adalah
60 wanita hamil yang dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data.
Langkah – langkah yang diambil untuk menyiapkan dan analisis data
adalah editing, coding, processing, dan cleaning. Statistik analisis
menggunakan independent t-test dan hasilnya disajikan dalam bentuk
univariate, bivariate, dan multivariate analysis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa da penurunan nyeri punggung pada wanita hamil
setelah melakukan pelvic rocking dengan latihan empat kali selama
sepuluh menit.

Masalah-masalah secara umum dalam kehamilan antara lain


perubahan pola makan dan tidur adalah gangguan perut (mual-mual),
ngidam, sakit diperut dan diantara payudara, selalu mengantuk, sulit
tidur. Perubahan-perubahan tubuh dan rasa tidak nyaman adalah
pembesaran payudara, pembesaran kaki, pembesaran pembuluh darah,
konstipasi, hemorhoid, selalu merasa ingin kencing, lelahan (vagina yang
selalu basah), kesulitan untuk berbaring dan bangun, tarikan nafas yang
pendek, selalu merasa gerah atau banyak berkeringat, topeng kehamilan,
bintik-bintik abu-abu dikulit, rasa nyeri dan sakit dipersendian, rasa sakit
tiba-tiba di sisi perut bagian bawah, kram di awal kehamilan, tendangan
janin yang menyakiti ibu, rasa sakit punggung, kram pada kaki, sakit
kepala. Kemudian perubahan perasaan dan emosi adalah sering lupa,
rasa khawatir dan takud, mimpi yang aneh-aneh dan mimpi buruk,
perasaan-perasaan tentang seks (Klein & Thomson, 2010).

Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri


punggung . Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami
oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi
dapat dialami sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode pasca
natal (Lichayati, 2013). Secara umum, nyeri punggung pada ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh, hal ini
sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama
7

kehamilan dan redistribusi ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser


kedepan dan jika dikombinasikan dengan peregangan otot abdomen yang
lemah, hal ini sering mengakibatkan lekukan pada bahu, ada
kecenderungan otot punggung untuk memendek jika otot abdomen
meregang dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot sekitar pelvis, dan
tegangan dapat dirasakan diatas ligament tersebut (Ummah, 2012).

Asuhan pada masa kehamilan diperlukan karena merupakan masa


dimana kesehatan ibu dan bayi harus dijaga sebaik- baiknya. Hasil
penelitian yang disimpulkan oleh ( Novita et all., 2018), diketahui bahwa
empat dari lima wanita hamil mengalami nyeri di punggung dan panggul.
Rasa sakit ini berkurang jika otot – otot punggung dan pinggang
diregangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek goyang
panggul pada wanita hamil yang mengalami nyeri punggung. Goyang
panggul dapat digunakan sebagai alternatif untuk meringankan sakit
punggung karena kepraktisannya dan biaya rendah.

Berdasarkan uraian tersebut saya tertarik untuk mengajukan judul


tentang “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Hamil dengan
Pelvic Rocking untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil
trimester ketiga”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah
yaitu bagaimanakah “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Hamil
dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil
trimester ketiga ” ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu Hamil
dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu
hamil trimester ketiga.
8

2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny ”N” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Rusmiati
Okta tahun 2019.
b. Dapat melakukan pengumpulan data objektif pada Ny ”N” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Rusmiati
Okta tahun 2019.
c. Dapat melakukan analisa data dan menentukan diagnosa pada Ny
”N” dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM
Rusmiati Okta tahun 2019.
d. Dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
kontinyu dan berkesinambungan (continuity of care) pada Ny ”N”
dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM
Rusmiati Okta tahun 2019.
D. Manfaat
a. Bagi BPM Rusmiati Okta Palembang
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan
asuhan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan sebagai bahan
evaluasi, informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di
lahan praktik khususnya pada Ibu Hamil dengan Pelvic Rocking
untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil trimester ketiga.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa
STIKes Muhammadiyah jurusan Kebidanan dalam pembuatan
laporan tugas akhir.

E. Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir ini meliputi asuhan kebidanan
komprehensif pada Ibu Hamil dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi
nyeri punggung pada ibu hamil trimester ketiga di BPM Rusmiati Okta
tahun 2019.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Konsep Dasar Kehamilan
10) Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke40 (Walyani,
2015).

11) Etiologi Kehamilan


Suatu kehamilan dapat terjadi bila terdapat 5 aspek berikut
yaitu:
a) Ovum
Ovum adalah suatu sel terbesar dalam tubuh manusia.
Pertumbuhan ovum (oogenesis) dimulai dengan oogonia, oosit
primer (sel-sel yang menjalani pembelahanpertama), oosit
sekunder (sel-sel yang menjalani pembelahan kedua). Saat
ovulasi pembelahan yang kedua dimulai namun ovum tidak akan
menyelesaikan pembelahan kedua jika terjadi fertilisasi dan akan
menghasilkan badan polar yang kedua dan satu zigot (persatuan
ovum dan sperma). (Marmi,2014)
b) Spermatozoa
Pertumbuhan sperma (spermatogenesis) dimulai dengan
spermatogonium menjadi spermatosit primer (kromosom-
kromosom dalam jumlah diploid/2 pasang), menjadi spermatosit

9
10

sekunder (membelah 2), menjadi spermatid dan tumbuh menjadi


spermatozoa (sperma). (Marmi,2014)
Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap
hari. Siklus spermatogenesis berlangsung rata-rata 74 hari.
Sementara itu pemasakan spermatosit menjadi sperma
memerlukan waktu 2 hari. (Marmi,2014)
c) Fertilisasi atau Konsepsi
Penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur d tuba
fallopii. Peristiwa konsepsi atau fertilisasi terjadi di ampula tuba,
pada hari ke-11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal.
Ovulasi yang disebut juga dengan masa subur adalah peristiwa
matangnya sel telur sehingga siap dibuahi. (Marmi,2014)
‫سالَلَ ٍة ِ ِّمن‬ ْ َ‫سانَ ِم ْن ِطي ٍْن○ ث ُ َّم َجعَ َل ن‬
ُ ‫سلَهُ ِم ْن‬ َ ‫وبَ َدأ َ َخ ْل‬,
َ ‫ق اْ ِإل ْن‬ َ ُ‫ش ْي ٍئ َخ َلقَه‬ ْ ‫اَلَّذ‬
َ ْ‫ِى اَح‬
َ ‫سنَ ُك َّل‬
.َ‫َار َواْأل َ ْف ِإ َدة‬
َ ‫س ْم َع َواْأل َ ْبص‬ َ ‫َّماءٍ َّم ِهي ٍْن○ ث ُ َّم‬
َّ ‫ َو َجعَ َل لَ ُك َم ال‬,‫س ِّويهُ َونَفَ َخ فِ ْي ِه ِم ْن ُّر ْو ِح ِه‬
○ َ‫شك ُُر ْون‬ ْ َ ‫قَ ِل ْيالً َّما ت‬
Artinya:
Dan segaka sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan
sebaik-baiknya, dan dimulainya mencipyakan manusia dari
tanah. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air
yang hina. Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan
kedalamnya sebagian dari ruh-Nya, dan dijadikannya untuk kamu
pendengaran, penglihatan dan hati (pikiran dan perasaan). Sedikit
sekali kamu bersyukur. (QS. As-Sajdah/32:7-9)
d) Proses nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai
disebut trofoblast yang mampu menghancurkan atau mencairkan
jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam fase sekresi. Jaringan endometrium
ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan
(Sulistyawati, 2012).
11

12) Pembagian Umur Kehamilan


Pembagian umur kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Trimester I : Umur Kehamilan 0-12 minggu.
b) Trimester II : Umur Kehamilan 12-28 minggu.
c) Trimester III : Umur Kehamilan 28-40 minggu.
(Marmi,2014).

13) Diagnosis Kehamilan


Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala
kehamilan, yaitu:
b) Tanda mungkin hamil
(1) Amenore (terlambat datang bulan)
a. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.
b. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan
rumus neegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
(Marmi,2014)
(2) Mual (nausea)dan muntah (emesis)
Umumnya terjadi pada wanita hamil umur 6-8
minggu. Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan
muntah terutama pada pagi hari disebut morning sicknes.
Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.
(Marmi, 2014).
(3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan
tertentu, keinginannya yang demikian disebut ngidam.
Keadaan ini biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama.
(Marmi, 2014).
12

(4) Sinkope atau pingsan


Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu (Marmi, 2014).
(5) Payudara tegang
Pengaruh hormon yaitu estroge-progesteron dan
somatomammotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan
garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang,
nyeri seerta kencang. Ujung saraf tertekan menyebabkan
rasa sakit terutama pada hamil pertama. (Marmi, 2014).
(6) Weight gain
Pertambahan berat badan ibu tidak selalu
berbanding lurus dengan pertambahan berat janin.
Umumnya pertambahan berat badan normal selama
kehamilan adalah 7-15 kg (Marmi, 2014).

c) Tanda tidak pasti kehamilan


Tanda tidak pasti kehamilan ditentukan oleh (Marmi, 2014) :
a. Perut membesar
b. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan.
c. Pada pemeriksaan dapat dijumpai
1) Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan
lunak.
2) Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan
karena hipervaskulerisasi hormon estrogen.
3) Tanda Piscaseck, pembesaran dan perlunakan pada
tempat implantas. Biasanya ditemukan saat umur
kehamilan 10 minggu.
4) Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa
kencang) tetapi tidak disertai rasa nyeri.
13

5) Teraba ballottement, tanda ada benda mengapung atau


melayang dalam cairan, pada umur kehamilan 16-20
minggu.
6) Discharge,
7) lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini merupakan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
8) Tanda Goodell,portio teraba melunak.
d. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

d) Tanda Pasti Kehamilan


Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui (Marmi,2014) :
a. Gerakan janin dalam rahim
Terlihat/ teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Leanec, alat
kardiotokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rotgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.

14) Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan


Perubahan Anatomi dan Fisiologis pada ibu hamil adalah:
a) Sistem Reproduksi
(1) Uterus
(a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x
25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. (Jannah ,
2012)
14

Tabel 2.1
Tinggi fundus uteri menurut pandangan per tiga jari
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
Pertengahan antara pusat-prosesus
32
xiphoideus (px)
3 jari di bawah prosesus xiphoideus
36
(px)
Pertengahan antara pusat-prosesus
40
xiphoideus (px)
Sumber : Jannah, 2012
(b). Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram
menjadi 1000 gram pada akhir bulan. (Jannah, 2012)
Tabel 2.2
Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
Rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban, rahim terasa tipis, itulah
5 bulan sebabnya mengapa bagian-bagian
janin dapat dirasakan melalui
perabaan dinding perut
Sumber : Jannah, 2012
15

(c). Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam
diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya,
pembuluh darah vena mengembang dan bertambah
(Jannah, 2012)
(d) Serviks Uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,
kondisi ini yang disebut tanda Goodell. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak
cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut dengan tanda Chadwick (Jannah, 2012).
(2) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron
(Jannah, 2012).
(3) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi
pada vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut
terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda
Chadwicks (Jannah, 2012).

b) Sistem Urinaria
Pada trimester kedua aliran darah gijal meningkat dan tetap
terjadi hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun
secara perlahan. Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi
glomerular. Perubahan dalam filtrasi glomerulus adalah penyebab
peningkatan urea, dan asam urat yang sangat direabsobsi pada
awal kehamilan. Protein dan asam amino sangat sedikit
direabsobsi, sementara asam amino dan vitamin ditemukan dalam
16

jumlah yang banyak di dalam urin wanita hamil hanya protein


yang tidak biasa ditemukan pada urin wanita hamil
(Jannah, 2012).

c) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di
perlambat oleh tingginya kadar progesteron. wanita hamil sering
mengalami rasa panas di dada dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi spinter dikerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus dastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika
sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik
karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Jannah,
2012).

d) Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang rahim atau pembentukan hormone progesterone
menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya.wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan unruk
dirinya. (Jannah, 2012).

e) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk
pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir.
Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan
untuk menunjang kebutuhan (Jannah, 2012).
17

6) Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Masa


KehamilanTrimester I, II, dan III
a) Trimester I (Periode penyesuaian)
(1) Ibu merasa tidak sehat dan dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan
kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap dirinya tidak hamil
saja.
(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil.
(4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
diperhatikan dengan seksama.
(5) Oleh Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya. (Suryati, 2011).
b) Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
(1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi
(2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan kontruktif.
(3) Pada trimester ini ibu mulai merasakan gerakan anak
(pengenalan pada fetus, pertumbuhan dan pembesaran
abdomen, serta gerakan bayi saat di USG)
(4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
(5) Menuntut perhatian dan cinta.
(6) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya.
(7) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran dan persiapan untuk peran baru (Suryati, 2011).
18

c) Trimester III (Periode penantian dengan penuh kewaspadaan)


(1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh dan tidak menarik, Merasa tidak menyenangkan ketika
bayi tidak lahir tepat waktu.
(2) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
(3) Khawatir bayi yang dilahirkannya tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
(4) Merasa sedih kerena akan terpisah dari bayinya dan perhatian
khusus yang diterima selama hamil.
(5) Merasa kehilangan perhatian
(6) Perasaan mudah terluka (sensitif).
(7) Trimester III saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua.
(8) Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin dan
mirip siapa bahkan mereka mungkin sudah memilih sebuah
nama untuk bayinya (Suryati, 2011).

7) Kebutuhan Ibu Hamil


a) Kebutuhan Nutrisi
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi
yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri.
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68% atau 12% per hari (75-100 gram). Protein biasa
terdapat dalam daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil
olahannya (Sulistyawati, 2012).
Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil meningkat sebesar
300% (1.040 mg selama hamil). Dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan perlu di tunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian
suplemen zat besi dapat di berikan sejak minggu ke 12
kehamilan sebesar 30-60g setiap hari selama kehamilan dan 6
19

minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum


(Sulistyawati, 2012).
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat 2 kali lipat selama hamil. Asam folat
sangat berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi
energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan
sel dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka
ibu dapat menderita anemia megalobstatik dengan gejala diare,
depresi, lelah berat dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus
berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan
terjadi BBLR, ablasio plasenta dan kelainan bentuk tulang
belakang janin (spina bipida) (Sulistyawati, 2012).
Kadar kalsium dalam darah ibu turun drastis 5%. Sumber
utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang
burung, sarden, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti
sayuran warna hijau tua dan lain-lain (Sulistyawati, 2012).

b) Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil
sehingga akan menggangu pemenuhan kebutuhan oksigen pad
ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.
Untuk mencegah hal tersebut diatas dan utuk memenuhi
kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
a. Latihan nafas melalui senam hamil
b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c. Makan tidak terlalu banyak
d. Kurangi atau hentikan merokok
e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau seperti gangguan
pernafasan seperti asma dan lain-lain (Suryati, 2011)
20

c) Kebutuhan Personal Hygiene


Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah, buah dada, daerah genitalia dengan
cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan , kebersihan gigi
dan mulut perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah
terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan
klasium, rasa mual selama hamil dapat menagkibatkan
perburukan mulut dan dapat menimbulkan caries gigi (Suryati,
2011).

d) Kebutuhan Istirahat
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu
hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil
karena faktor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh
sang ibu. Oleh karena itu, pengaturan aktivitas yang tidak
berlebihan perlu diterapkan oleh setiap ibu hamil. (Jannah, 2012)

e) Kebutuhan Seks
Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut.
1) Sering abortus dan kelahiran prematur.
2) Perdarahan pervaginam.
3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan.
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Sulistyawati, 2012)
21

8) Tanda Bahaya Pada Kehamilan


Tanda-tanda bahaya ibu pada kehamilan Trimester III , yaitu
sebagai berikut:
1) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Perdarahan pada awal masa kehamilan yaitu perdarahan yang
terjadi pada masa kehamilan < 22 minggu yang ditandai
dengan keluar darah merah, perdarahan yang banyak,
perdarahan dengan nyeri. Perdarahan semacam ini perlu
dicurigai terjadinya abortus, kehamilan ektopik, atau
kehamilan mola.
b. Perdarahan pada masa kehamilan lanjut yaitu perdarahan yang
terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum
persalinan yang ditandai dengan keluar darah merah segar atau
kehitaman dengan bekuan, perdarahan banyak kadang-
kadang/tidak terus-menerus, perdarahan disertai nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio
plasenta, dan ruptur uteri serta gangguan pembekuan darah.
(Dewi et al, 2015).
2) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklamsi (Dewi et al, 2015).
3) Masalah penglihatan/pandangan kabur
Penglihatan kabur pada wanita hamil disebabkan pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah
visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbayang.
Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang
hebat dan mungkin menjadi suatu tanda pre-eklamsi
(Marmi, 2014)
22

4) Bengkak pada muka dan tangan


Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, dan tidak hilang stelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre-eklamsi
(Marmi, 2014).
5) Gerakan janin berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai bulan ke-5 atau
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan ini lebih awal, bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam. Ibu hamil harus
waspada terhadap jumlah gerakan janin. (Dewi et al, 2015).
6) Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan mendadak
disertai bau yang khas. Adanya kemungkinan infeksi dalam
rahim dan persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.(Jannah, 2012).

b. Asuhan Antenatal
1. Pengertian Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan (Marmi, 2014).
2. Tujuan Asuhan Antenatal
(1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta
proses kelahiran bayi
(2) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, beda,
atau obstetric selama kehamilan
(3) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu, dan tumbuh kembang janin.
23

(4) Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan


menghadapi komplikasi.
(5) Memantau menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas, normal, serta merawat anak secara fisik,
psikologis, dan social.
(6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik
dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang
secara normal (Jannah, 2012).

3. Standar Asuhan Kehamilan


a) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi
untuk pemeriksaan dini dan teratur. (Jannah, 2012)
b) Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan :
a. Satu kali pada TM 1 (usia kehamilan 0-13 minggu)
b. Satu kali pada TM II (usia kehamilan 14-27 minggu)
c. Dua kali pada TM III ( usia kehamilan 28-40 minggu)
pemeriksaan meliputi : anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin, mengenal kehamilan resiko tinggi nasehat dan
penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan,
tindakan tepat untuk merujuk. (Jannah, 2012)
c) Standar 5 : Palpasi abdominal
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika
berikut ini.
a. Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di
fundus dengan kedua telapak tangan. (Dewi et all., 2015)
24

Cara pelaksanaannya sebagai berikut.


1) Pemeriksa menghadap pasien.
2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur
berapa tinggi fundus uteri.
3) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba
bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah
kepala. Jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting,
dan susah digerakkan adalah bokong
janin.(Sulistyawati, 2012).

Gambar 2.1
Menentukan Bagian Janin dan TFU
(Dewi et all., 2015)

b. Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dengan meraba
bagian kanan dan kiri janin kea rah kepala pasien , jika
ingin meraba sebelah kanan tangan kiri menekan dan jika
ingin meraba sebelah kiri tangan kanan menekan dan jika
teraba keras seperti papan (punggung Janin), dan jika
teraba bagian kecil-kecil (ektermitas). (Dewi et all., 2015)
25

Gambar 2.2
Menentukan Bagian Janin
(Dewi et all., 2015)

c. Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(diatas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus
jika teraba bulat, melenting (Kepala Janin). (Dewi et all.,
2015).

Gambar 2.3
Menentukan Bagian Terbawah Janin
(Dewi et all., 2015)

d. Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah
26

janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk /


melewati pintu atas panggul. (Dewi et all., 2015).
Berat badan janin secara sederhana dapat di ukur dengan
mempergunakan rumus diantaranya rumus Joshon Toschak.
Rumus Johson Toschok : BB=(TFU-N)×155
Keterangan : BB: Berat Badan Janin dalam gram
N : Hodge (garis Khayal dalam panggul untuk
mengetahui seberapa jauh penururan
kepala janin)
TFU : Tinggi Fundus Uteri
N : 13 bila kepala belum melewati PAP
N : 12 bila kepala berada diatas spina ischiadika
N :11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika (Rukiah
et all., 2013).

Gambar 2.4
Menentukan Seberapa Jauh Masuk PAP
(Dewi et all., 2015)

d) Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan


e) Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
f) Standar 8 : Persiapan persalinan
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke-3 untuk memastikan persiapan
27

persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, dan biaya


untuk merujuk juga harus (Suryati, 2012).

4. Jadwal Kunjungan Ulang


1. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :
a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan-nya
(Jannah, 2012)
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan Kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Penapisan PE, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
c. Mengulang perencanaan persalinan (Jannah, 2012)
3. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir sama seperti kunjungan
II dan III, Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,
memantau rencana persalinan, mengenali tanda-tanda persalinan
(Jannah, 2012).

5. Standar Pelayanan Antenatal 10 T


Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan
harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri
dari:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan ibu hamil normalnya adalah
minimal 145 cm., Penimbangan berat badan pada setiap kali
kunjungan antenatal. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kg selama kehamilan setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin. . Kenaikan BB ibu hamil normal
rata-rata antara 9 sampai 13,9 kg berat barat ideal untuk ibu hamil
sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum
28

hamil. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi


badan dan berat badan ada rumus tersendiri untuk menghitung
IMT yakni :
Tabel 2.3
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Kenaikan BB
Berat badan Sebelum Hamil
IMT Total yang
(BB/TB(𝒎)𝟐)
Dianjurkan (kg)
Berat badan kurang
<19,8 12,5-18
(underweight)
Berat badan normal (normal
19,8-26,0 11,5-16
weight)
Berat badan berlebih
26,0-29,0 7-11,5
(overweight)
Obesitas >29,0 <6,8
Sumber : Dewi et all., 2015

b. Ukur tekanan darah


Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung
pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui
standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal
adalah 110/80-120/80 mmHg.
c. Nilai status gizi (ukur LILA/Lingkar Lengan Atas)
Normal LILA ibu hamil minimal 23,5 cm. Jika kurang dari
23,5 cm maka ibu hamil dikatakan KEK (Kekurangan Energi
Kronis). Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan sesuai atau
tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukuran menggunakan
pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
29

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester
II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin
belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
f. Pemberian tablet Fe/besi (90 tablet selama kehamilan)
Tablet ini mengandung 200 mg sulfat ferosus 0,25 mg asam
folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe pada
ibu hamil dan nifas , karena pada masa kehamilan kebutuhannya
meningkat seiring pertumbuhan janin , zat besi ini penting untuk
peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan
untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.
g. Skrining status imunisasi TT (Tetanus Toxoid) dan pemberian
imunisasi TT (Tetanus Toxoid) adalah suatu proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus.
30

Tabel 2.4 Pemberian Imunisasi TT


Jenis Interval Lama
Status %
Suntikan Waktu Perlindungan
T0 Belum
pernah
mendapat
imunisasi TT
T1 TT1 Pada 80
kunjungan
antenatal
pertama
T2 TT2 4 minggu dari 3 tahun 95
TT1
T3 TT3 6 bulan dari 10 tahun 99
TT2
T4 TT4 1 tahun dari 25 tahun 99
TT3
T5 TT5 3 tahun dari Seumur hidup
TT4
Sumber : (Kementrian Kesehatan, 2015)
h. Test lab sederhana (Hb (ibu hamil dikatakan anemia jika
hemoglobin darahnya ibu < 11 gr%), Protein) dan berdasarkan
indikasi (HbsAg Sifilis, HIV, Malaria, TBC,dll)
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara (konseling termasuk P4K/Program Perencanaan dan
Pencegahan Komplikasi) (Pusdiklatnakes, 2014).
31

6. Pemeriksaan Kehamilan
Menurut (Sulistyawati, 2012) pemeriksaan kehamilan meliputi :
a. Tes urine kehamilan
Dilakukan seawal mungkin begitu diketahui ada amenorhea
(satu minggu setelah koitus), upayakan urine yang digunakan
adalah urine pagi hari.
b. Pemeriksaan fisik ibu hamil
a. Inspeksi
1. Kepala dan leher : edema di wajah, ikterus pada mata,
bibir pucat, leher meliputi pembengkakan saluran limfe
atau pembengkakan kelenjar tiroid.
2. Payudara : ukuran, simetris, puting payudara (menonjol
atau tenggelam, keluar cairan kolostrum atau cairan).
3. Abdomen : luka bekas operasi, tinggi fundus uteri (jika
lebih dari 12 minggu), letak presentasi, posisi, penurunan
kepala (jika lebih dari 36 minggu), mendengar denyut
jantung janin (bila kehamilan lebih dari 18 minggu).
b. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menetukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dan
rahim. Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan menggunakan
metode Leopold.
c. Pemeriksaan USG
Dilakukan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan,
gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin dan kantong
kehamilan.
d. Pemeriksaan Rontgen
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan
diagnosis pasti kehamilan, terlihat gambaran kerangka janin
yaitu tengkorak dan tulang belakang.
32

2. Pelvic Rocking
a) Pengertian Pelvic Rocking
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran
rongga pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan
dengan perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi
kanan, kiri, dan melingkar. (Aprilia, 2011).

b) Manfaat Pelvic Rocking


Gerakan-gerakan dalam pelvic rocking membantu dalam
penguluran atau peregangan otot dan sendi panggul sehingga dapat
mengurangi ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri yang
dirasakan oleh ibu hamil. Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang
dapat memproduksi hormon endorfin dan dapat menimbulkan rasa
nyaman (Wolfe, 2010).

c) Penyebab Nyeri Punggung Terhadap Ibu Hamil


Dampak mikro nyeri punggung pada ibu hamil disebabkan karena
postur tubuh yang tidak tepat, bertambahnya usia kehamilan. Perubahan
ukuran uterus, penambahan berat janin, penurunan kepala janin serta
janin yang semakin aktif bergerak, peningkatan beban uterus membuat
ibu hamil semakin mencondongkan perutnya dan menambah lengkungan
pada punggung bagian bawah sehingga menimbulkan nyeri sampai ke
panggul, paha, dan turun ke kaki, dan juga terdapat peningkatan nyeri
tekan di atas simfisis pubis yang dapat mengganggu fungsi normalnya.
Sedangkan dampak makro yang terjadi yaitu gangguan aktivitas bagi ibu
hamil yaitu keterbatasan fungsional dalam aktivitas sehari-hari dan
banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga
merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Ibu hamil yang
mengalami nyeri punggung mudah lelah dan malas untuk melakukan
aktivitas seperti pekerjaan ibu rumah tangga dan pekerjaan kantor pada
wanita karier akan rentan terjadinya cidera seperti akan terjadi nyeri pada
tulang iga. (Suparyanto, 2009).
33

d) Pelaksanaan Pelvic Rocking


Nyeri punggung pada ibu hamil dapat diredakan dengan
menggunakan terapi non farmakologi dengan pelaksanaan latihan gerak
panggul (pelvick rocking) dalam posisi jongkok dan duduk dapat
mengurangi nyeri punggung. Nyeri punggung ibu hamil trimester III
dapat diatasi dengan pelvic rocking atau latihan gerak panggul yang
dapat membantu peregangan otot dan sendi panggul sehingga
mengurangi ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri yang
dirasakan oleh ibu hamil. Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang
dapat memproduksi hormon endorfin dan dapat menimbulkan rasa
nyaman (Wolfe, 2010).

Berikut adalah gerakannya :

1. Gerakan duduk diatas bola, tangan memegang perut dan kaki menapak di
lantai dengan arah sejajar. Kemudian menggerakkan panggul ke kanan
dan kekiri.

Gambar 2.5
34

2. Gerakan panggul memutar searah jarum jam.

Gambar 2.6

3. Dengan cara jongkok, membuka paha selebar mungkin kemudian sambil


memeluk bola selama 5 menit, atau semampunya ibu.

Gambar 2.7
35

4. Kemudian menaikkan dan menurunkan panggul.

Gambar 2.8
3. Persalinan
e. Konsep Dasar Persalinan
1) Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu bersalin, persalinan yang normal
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/ setelah usia kehamilan 37
minggu atau lebih tanpa penyulit (Nugrahaeni, 2017).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati, 2013)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
36

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin


(Sukarni, 2013).
Ketika akan memulai persalinan pasien diajarkan do’a bagi
yang beragama islam
َ ‫ َح َملَتْهُ ا ُ ُّمهُ ك ُْرهًا َو َو‬,ً‫سانا‬
,‫ضعَتْهُ ك ُْرهًا‬ َ ‫ص ْينَا اْ ِإل ْن‬
َ ْ‫سانَ ِب َوا ِل َد ْي ِه اِح‬ َّ ‫َو َو‬
َ َ‫َو َح ْملُهُ َو ِفصَالُهُ ثَالَ ث ُ ْون‬
.‫شه ًْرا‬
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan(QS. Al-Ahqaf/36:15.)

2) Fisiologi Persalinan
Persalinan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos
miometrium yang relative tenang yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin sampai dengan
kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai
menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi,diselingi
dengan satu periode elaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang
persalinan, serta berangsur hilang pada periode postpartum
(Winkjosastro, 2014).

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor ibu (power, passage, psikologis) faktor janin (faktor
plasenta), dan faktor penolong persalinan. (Rukiah et al, 2014).
a) Power (Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otor-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan
adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah
tenaga meneran ibu.(Rohani et all., 2012).
37

b) Passage (jalan lahir)


Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang
padat, dasar panggul, vagina, dan introitus.Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku , oleh
karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentuan sebelum
persalinan dimulai. (Rohani et all., 2012).
Bidang hodge terbagi empat antara lain sebagai berikut:
1. Bidang hodge I: bidang setinggi pintu atas panggul (PAP)
yang dibentuk oleh diatas simfisis dan promontorium
2. Bidang hodge II: bidang setinggi pinggir bawah simfisis pubis,
berhimpit dengan PAP (hodge I)
3. Bidang hodge III: bidang setinggi spina ischiadica kiri dan
kanan berhimpit dengan PAP (hodge I)
4. Bidang hodge IV: bidang setinggi ujung koksigis berhimpit
dengan PAP (hodge I). (Rohani et all., 2014).

Gambar 2.9
Perhitungan penurunan kepala
(Obstetric.2014: Medical Mini Notes )
c) Passenger (Janin dan Plasenta)
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin
posisi dan besar kepala janin dapat mempengaruhi jalannya
persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan
janin kelah. Hidup sempurna,cacat atau akhirnya meninggal.
Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian
lain dengan mudah menyusul kemudian (Rukiah et all., 2014).
38

d) Psikis (Psikologis)
Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
2) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Rohani et
all., 2012).
e) Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,
dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan persiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan (Rohani et all., 2012).

4) Mekanisme Persalinan
mekanisme persalinan terdiri dari beberapa gerakan meliputi :
1. Turunnya Kepala Janin
Sebenarnya janin mengalami penurunan terus-menerus
dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester ketiga, antara lain
masuknya bagian terbesar janin kedalam pintu atas panggul
(PAP) yang pada primigravida 38 minggu atau selambat-
lambatnya awal kala II.
2. Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada
dalam sikap fleksi. Dengan adanya his dan tahan dari dasar
panggul yang makin besar, maka kepala janin makin turun dan
semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan
belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah. Keadaan ini
dinamakn fleksi maksimal. Dengan fleksi maksimal kepala janin
dapat menyesuaikan diri dengan ukuran panggul ibu terutama
bidang sempit panggul yang ukurannya 10 cm. Untuk dapat
melewatinya kepala janin yang walnya masuk dengan diameter
39

Oksipito Frontalis (11,5 cm) harus fleksi secara maksimal


menjadi diameter Oksipito Bregmatik (9,5 cm).
3. Rotasi (Putaran Paksi Dalam)
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin
akan berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang
rongga panggul atau diameter anterior posterior kepala janin akan
bersesuaian dengan diameter terkecil antero posterior pintu bawah
panggul (PBP). Bahu tidak berputar bersama-sama dengan kepala
dan akan membentuk sudut 45. Keadaan demekian disebut
putaran paksi dalam dan ubun-ubun kecil berada dibawah
simfisis.
4. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah kedepan dan keatas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya kalau tidak terjadi
ekstensi maka kepala akan tertekan pada pertemuan dan
menembusnya. Dengan ekstensi ini maka sub oksipito bertindak
sebagai Hipomochilion (sumbu putar).
5. Rotasi (Putaran Paksi Luar)
Pada hakikatnya kepala janin kembali menyesuaikan
dengan sumbu panjang bahu, dengan sumbu panjang kepala
berada pada satu garis lurus.
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah
simfisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu belakang meyusul dan selanjutnya
seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir (Ruqiyah,
2013).
40

5) Perjalanan Persalinan secara Klinis


a) Lightening
Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan oleh:
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamentum rotundum
4) Gaya berat janin kepala kearah bawah
(Sulistyawati , 2013)
Masuknya kepala janin ke dalam p anggul dapat dirasakan oleh
wanita hamil dengan tanda-tanda :
1) Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang
2) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal
3) Kesulitan saat berjalan
4) Sering berkemih (Sulistyawati, 2013).

b) Terjadinya his permulaaan


Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan
esterogen semakin berkurangsehingga oksiosin dapat menimbulkan
kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu.
Sifat his palsu :
1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan serviks
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah jika beraktivitas (Sulistyawati, 2013).

c) Tanda-tanda pesalinan
1) Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai ciri:
(a) Pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan
41

(b)Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuataanya


makin besar
(c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
(d)Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah
(Manuaba, 2014).
2) Pengeluaran lendir dan darah
Dengan hispersalinan terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan
menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
(Sulistyawati, 2013).
3) Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru
pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam (Manuaba, 2014).

6) Sebab – sebab Mulainya Persalinan


a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.
Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan
estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Teori Oxitosin
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks, menurunya konsentrasi progesteron
karena matangnya usia kehamilan menyebabkan oksitosin
meningkatkan aktivitasnya dalam merangsang otot rahim untuk
42

berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai (Sulistyawati,


2013).
c. Keregangan Otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-
otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan
janin (Sulistyawati, 2013).
d. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin dianggap mempunyai
peranan penting oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering
lebih lama. Dari biasanya (Nurasiah, 2012).
e. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15
hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan
kontraksi meometrium pada setiap umur kehamilan (Rukiah et
all., 2014).

7) Tahapan persalinan (kala I, II, III dan IV)


َ‫ َو َح ْملُهُ َوفِصَالُهُ ثَالَ ث ُ ْون‬,‫ضعَتْهُ ك ُْرهًا‬ َ ‫ َح َملَتْهُ ا ُ ُّمهُ ك ُْرهًا َو َو‬,ً‫سانا‬ َ ْ‫سانَ بِ َوا ِل َد ْي ِه اِح‬َ ‫ص ْينَا اْ ِإل ْن‬
َّ ‫َو َو‬
َ‫شك َُر نِ ْع َمتَكَ الَّتِ ْي ا َ ْنعَ ْمت‬
ْ َ ‫ب اَ ْو ِز ْعنِ ْي ا َ ْن ا‬ ِِّ ‫سنَةً قَا َل َر‬ ُ َ ‫ َحتَّي اِذَا بَلَ َغ ا‬.‫شه ًْرا‬
َ َ‫ش َّدهُ َوبَلَ َغ ا َ ْربَ ِع ْين‬ َ
َ‫ إِنِِّى تُبْتُ اِلَ ْيكَ َوإِ ِّنِ ْى ِمن‬,‫ص ِل ْح ِل ْي فِ ْى ذُ ِ ِّريَّ ِت ْى‬ َّ ‫علَي َوا ِلد‬
ْ َ ‫َي َوا َ ْن ا َ ْع َم َل صَا ِل ًحا ت َ ْرضيهُ َوا‬ َ ‫علَ َّي َو‬ َ
ْ ‫ا ْل ُم‬
○ َ‫س ِل ِم ْين‬
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku
43

bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-


orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaf/36:15)
a) Kala I (kala pembukaan)
Kala I adalah Dimulai sejak adanya his yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuat-anya) yang menyebabkan
pembukaan, sampai serviks membuka lengkap 10 cm (Nurasiah et
all., 2012).
Proses pembukaan servik pada kala I dibagi menjadi dua fase
yaitu sebagai berikut:
(a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7 - 8 jam. (Nurasiah et all., 2012).
(b) Fase aktif (pembukaan serviks 4 - 10 cm), berlangsung selama
6 jam dan di bagi 3 subfase.
(1) fase akselarasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
(2) fase dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) fase deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.(Nurasiah et all.,
2012).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama
kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat jika terjadi tiga kali atu lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve
friedman, perhitungan pembukaan pada primigravida 1
cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam (Nurasiah
et all., 2012).
44

b) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II
pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada
multipara 1 jam.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam
yang menunjukan:
(1) Pembukaan serviks telah lengkap
(2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
(Nurasiah et all., 2012).
Tanda dan gejala kala II, yaitu sebagai berikut:
(1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit
(2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
(3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada
rektum dan vagina
(4) Perineum terlihat menonjol
(5) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
(6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Nurasiah et
all., 2012)
Tabel 2.5
Lamanya Persalinan
Lama persalinan
Primipara Multipara
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1 -1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa memasukkan
kala IV yang bersifat
observasi 8-10 jam
Sumber : Manuaba, 2014.
45

c) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)


Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengaluaran
plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit
berlangsung lebih dari 30 menit, dengan lahirnya bayi dan
proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari Nitabusch
lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda :
1. Uterus menjadi berbend, karena plaseuk bundar
2. Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke
segmen bawah rahim
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi perdarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
crede pada fundus uterus
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memerhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar, uterus
terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
seecara crede pada fundus uteri.(Sulistyawati, 2013).

d) Kala IV (Kala pengawasan)


Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat
kesadaran pasien , pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan
darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500 cc (Sulistyawati, 2013).
46

Pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV


Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan dan terjadi dalam 4
jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting
sekali untuk memantau ibu secara ketat segera setelah setiap
tahapan atau kala persalinan diselesaikan.
Hal-hal yang perlu dipantau selama dua jam pertama
pascapersalinan.
(1) Pantau tekanan darah,nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30
menit dalam satu jam kedua pada kala IV
(2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras,
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit
dalam jam kedua kala IV
(3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada
jam kedua pascapersalinan
(4) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit
dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
(5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan
perdarahan uterus, juga bagaimana melakukan pemijatan jika
uterus menjadi lembek.(Rohani et all., 2012).

8) Tanda-Tanda Bahaya persalinan


Ada beberapa tanda bahaya pada persalinan kala II, yaitu sebagai
berikut:
(1) Perdarahan lewat jalan lahir.
(2) Ibu mengalami kejang.
(3) Air ketuban keruh dan berbau.
(4) Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
(5) Ibu tidak kuat mengejan.
(6) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat (Buku KIA,
2015).
47

9) Penggunaan Partograf
Partograf merupakan alat untuk mencapai informasi
bardasarkan observasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu dalam
persalinan. Hal tersebut sangat penting khususnya untuk membuat
keputusan klinis selama kala I persalinan.
1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan
dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam
2) Menentukan apakah persalinan berjalan normal atau persalinan
lama, sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama (Rohani et all., 2012).
Berikut ini adalah komponen dalam halaman depan partograf
a) Informasi tentang ibu
b) Kondisi janin
c) Kemajuan persalinan
d) Jam dan waktu
e) Kontraksi uterus
f) Obat-obat dan cairan yang di berikan
g) Kondisi ibu
h) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (Rohani
et all., 2012).
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara
seksama, yaitu sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin diperiksa setiap ½ jam
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus diperiksa setiap
½jam
c) Nadi diperiksa setiap ½ jam
d) Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam
e) Penurunan diperiksa setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh diperiksa setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton, dan protein diperiksa setiap 2 - 4 jam
(Rohani et all., 2012).
48

Pencatatan selama fase aktif persalinan


1. Informasi tentang ibu.
2. Keselamatan dan kenyaman janin.
(a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis
tebal angka 180 dan 100. Tetapi penolong sudah harus
waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. (Rohani et
all., 2012).
(b)Warna dan adanya air ketuban
U : Ketuban utuh belum pecah
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
(kering). (Obstetric, 2014: Medical Mini Notes).
(c) Molase (penyusupan tulang kepala janin)
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih tapi masih
dapat dipisahkan.
4 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan. (Obstetric.2014: Medical Mini
Notes).
(d) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
Catat pembukaan serviks setiap 4 jam sekali dan diberi
tanda “X”
(2) Penurunan bagian terbawah janin
Nilai dan catat turunnya terbawah janin setiap kali
melakuan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam) atau lebih
49

sering bila ada tanda-tanda penyulit. Pada persalinan


normal, kemajuan pembukaan serviks diikuti turunnya
bagian terbawah janin tapi kadang kala terjadi. Setelah
pembukaan serviks sebesar 7 cm. Beri tanda “O” pada
garis waktu yang sesuai .
(3) Garis waspada dan harus bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap,
diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm/jam. Jika
pembukaan serviks mengarah sebelah kanan waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm/jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit, pertimbangkan juga
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya
persiapan rujukan ke fasilitas rujukan yang mampu
menangani penyulit dan kegawatdaruratan (Rohani et
all., 2012).
Garis bertindak sejajar dengan garis waspada, jika
pembukaan serviks berada disebelah kanan garis
bertindak maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan
harus dilakukan. Ibu harus tiba ditempat rujukan sebelum
garis bertindak dilampaui. (Rohani et all., 2012).
(e) Jam dan Waktu
Jam dan waktunya : Waktu mulainya fase aktif persalinan,
dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan
penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16,
setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya
fase aktif persalinan. (Rukiah et all., 2014)
(f) Kontraksi uterus
Catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk menghitung
banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap–
tiap kontraksi dalam hitungan detik.
50

Nyatakan lamanya kontraksi dengan tanda :


a. Beri titik–titik dikotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi kurang dari 20 detik.
b. Beri garis–garis dikotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi selama 20 – 40 detik.
c. Isi penuh kotak untuk menyatakan kontraksi selama
lebih dari 40 detik.
(g) Obat–obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur observasi kontraksi uterus tertera lajur
kotak untuk mencatat oksitosin, obat– obatan lainnya dan
cairan IV. (Rohani et all., 2012).
(h) Kondisi ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan
dengan kesehatan dan kenyamanan ibu.
1) Nadi, Tekanan Darah, dan suhu:
a) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama masa
fase aktif persalinan. lebih sering jika dicurigai
adaanya kelainan.
b) Nilai dan catat tekanan darah ibu se4tiap 4 jam
selama masa fase aktif persalinan. Beri tanda panah
pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
c) Nilai dan catat suhu tubuh ibu setiap 2 jam dan catat
pada kotak yang sesuai.
2) Volume urine, protein, atau aseton.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu minimal 2
jam (setiap kali ibu berkemih), jika memungkinkan
setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
aseton atau protein dalam urine .
(i) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya:
1. Jumlah cairan yang dikonsumsi
2. Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
3. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
51

4. Persiapan sebelum melakuan rujukan


5. Upaya rujukan (Rohani et all., 2012).

b. Asuhan Persalinan Normal


1) Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) ,
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni et all., 2013).
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hiportemia, dan asfiksiabayi baru lahir. Sementara itu, fokus
utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini
merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu
dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi
yang mungkin terjadi (Prawirohardjo, 2014).

2) Tujuan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga
kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan bayi, dengan melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta terintervensi minimal, sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang optimal. (Sulistyawati, 2013).

3) Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


Ada beberapa kebutuhan dasar ibu bersalin diantaranya
sebagai berikut:
1. Asuhan Tubuh dan Fisik
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses
persalinan, hal ini juga yang akan menghindarkan ibu dari
52

infeksi. Asuhan yang dapt diberikan adalah sebagi berikut


(Rohani et all., 2012).
a. Menjaga kebersihan diri
Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluanya
sesudah BAK/BAB dan menjaganya agar tetap bersih
dan kering.
b. Berendam
Air telah menghubungkan dengan suatu perasaan
sejahtera selama berabad-abad yang lalu.
c. Perwatan Mulut
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya
napasnya berbau, bibir kering dan pecah-pecah,
tenggorokan kering terutama jika dalam persalinan
selama beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa
perwatan mulut. (Rohani et all., 2012).
d. Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya
banyak mengeluarkan keringat, bahkan pada ruang
persalinan dengan kontrol suhu terbaik pun mereka akan
mengeluh berkeringat pada beberapa waktu tertentu.
Tempat persalinan yang tidak menggunakan pendingin
akan menyebabkan perasaan tidak nyaman dan sangat
menyengsarakan ibu. Oleh karena itu, gunakan kipas
atau bisa juga dengan kertas atau lap yang dapat
digunakan sebagai pengganti kipas (Rohani et all.,
2012).
53

4) Posisi ibu saat meneran

a. Posisi duduk/setengah duduk

Gambar 2.10
Posisi duduk/setengah duduk
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan :
1) Memanfaatkan gaya gravitasi .
2) Memberi kesempatan untuk istirahat.
3) Memudahkan melahirkan kepala.
4) Memudahkan melahirkan kepala bayi.
5) Membuat ibu nyaman.
6) Jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan
mudah.(Rohani et all., 2012).

b. Posisi jongkok/ berdiri

Gambar 2.11
Posisi jongkok/ berdiri
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan:
1) Memperluas rongga panggul.
2) Proses persalinan lebih mudah.
54

3) Menggunakan gaya gravitasi.


4) Mengurangi trauma pada perineum.(Rohani et all., 2012).

c. Berbaring miring kekiri

Gambar 2.12
Berbaring miring kekiri
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan:
1) Peredaran darah balik ibu menjadi lancar.
2) Kontraksi uterus akan lebih lancar.
3) Memudahkan bidan dalam menolong persalinan
4) Persalinan berlangsung lebih nyaman.(Rohani et all., 2012).

d. Posisi merangkak

Gambar 2.13
Posisi merangkak
(Rohani et all., 2012).
Keuntungan :
1) Posisi yang paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung.
2) Dapat mengurangi rasa sakit.
3) Mengurangi keluhan haemoroid. (Rohani et all., 2012).
55

5) Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan


(a) Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan merupakan proses pemecahan masalah
yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi
baru lahir. (Prawirohardjo, 2014).
Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik:
(1) Pengumpulan data yaitu data subjektif dan data objektif.
(2) Diagnosis
(3) Penatalaksanaan asuhan dan perawatan
b) Membuat rencana
c) Melaksanakan rencana
(4) Evaluasi (Prawirohardjo, 2014).
(b) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan
sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga
selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan
selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima,
mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik
(Prawirohardjo, 2014).
Berikut ini asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yaitu
sebagai berikut:
(1) Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan jaga
martabatnya.
(2) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut.
(3) Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
(4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut
atau khawatir.
56

(5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.


(6) Berikan dukungan, besarkan dan tentramkan hatinya serta
anggota-anggotanya.
(7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan/ atau anggota
keluarganya lain selama persalinan dan kelahiran bayi.
(8) Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga tentang
bagaimana mereka memperhatikan dan mendukung ibu
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
(9) Laksanakan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik
secara konsisten.
(10) Hargai privasi ibu.
(11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama
persalinan dan kelahiran bayi.
(12) Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan
sepanjang ia menginginkannya.
(13) Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
merugikan kesehatan ibu.
(14) Hindari tindakan belebihan dan merugikan seperti episiotomi,
pencukuran dan klisma.
(15) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi, Inisiasi Menyusu
Dini dan membangun hunbungan psikologis.
(16) Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama
setelah bayi lahir.
(17) Siapkan rencana rujukan (bila perlu).
(18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik
dan mencukupi semua bahan yang diperlukan. Siap untuk
melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran
(Prawirohardjo, 2014).
Asuhan sayang ibu dan bayi pada masa pascapersalinan antara lain:
(1) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat
gabung).
57

(2) Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan memberikan


ASI sesuai dengan yang diinginkan bayinya dan ajarkan
tentang ASI ekslusif.
(3) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang
cukup setelah melahirkan.
(4) Anjurkan suami dan keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayi.
(5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang gejala dan tanda bahaya
yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka mencari
pertolongan jika timbul masalah atau kekhawatiran
(Prawirohardjo, 2014).
(c) Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi harus diterapkan untuk
melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena
bakteri, virus dan jamur. (Prawirohardjo, 2014).
Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan
pelindung pribadi (kacamata, master, celemek, dll) dapat
melindungi penolong terhadap kemungkinan tekena
percikan.(Prawirohardjo, 2014).
(d) Pencatatan (Dokumentasi)
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/
atau bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa hal
tersebut tidak dilakukan. Pencatatan adalah bagian penting dari
proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong
persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang
diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji
ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah
dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu
diagnosis dan membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu
dan bayinya. (Prawirohardjo, 2014).
58

(e) Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas
rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,
diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru
lahir. (Prawirohardjo, 2014).

6) Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal


60 Langkah asuhan persalinan normal (Prawirohardjo, 2014).
a. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
(1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II.
(a) Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
(b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina.
(c) Perineum menonjol.
(d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
(Prawirohardjo, 2014).
b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
(2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi
disediakan tempat resusitasi datar, rata, cukup keras, bersih,
kering dan hangat, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering,
alat penghisap lender, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm dari tubuh bayi, tabung balon dan sungkup.
(a) Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi
serta mengganjal bahubayi.
(b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai di dalam partusset.
(3) Pakai celemek plastik.
(4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan handuk pribadi bersih dan pakai.
59

(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yaang akan digunakan
untuk periksa dalam.
(6) Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik. (gunakan tangan
yang memakai sarung tanganDTT dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasipadaalat suntik).
(Prawirohardjo, 2014).
c. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik
(7) Membersihkan vulva dan perineum
(a) Menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kassa yang telah di
basahi dengan air DTT.
(b) Jika introitus vagina,perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah ke belakang.
(c) Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
(d) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % =
langkah 9).
(8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap lakukan amniontomi.
(9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
(10) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit).
(a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
(b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainya pada
partograf. (Prawirohardjo, 2014)
60

d. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses


Pimpinan Meneran
(11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibudalam menemukan posisi yang
nyaman bagi dan sesuai dengan keinginanya.
(a) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
(b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada
ibu untuk meneran secara benar.
(12) Mintalah keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat,
bantu ibu ke posisi setengah duduk atau ke posisi lain yang di
inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
(13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan yang kuat untuk meneran.
(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efektif.
(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
(c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihanya (kecuali posisiberbaring terlentang dalam
waktu yang lama).
(d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
(e) Anjurkan keluargaa memberikan dukungan dan
semangat untuk ibu.
(f) Berikan cukup asupan cairan peroral (minum).
(g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
61

(h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau
60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
(i) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
(Prawirohardjo, 2014).
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
(14) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
(15) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu.
(16) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
(17) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
(Prawirohardjo, 2014).
f. Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
(18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
(19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi
dengan kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus
dilakukan)
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi:
62

(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar,lepaskan lewat


bagian atas kepala bayi.
(b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
(21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
(Prawirohardjo, 2014).
g. Lahirnya Bahu
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar secara
spontan, pegang kepala bayi secara biparietal, anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
di bawah arkus pubis, dan kemudian gerakkan ke arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusurkan tangan
atasberlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.
Memegang kedua mata kaki bayi (masukkan telunjuk
diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan
ibu jari dan jari-jari lainnya). (Prawirohardjo, 2014)
h. Penanganan Bayi Baru Lahir
(25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian
meleteakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi.
(26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk
dan biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan
oksitosin/IM.
63

(27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari


pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (ke arah ibu).
(28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
(29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang
sesuai.
(30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya. (Prawirohardjo, 2014)
i. Oksitosin
(31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan
palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan
adanya bayi kedua.
(32) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
(33) Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, berikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha
kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu. (Prawirohardjo, 2014)
j. Pengendalian Tali Pusat Terkendali
(34) Memindahkan klem pada tali pusat.
(35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain.
(36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengn lembut.
64

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah


uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
a) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk merangsang puting
susu.
(Prawirohardjo, 2014)
k. Mengeluarkan Plasenta
(37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran
sambil menarik tali pusat ke arah baah dan kemudian ke arah
atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
(a) Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirnya
plasenta.
(b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat:
(1) Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM.
(2) Lakukaan kateterisasi atau (aseptik) jika kandung
kemih penuh.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi pendarahan, segera lakukan
plasenta manual.
(38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpelin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah di sediakan.
65

Jika selaput ketuban robek, pakai sarun tangan DTT atau


steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atausteril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
(Prawirohardjo, 2014).
l. Pemijatan Uterus
(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan
masase uterus, letakan telapak tangan di fundus dan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
(a) Lakukan tindakan yang diperlukan,jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase.
(Prawirohardjo, 2014).
m. Menilai Perdarahan
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan
plasenta ke dalam kantung palstik atau tempat khusus.
(41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi menyebabkan
pendarahan.
(Prawirohardjo, 2014)

n. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan


(42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
pendarahan pervaginam.
(43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan
mengeringkannya denga kain yang bersih dan kering.
(44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali psat sekitar 1 cm dari pusat.
66

(45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang


berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
(46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam
larutan klorin 0,5%.
(47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
(48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
(49) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan
pervaginam.
(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
(b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
(c) Setiap 20-30 menit pada jam ke kedua pascapersalinan.
(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia
uteri.
(e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
menggunakan teknik yang sesuai.
(50) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan massaseuterus dan
menilai kontraksi.
(51) Mengevaluasi kehilangan darah.
(52) Memeriksa tekanan darah, nadi ibu dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
(a) Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam
pertama pascapersalinan.
(b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal. (Prawirohardjo, 2014).
67

o. Kebersihan dan Keamanan


(53) Tempatkan semua peralalatan bekas pakai dalam larutan
clorin 0.5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralalatan setelah dekontaminasi.
(54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai.
(55) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah.Bantu ibu memakaikan
pakaian yang bersih dan kering.
(56) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minum dan makan
yang di inginkannya.
(57) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
(58) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
(59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
(Prawirohardjo, 2014).
p. Dekontaminasi
(60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
(Prawirohardjo, 2014).

4. Nifas
a.Konsep Dasar Masa Nifas
1) Pengertian Masa Nifas
Asuhan masa Nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan
pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
kembalinya tubuh dalam keadaan sepertri sebelum hamil (Saleha,
2013).
68

Masa nifas adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya


kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.lamanya masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu (Walyani et all., 2017)
Masa Nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho et all., 2014)
Masa nifas (puerperium )adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti ssebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2013).

2) Tujuan Asuhan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining secara komprenshif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
5. Mendapatkan kesehatan emosi (Nugroho et all., 2014).

3) Tahapan Masa Nifas


1. Pueperium dini adalah suatu masa kepulihan dimana ibu
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Pueperium intermedial adalah suatu masa dimana kepulihan diri
organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu
3. Remote Puerpium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil
atau waktu persalinan mengalami komplikasi. (Nugroho et all., 2014).
69

4) Perubahan Fisiologi dalam Masa Nifas


Perubahan-perubahan fisiologis pada masa nifas, sebagai berikut:
(a) Perubahan Sistem Reproduksi
Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-
angsur kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat
genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan
penting lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut:
a. Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus maka dimulailah masa nifas. Oksitosin yang dilepaskan
dari kelenjar hipofisis posterior menginduksi kontraksi
miometrium yang saling berkaitan dan kuat. Rongga uterus telah
kosong, maka uterus secara keseluruhan berkontraksi ke arah
bawah dan dinding uterus kembali menyatu satu sama lain, dan
ukuran uterus secara bertahap kembali seperti sebelum hamil.
(Saleha, 2013).

Tabel 2.6
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama
postpartum
Berat Diameter
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri
Uterus Uterus
Plasenta lahir 2 jari di bawah pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat dan 700 gram 7,5 cm
sympisis
14 hari (2 minggu) Tidak teraba diatas 500 gram 5 cm
simfisis
6 minggu Normal 50 gram 2,5 cm

8 minggu Normal tapi sebelum 30 gram 1 cm


hamil
Sumber : Saleha, 2013
70

b) Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina selama masa nifas, lokia terbagi menjadi tiga jenis
yaitu :
1. Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah
segar sisa-sisa selaput ketuban, desidua, verniks caseosa,
lanugo, dan mekonium selama 2 hari pascapersalinan, inilah
lokia, yang akan keluar selama dua sampai tiga hari
postpartum.
2. Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan
3. Lokia serosa adalah lokia yang berbentuk serum dan berwarna
merah jambu kemudian menjadi kuning , hari ke-7 sampai ke-
14 pascapersalinan.
4. Lokia alba adalah dimulai dari hari ke-14 berbentuknya seperti
cairan berbentuk krim serta terdiri atasleukosit dan sel-sel
desidua. (Saleha, 2013).
c) Genitalia Eksterna, Vagina, dan Perineum
Selama proses persalinan, vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan. Beberapa setelah hari persalinan,
kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Perubahan perineum
pascamelahirkan terjadipada saat perienum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi atas indikasi tertentu (Saleha, 2013).

(b) Perubahan pada Sistem Pencernaan


Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya tingginya kadar progesteron yang
dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan
kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Pascamelahirkan, kadar progesteron mulai menurun. Namun faal
71

usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.(Saleha,


2013)
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali secara
teratur antara lain sebagai berikut :
1) Pengaturan diet/menu makanan yang mengandung serat
tinggi.
2) Pemberian cairan yang cukup, minimal delapan gelas per
hari.
3) Pengetahuan tentang pola eliminasi pascamelahirkan
4) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir
5) Melakukan mobilisasi.(Saleha, 2013)

(c) Sistem Perkemihan


Saluran kemih kembali normal dalam waktu dua sampai delapan
minggu.hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan/ status sebelum
persalinan, lamanya partus kala II dilalui, besarnya tekanan
kepala yang menekan pada saat persalinan. Kandung kemih pada
masa nifas sangat kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah,
sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buah air kecil masih
tertinggal urine residual ( normal ±15 cc). Sisa urine dan trauma
pada kandung kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya
infeksi. Urine biasanya berlebihan (poliuria) antara hari kedua
dan kelima. (Saleha, 2013).

(d) Sistem Musculoskeletal


Ligamen-ligamen,diafragma pelvis, serta fasia yang meregang
pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendur.
Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungan turun” setelah
melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat
72

genitalia menjadi kendur. Stabilitas secara sempurna terjadi pada


6-8 minggu setelah persalinan. (Saleha, 2013).

(e) Sistem Endokrin


Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada
sistem endokrin, terutama pada hormone-hormon yeng berperan
dalam proses tersebut. (Saleha, 2013).

(f) Perubahan tanda-tanda vital


Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah suatu proses pengukuran
tanda-tanda fungsi vital tubuh yang dilakukan oleh tenaga medis
untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. (Marliandiani
et all., 2015).
Perubahan tanda-tanda vital pada ibu masa nifas adalah
sebagai berikut:
a) Suhu tubuh
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ºC , sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 ºC dari keadaan normal,
sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu bada
akan kembali normal, bila suhu lebih dari 38 ºC mungkin
terjadi infeksi pada klien (Saleha, 2013).
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. Pada
saat proses persalinan denyut nadi akan mengalami
peningkatan (Saleha, 2013).
c) Tekanan Darah
Tekanan darah normal untuk sistole berkisar 110-140 mmHg
dan untuk diastole 60-80 mmHg. Setelah persalinan, tekanan
darah dapat sedikit lebih rendah dibandingkan pada saat hamil
karena terjadinya perdarahan pada proses persalinan
(Marliandiani et all., 2015).
73

d) Pernapasan
Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan menjadi
lambat atau kembali normal seperti saat sebelum hamil pada
bulan keenam setelah persalinan.Nadi berkisar 60-80 x/menit.
Hal ini karena ibu dalam kondisi istirahat (Saleha, 2013).

(g) Perubahan sistem kardiovaskular


Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi
secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada
proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Hilangnya progesteron membantu mengurangi
retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskular pada
jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan
trauma masa persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan
darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC
pengeluaran 2 kali lipatnya. Perubahan terdiri atas volume darah
dan kadar Ht (hematokrit). (Saleha, 2013)

(h) Sistem Hematologi


Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada
kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan
hemoglobin pada hari ke 3-7 postpartum dan akan normal dalam
4-5 minggu postpartum. Jumlah kehilangan darah selama masa
persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama
postpartum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas
berkisar 500 ml. (Saleha, 2013)
74

(i) Sistem Endokrin


Perubahan Sistem endokrin yang terjadi pada ibu masa nifas di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Hormon plasenta
Hormon plasenta HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
menurun dengan cepat setelah persalinan dan menetap
sampai 10% dalam tiga jam hingga hari ketujuh postpartum
dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ketiga
postpartum. (Saleha, 2013)
2. Hormon pituitari
Menurunya kadar estrogen merangsang kelenjar pituitari
bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini
berperan dalam pembesaran payudara dan merangsang
produksi ASI. (Saleha, 2013).
3. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa
hamil. Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat
sampai minggu keenam setelah melahirkan.kadar prolaktin
serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama tiap kali
menyusui, dan banyak makanan tambahan yang diberikan.
Untuk ibu yang menyusui akan mempengaruhi lamanya ibu
mendapatkan menstruasi kembali. (Saleha, 2013).
4. Hormon estrogen dan progesteron
Setelah persalinan, kadar estrogen menurun 10% dalam
kurun waktu sekitar 3 jam. Progesteron turun pada hari ketiga
postpartum kemudian digantikan dengan peningkatan hormon
prolaktin dan prostaglandin yang berfungsi sebagai
pembentukan ASI dan meningkatkan kontraksi uterus
sehingga mencegah terjadinya perdarahan. (Saleha, 2013).
75

5) Perubahan psikologis pada masa nifas


Minggu pertama merupakan masa rentan,masih terdapat rasa
gembira
berganti depresi atau berubah-ubah di antara keduanya. Perasaan
tidak mampu jadi ibu, merawat bayi, terutama jika ibu menyusui dan
bertambah dan menurunnya minat terhadap seks. (Saleha, 2013).
Timbulnya gejala-gejala psikologis tersebut dipengaruhi oleh:
1) Jenis persalinan yang ibu alami
2) Dukungan dari lingkungan sekitar
3) Bertambahnya tugas dan tanggung jawab ibu dengan adanya
kehadiran bayi.
Periode masa nifas merupakan waktu di mana ibu
mengalami stress pascapersalinan, terutama pada ibu primipara
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa
nifas adalah sebagai berikut :
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat
2. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya
3. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga
,melahirkan (Saleha, 2013).

Teori Revarubin (1963) menjelaskan bahwa.”seorang ibu


baru melahirkan mengalami adaptasi psikologis pada masa nifas
dengan melalui tiga fase penyesuaian ibu (perilaku ibu) terhadap
perannya sebagai ibu”. Tiga fase adaptasi psikologis ibu nifas
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Fase taking in
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan , ibu masih pasif dan
sangat bergantung pada orang lain, focus perhatian terhadap
tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu
makan meningkat.(Saleha, 2013).
76

2. Fase taking hold


Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan sudah mulai ada
rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu
lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu
diperhatikan dalam komunikasi yang baik, dukungan, dan
pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. (Saleha, 2013).
3. Fase letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan/ibu sudah kembali dirumah. Ibu sudah mulai dapat
menyusuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadinya
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa lebih
percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan diri dari bayinya. Terjadi penyesuaian
dalam hubungan keluarga untuk mengobservasi bayi,
hubungan antarpasangan memerlukan penyesuaian dengan
kehadiran anggota baru (bayi). Dukungan suami dan keluarga
dalam merawat bayi akan sangat membantu ibu, sehingga
kebutuhan akan istirahat tetap terpenuhi untuk menjaga kondisi
fisiknya.(Saleha, 2013).

6) Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi
(Saleha, 2013).
77

Tabel 2.8
Kunjungan Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1. 6 – 8 jam 1. Mencegah terjadinya perdarahan pada
setelah masa nifas.
persalinan 2. Mendeteksi dan Merawat penyebab lain
perdarahan dan memberi rujukan bila
perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluraga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI pada masa awal menjadi
ibu
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi teatap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi dalam keadaan
stabil
2. 6 hari 1. Memastikan involusi uteri berjalan
setelah normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau kelainan pascamelahirkan.
3. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
78

3. dan tidak ada tanda –tanda penyulit.


2 minggu 5. Memberikan konseling kepada ibu
setelah mengenai asuhan pda bayi. Cara merawat
4. persalinan Tali pusat dan bagaimana menjaga bayi
agar tetap hangat
6 minggu
setelah
persalinan Sama seperti di atas (kunjungan 6 hari
setelah persalinan)

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-


penyulit yang dialami atau bayinya.
2. Memberikan konseling untuk KB secara
dini.
Sumber : Saleha, 2013

7) Tanda-Tanda Bahaya Nifas


Tanda bahaya masa nifas menurut Rukiyah (2010) adalah sebagai
berikut:
1) Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih
dari dua pembalut saniter dalam waktu setengah jam
2) Pengeluaran cairan vaginal yang berbau busuk dan keras
3) Rasa nyeri di perut bagian bawah punggung
4) Sakit kepala pada wajah dan tangan
5) Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa
tidak enak badan
6) Payudara memerah, kelembutan atau pembengkakan pada kaki
79

7) Merasa sangat sedih atau merasa tidak mampu mengurus diri sendiri
atau bayi.
8) Merasa sangat letih atau bernafas bernafas terengah-engah.

8) Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas


Kebutuhan dasar pada ibu nifas adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan gizi
Ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
(a) Mengonsumsi tambahan 500-700 kalori tiap hari
(b) Penuhi diet berimbang, terdiri atas protein, kalsium, mineral,
vitamin, sayuran hijau, dan buah.
(c) Kebutuhan cairan sedikitnya 3 liter air per hari yang dapat
diperoleh dari air putih, sari buah, susu, atau sup.
(d) Untuk mencegah anemia konsumsi tablet zat besi selama masa
nifas.
(e) Vitamin A (200.000 unit) selain untuk ibu, vitamin A dapat
diberikan kepada bayi melalui ASI.(Marliandiani et all., 2015)
2. Ambulasi dini (early ambulation)
Membimbing ibu selekas mungkin turun dari tempat tidur
setelah persalinan akan membantu ibu cepat pulih asal dilakukan
secara bertahap, hati-hati, dan seizin dokter. Keuntungan early
ambulation adalah sebagai berikut:
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik
3. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan maupun
pendidikan kepada ibu mengenai cara perawatan bayi sehari-
hari.
4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
(Marliandiani et all., 2015)
80

3. Eliminasi
1. Buang Air Kecil
Dalam 6 jam pertama postpartum, pasien harus dapat
buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung
kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan, misalnya infeksi. (Marliandiani et all., 2015).
2. Buang Air Besar
Dalam 24 jam pertama, pasien harus dapat buang air
besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka
akan semakin sulit untuk buang air besar secara lancar.
(Marliandiani et all., 2015).
4. Kebersihan diri
Tujuan melakukan personal higiene antara lain sebagai berikut.
b) Meningkatkan derajat kesehatan.
c) Mengurangi risiko infeksi.
d) Memberikan rasa nyaman.
e) Memperbaiki personal higiene yang kurang.
(Marliandiani et all., 2015).
Tindakan yang dapat dilakukan bidan dalam perawatan
kebersihan diri ibu nifas, antara lain sebagai berikut.
(a) Anjurkan ibu untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan ar
mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
(b) Anjurkan ibu untuk mandi atau berseka.
(c) Mengajarkan cara membersihkan daerah kelamin yaitu
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah anus.
(d) Segera mengganti pembalut setiap kali terasa penuh atau
minimal 4 kali dalam sehari. (Marliandiani et all., 2015)
5. Istirahat
Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas
untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya.
81

Kurang istirahat pada ibu nifas dapat memengaruhi beberapa


hal sebagi berikut.
1. Mengurangi jumlah produksi ASI.
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan dalam merawat
bayi dan dirinya sendiri. (Marliandiani et all., 2015).
6. Seksual
Masa nifas yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
merupakan masa pembersihan rahim. Setelah 6 minggu
diperkirakan pengeluaran lokia telah bersih, semua luka akibat
persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas SC biasanya
telah sembuh dengan baik, sehingga ibu dapat memulai kembali
hubungan seksual. (Marliandiani et all., 2015).
7. Latihan/senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu
pascapersalinan, sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
persalinan. Setelah ibu cukup beristirahat dan dilakukan secara
bertahap, sistematis, dan kontinu. Tujuan senam nifas adalah
sebagai berikut:
(a) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu
(b) Mempercepat proses invokusi uteri.
(c) Membantu pemulihan dan mengencangkan otot panggul, perut,
dan perineum.
(d) Memperlancar pengeluaran okia.
(e) Membantu mengurangi rasa sakit.
(f) Mengurangi risiko komplikasi. (Marliandiani et all., 2015).
82

9) Peran Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat pentin dalam pemberian asuhan
postpartum, adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mrngurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas
2. sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
3. Memberitahukan ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman
4. Membuat kebijakan,perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak, mampu melakukan kegiatan administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman .
7. Melakukan manajemen asuhan kebidannan dengan cara
mengumpulkan data , menetapkan diagnosa dan rencana tindakan
serta melaksanakanya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas
8. Memberikan asuhan secara professional (Nugroho, 2014).

10) Kontrasepsi Pasca Melahirkan


1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Pasca persalinan klien dianjurkan memberi ASI ekslusif kepada
bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. MAL (Metode Amenore
Laktasi) merupakan kontrasepsi yang mengandalkan ASI Eksklusif
yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan. Metode
ini akan efektif jika ibu belum haid lagi, bayi disusui secara eksklusif
dan sering, dan bayi berumur kurang dari 6 bulan.(Saifudin, 2013).
83

2. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi
juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. Kontrasepsi ini efektif bila
dipakai dengan benar. (Saifudin, 2013).
3. Pil
Kontrasepsi ini dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi,
lendir serviks mengental, pergerakan tuba terganggu sehingga
transport telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Kontrasepsi ini
mengandung hormon estrogen dan progesterone. Efektif dan
reversible, harus diminum setuap hari. Efek samping biasanya mual,
perdarahan, bercak. (Saifudin, 2013).
4. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik ada 2 jenis yaitu 3 bulan (Depo
Medroksiprogesteron) dan 1 bulan (Depo Noretisteron Asetat). Cara
kerja kontrasepsi ini untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, selaput
lendir rahim tipis dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Kontasepsi suntik ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai oleh
semua wanita dalam usia reproduktif. (Saifudin, 2013).
5. Implant
Cara kerja kontrasepsi implant dapat mengentalkan lendir serviks,
mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, mengurangi transportassi sperma, dan menekan ovulasi.
Implant sangat efektif dengan jangka waktu 5 tahun, nyaman tetapi
pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, cocok untuk semua
wanita dalam usia reproduktif, kesuburan akan segara kembali setelah
implant dicabut. Efek samping berupa perdarahan tidak teratur.
(Saifudin, 2013).
6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Kontrasepsi ini sangat efektif, cara kerja dapat menghambat
sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi
84

sebelum ovum mencapai cavum uteri, mencegah sperma bertemu


dengan ovum dan mencegah implantasi. Kontrasepsi ini tidak boleh
dipakai oleh perempuan yang terpapar dengan Infeksi Menular
Seksual. (Saifudin, 2013).
7. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur beda untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan. Sangat efektif dan permanen.
Mekanisme kerja kontrasepsi dengan mengoklusi tuba falopii
(mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum. Yang boleh menjalani tubektomi
yaitu usia > 26 tahun, paritas 2, pasca persalinan, pasca keguguran
(Saifuddin, 2013).

11) Proses Laktasi dan Menyusui


a) Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan
jaringan lemak. Diameter payudara sekitar 10-12 cm. Pada wanita
yang tidak hamil berat kurang lebih 200 gram, bergantung pada
individu. Saat hamil beratnya berkisar 400-600 gram dan saat
menyusui beratnya mencapai 600-800 gram (Marliandiani et al,
2015).
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol
di puncak payudara.
85

Gambar 2.14
Anatomi Payudara
(Marliandiani et all., 2015)
b) Fisiologi Laktasi
(a) Produksi ASI (Prolaktin)
Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu
refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
(a) Repleks prolaktin
Refleks prolaktin merupakan stimulasi produksi ASI yang
membutuhkan impuls saraf dari puting susu, hipotalamus,
hipofise anterior, prolaktin, alveolus, dan ASI itu sendiri.
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peran
untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. (Marliandiani et all., 2015)
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu 2-3. Sementara pada ibu
menyusui, prolsktin akan meningkat dalam keadaan seperti
stres atau pengaruh psikis, anestesi, operasi, dan rangsangan
puting susu.
86

(b) Refleks aliran (Let Down Refleks)


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan
ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras
susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke
sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus
laktiferus masuk kemulut bayi. (Marliandiani et all., 2015).
Faktor-faktor yang meningkatkan Let Down Refleks adalah
sebagai berikut:
1. Ibu dalam keadaan tenang
2. Dengan melihat,mengamati bayi
3. Mendengarkan suara celoteh/tangisan bayi
4. Mencium dan mendekap bayi
5. Memikirkan untuk menyusui bayi
Kondisi yang dapat menghambat Let Down Refleks adalah
ibu takut, cemas, khwatir/bingung, ragu terhadap
kemampuannya merawat bayi.
Refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi antara
lain sebagai berikut:
1. Refleks menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir, pipi disentuh, dan bayi akan
menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan
puting susu, maka bayi akan membuka mulut, dan
berusaha akan menangkap puting susu. (Marliandiani et
all., 2015)
2. Refleks Mengisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi
tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum,
maka sebagian besar areola haru masuk ke dalam mulut
87

bayi. Dengan demikian, sinus tektiferus yang berada di


bawah areola, tertekan antara gusi, lidah, dan palatum
sehingga ASI keluar. (Marliandiani et all., 2015).
3. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka
ia akan menelannya. (Marliandiani et all., 2015).
(b) Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila disusi, maka gerakan mengisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula
pituitari posterior, sehingga keluar hormon oksitosin
(Marliandiani et all., 2015).
c) Cara Menyusui yang Benar
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung
ibu bersandar pada sandaran kursi).
b. Sebelum menyusui bersihkan puting sampai areola dengan kapas
dibasahi air hangat (DTT) lalu ASI dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini
mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembapan puting susu).
c. Teknik memegang bayi antara lain:
- Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
- Perut menempel pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
- Muka bayi menghadap payudara, sedangkan hidungnya ke
arah puting susu.
- Untuk BBL, ibu harus menopang badan bayi bagian
belakang, di samping kepala dan bahu.
d. Ibu menopang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya.
88

e. Buka mulut bayi dengan menyentuh sudut mulut bayi dengan


puting susu kemudian setelah bayi membuka mulut masukkan
puting susu dan sebagian besar areola ke mulut bayi.
f. Setelah bayi mulai mengisap, ibu tidak memegang atau
menyangga payudara lagi.
g. Ibu memperhatikan bayi selama menyusui.
h. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bai ditekan ke bawah.
i. Setelah menyusui, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan
areola. Biarkan kering dengan sendirinya. (Marliandiani et all.,
2015).

5. Bayi Baru Lahir


a. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1) Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonates merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuain diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepal melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah, 2013).
Setelah bayi lahir diadzani ditelinga sebelah kanan dan
dibacakan doa :
‫يم‬
ِ ‫الر ِج‬
َّ ‫ان‬ َّ ‫إِنِّى أ ُ ِعيذُ َها ِبكَ َوذُ ِّر َّيتَهَا ِمنَ ال‬
ِ ‫ش ْي َط‬
“Innii u’iidzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minas syaithoonir rojiimi”
Artinya : "Sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta
anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada
setan yang terkutuk." (QS. Al-Imron : 36).
89

2) Ciri-ciri bayi baru lahir normal


Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut:
a) Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b) Berat badan 2500-4000 gram.
c) Panjang badan 48-52 cm.
d) Lingkar dada 30-38 cm.
e) Lingkar kepala 33-35 cm.
f) Lingkar lengan 11-12 cm.
g) Frekuensi denyut jantung 120-160 x per menit.
h) Pernafasan ± 40 - 60 x/menit.
i) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup.
j) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k) Kuku agak panjang dan lemas.
l) Nilai APGAR >7.
m) Gerak aktif.
n) Bayi lahir langsung menangis dengan kuat.
o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p) Refleks sucking (menghisap saat disusui) sudah terbentuk dengan
baik.
q) Refleks swallowong (menelan saat disusui) sudah terbentuk dengan
baik.
r) Refleks morro (pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul )
sudah terbentuk dengan baik.
s) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
t) Refleks tonick neck (kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi
beristirahat) sudah baik.
u) Refleks Babinski (saat telapak kaki disentuh, jempol kaki fleksi
sementara jari- jari lain ekstensi) sudah terbentuk dengan baik.
90

v) Refleks walking (gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari


fleksi ke ekstensi) sudah terbentuk dengan baik.
w) Genetalia .
(1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
(2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
x) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan , waspada bila terjadi
perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai
muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi
untuk pemeriksaan lebih lanjut. (Dewi, 2013).

3) Manajemen Bayi baru lahir


a) Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
1. Konduksi adalah Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung (seperti contoh konduksi bisa terjadi
ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi
saat tangan diingin, dan menggunakan stetoskop di ingin untuk
pemeriksaan BBL.
2. Konveksi adalah Jumlah panas yang hilang bergantung pada
kecepatan dan suhu udara (seperti contoh , konveksi dapat terjadi
ketika membiarkan atan menempatkan BBL dekat jendela, atau
membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin)
3. Radiasi adalah Pemindahan panas antara 2 objek yang yang
mempunyai suhu berbeda (seperti contoh, membiarkan BBL
dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (radiant warmer),
membiarkan BBL dalam keadaan telanjang, atau ,menidurkan
BBL berdekatan dengan ruangan yang dingin (dekat dinding)
4. Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah. Bayi baru lahir yang dalam keadaan basah
91

kehilangan panas dengan cepat melalui cara ini. Karna itu bayi
harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala dan rambut,
sesegera mungkin setelah dilahirkan. Lebih baik bila
menggunakan handuk hangat untuk mencegah hilangnya panas
secara konduktif.(Dewi, 2013).
b). Resusitasi Neonatus
Resusitasi tidak rutin dilakukan pada bayi bari lahir. Akan
tetapi, penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan
resusitasi harus dilakukan pada setiap Neonatus oleh petugas terlatih
dan kompeten dalam resusitasi neonatus. Pada bayi sehat dengan
napas spontan, tonus baik dan ketuban jernih, tidak dilakukan
resusitasi, tetapi harus tetap dilakukan perawatan rutin. Bila bayi
gagal bernapas spontan, hipotonus, atau ketuban keruh bercampur
mekonium, maka harus dilakukan langkah-l resusitasi sebagai
berikut :
a. Semua peralatan harus disiapkan dan dicek sebelum
persalinan.
b. Tempatkan bayi dibawah pemanas radian/ infant warmer
c. Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah
untuk membuka jalan nafas, handuk diletakkan dibawah
bahu untuk membantu mencegah fleksi leher dan
penyumbatan jalan napas
d. Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut
terlebih dahulu kemudian hidung, dengan menggunakan
bulb syringe, alat pengisap lendir, atau kateter pengisap
(pengisapan dan pengeringan tubuh dapat dilakukan
bersamaan bila air ketuban bersih dari mekonium).
Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas
e. Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu
pengisapam , mulut diisap terlebih dahulu untuk mencegah
aspirasi.
92

f. Pengisapan lebih agresip hanya boleh dilakukan jika


terdapat mekonium pada janin nafas( kondisi ini dapat
mengarah ke bradikardia), bila terdapat mekonium dan
bayi tidak bugar, lakukan pengisapan Dari trakea)
g. Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan yang
kering, dan reposisi kepala
h. Tindakan yang dilakukan sejak bayi lahir sampai reposisi
kepala dilakukan tidak lebih dari 30 detik (nilai
pernafasan)
i. Jika bayi mulai bernapas secara teratur memadai, periksa
denyut jantung , jika denyut jantung > 100 kali/menit dab
abyi tidak mengalami sianosis , hentikan resusitasi, akan
tetapi, jika sianosis ditemui beriakan oksigen
(prawirohardjo, 2014)

c ). Inisiasi Menyusi Dini (IMD)


Manfaat IMD pada bayi adalah membantu stabilisasi
pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik
dibandingkan dengan incubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karna pengeluaran
mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden
ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit juga
membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang
lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat
meningkat. Bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran
hormone oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. (Prawirohardjo,
2014).
93

d). Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat
dalam minggu pertama secara makna mengurangi insiden pada
neonatuas. Yang paling penting dalam perawatan tali pusat
ialah: menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih sebelum marawat tali
pusat. Bersihkan dengan lembut disekitar tali pusat dengan
kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar atau tidak
terlalu rapat dengan kasa bersih dan steril tanpa membubuhkan
apapun pada daerah sekitar tali pusar. Popok atau celana bayi
diikat dibawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk
menghindari kontak dengan feses dan urin. Hindari
penggunaan kancing, koin dan uang logam untuk membalut
tekan tali pusat (Prawirohardjo, 2014).
Lama lepasnya tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5
hari, normal jika antara 5-7 hari, dan lambat jika lebih dari 7
hari (Dewi, 2013).

e). Profilaksis Mata

Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama


pada bayi dengan Ibu yang menderita penyakit menular
seksual seperti gonore dan klamidiasis. Sebagian besar
konjungtivitis muncul pada dua minggu pertama setelah
kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata terbukti
dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata
yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep
mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini
efektif untuk mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver
nitrat tetes mata tidak dianjurkan lagi karna sering terjadi efek
samping berupa iritasi dan kerusakan mata. (Prawirohardjo,
2014).
94

f). Pemberian Vitamin K

1) Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1.


2) Dosisi untuk semua bayi baru lahir.
(1) Intramuscular, 1 mg dosis tunggal
(2) Oral, 3 kali 2 mg, diberikan pada bayi baru lahir, umur
3-7 hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan.
3) Bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K1
secara oral.
4) Penyediaan vitamin K1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul, dosis
oral 2mg/tablet yang dikemas dalam bentuk sirup 3 tablet
atau kelipatannya.
5) Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan
sebagai program nasional. (Prawirohardjo, 2014)

g). Pengukuran Berat dan Panjang Lahir


Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat lahirnya. Dua
hal yang selalu ingin diketahui oleh orang tua tentang bayinya
yang baru lahir adalah jenis elamin dan beratnya. Pengukuran
panjang lahir tidak rutin dilakukan karna tidak banyak
bermakna. Pengukuran dengan menggunakan pita ukur tidak
akurat. Bila diperlukan data mengenai panjang lahir, maka
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan stadiometer bayi
dengan menjaga bayi dalam posisi lurus dan ektremitas dalam
keadaan ekstensi. (Prawirohardjo, 2014)

h). Memandikan Bayi


Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi
masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi.
Saat mandi bayi dalam keadaan telanjang dan basah sehingga
mudah kehilangan panas. Karna itu, harus dilakukan upaya
untuk mengurangi terjadinya kehilangan panas. Suhu ruangan
saat memandikan bayi harus hangat (>25oC)dan suhu air yang
95

optimal adalah 40oC untuk bayi kurang dari 2 bulan dan dapat
berangsur turun sampai 30oC untuk bayi diatas 2
bulan.(Prawirohardjo, 2014).

4) Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di


luar Uterus
Ada beberapa adaptasi fisiologis bayi baru lahir terhadap
kehidupan di luar uterus, adalah sebagai berikut:
a) Perubahan Sistem Pernafasan
Frekuensi nafas bayi yang normal 40-60 x/menit yang
cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur,
kecepata irama dan kedalannnya tidak teratur, naming jika
ditemukan nafas bayi 30-60 x/menit dapat terlihat sebagai
pernafasan Cheyne Stokes dengan periode apneu singkat
tanpa bukti adanya stress pernapasan (Saleha,2013).
Dua faktor yang berperan pada ransangan nafas pertama
bayi adalah sebagai berikut:
(1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan diotak.
(2) Tekanan terhadap rongga, yang terjadi karena
kompresi
paru-paru selama persalinan yang merangsang
masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis
(Saleha,2013).
b) Perubahan pada Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir darah bayi baru lahir melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Terjadi dua perubahan
besar untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan di luar rahim.
(1) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
96

(2) Penutupan Duktus arterious antara arteri paru-paru


dan aorta (Saleha,2013).
Dua peristiwa besar yang mengubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah adalah sebagai berikut:
(1) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh
sistematik meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut.
Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu
darah dengan kandungan oksigen sedikit ke paru-paru
untuk menjalani oksigenasi ulang.
(2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh
darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium
kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem
pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi
pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
pada tekanan atrium kanan, dengan peningkatan
tekanan pada atrium kanan ini sehingga menurunnya
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara
fungsional akan menutup (Saleha,2013).
c) Perubahan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka,
sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-
perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan
lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian
masuk kedalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih
dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap
lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada
lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
97

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang


kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas
(Saleha,2013).
d) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap
dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang
sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan
bayi lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Untuk menghindari
gumoh maka bayi deberi ASI sedikit-sedikit tetapi sering
(minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak atau on
demand, jangan biarkan bayi menghisap puting saja, tetapi
areola (bagian kecoklatana atau kehitaman di sekitar
puting) juga harus masuk atau menempel ke mulut bayi,
kemudian tepuk-tepuk punggung bayi sampai sendawa
sesaat setelah disusui. Jangan langsung membaringkan
bayi di tempat tidur (Saleha,2013).
e) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,
sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan yang alami maupun yang didapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi (Saleha,2013).

5) Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus
diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penangan
agar tidak mengancam nyawa bayi.
98

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain :
1) Pernafasan sulit atau > 60 x/menit.
2) Suhu terlalu panas > 38oC atau terlalu dingin < 36oC.
3) Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atausangat kuning (terutama pada 24 jam pertama).
4) Pemberian asi sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah).
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (pus), berbau busuk.
6) Mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran.
7) Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama.
8) Distensi abdomen.
9) Feses hijau, berlendir, dan darah.
10) Lelah, lunglai, kejang, tidak tenang, dan menangis terus-
menerus. (Saleha, 2013).
6) APGAR Score
Tabel 2.8
APGAR Score
Tanda-tanda Nilai : 0 Nilai: 1 Nilai: 2
A : Appearance Pucat/biru Badan merah, Seluruh tubuh
(Rupa/ warna seluruh ekstermitas biru kemerah-merahan
kulit) tubuh
P : Palse/ heart Tidak ada Lambat (< 100 (>100 per menit)
rate (Frekuensi per menit)
jantung)
G : Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Reaksi melawan,
(Reaksi terhadap menangis
rangsang)
A : Activity Lumpuh Ekstermitas Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi sedikit
R : Respiration Tidak ada Lambat tidak Menangis kuat,
(Pernafasan) teratur usaha napas baik
Sumber : Dewi , 2013
99

Keterangan:
1. Nilai 1 - 3 asfiksia berat;
2. Nilai 4 - 6 asfiksia sedang;
3. Nilai 7 - 10 asfiksia ringan (normal)

7) Tahapan Bayi Baru Lahir


1. Tahap 1 terjadi segera lahir, selama menit-menit pertama
kelahiran , pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar
untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas.pada tahap II
dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan prilaku
3. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah
24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
(Dewi, 2013)

8) Kunjungan Neonatal
Tabel 2.9
Kunjungan Neonatal
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
ke-1 (KN-1) Hindari memandikan bayi hingga
dilakukan dalam sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu
kurun waktu 6-48 jika tidak terjadi masalah medis dan jika
jam setelah bayi suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain
lahir. yang kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup
2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat
dan bersih untuk pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah
100

Kunjungan Penatalaksanaan

pemeriksaan lakukan pemeriksaan


c. Telinga : Periksa dalam hubungan
letak dengan mata dan kepala
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut : Bibir dan langitan
Periksa adanya sumbing Refleks
hisap, dilihat pada saat menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,,
Bunyi jantung
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan
Normal, Jumlah Jari
i. System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali
pusat pada saat menangis, Pendarahan
tali pusat ? tiga pembuluh, Lembek
(pada saat tidak menangis), Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada
dalam skrotum, Penis berlubang pada
letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina
berlubang,Uretra berlubang, Labia
minor dan labia mayor
m. Tungkai dan kaki : Gerak normal,
Tampak normal, Jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan
atau cekungan, Ada anus atau lubang
o. Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan
atau bercak hitam, Tanda-Tanda lahir
p. Konseling : Jaga kehangatan,
Pemberian ASI, Perawatan tali pusat,
101

Kunjungan Penatalaksanaan

Agar ibu mengawasi tanda-tanda


bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus
dikenali oleh ibu: Pemberian ASI
sulit, sulit menghisap atau lemah
hisapan, Kesulitan bernafas yaitu
pernafasan cepat > 60 x/m atau
menggunakan otot tambahan, Letargi
–bayi terus menerus tidur tanpa
bangun untuk makan,Warna kulit
abnormal – kulit biru (sianosis) atau
kuning, Suhu-terlalu panas (febris)
atau terlalu dingin (hipotermi), Tanda
dan perilaku abnormal atau tidak
biasa, Ganggguan gastro internal
misalnya tidak bertinja selama 3 hari,
muntah terus-menerus, perut
membengkak, tinja hijau tua dan
darah berlendir, Mata bengkak atau
mengeluarkan cairan,
r. Lakukan perawatan tali pusat
Pertahankan sisa tali pusat dalam
keadaan terbuka agar terkena udara
dan dengan kain bersih secara
longgar, Lipatlah popok di bawah tali
pusat, Jika tali pusat terkena kotoran
tinja, cuci dengan sabun dan air bersih
dan keringkan dengan benar
4. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
102

Kunjungan Penatalaksanaan

6. Memberikan Imunisasi HB-0


7.
Kunjungan Neonatal 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih
ke-2 (KN-2) dan kering
dilakukan pada 2. Menjaga kebersihan bayi
kurun waktu hari ke- 3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti
3 sampai dengan hari kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,
ke 7 setelah bayi diare, berat badan rendah dan masalah
lahir. pemberian ASI
4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan
minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam 2
minggu pasca persalinan.
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga
untuk memberikan
8. ASI eksklusif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru
lahir dirumah dengan menggunakan
buku KIA
9. Penanganan dan rujukan kasus bila
diperlukan
103

Kunjungan Penatalaksanaan

Kunjungan Neonatal 1. Pemeriksaan fisik


ke-3 (KN-3) 2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada 3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda
kurun waktu hari ke- bahaya Bayi baru lahir
8 sampai dengan 4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan
hari ke-28 setelah minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam 2
lahir. minggu pasca persalinan.
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga
untuk memberikan ASI eksklusif
pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru
lahir dirumah dengan menggunakan
buku KIA
8. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
9. Penanganan dan rujukan kasus bila
diperlukan
Sumber : Dewi, 2013
9) Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata” imun” yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberika kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain, diperlukan
imunisasi lainnya (Maryunani, 2010).

Imunisasi adalah upaya pencegahan yang telah berhasil


menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) penyekit infeksi pada bayi dan anak
(Maryunani, 2010).
104

b. Tujuan Pemberian Imunisasi


Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain :
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit
menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
c. Pemberian imunisasi diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan
akibat penyakit tertentu.
d. Untuk menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta
bila mungkin didapatkan eradikasi sesuatu penyakit dari
suatu daerah atau negeri.
e. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat
dihindari dengan imunisasi yaitu campak, polio, difteri,
tetanus, batuk rejan, hepatitis B, cacar air, TBC, dan lain-
lain.
f. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan dapat
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar (Maryunani, 2010).

c. Macam-macam Imunisasi
Jenis-jenis imunisasi antara lain :
a) BCG (Bacille Calmette Guerin)
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit
tuberculosis berat.Misalnya TB paru berat.Imunisasi ini
sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan. Dosis
untuk bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml.
105

disuntikkan secara intradermal di bawah lengan kanan atas.


BCG tidak menyebabkan demam.Tidak dianjurkan BCG
ulangan (Rukiyah, 2013).
b) Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin
setelah lahir. Pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi
baru lahir harus berdasarkan apakah ibu mengandung virus
hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan.Ulangan
imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-
12 tahun.Apabila sampai umur 5 tahun anak belum pernah
memperoleh imunisasi hepatitis B maka harus diberikan
secepatnya (Rukiyah, 2013).
c) DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT untuk mencegah bayi dari dari tiga
penyakit, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.Difteri
disebabkan oleh bakteri Corynebacteriumdiphtheriaeyang
sangat menular.Dimulai dengan gangguan tenggorokan
dengan cepat menimbulkan gangguan pernafasan dengan
terhambatnya saluran pernafasan oleh karena terjadi selaput
di tenggorokan dan menyumbat jalan nafas, sehingga dapat
menyebabkan kematian.Selain itu juga dapat menimbulkan
toksin atau racun yang berbahaya untuk jantung.
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak anak
umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan
umur 2-4 bulan, DPT 2 umur 3-5 bulan, dan DPT 3 umur 4-
6 bulan. Imunisasi DPR pada bayi tiga kali (3 dosis) akan
memberikan imunitas 1-3 tahun (Rukiyah, 2013)
d) Polio
Untuk imunisasi polio dasar (3 kali pemberian)
vaksin dibrikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang
dari 2 minggu.Memingat Indonesia merupakan daerah
epidemik polio, sesuai pedoman PPI imunisasi polio
106

diberikan segera setelah lahir pada kunjungan pertama.


Dengan demikian diperoleh daerah cakupan yang luas.
Pemberian polio 1 saat bayi masih berada di rumah
sakit atau rumah bersalin dianjurkan saat bayi akan
dipulangkan. Maksudnya agar tidak mencemari bayi lain
oleh karena virus polio hidup dapat dikeluarkan melalui
tinja (Rukiyah, 2013).
e) Campak
Vaksin campak diberikan dalam 1 dosis 0,5 ml pada
usia 9 bulan. Hanya saja, mengingat kadar antibodi campak
pada anak sekolah mulai berkurang.
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang
dapat disebabkan oleh sebuah virus yang bernama Virus
Campak.Penularan melalui udara ataupun kontak langsung
dengan penderita.Gejala-gejala nya adalah demam, batuk,
pilek, dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3-5
hari setelah anak menderita demam (Rukiyah, 2013).
107

BAB III

METODOLOGI

A. Desain
Desain penelitian adalah susunan atau rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan. Penulisan laporan ini menggunakan metode studi kasus (case
study). Studi kasus atau case study adalah suatu metode penelitian dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis secara mendalam baik dari segi
yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan
kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau
pemaparan tertentu (Notoadmojo,2012).

B. Sasaran
Sasaran dalam studi kasus ini adalah Ny “N” seorang ibu hamil
trimester III umur 23 tahun, hamil 32 minggu anak pertama yang telah
bersedia menandatangani lembar informed consent yang dianjurkan.

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu Pengkajian
Laporan tugas akhir dilaksanakan pada bulan Januari 2019 - Juni 2019.

2. Tempat Pelaksanaan
Asuhan kebidanan dilaksanakan di BPM Rusmiati Okta Lokasi berada di
JL. Mojopahit No 531 Rt 11 Rw 03 Kode Pos : 30255, Tuan Kentang
Seberang Ulu I,Kota Palembang, Sumatera Selatan.

D. Teknik, jenis data Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau metode yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitiannya
(Notoadmojo, 2012).

107
108

Teknik pengumpulan data dalam studi kasus ini yaitu melalui


wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pada ibu hamil Ny “N” di BPM Rusmiati Okta Palembang tahun 2019.

2. Jenis Data
Data dalam studi kasus ini menggunakan data primer dan data
skunder. Data primer atau sering disebut dengan first hand of information
adalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai
wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut sedangkan data
skunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Notoadmodjo,
2012).
Data primer diperoleh melalui wawancara (anamnesis),
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sedangkan data sekunder
diperoleh dengan melihat dan mencatat buku registrasi ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan bayi seta Buku KIA Ny”N” di BPM Rusmiarti
Okta Palembang tahun 2019.

3. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
profosal LTA ini berupa format pengkajian, alat-alat pemeriksaan
kehamilan. Adapun alat-alat pemeriksaan kehamilan tersebut berupa
timbangan, pengukuran tinggi badan, thermometer aksila, tensimeter,
stetoskop, jam, senter, metline, monoskop, pita LILA, Refleks hammer,
blood lancet dan haemometer . Alat-alat pemeriksaan persalinan seperti
pemeriksaan kehamilan, partus set, heacting set, resusitasi. Dan Alat-alat
pemeriksaan nifas berupa tensimeter, thermometer aksila, dan refleks
hammer, dan Alat-alat pemeriksaan bayi baru lahir dan neonatus berupa
timbangan, pengukur panjang badan(metline), thermometer aksilla, dan
stetoskop yang ada di BPM Rusmiati Okta Palembang tahun 2019.
109

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny “N” G1P0A0 Di BPM Rusmiati
Okta Palembang Tahun 2019

Pengkajian Dilakukan Pada:

a. Hari, tanggal : Kamis, 14 Februari 2019


b. Pukul : 10.30 WIB
c. Tempat : BPM Rusmiati Okta

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”

Umur : 23 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42 Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42

RW.08 Kel. 5 Ulu RW.08 Kel. 5 Ulu

B. Alasan Datang
Ibu datang ke BPM Rusmiati Okta pada tanggal 14 Februari 2019
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengaku hamil 7
bulan anak pertama. Gerakan janin masih dirasakan dan ibu mengeluh
nyeri punggung.

109
110

C. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun Warna : Merah kehitaman

Siklus : ±30 Hari Banyaknya : ±3x ganti pembalut

Lamanya : 7 Hari Dismenorhoe : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x

Lamanya : ± 1 tahun

Umur waktu kawin : 22 tahun

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Usia Tahun Anak
Jenis Ditolong Kompli Nifas dan
No Kehami persalin
Persalinan Oleh kasi Laktasi BB JK PB Keadaan
lan an
1 Ini - - - - - - - - -
2
3

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 06 – 07 – 2018

TP : 13 – 04 – 2019

ANC : 10x

Tempat ANC : 1. BPM Rusmiati Okta

(16-08-2018)

2. BPM Rusmiati Okta

(03-09-2018)
111

3. BPM Rusmiati Okta

(03-10-2018)

4.BPM Rusmiati Okta


(04-11-2018)
5. BPM Rusmiati Okta
(07-11-2018)
6. BPM Rusmiati Okta
(07-12-2018)
7. BPM Rusmiati Okta
(06-01-2019)
8. BPM Nursalis
(30-01-2019)
9. BPM Rusmiati Okta
(07-02-2019)
10. BPM Rusmiati Okta
(14-02-2019)

Tablet Fe : 50 tablet

Usia Kehamilan : 8 bulan

TT : TT 1 Di BPM Rusmiati Okta

(06 – 1 – 2019)

TT 2 Di BPM Rusmiati Okta

(07 – 02 – 2019)

Keluahan selama kehamilan

TM 1 : Mual muntah

Obat yang dikomsumsi : Asam folat, Vitamin B6, Kalk.

TM 2 : Batuk
112

Obat yang dikomsumsi : Tablet Fe, Kalk, GG, amoxilin

TM 3 : Nyeri Punggung

Obat yang di komsumsi : B6,B12, Kalk, Tablet Fe

Gerakan Janin pertama kali dirasakan : 20 minggu

Berapa kali gerakan janin dalam 24 jam : ± 15 x

Durasi gerakan : ± 30 detik

D. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah

Pernah menjadi aksektor KB : Belum pernah

Jenis kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

Lamanya menjadi aksektor KB : Tidak ada

Alasan berhenti menjadi aksektor KB : Tidak ada

E. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
a. Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b. Penyakit keturunan ( Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
c. Penyakit yang pernah di derita pasien : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan
a. Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b. Penyakit keturunan ( Hypertensi, juntang, ginjal) : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah di jalani : Tidak ada

4. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan yang lain : Tidak ada

F. Data sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan


1. Pola Nutrisi
a. Makan : 3x sehari
113

Jenis makan :
a) Pagi : 1 piring nasi, semangkuk sayur bayam, sepotong ikan
b) Siang : 1 piring nasi, semangkuk sayur sawi, sepotong ayam
c) Malam : 1 piring nasi, semangkuk sup, sepotong ayam
b. Pantangan makanan : Tidak ada
c. Minum : ± 9 gelas/hari (2250 ml/cc)
Jenis minum : Air putih, susu.
2. Pola Istirahat dan Aktivitas
a. Tidur malam : ± 8 jam/ hari
b. Tidur siang : ± 2 jam/ hari
c. Aktivitas : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
a) Frekuensi : 1x /hari
b) Penyulit : Tidak ada
c) Konsistensi : Lunak
d) Warna : Kuning kecoklatan
b. BAK
a) Frekuensi : ≥ 6x / hari

b) Penyulit : Tidak ada

c) Warna : Kuning jernih

4. Personal hygien
a) Mandi : 2x sehari
b) Ganti pakaian dalam : 3x sehari/setiap ibu merasa basah
c) Gosok Gigi : 3x sehari

G. Data Psikososial

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik

Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Baik


114

Pengambil keputusan keluarga : Suami

Rencana tempat bersalin : BPM

Adat/ kebiasaan yang dilakukan mempengaruhi kehamilan : Tidak ada

Kebiasaan minum alkohol/ nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. TB : 144 cm
b. BB
Sebelum hamil : 36 kg
Saat hamil : 43 kg
c. Lila : 23 cm
d. Tanda-tanda vital
KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 37oC

RR : 22 x/menit

2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
a) Kepala
Rambut : Hitam,bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
Mata : Bersih, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan
115

Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma


gravidarum.
b) Leher

Pembengkaan kelenjar Tiroid : Tidak ada

Pembekaan vena Jugularis : Tidak ada

c) Dada
Mamae : Simetris

Areola Mamae : Hyperpigmentasi

Putting Susu : Menonjol

Kolostrum : Belum keluar

d) Abdomen

Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

Striae livide : Tidak ada

Linea nigra : Ada

Strie albicans : Tidak ada

Luka bekas operasi : Tidak ada

e) Genita eksternal : Tidak dilakukan

f) Genitelia internal ( jika ada indikasi) : Tidak dilakukan

g) Ektremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises


116

b. Palpasi
TFU 3 jari diatas pusat (Mc.donald 24 cm), Bagian atas fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong janin), Bagian kanan perut
ibu terasa memanjang (punggung janin), di sebelah kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Bagian terbawah perut ibu
teraba bulat keras melenting (kepala janin) dan belum masuk PAP.

TBBJ : (24-12) x 155 = 1.860 gram

c. Auskultasi
DJJ : (+)

Frekuensi : 130 x/menit

Sifat : Kuat dan Teratur

Lokasi : 3 jari dibawah pusat ibu sebelah kanan

d. Perkusi
Reflek Patella : (+) ka/ki (+)

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 12,5 gr %

Golongan Darah : AB

b. Urine
Protein : tidak dilakukan

Glukosa : tidak dilakukan

III. ANALIS DATA


G1P0A0 hamil 31 minggu 6 hari, Janin tunggal hidup presentasi kepala.
117

IV. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini
dalam keadaan sehat.
BB : 43 kg TFU : 24 cm

TD : 110/70 mmHg DJJ : 130 x/menit

Nadi : 82 x/menit Lila : 23 cm

RR : 22 x/menit

Suhu : 37oC

(Ibu mengerti akan hasil pemeriksaannya).

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan ibu kurang dan tafsiran berat
badan janin rendah yaitu 1.860 gram. Menganjurkan ibu untuk banyak
mengkonsumsi makan – makanan yang mengandung karbohidrat untuk
menambah energi dan dapat meningkatkan berat badan ibu dan janin.
(ibu mengerti dan bersedia melakukanya).

3. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu mengalami faktor resiko tinggi yaitu
tinggi badan yang kurang yaitu 144 cm, normalnya 145 cm. Tinggi badan
adalah salah satu faktor yang menyebabkan panggul sempit.
Menganjurkan ibu untuk selalu memeriksakan keadaannya ke petugas
kesehatan.
(ibu mengerti dan bersedia melakukanya).

4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang seperti kacang


(sumber protein yang sehat untuk jantung), pepaya (untuk mengatasi
sembelit yang sering dialami selama kehamilan terutama pada trimester
ketiga), sayur-sayuran hijau (mengandung vitamin dan nutrisi A,C dan K
bahkan kandungan asam folat sangat penting dalam menjaga kesehatan
mata), susu (mengandung protein yang dapat membentuk darah, cairan
118

ketuban dan plasenta, dan kandungan vitamin yang terdapat didalamnya


membantu penyerapan kalsium sangat dibutuhkan untuk ibu hamil)
(ibu mengerti dan bersedia melakukanya).

5. Memberiitahu ibu untuk tetap mempertahankan pola istirahat yang telah


baik yaitu tidur siang kurang lebih 1-2 jam, tidur malam kurang lebih 7-8
jam.
(Ibu mengerti dan melakukanya)

6. Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan


Kalk (3x1 tab/hari), Novabion (1x1 tab/hari).
(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

7. Menganjurkan dan menjelaskan pada ibu untuk melakukan pelvic rocking.


Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga
pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan
perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri,
dan melingkar. Pelvic rocking dapat membantu dalam penguluran atau
peregangan otot dan sendi panggul sehingga dapat mengurangi ketegangan
otot dan menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil.
Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang dapat memproduksi hormon
endorfin dan dapat menimbulkan rasa nyaman.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan melakukan pelvic Rocking).

8. Menjelaskan Kebutuhan Ibu hamil Pada Trimester III


Kebutuhan Personal Hygiene (Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari
karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah, buah dada,
daerah genitalia dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan).
119

Kebutuhan Seks (Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang selama


tidak ada riwayat penyakit seperti Sering abortus, kelahiran premature, dan
perdarahan pervaginam.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia melakukannya).

9. Memberitahu ibu tentang bahaya kehamilan TM III seperti sakit kepala


yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada muka, tangan, dan kaki,
gerakan janin berkurang, dan keluar darah dari kemaluan yang tidak
diketahui penyebabnya.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan mengenai tanda bahaya kehamilan
dan ibu akan segera ke fasilitas kesehatan bila ibu merasakan ada tanda
bahaya yang terjadi selama masa kehamilan).

10. Menjelaskan Pada ibu tanda-tanda persalinan seperti :


Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin
lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar air ketuban.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan mengenai tanda bahaya kehamilan
dan ibu akan segera ke fasilitas kesehatan bila ibu merasakan ada tanda
bahaya yang terjadi selama masa kehamilan).

11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi pada
tanggal 14 Maret 2019 atau saat ada keluhan.
(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

12. Melakukan pendokumentasian.


( Pendokumentasian telah dilakukan)
120

Catatan perkembangan ANC kedua tanggal 08 Maret 2019

Pengkajian Dilakukan Pada :

a. Hari, tanggal :Jum’at, 8 Maret 2019


b. Pukul : 10:30 WIB
c. Tempat : BPM Rusmiati Okta Palembang

Catatan

S : Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengaku hamil 9

bulan, anak pertama, tidak pernah keguguran, gerakan janin masih

dirasakan, tidak ada keluhan.

O: Keadaan umum ibu baik, Kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg,

Nadi 82x/m, Suhu 36,7ºC, Pernapasan 22x/m , BB 44 kg, DJJ 143x/m.

Palpasi : TFU pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus (Mcd= 28 cm),

bagian atas fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting p(bokong).

Bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras seperti papan (punggung

janin). Bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas).

Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melentimg (kepala), belum

masuk PAP.

TBBJ : (TFU-N)x155= 28 (-12)x155= 2.480 gram

A : G1P0A0 hamil 35 minggu, janin tunggal hidup, persentasi kepala

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini

dalam keadaan sehat.

(Ibu mengerti akan hasil pemeriksaannya).

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan ibu kurang dan tafsiran berat
121

badan janin rendah yaitu 2.480 gram. Menganjurkan ibu untuk banyak

mengkonsumsi makan – makanan yang mengandung karbohidrat untuk

menambah energi dan dapat meningkatkan berat badan ibu dan janin.

3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh

bidan calk (1x1 tab/hari), tablet Fe (1x1 tab/hari) karena untuk

menghindari janin besar yang dapat mengakibatkan bayi tidak bisa lahir

normal.

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

4. Menjelaskan pada ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu 1 tablet setiap

hari. Dikonsumsi pada pagi hari. Setiap ibu hamil harus minum tablet zat

besi minimal 90 tablet. Tablet besi ini sebaiknya diminum dengan air

jeruk atau air putih. Karena air jeruk dapat membantu mempercepat

proses penyerapan zat besi dan menghindari meminum tablet zat besi

dengan air teh, susu, dan kopi karena dapat menghambat proses

penyerapan zat besi.

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

5. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat tablet zat besi yaitu berguna untuk

mencegah anemia pada kehamilan yang dapat menyebabkan ibu merasa

mudah lesu, letih, dan pusing.

(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang manfaat tablet zat besi).

6. Menganjurkan dan menjelaskan pada ibu untuk melakukan pelvic

rocking. Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran

rongga pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan

dengan perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi


122

kanan, kiri, dan melingkar. Pelvic rocking dapat membantu dalam

penguluran atau peregangan otot dan sendi panggul sehingga dapat

mengurangi ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri yang

dirasakan oleh ibu hamil. Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang

dapat memproduksi hormon endorfin dan dapat menimbulkan rasa

nyaman.

( Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran bidan)

7. Memberitahu ibu tentang bahaya kehamilan seperti sakit kepala yang

hebat, penglihatan kabur, bengkak pada muka, tangan, dan kaki, gerakan

janin berkurang, dan keluar darah dari kemaluan yang tidak diketahui

penyebabnya.

(Ibu mengerti penjelasan bidan)

8. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir

bercampur darah, sakit perut menjalar ke pinggang dengan frekuensi

sering.

(Ibu mengerti penjelasan bidan)

9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau

saat ada keluhan.

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya).


123

Catatan perkembangan ANC ketiga tanggal 02 April 2019

Pengkajian Dilakukan Pada :

a. Hari, tanggal : Selasa, 02 April 2019

b. Pukul : 10:00 WIB

c. Tempat : BPM Rusmiati Okta Palembang

Catatan

S :Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya, ibu mengaku hamil 9

bulan, anak pertama, tidak pernah keguguran, gerakan janin masih

dirasakan. Ibu mengeluh sering BAK.

O: Keadaan umum ibu baik, Kesadaran composmentis, TD : 110/70

mmHg, Nadi 83x/m, Suhu 36,5ºC, Pernapasan 24x/m , BB 45 kg, , DJJ

140x/m. Palpasi : TFU pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus

(Mcd= 33 cm), bagian atas fundus teraba bulat, lunak dan tidak

melenting (bokong). Bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras

seperti papan (punggung janin). Bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstermitas). Bagian terbawah janin teraba bulat,

keras, melenting (kepala), sudah masuk PAP (3/5)

TBBJ :(TFU-N)x155= 33 (-11)x155=3.410 gram

A : G1P0A0 hamil 38 minggu 4 hari, janin tunggal hidup, persentasi kepala

P :1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini

dalam keadaan sehat.


124

(Ibu mengerti akan hasil pemeriksaannya)

2. Menganjurkan mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan

calk (1x1tab/hari), tablet Fe (1x1 tab/hari) karena untuk menghindari

janin besar yang dapat mengakibatkan bayi tidak bisa lahir normal

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

3. Menganjurkan dan menjelaskan pada ibu untuk melakukan pelvic

rocking. Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah

ukuran rongga pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas

bola dan dengan perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan

belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar. Pelvic rocking dapat

membantu dalam penguluran atau peregangan otot dan sendi

panggul sehingga dapat mengurangi ketegangan otot dan

menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil. Latihan

ini juga disertai teknik relaksasi yang dapat memproduksi hormon

endorfin dan dapat menimbulkan rasa nyaman.

( Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran bidan)

4. Menjelaskan pada ibu penyebab sering buang air kecil yaitu oleh

respons terhadap hormone dan merupakan pengaruh fisiologis serta

dikarenakan bagian terbawah janin yang mulai membesar menekan

kandung kemih.

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)

5. Memberitahu ibu tentang bahaya kehamilan seperti sakit kepala yang

hebat, penglihatan kabur, bengkak pada muka, tangan, dan kaki,

gerakan janin berkurang, dan keluar darah dari kemaluan yang tidak
125

diketahui penyebabnya.

(Ibu mengerti penjelasan bidan)

6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir

bercampur darah, sakit perut menjalar ke pinggang dengan frekuensi

sering.

(Ibu mengerti penjelasan bidan)

7. Mengingatkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti rencana

tempat bersalin, transportasi dan pendanaan, pendamping saat

persalinan, persiapan kebutuhan ibu meliputi pakaian dengan

kancing didepan, kain panjang, pakaian dalam, gurita, pembalut ibu

bersalin. Persiapan kebutuhan bayi meliputi pakaian bayi lengkap,

handuk, selimut, kain bedong, topi, minyak telon, dan sabun mandi

lengkap.

(Ibu mengerti penjelasan bidan)

8.Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi

atau saat ada keluhan.

(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)


126

B. Asuhan Kebidanan Bersalin pada Ny. ”N” G1P0A0 di BPM Rusmiati Okta
Palembang Tahun 2019
Pengkajian Dilakukan Pada:

a) Hari, tanggal : Minggu, 07 April 2019

b) Pukul : 18:30 Wib

c) Tempat : BPM Rusmiati Okta Palembang

d) No medrec :-

I. DATA SUBJEKTIF
a) Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”

Umur : 23 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42 Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42

RW.08 Kel. 5 Ulu RW.08 Kel. 5 Ulu

b) Alasan Datang
Ibu datang pada tanggal 07 April 2019 pukul 08:00 WIB ke BPM
mengatakan ingin melahirkan, mengaku hamil 9 bulan anak pertama, ibu
mengeluh mules perut bagian bawah sampai ke pinggang sejak pukul
07:00 WIB, disertai keluar lendir dari kemaluan ibu sejak pukul 07:30
WIB. Ibu mengaku belum keluar air- air.

c) Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun Warna : Merah Kehitaman

Siklus : ± 30 Hari Banyaknya : ± 3 xganti pembalut


127

Lamanya : ± 7 Hari Dismenorhea : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x

Lamanya : 1 tahun

Umur waktu kawin : 22 tahun

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Tahu Anak
Usia Jenis
Ditolon Penyuli n Nifa
No Kehami Persalin
g oleh t persal s/
lan an
inan lakta JK BB PB Keadaan
si
1. Ini - - - - - - - - -

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Usia kehamilan dan kebiasaan kehamilan sekarang
GPA : G1P0A0
HPHT : 06-07-2018

TP : 13-04-2019

Skrining Imunisasi TT

TT : TT 1 Di BPM Rusmiati Okta

(06 – 1 – 2019)

TT 2 Di BPM Rusmiati Okta

(07 – 02 – 2019)

Tablet Fe : 90 tablet

Usia Kehamilan : 39 minggu 2 hari

ANC : 1. BPM Rusmiati Okta

(16-08-2018)

2. BPM Rusmiati Okta

(03-09-2018)
128

3. BPM Rusmiati Okta

(03-10-2018)

4.BPM Rusmiati Okta


(04-11-2018)
5.BPM Rusmiati Okta
(07-11-2018)
6.BPM Rusmiati Okta
(07-12-2018)
7.BPM Rusmiati Okta
(06-01-2019)
8.BPM Nursalis
(30-01-2019)
9.BPM Rusmiati Okta
(07-02-2019)
10.BPM Rusmiati Okta
(14-02-2019)
11.BPM Rusmiati Okta

(08-03-2019)
12.BPM Rusmiati Okta

(02-04-2019)

Keluhan selama kehamilan

TM 1 : Mual muntah

Obat yang dikomsumsi : Asam folat, Vitamin B6, Kalk.

TM 2 : Batuk

Obat yang dikomsumsi : Tablet Fe, Kalk, GG, amoxilin

TM 3 : Nyeri Punggung

Obat yang di komsumsi : B6,B12, Kalk, Tablet F


129

Berapa kali gerakan janin dalam 24 jam : ± 10x dalam 24 jam

Kontraksi

Kapan mulai terasa kontraksi : Sejak pukul 07:00 WIB


Frekuensinya : 3 x 10’40’’
Durasi : 30 detik
d. Pengeluaran cairan pervaginam
Perdarahan pervaginam : Tidak ada
Lendir darah : Ada
Cairan : Ada
Kapan : 07:30 WIB
Warna : Merah kecoklatan
Bau : Khas

d) Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah

Pernah menjadi aksektor KB : Belum pernah

Jenis kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

Lamanya menjadi aksektor KB : Tidak ada

Alasan berhenti menjadi aksektor KB : Tidak ada

e) Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
a) Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b) Penyakit keturunan ( Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
c) Penyakit yang pernah di derita pasien : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan
a) Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b) Penyakit keturunan ( Hypertensi, juntang, ginjal) : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah di jalani : Tidak ada

4. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan yang lain : Tidak ada


130

f) Data sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan


5. Pola Nutrisi
d. Makan : 3x sehari
Jenis makan :
d) Pagi : 1 piring nasi, semangkuk sayur bayam, sepotong ikan
e) Siang : 1 piring nasi, semangkuk sayur sawi, sepotong ayam
f) Malam : 1 piring nasi, semangkuk sup, sepotong ayam
e. Pantangan makanan : Tidak ada
f. Minum : ± 9 gelas/hari (2250 ml/cc)
Jenis minum : Air putih, susu.
6. Pola Istirahat dan Aktivitas
d. Tidur malam : ± 8 jam/ hari
e. Tidur siang : ± 2 jam/ hari
f. Aktivitas : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
7. Pola Eliminasi
c. BAB
e) Frekuensi : 1x /hari
f) Penyulit : Tidak ada
g) Konsistensi : Lunak
h) Warna : Kuning kecoklatan
d. BAK
a) Frekuensi : ≥ 6x / hari

b) Penyulit : Tidak ada

c) Warna : Kuning jernih

8. Personal hygien
c) Mandi : 2x sehari
d) Ganti pakaian dalam : 3x sehari/setiap ibu merasa basah
c) Gosok Gigi : 3x sehari
131

g) Data Psikososial

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik

Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Senang

Pengambil keputusan keluarga : Suami

Rencana tempat bersalin : BPM

Adat/ kebiasaan yang dilakukan mempengaruhi kehamilan : Tidak ada

Kebiasaan minum alkohol/ nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a) TB : 144 cm
b) BB
Sebelum hamil : 35 kg
Saat hamil : 45 kg
c) Lila : 23 cm
d) Tanda-tanda vital
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,7oC

RR : 23 x/menit

1. Pemeriksaan Kebidanan

a. Inspeksi

1) Kepala
Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok
Hidung : Bersih, tidak ada polip
132

Mata : Bersih, conjungtiva merah muda, sklera tidak


ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, tidak ada
cloasmagravidarum
1) Leher
Pembengkakan Kelenjar Tiroid : Tidak ada

Pembengkakan Vena Jugularis : Tidak ada

2) Dada
Mamae : Simetris

Areola Mamae : Hiperpigmentasi

Putting Susu : Menonjol

Kolostrum : Sudah keluar

3) Abdomen
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

Striae livide : ada

Linea nigra : ada

Strie albicans : Tidak ada

Luka bekas operasi : Tidak ada

Luka bekas operasi lainnya : Tidak ada

4) Genitalia eksternal : Bersih, tidak ada varises, keluar lendir


bercampur darah
5) Ektremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises

b. Palpasi
TFU 1 jari dibawah processus xiphoideus (Mcd=33 cm), Bagian atas
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong). Bagian kanan
perut ibu teraba panjang, keras seperti papan (punggung janin). Bagian
kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).Bagian
133

terbawah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala),sudah masuk


PAP.
TBBJ : (TFU-N)×155= (33-11) x 155 = 3.410 gram

c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 140 x/menit
Sifat : Teratur dan kuat
Lokasi : Dibawah pusat perut ibu sebelah kanan

d. Perkusi
Reflek Patella : (+) ka/ki (+)

e. Pemeriksaan dalam, dilakukan pada tanggal 07 April 2019 pukul :


13:00 WIB
Vulva dan vagina
Portio : Lunak dan tipis
Pendataran : 50 %
Pembukaan : 5 cm
Penunjuk : UUK Ka-dep
Terbawah : Kepala
Ketuban : (+)
Penurunan : H III

f. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
HB : 12,5 g/dl

Golongan Darah : AB+


2. Urine
Protein : Negatif (-)
Glukosa : Negatif (-)
134

III. ANALISA
1. Diagnosa
G1P0A0 Hamil Aterm Inpartu Kala I Fase Aktif, JTH, Preskep

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah

dalam proses persalinan dengan keadaan janin baik

a. Tanda –tanda Vital

KU : Baik Kesadaran : Composmentis

TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,70C

Pulse : 84 x/menit RR : 23 x/menit

b. Palpasi

TFU : 33 cm

HIS : 3 x 10’40”

c. Auskultasi

DJJ : 140 x/menit

Sifat : Teratur dan Kuat


Lokasi : Dibawah pusat perut ibu sebelah kanan

d. Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal 07 April 2019, pukul 13:00


WIB
Vulva dan vagina
Portio : Lunak dan tipis
Pendataran : 50%
Pembukaan : 5 cm
Penunjuk : UUK Ka-dep
Terbawah : Kepala
Ketuban : (+)
Penurunan : H III
135

- Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan bidan

2. Melakukan inform choice dan inform concern kepada ibu dan keluarga
- Inform choice dan inform concern telah dilakukan
3. Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang akan mendampingi pada
saat persalinan
- Ibu mengerti dan memilih suami mendampinginya
4. Memberikan support pada ibu supaya persalinan dapat berjalan dengan
lancar
- Support telah diberikan
5. Menganjurkan ibu untuk banyak-banyak mengucapkan istigfar, berzikir
dan berdoa ke pada Allah SWT salah satu do’a yang dianjurkan untuk
ibu lebih nyaman dan tenang dalam menghadapi persalinan yaitu yang
berbunyi :“ Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii Kuntu Minazh
Zhaalimiin ”Artinya :Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha
Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)!
Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri
sendiri” (QS Al-Anbiya’ : 87).
- Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

6. Menganjurkan kepada ibu kencing (BAK) untuk mengosongkan


kandung kemih agar tidak penuh saat proses persalinan dengan
menggunakan pispot
- Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
7. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik dengan cara menghirup
nafas dalam-dalam kemudian mengedan seperti mau BAB dengan
pandangan ibu kearah pusar dan memberitahu ibu macam-macam posisi
dalam persalinan dan memberitahu ibu untuk memilih posisi yang
nyaman dalam proses persalinan
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia melakukannya.

8. Menganjurkan dan menjelaskan pada ibu untuk melakukan pelvic


rocking. Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran
rongga pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan
136

dengan perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi


kanan, kiri, dan melingkar. Pelvic rocking dapat membantu dalam
penguluran atau peregangan otot dan sendi panggul agar kepala bayi
cepat turun dan juga dapat mengurangi ketegangan otot dan menurunkan
intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil.
- Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran bidan.
9. Melakukan observasi KU dan TTV ibu, HIS, DJJ, dan kemajuan
persalinan dalam partograf
- Observasi telah dilakukan
10. Menyiapkan partus set , heating set , alat resusitasi dan obat-obatan
persalinan
- Partus set, heating set ,alat resusitasi dan obat-obatan telah disiapkan.
137

Kala II dilakukan pada tanggal 07 April 2019 Pukul 17:00 WIB-17:30 WIB

Catatan

G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup,
presentasi kepala.
S : Ibu mengatakan ingin meneran, merasa nyeri semakin kuat dan semakin
sering. Ibu merasa ingin buang air besar.
O : Keadaan umum ibu tampak sakit, TD 110/80 mmHg, Suhu 36,6C, Nadi
83x/m, RR 22x/m, Kontraksi uterus 5 x 10’ durasi 45”, DJJ 149x/m, Portio
tidak teraba, Pembukaan 10 cm, Pendataran 100%, Ketuban pecah spontan,
warna jernih, Terbawah kepala, Penunjuk UUK kanan depan, Penurunan
hodge IV (0/5).
A : G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala II, janin tunggal hidup,
persentasi kepala.
P :1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa ibu telah
masuk masa persalinan.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
1. Mengobservasi adanya tanda persalinan Kala II dan terlihat bahwa telah ada
tanda dan gejala kala II yaitu keinginan meneran, ada tekanan anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
(Ada tanda-tanda persalinan kala II)
2. Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang akan mendampingi pada saat
persalinan.
(Ibu mengerti dan memilih suami untuk mendampinginya)
3. Mengajarkan teknik mneran yang baik, yaitu ibu boleh meneran saat ada
his dengan menarik nafas panjang dari hidung kemudian meneran tanpa
mengeluarkan suara dan dagu menempel di dada.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
4. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahka
ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 3 ml ke dalam
wadah partus set.(Tindakan telah dilakukan) Memakai alat perlindungan
diri lengkap seperti celemek, sepatu kedap air
138

(Alat perlindungan diri telah dipakai)


5. Melepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
(Tindakan telah dilakukan)
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wada partus set.
(Tindakan telah dilakukan)
7. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai patikan DJJ dalam batas
normal (120-160x/m)
8. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik.
(Ibu mengerti akan kondisinya)
9. Menyiapkan posisi ibu untuk meneran melakukan pemimpinan meneran
apabila ibu sudah mempunyai dorongan meneran.
(Tindakan telah dilakukan dan tindakan bidan telah dilakukan)
10. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
(Tindakan telah dilakukan)
11. Meletakkan kain bersih yan dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
(Tindakan telah dilakukan)
12. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat.
(Tindakan telah dilakukan)
13. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
(Tindakan telah dilakukan)
14. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tanagn yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Setelah kepala lahir, periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
(Tindakan telah dilakukan kepala bayi sudah lahir dan tidak ada lilitan tali
pusat)
15. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
139

(Tindakan telah dilakukan)


16. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal.
Dengan lembut gerakan kepala kea rah bawah distal untuk melahirkan bah
depan dan kemudian gerakan ke atas distal untuk melahirkan bahu belakang
(Tindakan telah dilakukan)
17. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
(Tindakan telah dilakukan)
18. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungksi bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin). Tanggal 07 April 2019
pukul 17:30 WIB, bayi lahir spontan, jenis kelamin laki laki, panjang badan
48 cm, berat badan 3400 garam, APGAR score 9/10.
(Tindakan telah dilakukan)
19. Melakukan penilaian cepat yaitu apakah bayi menangis atau bernapas/tidak
megap-megap, apakah tonus otot bayi baik/bergerak aktif?
(Bayi bernapas, tonus otot baik, dan bergerak aktif)
20. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua
21. Setelah persalinan, segera jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
(Tindakan telah dilakukan bidan)
22. Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pemotongan tali pusat antara 2 klem tersebut.
(Tindakan telah dilakukan)
23. Menjepit tali pusat dengan umbilical.
(Tali pusat telah dijepit)
24. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh bayi
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti kain
basah dengan kain yang kering. Letakkan bayi di atas dada ibu untuk
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
(Tindakan telah dilakukan)
140

Kala III Pukul 17:30 WIB-17:40 WIB


S : Ibu mengatakan senang setelah melahirkan anak ketiganya, merasa
bersyukur karena jenis kelamin bayi sesuai dengan ibu dan keluarga dan
ibu mengatakan perutnya masih mules.
O : Keadaan umum tampak sakit ringan,Kesadaran Composmentis, Nadi
84x/m, Kontraksi baik, Kandung kemih tidak penuh.
A : P1 A0 Kala III.
P : 1. Memberitahu bahwa plasenta akan lahir. Memberitahu ibu bahwa ia
akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik, dalam 1
menit setelah bayi lahir, berikan oksitosin 10 unit IM (intramuscular)
di 1/3 bawah paha kanan bagian distal lateral.
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan mengetahui akan di suntik
oksitosin)
2. Mengkosongkan kandung kemih dengan cara keterisasi menggunakan
kateter nelaton.
(Kandung kemih telah dikosongkan)
3. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
(Tindakan telah dilakukan)
4. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat.
(Tindakan telah dilakukan)
5. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah
dorsokranial. Minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)
(Tindakan telah dilakukan)
6. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam atau pilin
untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput
ketuban. Plasenta lahir pukul 17:40 WIB, berat 500 gram, PTP 50cm.
141

(Tindakan telah dilakukan)


7. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri dengan gerakan melingkar secara
lembut selama 15 detik.
(Masase telah dilakukan)
8. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastic yang tersedia.
(Tindakan telah dilakukan dan plasenta lengkap)
9. Melakukan pemeriksaan laserasi. Ada laserasi derajat dua dan
melakukan heating pada otot perineum.
(Tindakan telah dilakukan)
Kala IV Pukul 17:40 WIB-19:40 WIB
S : Ibu mengatakan senang setelah melahirkan. Ibu mengatakan perutnya masih
mules dan nyeri pada luka jahitan.
O : Keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis, TD 110/80 mmHg, Nadi
83x/m, RR 23x/m, Suhu 36,7C, TFU 2 jari dibawah pusat.
A : P1A0 Kala IV
P : 1. Memberitahu ibu bahwa saat ibu dalam kala IV yaitu kala pengawasan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
2.Memastika uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
(Uterus teraba keras dan tidak terjadi perdarahan pervaginam)
3.Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda rahim berkontraksi yaitu ibu
akan merasa mules dan perut akan teraba keras. Rahim berkontraksi
berguna untuk mencegah perdarahan.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
4.Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam lalu lakukan penimbangan, pengukuran bayi, beri salep mata
antibiotok profilaksi dan vitamin K1 1 mg IM dip aha kiri anterolateral.
Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan Hepatitis B di paha
kanan anterolateral.
142

(Tindakan telah dilakukan)


5. Memantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan darah
yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada 1
jam kedua kala empat. Jika temuan yang abnormal, tingkatkan frekuensi
observasi dan penilaian kondisi ibu.
(Pemantauan kondisi telah dilakukan)
6. Membersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT, sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian bersih.
(Tindakan telah dilakukan)
7.Menempatkan semua peralatan habis pakai ke dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Kemudian mencucui dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
(Tindakan telah dilakukan)
8.Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
(Tindakan telah dilakukan)
9.Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
(Tindakan telah dilakukan)
10.Melepaskan handscoon dan rendam dilarutan klorin 0,5%.
(Tindakan telah dilakukan)
11.Mencuci tangan dengan air mengalir dan mengeringkannya dengan
handuk bersih.
(Tindakan telah dilakukan)
12.Memastikan ibu merasa nyaman dan menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu makan dan minum yang diinginkan.
(Keluarga mengerti dan melakukannya)
13 Melengkapi partograf.
(Tindakan telah dilakukan)
143

C. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui pada ibu nifas Ny “N” P1A0 di

BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019

Kunjungan Nifas I (6 jam post partum)

Pengkajian Dilakukan Pada:

a. Hari, tanggal : Minggu, 07 April 2019

b. Pukul : 23:40 WIB

c. Tempat : BPM Rusmiati Okta Palembang

I. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
Umur : 23 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42 Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42

RW.08 Kel. 5 Ulu RW.08 Kel. 5 Ulu

b. Alasan Datang
Ibu mengaku habis melahirkan 6 jam yang lalu ibu mengeluh masih terasa
mules pada bagian perut bagian bawah dan colostrum masih sedikit keluar.

c. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Warna : Merah kehitaman
Siklus : ± 30 hari Jumlah : ± 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : Tidak ada
144

2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x
Lamanya : 1 tahun
Umur waktu kawin : 22tahun
3. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Tempat persalinan : BPM Rusmiati Okta Palembang
Waktu persalinan : 04 April 2019, pukul 22:30 WIB
Paritas :1
Komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan : tidak
ada

Jenis kelamin anak : Laki laki


Keadaan anak : Baik
Ketuban pecah : Spontan
Kala I : 10 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Episiotomi : Tidak dilakukan
Kala I : ± 70 cc
Kala II : ± 50 cc
Kala III : ± 40 cc
Kala IV : ± 100 cc
Jumlah perdarahan : 260 cc
Penyulit/komplikasi : Tidak ada
Tindakan pada masa persalinan : Tidak ada

4. Riwayat ambulasi
Kapan mulai ambulasi : 2 jam post partum
Frekuensi : Mulai miring kiri dan kanan
Pusing saat ambulasi : Tidak ada
Mandiri atau memerlukan bantuan orang lain: Bantuan orang lain
145

d. Menyusui

Kapan Mulai Menyusui : 2 jam post partum


Frekuensi : On demand
Penyulit : Tidak ada

e. Tanda bahaya post partum

Mudah lelah atau sulit tidur : Tidak ada


Demam : Tidak ada
Nyeri atau panas saat Buang air kecil : Tidak ada
Sembelit atau Hemoroid : Tidak ada
Sakit kepala terus menerus, Nyeri, bengkak : Tidak ada
Nyeri abdomen : Tidak ada
Cairan Vagina yang berbau busuk : Tidak ada
Payudara
Sakit saat disentuh : Tidak ada
Bengkak : Tidak ada
Putting susu pecah atau lecet : Tidak ada

Kesulitan menyusui : Tidak ada


Kesedihan : Tidak ada
Merasa kurang mampu merawat bayinya sendiri : Tidak ada

f. Data kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan


1. Pola nutrisi
a. Makan
Makan terakhir : 2 jam setelah post partum
Jenis makan : nasi, sayur, lauk, buah
Nasi : sayur seperti sayur bayam, sayur kangkung,
sayur katuk, sayur daun ubi, dll; Lauk pauk seperti ikan, ayam, telur
ayam, dll; Buah seperti pisang, semangka.
2. Pola Istirahat dan Aktivitas
a. Tidur terakhir : 4 jam post partum
b. Lama tidur : ± 2 jam
146

c. Mobilisasi : Miring kiri, miring kanan, dan berjalan ke


kamar mandi 6 jam postpartum
3. Pola Eliminasi
a. BAB terakhir
a) Kapan : 6 jam postpartum
b) Frekuensi : 1x/hari Penyulit : Tidak ada
c) Warna : Kuning kecoklatan Konsistensi : Lunak
b. BAK terakhir
a) Kapan : 4 jam pospartum
b) Frekuensi : 10x/hari Penyulit : Tidak ada
c) Warna : Kuning jernih
4. Genetalia
Warna Lochea : Merah
Jumlah : 1x ganti pembalut
Bau : Khas

g. Data psikososial

Adat/kebiasaan yang dilakukan Selama Masa nifas : Tidak ada


Konsumsi obat-obatan/jamu-jamuan : Tidak pernah

II. DATA OBJEKTIF


1. Tanda-tanda vital
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TD : 120/80 mmHg
d. Pulse : 80 x/menit
e. Suhu : 36,7 o C
f. RR : 24 x/menit
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
a) Kepala
Rambut : Hitam, bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
147

Hidung : Bersih, tidak ada polip


Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Muka : Tidak oedema, tidak pucat
b) Leher
Pembengkakan Kelenjar Tiroid : Tidak ada
Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
c) Dada
Retraksi dinding dada : Tidak ada
d) Payudara
Kesimetrisan : Simetris
Puting : Menonjol
Pengeluaran ASI : Ada
Masa/benjolan/pembengkakan/abses : Tidak ada
e) Abdomen
Keadaan : Baik

Luka bekas operasi : Tidak ada

f) Ekstremitas
Tungkai dan kaki
Varices : Tidak ada
Kemerahan pada betis : Tidak ada
Edema : Tidak ada
g) Genetalia : Bersih, darah dan lendir berwarna merah
kehitaman

b. Palpasi
a) Abdomen

TFU : 2 jari di bawah pusat


Kontraksi : Baik
Konsistensi : Keras
Massa : Tidak ada
Kandung Kemih : Tidak penuh
148

Involution uteri : Baik

b) Genetalia

Hematoma : Tidak ada


Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada
Lochea : Rubra
Laserasi : Ada, Derajat 2

c) Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan

d) Inspekulo : Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA


1. Diagnosa
P1A0 postpartum 6 jam

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa, keadaan ibu baik


KU : Baik TD : 120/80 mmHg
Pulse : 80 x/menit Suhu : 36,7 o C
RR : 24 x/menit TFU : 3 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik Lochea : Rubra
Kandung kemih : Tidak penuh
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu makan nasi,
sayur, lauk pauk, buah, minum susu dan air putih yang cukup.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan
asam mefenamat (3x1 tab/hari), paracetamol (3x1 tab/hari), tablet Fe (1x1
tab/hari) dan amoxcilin (3x1 tab/hari).
149

(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)


4. Menganjurkan ibu untuk melakukan ambulasi dan mobilisasi dini seperti
miring ke kanan dan ke kiri, duduk, dan berjalan. Ambulasi dan mobilisasi
dini ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mempercepat
proses pemulihan.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
5. Mengajarkan ibu dan suami massase fundus uteri, jika terasa mulas dan
keras berarti baik. Jika darah yang keluar dirasakan terasa banyak segera
memanggil petugas kesehatan.
(Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan)
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan merawat
payudaranya agar tetap bersih serta memberitahu ibu cara cebok yang benar
yaitu dari arah depan ke belakang, membersihkan kemaluannya setiap kali
habis BAK atau BAB, mengkompres luka jahitan dengan kassa betadine,
mengganti pembalut jika sudah terasa penuh dan celana dalam apabila
lembab/basah.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
7. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara
membedong bayi dan jangan meletakkan bayi di bawah kipas angin / AC
dalam keadaan terbuka.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif yaitu selama 6
bulan tanpa makanan dan minuman tambahan, serta menyusui bayinya
sesering mungkin yaitu ± 2 jam sekali atau saat bayinya ingin menyusu (on
demand).
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
9. Mengajarkan ibu teknik menyusui yaitu posisi kepala bayi berada disiku
ibu dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu dengan badan bayi lurus,
seluruh areola masuk ke dalam mulut bayi.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
150

10. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat bayi, yaitu dengan
membungkus tali pusat menggunakan kassa steril dan kering tanpa
dibubuhi apapun.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
11. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas yaitu sakit kepala yang
berlebihan dan menetap, penglihatan kabur dan nyeri ulu hati,
pembengkakan pada muka,betis, dan tangan, suhu tubuh 38̊ C (demam),
perdarahan yang banyak dari jalan lahir, nyeri dan kemerahan pada
payudara. Jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan,
ibu dianjurkan untuk segera ke petugas kesehatan terdekat.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi.
(Ibu akan kunjungan ulang)
151

CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PADA Ny.”N” DI RUMAH


BERSALIN RUSMIATI OKTA TAHUN 2019

Kunjungan Nifas ke II Pada hari ke 6 postpartum

Nama : Ny.”N”

Umur : 23 Tahun

Catatan Perkembangan

S : Pada tanggal 13 April 2019 pukul 14.30 WIB dilakukan kunjungan


rumah, ibu mengatakan tidak ada keluhan.
O : Keadaan umum ibu Baik, kesadaran composmentis, TD 120/70 mmHg,
Nadi 80x/m, suhu 36,7°C, pernapasan 24x/m, lochea sanguilenta, TFU
pertengahan pusat dan simfisis, kandung kemih tidak penuh.

A : P1A0 Postpartum 6 hari

P : 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan TTV dalam batas


normal, TD : 120/70 mmHg, suhu : 36,7°C (ibu mengetahui hasil
pemeriksaan)
2. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI nya pada bayi tanpa
diselingi makanan dan minuman tambahan lainnya selama 6 bulan
(ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya)
3. Memberitahu ibu manfaat ASI ekslusif yaitu sebagai imunitas bagi
bayi, bayi tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan, membentuk
ikatan batin antara ibu dan anak, mudah didapat, kandungan gizinya
tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya serta
mempercepat pemulihan rahim (ibu mengerti penjelasan bidan)
4. Memberikan penjelasan tentang tanda bahaya nifas yaitu,mudah
lelah atau sulit tidur, demam, nyeri atau terasa panas saat BAK,
sembelit/haemorroid, sakit kepala hebat, bengkak pada muka tangan
dan kaki, nyeri perut, cairan vagina berbau busuk, perdarahan hebat,
152

payudara sangat sakit saat disentuh, bengkak, dan puting susu lecet.
Jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan, ibu
dianjurkan untuk segera ke petugas kesehatan terdekat (ibu mengerti
penjelasan bidan)
5. Mengingatkan pada ibu untuk tetap mejaga kehangatan bayi, segera
mengganti pakaian bayi bila terasa lembab (ibu mengerti dan akan
melaksanaknnya)
6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan pusar
bayinya walaupun tali pusatnya sudah lepas (ibu mengerti dan akan
melaksanakannya)
7. Memberitahu ibu untuk memeriksakan ke petugas kesehatan jika
ada keluhan (ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
153

Kunjungan Nifas ke II pada tanggal 21 April 2019 di 2 minggu postpartum

Nama : Ny.”N”

Umur : 23 Tahun

Catatan Perkembangan

S : Pada tanggal 21 april 2019 pukul 10.00 WIB dilakukan kunjungan


rumah kembali ibu mengatakan dalam keadaan baik dan tidak ada
keluhan.
O : Keadaan umum ibu Baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg,
Nadi 82x/m, suhu 36,5°C, pernapasan 22x/m, lochea serosa, TFU
Normal, kandung kemih tidak penuh.
A : P1A0 Postpartum 2 minggu
P : 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan TTV dalam batas
normal, TD : 120/80 mmHg, suhu : 36,5°C (ibu mengetahui hasil
pemeriksaan)
2. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu makan
nasi, sayur-sayuran hijau seperti bayam, katu, daun ubi, dll. Lauk-
pauk seperti ayam, ikan, telur, tempe. Buah-buahan seperti apel,
pisang, semangka, dll. Minum susu dan air putih yang cukup serta
mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan (ibu mengerti dan
mau melaksankannya)
3. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan yaitu membersihkannya
setiap mandi, setiap sebelum dan sesudah menyusui, dan
menggunakan bra yang dapat menopang seluruh payudara (ibu
mengerti dan akan melaksanannya)
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yaitu ibu tidur
ketika bayi tertidur (ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
5. Menjelaskan pada ibu tentang macam-macam alat KB (penjelasan
tentang macam-macam KB telah dilakukan dan ibu mengerti)
6. Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian metode KB
(telah dilakukan bidan)
154

7. Menanyakan pada ibu tentang metode KB yang di ambil (ibu


mengatakan berencana ingin menggunakan KB suntik)
8. Mengingatkan kembali pada ibu waktu pemasangan KB Suntik (ibu
mengerti dan akan melakukannya)
9. Mengingatkan pada ibu tentang tata cara mandi nifas (ibu mengerti
dengan penjelasan bidan dan akan mandi nifas)
155

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus pada bayi Ny
“N” Di BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019

Kunjungan Neonatus I ( 6 jam )

Pengkajian Dilakukan Pada:

a. Hari, tanggal : Minggu, 07 April 2019

b. Pukul : 23:30 WIB

c. Tempat : BPM Rusmiati Okta Palembang

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata

Nama Bayi : By.Ny. “N”


Umur : 6 jam
Tanggal lahir : 07 April 2019
Jam lahir : 17:30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
BBL : 3400 gram
PBL : 48 cm
Kelahiran : Spontan

Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”

Umur : 23 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42 Alamat : Jl.Terusan 1 RT. 42

RW.08 Kel. 5 Ulu RW.08 Kel. 5 Ulu


156

B. Riwayat Kehamilan

1. ANC : 12x di : BPM Rusmiati Okta dan Puskesmas 1 Ulu


2. TT : 2x di : BPM Rusmiati Okta
3. Riwayat penyakit kehamilan : Tidak ada

C. Riwayat Persalinan

Jenis persalinan : Spontan

Ditolong oleh : BPM Rusmiati Okta

Ketuban pecah : Spontan

Kala I : 10 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

Tindakan persalinan : Tidak ada

Plasenta : Lengkap

Tali pusat : 50 cm

Komplikasi : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 129 x/menit
RR : 45 x/menit
Temp : 36,70C
PB : 48 cm
BB : 3400 gram
157

2. Pemeriksaan Antopometri
a. Kepala
Rambut : Hitam
Pembekakan/benjolan : Tidak ada
Fontanel : Ada
Sutura : Tidak ada molase
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematoma : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
b. Muka
Keadaan : Tidak ada kelainan
Warna : Kemerahan
c. Mata
Keadaan : Normal
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak anemis
Tanda-tanda Infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : (+) ka / (+) ki
d. Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
e. Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Tidak ada labia palato
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks Rooting : (+) Menoleh saat disentuh pipi
Refleks Sucking : (+) Menghisap kuat saat disusui
Refleks Swallowing : (+) Menelan saat disusui
158

f. Telinga
Keadaan : Normal, tidak ada serumen
Daun telinga : Simetris
g. Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Normal
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic neck : (+) Kepala bayi ditolehkan ke satu sisi
selagi beristirahat
h. Dada
Keadaan : Simetris
Puting susu : Ada
Frekuensi dan Bunyi Nafas : 45x/menit
Frekuensi dan Bunyi Jantung : 129x/menit
i. Abdomen
Keadaan : Baik
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti pembengkakan, pengeluaran seperti nanah.
Perdarahan : Tidak ada
j. Kulit
Keadaan : Baik
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
k. Genitalia
a. Laki-laki
Keadaan : Baik
Kesimetrisan : Simetris
Kebersihan : Bersih
Skrotum :Testis sudah turun menutupi
skrotum
159

l. Punggung dan anus


Gerakan pada panggul : Normal
Tulang belakang : Tidak ada benjolan
Anus : Ada
m. Ektremitas
a) Bahu lengan dan tangan

Kesimetrisan : Simetris
Gerakan Aktif
Jumlah jari : Lengkap (10 Jari)
Refleks grasping : (+) ka / (+) ki Menggenggam saat
disentuh telapak tangan

b) Tungkai dan kaki


Bentuk : Simetris
Pergerakan : Aktif
Jumlah Jari : Lengkap (10 Jari)
Refleks babinski : (+) ka / (+) ki Saat telapak kaki
disentuh,jempol kaki fleksi sementara jari- jari lain ekstensi
Refleks Walking : (-) ka / (-) ki Belum bisa melangkah

3. Pemeriksaan Khusus
No. Kriteria 0-1 1-5 5-10
Menit Menit Menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 1 2 2
3 Tonus otot 2 2 2
4 Refleks 1 1 2
5 Warna kulit 2 2 2
Jumlah 8 9 10

4. Sistem syaraf
Refleks moro : (+) Memeluk saat dikagetkan
160

5. Pemeriksaan Antropometri
a. Lingkar kepala

Circumferentia suboccipito bregmatica : 31 cm


Circumferentia Fronto occipito : 34 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm
DMO : 13,5 cm
CFO : 12 cm
b. Lila : 11 cm
c. Lingkar Dada : 33 cm

6. Eliminasi
a. Urine (BAK dalam 6 jam)
Frekuensi : 2x
Warna : Kuning jernih
Penyulit : Tidak ada
b. Mekonium

Warna : Hijau kehitaman

c. Feaces (BAB dalam 6 jam)

Frekuensi : 1x

Warna : Hijau kehitaman

Penyulit : Tidak ada

III. ANALISA DATA


Neonatus 6 jam

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik
a. KU : Baik
b. Nadi : 129 x/menit
c. RR : 45 x/menit
161

d. Temp : 36,70C
e. PB : 48 cm
f. BB : 3400 gram
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya)
2. Mengingatkan kepada keluarga untuk mengadzankan dan iqomah
bayinya jika belum. Pemberian adzan dan iqomah pada bayi bertujuan
agar kalimat pertama yang didengar adalah kalimat tayyibah dan
dijauhkan dari setan yang terkutuk. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW dari Rafi’ yang artinya: “ Aku melihat sendiri Rasulullah
mengadzankan Hasan bin Ali pada telinganya, ketika ia baru
dilahirkan oleh Fatimah.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
(Keluarga mengatakan sudah mengadzankan dan iqomah bayinya)
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh
bayinya dengan cara membedong bayi dan jangan meletakkan bayi di
bawah kipas angin/AC dalam keadaan terbuka.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
4. Memberitahu ibu agar tidak membersihkan verniks atau yang seperti
lemak putih pada bayi karena verniks berguna untuk mencegah bayi
dari infeksi
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand atau
sesuai kebutuhan bayi serta menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan
apapun.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan pusar bayi dengan cara
mengganti kassa steril setiap habis mandi, ketika kotor/basah dan
tidak membubuhkan apapun pada tali pusar bayi.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
7. Memberikan imunisasi Hb0 secara IM di 1/3 paha luar sebelah kanan
bayi.
(Imunisasi telah diberikan)
162

8. Menjadwalkan kunjungan ulang kepada ibu 1 minggu kedepan pada


tanggal 14 April 2018 untuk dilakukan imunisasi BCG dan polio 1
pada bayi.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
163

CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA By Ny. ”N” DI BPM


RUSMIATI OKTA TAHUN 2019

Kunjungan Neonatus ke II Hari ke 6 postpartum pada tanggal 13 April 2019

Catatan Perkembangan

S : Pada tanggal 13 April 2019 pukul 14:30 wib dilakukan kunjungan


rumah. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan mau menyusu
secara teratur dan tali pusat bayinya sudah lepas pada hari ke-6.
O : Keadaan bayi baik, kesadaran composmentis, nadi 132x/menit, RR
42x/menit, BB 3600 gram, refleks hisap bayi baik, warna kulit
kemerahan, dan tali pusat sudah lepas pada hari ke-6.
A : Neonatus 6 hari
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Nadi : 132x/menit
d. RR : 42x/menit
e. Suhu : 36,7°C
f. BB : 3600 gram
(ibu mengerti penjelasan bidan)
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya dengan
mengganti popok bayi setiap kali selesai BAK atau BAB ,
memandikan bayi 2x sehari
(ibu mengerti dengan anjuran bidan dan akan melakukannya)
3. Mengingatkan ibu untuk memberikan bayinya ASI ekslusif (ibu
masih mengingat penjelasan bidan untuk memberikan bayinya ASI
Ekslusif 6 bulan tanpamakanan tambahan dan menyusui bayinya
terus-menerus setiap 2 jam sekali)
4. Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya (ibu masih
mengingat anjuran bidan pada saat 6 jam setelah melahirkan kemarin
164

untuk selalu menjaga kehangatan dan akan mengganti baju bayinya


saat terasa lembab atau basah)
5. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir (ibu masih
mengingat tentang tanda bahaya bayi baru lahir demam / panas
tinggi, tidak mau menyusu, lemah, mata bayi bernanah, kejang, diare/
BAB ≥3x sehari, tali pusat kemerahan sampai dinsing perut bayi,
berabu/bernanah. Jika bayi mengalami salah satu tanda bahaya
diatas, segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat)
6. Memberitahu ibu tentang imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 07 Mei
2019.
(ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang, jika ada
keluhan yang terjadi pada bayinya tidak ingin menyusu, bayinya
mengalami ikterik (ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
165

Kunjungan Neonatus ke III 2 minggu postpartum pada tanggal 21 April


2019
Catatan perkembangan
S : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan mau menyusu secara
teratur, bayi mendapatkan cukup ASI.
O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, nadi 143x/menit, suhu
36,5°C, pernapasan 42x/menit, Berat badan 3900 gram.
A : Neonatus 2 minggu
P : 1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan bayinya suhu : 36,5°C,
pernapasan : 42x/menit, nadi : 143x/menit, Berat badan : 3900 gram.
(ibu mengerti penjelasan bidan)
2. Mengingatkan ibu untuk memberikan bayinya ASI ekslusif (ibu
masih mengingat penjelasan bidan untuk memberikan bayinya ASI
Ekslusif 6 bulan tanpa makanan tambahan dan menyusui bayinya
terus-menerus setiap 2 jam sekali)
3. Menanyakan kembali apakah ibu tetap menjaga kebersihan bayinya
dan kenyamanan bayi dengan cara segera mengganti pakaian bayi
bila terasa lembab, atau basah , sehingga terhindar dari iritasi kulit (
ibu selalu menjaga kebesihan bayinya)
4. Menanyakan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi (ibu
mengingat yang dijelaskan bidan tentang tanda bahaya bayi seperti
mata bayi bernanah, bayi kuning, bayi tidak mau menyusu, bayi
muntah, demam, tali pusat merah)
5. Memberikan imunisasi BCG dan Polio pada bayi (imunisasi telah
diberikan bidan)
6. Mengingatkan ibu membawa bayinya untuk diberikan imunisasi
dasar sesuai jadwal yang telah ditentukan (ibu mengerti penjelasan
bidan dan akan membawa bayinya untuk imunisasi berikutnya)
166

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan penulis akan mencoba untuk membahas “Asuhan


Kebidanan pada Ny.”N” di BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019”
tentang asuhan kebidanan pada masa kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir.

A. Masa Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. kehamilan normal akan
berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan terdapat dari kalender
internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir. kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester
II berlangsung minggu ke-13 hingga ke-27 dan trimester III berlangsung dari
minggu ke-28 hingga ke 40. (Saifuddin, 2013).

Dari Data Subjektif di didapatkan Ny.”N” berumur 23 tahun, hal ini


masih dikatakan normal. Menurut (Depkes, 2010) bahwa faktor resiko umur
masa hamil adalah primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Bila umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat
menyebabkan anemia bahkan perdarahan seperti terjadinya abortus, plasenta
previa dan sulosio plasenta. ibu mengaku hamil anak ketiga , hal ini masih
dikatakan normal. Menurut (Depkes, 2010) bahwa ibu yang akan memgalami
faktor resiko bila jumlah lebih dari empat. Dari data pendidikan didapatkan
pendidikan terakhir ibu SMA. Menurut teori (Sulistyawati, 2009) pendidikan
akan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya. Sedangkan menurut teori (Jannah, 2012) tingkat
pendidikan seorang ibu hamil sangat berperan dalam kualitas perawatan
kehamilan. Penguasaan pengetahuan juga erat pengaitannya dengan tingkat
pendidikan seseorang. dan didapatkan pekerjaan ibu adalah seseorang ibu
rumah tangga artinya pekerjaan ibu tidak terlalu berat. Hal ini sesuai dengan

166
167

teori (Sukistyawati, 2010) wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktivitas
yang dijalani tidak boleh terlalu berat.
Pada kasus Ny.”N” bidan menganjurkan ibu untuk ber-KB agar dapat
mengatur jarak dan jumlah anak. Hal ini sesuai dengan teori (Sulistyawati,
2013) keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan maka dari itu pemerintah merencanakan
program atau cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. pada proses
kehamilan saat ini berlangsung dengan normal.

Pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 10.00 WIB, penulis bertemu


dengan Ny”N” sebagai objek untuk pengambilan studi kasus yang sedang
berkunjung ANC di BPM Rusmiati Okta. Selama hamil Ny.“N” memeriksakan
kehamilannya sebanyak 9 kali, yaitu 3 kali pada trimester I, 3 kali pada
trimester II, dan pada trimester III sebanyak 3 kali. Hal ini sesuai dengan teori
(Saifuddin, 2013) kunjungan kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu
trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester II berlangsung minggu
ke-13 hingga ke-27 dan trimester III berlangsung dari minggu ke-28 hingga ke
40. Telah dilakukan dari pemeriksaan kehamilan pertama didapatkan usia
kehamilan ibu 31 minggu hari, pemeriksaan kedua usia kehamilan 35 minggu,
pemeriksaan ketiga usia kehamilan 38 minggu 4 hari pada TM III hal ini
sesuai dengan teori (Marmi, 2014) Trimester I (Umur Kehamilan 0-12
minggu), Trimester II (Umur Kehamilan 12-28 minggu), Trimester III (Umur
Kehamilan 28-40 minggu). Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik dan kenyataan di lahan praktik dalam kunjungan ANC pada asuhan
kebidanan tersebut.

Dari data objektif telah dilakukan pemeriksaan meliputi : pada


pemeriksaan kehamilan pertama: Keadaan umum Baik, TD 110/70 mmHg,
Nadi 82 x/menit, Suhu 37oC, pernafasan 22 x/menit, Sebelum hamil 36 kg,
Saat hamil 43 kg, Lila 23 cm, TFU 24 cm, DJJ 130 x/menit, Hb 12,5 gr. pada
pemeriksaan kedua: Keadaan Umum Baik, TD 110/80 mmHg, Nadi 82x/
menit, Suhu 36,7oc, pernafasan 22x/ menit, DJJ 143 x/m, TFU 28 cm. pada
pemeriksaan ketiga Keadaan Umum ibu Baik, TD : 110/70 mmHg, Pulse 83x/
168

menit, TFU 33 cm, Suhu 36,5 oc, RR 24 x/menit, DJJ 140 x/m. Pada
pemeriksaan tekanan darah hal ini sesuai dengan teori Pusdiklatnakes (2014)
yang mengatakan bahwa tekanan darah yang normal adalah 110/80-130/90
mmHg.

Menentukan status gizi dengan cara mengukur Llila teori (Pusdiklat


2014) yang mengatakan bahwa normal LILA ibu hamil minimal 23,5 cm. Jika
kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil dikatakan KEK (Kekurangan Energi
Kronis). Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).

Pada pemeriksaan DJJ sesuai dengan teori (Pusdiklat 2014) yang


mengatakan bahwa penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat
janin.

Dalam melakukan pemeriksaan kehamilan , tenaga kesehatan harus


memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari Pemeriksaan
kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori (Dewi, 2015) pada Ny.”N” mengikuti
standar “10 T” yaitu : Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Nilai status
gizi bruk (Lila), Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian imunisasi tablet Tetanus
Toksoid lengkap, Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
Test terhadap penyakit infeksi menular seksual, Tes laboratorium, Temu
Wicara dalam rangka persiapan rujukan. Hal ini sesuai dengan kenyataan di
lahan praktik BPM Rusmiati Okta mengenai standar 10 T pemeriksaan
kehamilan (BPM Rusmiati Okta, 2019)
Kenyataan di lahan praktik BPM Rusmiati Okta mengenai standar 10
T pemeriksaan kehamilan.
Pada awal kehamilan ibu merasa mual muntah pada pagi hari, hal ini
bukanlah suatu hal yang patologis karena menurut ( Wiknjosastro, 2010)
bahwa pengaruh hormone estrogen dan progesterone menyebabkan terjadinya
pengeluaran asam lambung pada pagi hari (morning sickness). Menurut penulis
169

tidak ada kesenjangan anatar teori dan kenyataan di lahan praktik mengenai
keluhan ibu pada trimester I.
Ny.”N” mengaku dapat dapat merasakan gerakan janin. Gerakan
ini dapat dirasakan pasien pertama kali usia kehamilan ± 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada usia kehamilan 16 minggu dan minimal
gerakan janin yang dirasakan ibu lebih dari 10 kali dalam 24 jam dan dapat
menjadi salah satu tanda pasti terjadinya kehamilan pada Ny”N”. Menurut
penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktik pada
asuhan kebidanan tersebut.
Selama penulis melakukan pengkajian pada setiap kali ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan keluhan yang dirasakan ibu masih dalam
keadaan fisiologis seperti: sering buang kecil . Menurut (Rukiyah, 2013)
fisiologis kehamilan terutama trimester tiga ibu sering mengeluh buang air
kecil, penyebabnya adalah kepala janin yang mulai turun kebawah pintu atas
panggul sehingga menekan kandung kemih dan menyebabkan ibu sering buang
air kecil. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di
lahan praktik menganai keluhan-keluhan yang dialami selama kehamilan.
Pada kehamilan ini penulis melakukan pemeriksaan palpasi pada
kunjungan pertama yakni : Leopold I, Pada usia kehamilan 31 minggu 6 hari
Tinggi fundus uteri berada 3 jari diatas pusat (Mcd: 24 cm), hal ini tidak sesuai
dengan teori Sulistyawati (2012) yang mengatakan bahwa pada usia 31 minggu
6 hari Tinggi fundus uteri (TFU) berada pada pertengan pusat dan px dengan
normal TFU 29,5-30 cm. Pada Leopold I bagian atas fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting (bokong), Leopold II bagian kanan perut ibu teraba
panjang, keras seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III bagian terbawah teraba
bulat, keras, dan melenting (kepala), Leopold IV kepala janin belum masuk
pintu atas panggul (PAP) atau konvergen. tafsiran berat janin (24 cm – 12) x
155 gram = 1860 gram. Hasil pemeriksaan Leopold telah sesuai dengan teori
Dewi,dkk (2015) yang mengatakan bahwa pemeriksaan Leopold I bertujuan
untuk menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus,
Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan
170

atau kiri perut ibu, Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
ada di bawah uterus, Leopold IV bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah bagian tersebut sudah
masuk/melewati pintu atas panggul.

Pada pemeriksaan kehamilan kedua Penulis telah melakukan


pemeriksaan palpasi dengan hasil Leopold I, Tinggi fundus uteri pertengahan
pusat dan prosesus xiphodeus (Mcd: 28 cm), hal ini tidak sesuai dengan teori
Sulistyawati (2012) yang mengatakan bahwa pada usia 35 minggu Tinggi
fundus uteri (TFU) berada pada setinggi processus xiphoideus dengan normal
TFU 32 cm. Pada Leopold I bagian atas fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (bokong), Leopold II bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras
seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin (ekstremitas), Leopold III bagian terbawah teraba bulat, keras, dan
melenting (kepala), Leopold IV kepala janin belum masuk pintu atas panggul
(PAP) atau konvergen. tafsiran berat janin (28 cm – 12) x 155 gram = 2480
gram. Hasil pemeriksaan Leopold telah sesuai dengan teori Dewi,dkk (2015)
yang mengatakan bahwa pemeriksaan Leopold I bertujuan untuk menentukan
tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus, Leopold II bertujuan
untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri perut ibu,
Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus,
Leopold IV bertujuan unutk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan
untuk mengetahui apakah bagian tersebut sudah masuk/melewati pintu atas
panggul.

Pada Pemeriksaan kehamilan ketiga Penulis telah melakukan


pemeriksaan palpasi dengan hasil Leopold I, Tinggi Fundur uteri Pertengahan
pusat dan prosesus xiphoideus (Mcd 33 cm), hal ini sesuai dengan teori
Sulistyawati (2012). Pada Leopold I bagian atas fundus teraba bulat, lunak, dan
tidak melenting (bokong), Leopold II bagian kanan perut ibu teraba panjang,
keras seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III bagian terbawah teraba bulat,
keras, dan melenting (kepala), Leopold IV kepala janin sudah masuk pintu atas
171

panggul (PAP) atau divergen (3/5). Hal ini telah sesuai dengan tafsiran berat
janin (33 cm – 11) x 155 gram = 3410 gram. Hasil pemeriksaan Leopold telah
sesuai dengan teori Dewi,dkk (2015) yang mengatakan bahwa pemeriksaan
Leopold I bertujuan untuk menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin
yang di fundus, Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
di sebbelah kanan atau kiri perut ibu, Leopold III bertujuan untuk mengetahui
bagian janin yang ada di bawah uterus, Leopold IV bertujuan unutk
mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah
bagian tersebut sudah masuk/melewati pintu atas panggul.

Jarak penyuntikan dari immunisasi TT1 ke TT2 yaitu 4 minggu dengan


lama perlindungan 3 tahun (Walyani,2015). Penyuntikan TT1 pada Ny”N”
dilakukan pada pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan standar asuhan minimal
antenatal (Walyani, 2015) yang menyatakan bahwa ibu hamil minimal
memiliki status immunisasi TT agar mendapatkan perlindungan terhadap
infeksi tetanus. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
pada asuhan kebidanan tersebut.
Pada kunjungan kehamilan pertama diberikan 30 tablet Fe
(B6,Kalk,Asam Folat), kunjungan kehamilan kedua 30 tablet (tablet Fe, B12, B
comp, Kalk), dan kunjungan kehamilan ketiga 30 tablet (B6, B12,tablet Fe,
Kalk, Asam Folat). Hal ini sesuai dengan teori (Pusdiklatnakes, 2014) yaitu
minimal 90 tablet selama kehamilan untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
Pada kunjungan ini Ny.”N” juga diberikan tablet penambah darah atau tablet
Fe. Maka tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik..

Tablet penambah darah dapat diberikan sesegera mungkin setelah rasa


mual hilang yaitu satu tablet sehari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam Folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet.
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan
mengganggu penyerapan (Walyani, 2015). Ibu diberikan tablet Fe pada
trimester II sebanyak 30 tablet dan pada trimester III sebanyak 90 tablet.
Ny”N” mau meminum tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang diberikan
172

bidan. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada
asuhan kebidanan tersebut.
Selama kunjungan dilakukan, Ny”N” melakukan pemeriksaan Hb
yaitu pada kunjungan pertama dengan menggunakan Hb sahli dengan hasil Hb
yaitu 12,5gr% pada kunjungan kedua dan ketiga, hasil Hb yaitu tidak dilakukan
pemeriksaan. Dari hasil pengkajian bahwa ibu mempunyai kadar Hb yang
Normal Hal ini sesuai dengan teori ( Depkes RI, 2012) anemia dapat di
golongkan berdasarkan hasil pemeriksaan sahli yakni : Hb 11gr% : tidak
anemia, Hb 9-10 gr% : anemia ringan, Hb 7-8 gr% : anemia sedang, dan Hb <
7 gr% : anemia berat. Sehingga tidak muncul diagnose karena Hb ibu normal.
Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan
kebidanan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan (Permenkes, 2014).
Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan
kebidanan tersebut.
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya
pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, IMD dan ASI Eksklusif, KB pascasalin, dan lain
sebagainya (Permenkes, 2014).
Pada asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. “N”, telah ditegakkan
diagnose yaitu G1P0A0 hamil 38 minggu 4 hari, janin tunggal hidup, preskep.
Maka konseling yang diberikan berupa anjuran konsumsi makanan dengan gizi
seimbang istirahat yang cukup, mengingatkan tentang tanda bahaya kehamilan,
tanda-tanda dan persiapan persalinan, menganjurkan ber-KB setelah
melahirkan, mengingatkan untuk meminum tablet Fe untuk mencegah anemia,
dan menganjurkan untuk kunjungan ulang. Menurut penulis tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan kebidanan tersebut.
173

Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan


fisik pemeriksaan khusus kebidanan secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi tidak temukan adanya masalah dengan demikian kehamilan Ny”N”
adalah kehamilan normal.

B. Masa Persalinan
Pada persalinan Ny.“N” melahirkan secara normal dengan kehamilan
cukup bulan yaitu pada usia kehamilan 39 minggu 2 hari (aterm). Persalinan
Ny.”N” dikatakan normal karena sesuai dengan teori Sulistyawati (2012) yang
mengatakan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan (usia kehamilan 37 minggu-42 minggu)
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lahir, dengan
bantuan atau kekuatan sendiri. Ibu melahirkan secara spontan dengan
presentasi kepala, persalinan berlangsung normal. Proses ini dimulai dari
adanya kontraksi adekuat, tanda-tanda gejala kala II dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
Pada persalinan kala I Ny.“N” tanggal 07 April 2019 pukul 08:00
WIB datang ke BPM Rusmiati Okta Palembang bersama keluarganya,
mengaku hamil 9 bulan anak ketiga, ibu mengeluh mules perut bagian bawah
sampai ke pinggang sejak pukul 07:00 WIB, disertai keluar lendir bercampur
darah dari kemaluan ibu sejak pukul 07:30 WIB. Ibu mengaku belum keluar
air- air. Ibu merasa cemas, gelisah dengan kondisi tersebut. Pada pukul 13:00
WIB penulis melakukan pemeriksan dalam dengan hasil portio tebal,
pembukaan 5 cm, pendataran 50 %, ketuban Positif (utuh), terbawah kepala,
penunjuk ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan hodge II (4/5). Hal tersebut
berarti Ny.“N” sudah menunjukkan tanda-tanda inpartu. Hal ini sesuai dengan
teori Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa terjadinya his persalinan seperti
pinggang terasa nyeri, kontraksi uterus semakin kuat, dan pengeluaran lendir
disertai darah dari vagina.

Persalinan pada kala I fase aktif pada kasus Ny.“N” berlangsung ± 10


jam dari pembukaan 5 cm sampai pembukaan 10 cm (lengkap) sehingga dapat
diperkirakan lama kala I pada kasus Ny.“N” selama ± 10 jam. Hal ini sesuai
174

dengan teori Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa lama kala 1 pada
persalinan berlangsung 10-12 jam pada primipara dan 6-8 jam pada multipara.
Berdasarkan kurve friedman, perhitungan pembukaan pada primigravida 1
cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Pada kala I fase aktif, berdasarkan teori pemantauan kemajuan


persalinan dilakukan dengan menggunakan partograf yang meliputi: keadaan
ibu (nadi setiap 30 menit, tekanan darah 4 jam, suhu setiap 4 jam dan urine 2-4
jam) dan kondisi janin (DJJ setiap 30 menit, warna ketuban, penyusupan/
molase). Pembukaan serviks setiap 4 jam, penurunan kepala setiap 4 jam dan
kontraksi uterus setiap 30 menit dan memantau tanda-tanda kala II seperti
adanya dorongan meneran, anus dan vulva membuka, perineum menonjol.
Selama kala I fase aktif Ny.“N” telah dilakukan penulis pemantauan sesuai
dengan teori tersebut dan partograf tidak melewati garis waspada (Rohani, dkk,
2012).

Pada kala 1 fase aktif, penulis melakukan pengendalian rasa nyeri


pada Ny.”N” dengan cara gerakan tubuh yang berirama seperti berlutut sambil
bergoyang disangga suami dan hasilnya Ny.”N” merasa bahwa rasa nyeri yang
dirasakan dapat terkendali. Hal ini sesuai dengan teori Rohani,dkk (2012) yang
mengatakan bahwa pengendalian rasa nyeri dapat dilakukan dengan cara
gerakan gerakan tubuh yang berirama seperti berlutut sambil bergoyang
disangga pasangan (suami).

Pada persalinan kala II 07 April 2019 terjadi pada pukul 17.30 WIB.
Ny.”N” mengatakan ingin meneran, merasa nyeri semakin kuat dan semakin
sering serta merasa ingin buang air besar. Penulis melakukan pemeriksaan
inspeksi, dengan hasil pengeluaran darah bercampur lendir semakin banyak,
dan tampak tanda-tanda kala II, seperti anus dan vulva membuka, perineum
menonjol, kepala janin telah terlihat di introitus vagina dan pembukaan sudah
lengkap. Hal ini sesuai dengan teori Rohani, dkk (2012) yaitu ibu merasakan
ingin meneran, makin meningkatnya tekanan rektum dan vagina, vulva dan
sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
175

Sedangkan tanda pasti kala II pembukaan serviks lengkap dan terlihat bagian
kepala bayi pada introitus vagina.

Pada saat menolong persalinan, pemakaian alat seperti alat pelindung


diri (APD) sudah mulai diterapkan di lahan praktek untuk menolong persalinan
seperti menggunakan apron (celemek), handscoon, sepatu boat, namun untuk
kacamata google, masker dan penutup kepala tidak dipakai karena alasan lahan
praktek kurang efektif dan dapat membuat pasien merasa tersingung. Oleh
karena itu, menurut penulis hal ini tidak perlu dilakukan, selain itu alat-alat
instrument yang digunakan seperti partus set, heating set dan resusitasi set serta
handscoon digunakan dalam keadaan steril sehingga pertolongan persalinan
berlangsung dengan aman dan bersih sesuai dengan prinsip asuhan persalinan
normal (Prawirohardjo, 2014).

Persalinan kala II pada Ny.“N” berlangsung selama ± 30 menit. Hal


ini sesuai dengan teori Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa kala II pada
primipara berlangsung selama 1-1,5 jam dan pada multipara 0,5-1 jam.

Setelah bayi lahir dikeringkan kemudian langsung diletakan diatas


perut ibu, untuk kontak langsung dan melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
selama 30 menit sampai 60 menit pertama. Hal ini sesuai dengan teori
Prawirohardjo (2014) yang mengatakan setelah bayi lahir letakkan bayi agar
ada kontak kulit ibu ke kulit bayi/IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

Pada pukul 17:40 WIB, 07 April 2019 penulis melakukan manajemen


aktif kala III yang berlangsung 10 menit pada Ny.“N” yaitu dengan cara
memberikan oksitosin suntikan 10 IU secara IM di1/3 paha atas bagian luar
(distal lateral), setelah memastikan tidak ada janin kedua dengan cara
memegang tali pusat lebih dekat dengan vulva untuk mencegah terjadinya
avulse (putus), meletakkan tangan lain pada abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat diatas simfisis pubis untuk meraba kontraksi yang kuat, lalu
menegangkan tali pusat saat terjadi kontraksi yang kuat dengan satu tangan dan
tangan lainnya (pada dinding abdomen) menekan uterus kearah lumbal dan
kepala ibu (Dorso kranial) untuk mencegah terjadinya inversio uteri, kemudian
176

saat plasenta lepas, yang ditandai dengan uterus membulat, tali pusat
memanjang, dan semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir. Penulis melakukan
peregangan tali pusat terkendali (PTT) dengan gerakan dorso kranial,
membantu lahirnya plasenta dengan gerakan memilin searah jarum jam.
Setelah itu penulis melakukan masasse fundus uteri sambil memeriksa
keutuhan plasenta. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2014) yang
mengatakan bahwa dilakukan manajemen aktif kala III untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif, sehingga dapat mempersingkat waktu dan
mencegah perdarahan yang terdiri dari pemberian suntikan oksitosin dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali
(PTT) dan masasse fundus uteri.

Pada tanggal 07 April 2019 Pukul 19:40 Kala IV berlangsung selama


2 jam dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Dengan
memantau nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan. Kala IV pada Ny.“N” terdapat robekan dijalan lahir derajat 2 di
kulit perineum dan otot perineum sehingga dilakukan penjahitan. Tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea rubra, kandung kemih
tidak penuh. Hal ini sesuai berdasarkan teori Rohani, dkk (2012).

Hasil observasi Kala IV pada Ny.“N” yaitu TTV batas normal 110/70-
110/80 mmHg, suhu 36,6 ºC-36,7ºC, Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, konsistensi keras, kandung kemih tidak penuh, lochea rubra,
pengeluaran darah selama proses persalinan yaitu pada kala I ± 60cc, kala II
±50 cc, kala III ± 35cc, kala IV ± 100cc, jumlah pengeluaran darah yang
dialami yaitu ± 245cc. Pada kasus Ny.“N” dalam batas normal serta hasil
pemantauan hasil kala IV terlampir pada askeb. Hal ini sesuai dengan teori
Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa perdarahan persalinan dianggap
normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500cc.

C. Masa Nifas
Dari data objektif didapatkan pemeriksaan Keadaan Umum, TD, Nadi,
Suhu, Pernafasan, pengeluaran ASI, TFU, dan Lokhea. Dari hasil pemeriksaan
177

didapatkan diagnosa Ny.”N” P1A0 Kunjungan masa nifas dilakukan untuk


menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi pada 6 jam post partum, 6 hari post
partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu post partum (Rukiyah, 2010).
Kunjungan nifas pada Ny “N” dilakukan kunjungan 6 jam, 6 hari, 2 minggu
dan kunjungan 6 minggu. Hasil dari kunjungan 6 hari sampai 6 minggu
postpartum tidak ditemukan masalah atau komplikasi apapun. Tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Kunjungan I, 6 jam post partum pada Ny “N” tinggi fundus uterus 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus baik, kandung kemih
tidak penuh, lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan tidak
terjadi perdarahan. Menurut teori bahwa tinggi fundus uteri pada 6 jam
postpartum adalah 2 jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea rubra
selama 2 hari pasca persalinan (Dewi,2011). Hal ini tidak ada kesenjangan
dengan teori.
Kunjungan II, 6 hari postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik
(Dewi,2011). Hasil pemeriksaan pada Ny “N” adalah tinggi fundus uteri
pertengahan antara pusat dan sympisis, kontraksi uterus baik, konsistensi
uterus baik, pengeluaran lochea sanguilenta, bau khas, konsistensi cair, ibu
memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan dan ibu istirahat yang cukup,
pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan bayinya. Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori.
Kunjungan III, 2 minggu postpartum adalah menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik
(Dewi,2011). Hasil pemeriksaan pada Ny “N” adalah tinggi fundus uteri pada 2
minggu postpartum sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea serosa, ibu
memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan selama masa nifas dan ibu
istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan
178

baik dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Dari hasil pemantauan tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Kunjungan IV, 6 minggu postpartum adalah menanyakan pada ibu
tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. Memberikan konseling
untuk KB secara dini (Dewi, 2011). Hasil pemeriksaan pada Ny “N” adalah
tinggi fundus uteri pada 6 minggu postpartum sudah tidak teraba lagi.
Menganjurkan ibu untuk ber-KB dan ibu ingin menggunakan KB Suntik 3
bulan . Hasil pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori. Selama masa
nifas Ny “N” tidak adanya penyulit dan komplikasi.
Selama masa nifas Ny.N mengalami kondisi yang normal, tidak ada
kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada, asuhan yang diberikan
penulis sesuai dengan teori Dewi, (2013) yang mengatakan bahwa kunjungan
nifas pertama 6-8 jam postpartum, kunjungan kedua 6 hari postpartum,
kunjungan ketiga 2 minggu postpartum dan kunjungan keempat 6 minggu
postpartum.

D. Bayi Baru
Dari Data Subjektif dilakukan pemeriksaan meliputi, Nama Bayi,
Umur, Jenis Kelamin. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan meliputi
Keadaan Umum, Jenis Kelamin, Nadi, Pernafasan,Suhu, BBL, PBL, dan Tali
Pusat, Genetalia, pada pemeriksaan didapatkan diagnosa Bayi “N” Umur 6
Jam. Lahir cukup bulan masa gestasi 40 minggu, lahir spontan pukul 17.30
WIB tidak ditemukan adanya masalah, menangis spontan, kuat, tonus otot
positif (+) warna kulit kemerahan jenis kelamin laki-laki, anus (+) dan tidak
ada cacat bawaan. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu
jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan dan tetap jaga kehangatan,
potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan Inisiasi Menyusui
Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan ibu, suntikkan vitamin K sebanyak
0,1 ml secara IM di paha sebelah kiri (1/3 distal anterior) dan salep mata
kemudian setelah 1 jam diberikan injeksi HB0 0,5 ml secara IM di paha sebelah
kanan (1/3 distal anterior) tindakan injeksi dilakukan setelah inisiasi menyusui
dini (Rukiyah, 2012).
179

Kunjungan I, 6 jam neonatus adalah KIE hasil pemeriksaan Bayi Baru


Lahir, KIE tentang IMD, KIE tentang ASI Eksklusif, KIE tentang perawatan
tali pusat, pencegahan hipotermi, perawatan kebersihan bayi dan KIE tanda
bahaya bayi baru lahir. Menjaga bayi agar tetap hangat dan bersih dengan cara
bayi selalu diselimuti terutama pada bagian kepala, mengganti kain yang basah
dan bungkus bayi dengan kain yang bersih. Bayi dimandikan pada 6 jam
setelah bayi lahir, suhu tubuh bayi 36,70C. Dimana batas normal suhu tubuh
bayi stabil (suhu aksila atara 36,50C – 37,50C) (Rukiyah,2012). Tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Kunjungan II, 6 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas
normal tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik,
mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Berat
badan bayi bertambah 200 gram dari 3400 gram menjadi 3600 gram. Tidak
ditemukan tanda-tanda bahaya pada bayinya dan tidak ada tali pusat, telah
putus dihari ke 6 pada tanggal 13 April 2019. Tidak ada kesenjangan dengan
teori.
Kunjungan III, 2 minggu hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas
normal tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik, tidak ada
terjadi ikterus, bayi menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan dan berat badan
bayi bertambah 300 gram dari berat badan sebelumnya 3600 gram menjadi
3900 gram. Tidak ada kesenjangan dengan teori.
Kunjungan IV, 6 minggu diperiksa hasil pemantauan keadaan bayi,
masalah atau komplikasi keadaan bayi, ikterus, bayi menyusu ASI sesuai
dengan kebutuhan dan berat badan bayi. Dan tidak ditemukan kesenjangan
dengan teori.

E. Pelvic Rocking
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga
pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan
mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar.
(Aprilia, 2011).
180

Gerakan-gerakan dalam pelvic rocking membantu dalam penguluran


atau peregangan otot dan sendi panggul sehingga dapat mengurangi
ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu
hamil. Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang dapat memproduksi
hormon endorfin dan dapat menimbulkan rasa nyaman (Wolfe, 2010).
Kunjungan I, pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 10.00 WIB, penulis
mengajak Ny”N” sebagai objek untuk pengambilan studi kasus dengan
pemberian Pelvic Rocking di BPM Rusmiati Okta dengan menilai skala nyeri
dengan menggunakan Numerical Rating Scale dengan durasi ±10 menit
didapatkan bahwa nyeri punggung ibu berkurang dari skala 7 menjadi skala 5.

Kunjungan II, pada tanggal 8 Maret 2019 pukul 10.30 WIB, penulis
mengajak Ny”N” untuk melakukan Pelvic Rocking dan menilai skala nyeri
punggung ibu dengan menggunakan Numerical Rating Scale dengan durasi
±10 menit didapatkan bahwa nyeri punggung ibu berkurang dari skala 2
menjadi skala 0 dan ibu merasa nyaman dan rileks.

Kunjungan III, pada 02 April 2019 pukul 10.00 WIB, penulis mengajak
Ny”N” kembali untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilannya dan
melakukan pemberian Pelvic Rocking di BPM Rusmiati Okta Palembang dan
menilai skala nyeri menggunakan Numerical Rating Scale dengan durasi ±10
menit didapatkan bahwa nyeri punggung ibu berkurang dari skala 2 menjadi
skala 0 dan ibu merasa nyaman dan rileks. Dan tidak ditemukan kesejangan
dengan teori sesuai dengan manfaat Pelvic Rocking.

Gerakan Pelvic Rocking terkandung efek relaksasi yang menstabilkan


emosi ibu hamil, melalui Pelvic Rocking ibu diajarkan cara mengurangi
kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental,
serta menurunkan intersitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil. Pelvic
Rocking bertujuan untuk mengetahui efek goyang panggul pada wanita hamil
yang mengalami nyeri punggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan
penurunan nyeri punggung pada wanita hamil setelah melakukan pelvic
rocking dengan latihan empat kali selama sepuluh menit. ( Novita et all, 2018).
181

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan normal pada Ny”N”


selama hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal di BPM Rusmiati
Okta Palembang, mulai hamil usia kehamilan ±28 minggu sampai masa nifas
dari hari pertama sampai 6 minggu post partum, dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut:

1. Dalam melakukan pengkajian dimulai dari data subjektif yaitu Ny”N”


berumur 23 tahun, selama kehamilan berlangsung normal. Keluhan yang
dirasakan ibu seperti mudah lelah ketika beraktifitas, sering Buang Air
Kecil dan nyeri ulu hati pada akhir kehamilan, semua itu dapat diatasi
dengan memberikan konseling pada ibu.
2. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan kehamilan meliputi : Keadaan
Umum, Tinggi badan, Berat Badan , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU,
Djj, Hb. Pada pemeriksaan persalinan meliputi : Keadaan Umum, Tinggi
Badan, Berat badan, , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU, Djj, Hb. pada
pemeriksaan Nifas meliputi : Keadaan Umum, TD, Nadi, Suhu,
Pernafasan, pengeluaran ASI, TFU, dan Lokhea. Pada pemeriksaan bayi
baru lahir meliputi : Keadaan Umum, Jenis Kelamin, Nadi,
Pernafasan,Suhu, BBL, PBL, dan Tali Pusat, Genetalia. hasil yang masih
dikategorikan dalam keadaan fisiologis, pada masa kehamilan memiliki
masalah dengan darah karena kadar Hemoglobin dalam darah tergolong
normal. Pada proses persalinan dari kala I sampai kala IV berjalan normal,
tidak ada tanda-tanda penyulit yang menyertai selama proses persalinan
berlangsung bidan selalu melibatkan keluarga untuk memberikan
dukungan kepada ibu dan selalu mengutamakan asuhan sayang ibu agar
ibu bersemangat dalam menghadapi proses persalinan. Masa nifas pada
juga berjalan dengan normal tidak ada perdarahan dan infeksi pasca
persalinan serta proses involusio uterus berjalan normal. Bayi baru lahir

181
182

dalam keadaan sehat dan baik, bayi mau menyusu, tidak ada tanda-tanda
bahaya maupun komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Diagnosa yang didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh bidan pada saat Kehamilan yaitu G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari,
pada persalinan didapatkan G1P0A0 inpartu Kala 1 fase Aktif janin
tunggal hidup presentasi kepala, pada masa nifas didapatkan P1A0 post
partum 6 jam, dan bayi baru lahir didapatkan Bayi “Ny.N” Umur 6 Jam.
4. Memberikan asuhan kebidanan dimulai dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir, meliputi pemeriksaan kehamilan : Keadaan
Umum, Tinggi badan, Berat Badan , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU,
Djj, Hb. Pada pemeriksaan persalinan : Keadaan Umum, Tinggi Badan,
Berat badan, , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU, Djj, Hb. pada
pemeriksaan Nifas : Keadaan Umum, TD, Nadi, Suhu, Pernafasan,
pengeluaran ASI, TFU, dan Lokhea. Pada pemeriksaan bayi baru lahir :
Keadaan Umum, Jenis Kelamin, Nadi, Pernafasan,Suhu, BBL, PBL, dan
Tali Pusat, Genetalia.
5. Pendokumentasian asuhan dan hasil temuan dituangkan pada lembar
patograf dan format anternatal care, format bersalin, format nifas dan
format bayi baru lahir.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan agar selalu terus meningkatkan kualitas pengajaran terutama
mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir. Dan diharapkan perpustakaan dapat melengkapi referensi buku-buku
penunjang yang terbaru berhubungan dengan pembuatan laporan studi
kasus.

2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
tugasnya dimasa yang akan datang.
183

3. Bagi BPM Rusmiati Okta


Agar dapat mempertahankan kualitas sarana dan prasarana fasiltas
pelayanan kesehatan di bidan praktik mandiri (BPM) sehingga asuhan
kebidanan khusunya pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
dapat dilakukan secara efektif dan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan yang baik dan benar.
184

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia,Y.Ritchmond.2011.GentleBirth Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:


Gramedia Widiasarana Indonesia

Asri,Dewi H, et all., 2012.Asuhan Persalinan Normal.Yogyakarta: Muha Medika

Dewi,Vivian Nanny Lia, et all., 2015.Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.Jakarta:


Salemba Medika.

Dewi,Vivian Nanny Lia.2013.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta:


Salemba Medika.

Fauziah Siti.2015.Asuhan Kebidanan Persalinan.Jakarta: PT Aditya Andrebina


Agung

Jannah Nurul.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta: Andi

Marliandiani, et all., 2015.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan


Menyusui.Jakarta: Salemba Medika.

Nugrahaeni Ardhina.Pengantar Ilmu Kebidanan.Yogyakarta: PT Indonesia

Nurasiah, et all., 2012.Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan.Bandung: PT


Refika Aditama

Nugroho, Taufan, et all., 2014.Buku Ajar Asuhan Kebidan Nifas (Askeb


3).Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo,Sarwono.2013. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka.

Prawirohardjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka.

Pusdiklatnakes.2014.Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta.

Rohani, et all., 2012.Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.Jakarta: Salemba


Medika.
185

Rukiah, Ai Yeyeh, et all., 2013.Asuhan Kebidanan I Kehamilan.Jakarta: CV.Trans


Info Media.

Rukiah, Ai Yeyeh, et all., 2013.Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita Edisi
Revisi.Jakarta: CV.Trans Info Media.

Rukiah, Ai Yeyeh, et all., 2014.Asuhan Kebidanan II Persalinan.Jakarta:


CV.Trans Info Media.

Saifuddin,Abdul Bari.2013.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.

Saleha.Sitti.2013.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika.

Sulistyawati,Ari.2012.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:


Salemba Medika.

Suparyanto. 2009. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan.


http://www.dr.suparyanto.blogspot.com. Diakses tanggal 28 April 2015
jam 10.50 WIB.

Walyani, Elisabeth Siwi.2017.Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.


Yogyakarta: PT Pustaka Baru

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Wolfe, Jennifer. 2010. Pelvic Rocking Exercises.


http://www.Pregnancycorner.com. Diakses tanggal 19 April 2015 jam
07.40 WIB.
186

Kuesioner Pengukuran Tingkat Nyeri Punggung

(Numerical Rating Scale)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Sangat Nyeri

Instruksi : Tanya pasien mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan


dilambangkan dari angka 0 – 10

0 : Tidak ada nyeri


1– 3 : Nyeri ringan
4–6 : Nyeri Sedang
7–9 : Nyeri Berat
10 : Sangat Nyeri

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Pengaruh Pelvic Rocking terhadap pengukuran nyeri punggung


ibu hamil di BPM Hj. Rusmiati Okta tahun 2019.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment, karena mengukur


perubahan tingkat keluhan nyeri punggung ibu setelah dilakukan suatu tindakan
tertentu yaitu Pelvic Rocking. Penelitian dilakukan dengan dengan mengkaji nyeri
punggung ibu sebelum (Pretest) dan sesudah (Posttest) dilakukan Pelvic Rocking,
yaitu suatu pengukuran hanya dilakukan pada saat akhir penelitian.

Kemudian pada ibu hamil dilakukan Pelvic Rocking selama 3 kali. Pelvic rocking
yang ketiga kali, kemudian diukur keluhan ibu hamil sesudah (Posttest) dilakukan
pelaksanaan Pelvic Rocking.
187

Pengukuran Tingkat Nyeri Punggung pada Ny”N” menggunakan Numerical


Rating Scale dengan Pemberian Pelvic Rocking

Usia kehamilan : 31 minggu 6 hari

1. Nyeri punggung pada Ny”N” sebelum melakukan Pelvic Rocking.


No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang sedikit 7
berlebihan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu sebelum dilakukan
tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N” mengalami nyeri punggung dengan skala
7.
2. Nyeri punggung pada Ny”N” setelah melakukan Pelvic Rocking.
No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang sedikit 5
berlebihan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu setelah dilakukan
tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N”mengurangi nyeri punggung dari skala 7
menjadi skala 5.

Usia kehamilan : 35 minggu

1. Nyeri punggung pada Ny”N” sebelum melakukan Pelvic Rocking.


No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang tidak 2
berlebihan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu sebelum dilakukan
tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N” mengalami nyeri punggung dengan skala
2.

2. Nyeri punggung pada Ny”N” setelah melakukan Pelvic Rocking.


No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang tidak 0
berlebihan
188

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu setelah dilakukan


tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N”mengurangi nyeri punggung dari skala 2
menjadi skala 0 yaitu tidak ada rasa nyeri.

Usia kehamilan : 38 minggu 4 hari

1. Nyeri punggung pada Ny”N” sebelum melakukan Pelvic Rocking.


No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang tidak 2
berlebihan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu sebelum dilakukan
tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N” mengalami nyeri punggung dengan skala
2.

2. Nyeri punggung pada Ny”N” setelah melakukan Pelvic Rocking.


No. Pekerjaan Skala Nyeri
1. Melakukan pekerjaan rumah yang tidak 0
berlebihan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan nyeri punggung ibu setelah dilakukan
tindakan Pelvic Rocking pada Ny”N”mengurangi nyeri punggung dari skala 2
menjadi skala 0 yaitu tidak ada rasa nyeri.
189
190
191
192
193
194
195
196

Anda mungkin juga menyukai