ii
iii
iii
iv
iv
v
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
vi
vii
11. Anak kamar B202, Anis Ade Astuti, Mery Oktapera, Winda Sari, Melia
Andriani, Widi Astriani, Maria Ulva Oktarina dan Verawati yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan dan sealmamater yang telah
berjuang bersama dalam suka maupun duka dalam menyusun Laporan
Tugas Akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Tugas Akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vii
viii
viii
ix
ABSTRAK
ix
x
ABSTRACK
(Background) : According to the World Health Organization (WHO) in 2014 more than
289.000 women died during pregnancy and childbirth. In Indonesian, it decreased from
4.999 in 2015 to 4912 in 2016 and in 2017 there were 1712 cases. In South Sumatera
Province in 2014 there were 155 from 100.000 KH. In Palembang in 2013 there were 13
people out of 29.911 KH. In 2014, the number of maternal deaths decreased by 12 people
from 29.235 KH. While the infant mortality in 2014 was 52 baby deaths from 29.235 KH.
(Purpose) : Implement midwifery care for Mrs. "N" which includes comprehensive
obstetric care for pregnancy, childbirth, childbirth and newborns and neonates and apply
Pelvic Rocking at Rusmiati Okta Palembang BPM in 2019.
(Method) : The method used is a case study at Rusmiati Okta Palembang BPM which
was conducted on Mrs. "N" with data collection techniques through interviews,
observation, physical examination, documentation study and literature study.
(Results) : After midwifery care with the Aplication of Pelvic Rocking was found that
back pain decreased from scale 7 to scale 5. During the process of pregnancy, childbirth,
childbirth and newborns and neonates in Mrs. "N" at Rusmiati Okta BPM Palembang,
the care obtained was that there were no abnormalities during the process of Pelvic
Rocking.
(Conclusion) : In the implementation of midwifery care performed on Mrs. "N" during
pregnancy, childbirth, postpartum and newborns and neonates there were no gaps
between theory and practice. Documentation of care and findings are set forth in the
format of antenatal care midwifery care, maternity midwifery care and patograph sheets,
postpartum midwifery care, midwifery care for newborns.
Keywords : Maternity midwifery care, back pain, application of Pelvic Rocking.
Bibliography : 24 (2009-2017)
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS .............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... viii
ABSTRAK…….. ............................................................................................ ix
ABSTRACK.. ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 7
C. Tujuan .............................................................................................. 7
1. Tujuan Umum ............................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 8
D. Manfaat ............................................................................................ 8
E. Ruang Lingkup ................................................................................ 8
xi
xii
xii
xiii
xiii
xiv
BAB V PEMBAHASAN
A. Kehamilan ........................................................................................ 167
B. Persalinan ........................................................................................ 174
C. Nifas ................................................................................................ 177
D. Bayi Baru Lahir ............................................................................... 179
E. Pelvic Rocking................................................................................. 180
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 182
B. Saran ................................................................................................ 183
DAFTAR PUSTAKA
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri menurut penambahan per tiga jari .................... 14
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Partograf
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
sebanyak 12 orang dari 29.235 KH. Sedangkan jumlah AKB tahun 2014
sebanyak 52 kematian bayi dari 29.235 KH. Beberapa penyebabnya
adalah perdarahan, emboli paru, suspect syok kardiogenik, suspect TB,
hipertensi dalam kehamilan, dan lainnya. Sedangkan jumlah (AKB)
Angka Kematian Bayi tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 KH. Beberapa penyebabnya yaitu BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intracranial, sianosis, kelainan jantung dan lainnya
(Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2014).
Berdasarkan data tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan
bayi harus dilakukan pemeriksaan sedini mungkin. Oleh karena itu,
pemerintah membentuk program pelayanan antenatal terpadu.
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Oleh karena itu, pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3,
dan K4 serta harus mendapatkan pelayanan kebidanan mencakup 10 T
yang sesuai dengan teori Pusdiklatnakes (2014). Hal ini berarti, minimal
dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 - 36 minggu dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36
minggu. Akan tetapi, bila kehamilan risiko tinggi perhatian dan jadwal
kunjungan harus lebih diperketat (Prawirohardjo, 2014).
Selain melakukan pelayanan antenatal care (ANC) upaya untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di antaranya adalah melakukan Asuhan Persalinan Normal.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
turunnya janin ke jalan lahir (Indiarti, 2007). Nyeri persalinan
merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Keadaan tersebut merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses
persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase
laten dan fase aktif. Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah
kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan lengkap
sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan akan mempengaruhi
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah
yaitu bagaimanakah “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Hamil
dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil
trimester ketiga ” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu Hamil
dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu
hamil trimester ketiga.
8
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny ”N” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Rusmiati
Okta tahun 2019.
b. Dapat melakukan pengumpulan data objektif pada Ny ”N” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Rusmiati
Okta tahun 2019.
c. Dapat melakukan analisa data dan menentukan diagnosa pada Ny
”N” dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM
Rusmiati Okta tahun 2019.
d. Dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
kontinyu dan berkesinambungan (continuity of care) pada Ny ”N”
dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM
Rusmiati Okta tahun 2019.
D. Manfaat
a. Bagi BPM Rusmiati Okta Palembang
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan
asuhan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan sebagai bahan
evaluasi, informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di
lahan praktik khususnya pada Ibu Hamil dengan Pelvic Rocking
untuk mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil trimester ketiga.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa
STIKes Muhammadiyah jurusan Kebidanan dalam pembuatan
laporan tugas akhir.
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir ini meliputi asuhan kebidanan
komprehensif pada Ibu Hamil dengan Pelvic Rocking untuk mengatasi
nyeri punggung pada ibu hamil trimester ketiga di BPM Rusmiati Okta
tahun 2019.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Konsep Dasar Kehamilan
10) Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke40 (Walyani,
2015).
9
10
Tabel 2.1
Tinggi fundus uteri menurut pandangan per tiga jari
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
Pertengahan antara pusat-prosesus
32
xiphoideus (px)
3 jari di bawah prosesus xiphoideus
36
(px)
Pertengahan antara pusat-prosesus
40
xiphoideus (px)
Sumber : Jannah, 2012
(b). Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram
menjadi 1000 gram pada akhir bulan. (Jannah, 2012)
Tabel 2.2
Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
Rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban, rahim terasa tipis, itulah
5 bulan sebabnya mengapa bagian-bagian
janin dapat dirasakan melalui
perabaan dinding perut
Sumber : Jannah, 2012
15
(c). Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam
diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya,
pembuluh darah vena mengembang dan bertambah
(Jannah, 2012)
(d) Serviks Uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,
kondisi ini yang disebut tanda Goodell. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak
cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut dengan tanda Chadwick (Jannah, 2012).
(2) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron
(Jannah, 2012).
(3) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi
pada vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut
terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda
Chadwicks (Jannah, 2012).
b) Sistem Urinaria
Pada trimester kedua aliran darah gijal meningkat dan tetap
terjadi hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun
secara perlahan. Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi
glomerular. Perubahan dalam filtrasi glomerulus adalah penyebab
peningkatan urea, dan asam urat yang sangat direabsobsi pada
awal kehamilan. Protein dan asam amino sangat sedikit
direabsobsi, sementara asam amino dan vitamin ditemukan dalam
16
c) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di
perlambat oleh tingginya kadar progesteron. wanita hamil sering
mengalami rasa panas di dada dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi spinter dikerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus dastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika
sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik
karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Jannah,
2012).
d) Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang rahim atau pembentukan hormone progesterone
menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya.wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan unruk
dirinya. (Jannah, 2012).
e) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk
pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir.
Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan
untuk menunjang kebutuhan (Jannah, 2012).
17
b) Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil
sehingga akan menggangu pemenuhan kebutuhan oksigen pad
ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.
Untuk mencegah hal tersebut diatas dan utuk memenuhi
kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
a. Latihan nafas melalui senam hamil
b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c. Makan tidak terlalu banyak
d. Kurangi atau hentikan merokok
e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau seperti gangguan
pernafasan seperti asma dan lain-lain (Suryati, 2011)
20
d) Kebutuhan Istirahat
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu
hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil
karena faktor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh
sang ibu. Oleh karena itu, pengaturan aktivitas yang tidak
berlebihan perlu diterapkan oleh setiap ibu hamil. (Jannah, 2012)
e) Kebutuhan Seks
Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut.
1) Sering abortus dan kelahiran prematur.
2) Perdarahan pervaginam.
3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan.
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Sulistyawati, 2012)
21
b. Asuhan Antenatal
1. Pengertian Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan (Marmi, 2014).
2. Tujuan Asuhan Antenatal
(1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta
proses kelahiran bayi
(2) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, beda,
atau obstetric selama kehamilan
(3) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu, dan tumbuh kembang janin.
23
Gambar 2.1
Menentukan Bagian Janin dan TFU
(Dewi et all., 2015)
b. Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dengan meraba
bagian kanan dan kiri janin kea rah kepala pasien , jika
ingin meraba sebelah kanan tangan kiri menekan dan jika
ingin meraba sebelah kiri tangan kanan menekan dan jika
teraba keras seperti papan (punggung Janin), dan jika
teraba bagian kecil-kecil (ektermitas). (Dewi et all., 2015)
25
Gambar 2.2
Menentukan Bagian Janin
(Dewi et all., 2015)
c. Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(diatas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus
jika teraba bulat, melenting (Kepala Janin). (Dewi et all.,
2015).
Gambar 2.3
Menentukan Bagian Terbawah Janin
(Dewi et all., 2015)
d. Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah
26
Gambar 2.4
Menentukan Seberapa Jauh Masuk PAP
(Dewi et all., 2015)
6. Pemeriksaan Kehamilan
Menurut (Sulistyawati, 2012) pemeriksaan kehamilan meliputi :
a. Tes urine kehamilan
Dilakukan seawal mungkin begitu diketahui ada amenorhea
(satu minggu setelah koitus), upayakan urine yang digunakan
adalah urine pagi hari.
b. Pemeriksaan fisik ibu hamil
a. Inspeksi
1. Kepala dan leher : edema di wajah, ikterus pada mata,
bibir pucat, leher meliputi pembengkakan saluran limfe
atau pembengkakan kelenjar tiroid.
2. Payudara : ukuran, simetris, puting payudara (menonjol
atau tenggelam, keluar cairan kolostrum atau cairan).
3. Abdomen : luka bekas operasi, tinggi fundus uteri (jika
lebih dari 12 minggu), letak presentasi, posisi, penurunan
kepala (jika lebih dari 36 minggu), mendengar denyut
jantung janin (bila kehamilan lebih dari 18 minggu).
b. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menetukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dan
rahim. Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan menggunakan
metode Leopold.
c. Pemeriksaan USG
Dilakukan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan,
gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin dan kantong
kehamilan.
d. Pemeriksaan Rontgen
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan
diagnosis pasti kehamilan, terlihat gambaran kerangka janin
yaitu tengkorak dan tulang belakang.
32
2. Pelvic Rocking
a) Pengertian Pelvic Rocking
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran
rongga pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan
dengan perlahan mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi
kanan, kiri, dan melingkar. (Aprilia, 2011).
1. Gerakan duduk diatas bola, tangan memegang perut dan kaki menapak di
lantai dengan arah sejajar. Kemudian menggerakkan panggul ke kanan
dan kekiri.
Gambar 2.5
34
Gambar 2.6
Gambar 2.7
35
Gambar 2.8
3. Persalinan
e. Konsep Dasar Persalinan
1) Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu bersalin, persalinan yang normal
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/ setelah usia kehamilan 37
minggu atau lebih tanpa penyulit (Nugrahaeni, 2017).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati, 2013)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
36
2) Fisiologi Persalinan
Persalinan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos
miometrium yang relative tenang yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin sampai dengan
kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai
menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi,diselingi
dengan satu periode elaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang
persalinan, serta berangsur hilang pada periode postpartum
(Winkjosastro, 2014).
Gambar 2.9
Perhitungan penurunan kepala
(Obstetric.2014: Medical Mini Notes )
c) Passenger (Janin dan Plasenta)
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin
posisi dan besar kepala janin dapat mempengaruhi jalannya
persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan
janin kelah. Hidup sempurna,cacat atau akhirnya meninggal.
Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian
lain dengan mudah menyusul kemudian (Rukiah et all., 2014).
38
d) Psikis (Psikologis)
Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
2) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Rohani et
all., 2012).
e) Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,
dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan persiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan (Rohani et all., 2012).
4) Mekanisme Persalinan
mekanisme persalinan terdiri dari beberapa gerakan meliputi :
1. Turunnya Kepala Janin
Sebenarnya janin mengalami penurunan terus-menerus
dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester ketiga, antara lain
masuknya bagian terbesar janin kedalam pintu atas panggul
(PAP) yang pada primigravida 38 minggu atau selambat-
lambatnya awal kala II.
2. Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada
dalam sikap fleksi. Dengan adanya his dan tahan dari dasar
panggul yang makin besar, maka kepala janin makin turun dan
semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan
belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah. Keadaan ini
dinamakn fleksi maksimal. Dengan fleksi maksimal kepala janin
dapat menyesuaikan diri dengan ukuran panggul ibu terutama
bidang sempit panggul yang ukurannya 10 cm. Untuk dapat
melewatinya kepala janin yang walnya masuk dengan diameter
39
c) Tanda-tanda pesalinan
1) Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai ciri:
(a) Pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan
41
9) Penggunaan Partograf
Partograf merupakan alat untuk mencapai informasi
bardasarkan observasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu dalam
persalinan. Hal tersebut sangat penting khususnya untuk membuat
keputusan klinis selama kala I persalinan.
1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan
dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam
2) Menentukan apakah persalinan berjalan normal atau persalinan
lama, sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama (Rohani et all., 2012).
Berikut ini adalah komponen dalam halaman depan partograf
a) Informasi tentang ibu
b) Kondisi janin
c) Kemajuan persalinan
d) Jam dan waktu
e) Kontraksi uterus
f) Obat-obat dan cairan yang di berikan
g) Kondisi ibu
h) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (Rohani
et all., 2012).
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara
seksama, yaitu sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin diperiksa setiap ½ jam
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus diperiksa setiap
½jam
c) Nadi diperiksa setiap ½ jam
d) Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam
e) Penurunan diperiksa setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh diperiksa setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton, dan protein diperiksa setiap 2 - 4 jam
(Rohani et all., 2012).
48
2) Tujuan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga
kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan bayi, dengan melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta terintervensi minimal, sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang optimal. (Sulistyawati, 2013).
Gambar 2.10
Posisi duduk/setengah duduk
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan :
1) Memanfaatkan gaya gravitasi .
2) Memberi kesempatan untuk istirahat.
3) Memudahkan melahirkan kepala.
4) Memudahkan melahirkan kepala bayi.
5) Membuat ibu nyaman.
6) Jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan
mudah.(Rohani et all., 2012).
Gambar 2.11
Posisi jongkok/ berdiri
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan:
1) Memperluas rongga panggul.
2) Proses persalinan lebih mudah.
54
Gambar 2.12
Berbaring miring kekiri
(Rohani et all., 2012)
Keuntungan:
1) Peredaran darah balik ibu menjadi lancar.
2) Kontraksi uterus akan lebih lancar.
3) Memudahkan bidan dalam menolong persalinan
4) Persalinan berlangsung lebih nyaman.(Rohani et all., 2012).
d. Posisi merangkak
Gambar 2.13
Posisi merangkak
(Rohani et all., 2012).
Keuntungan :
1) Posisi yang paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung.
2) Dapat mengurangi rasa sakit.
3) Mengurangi keluhan haemoroid. (Rohani et all., 2012).
55
(e) Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas
rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,
diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru
lahir. (Prawirohardjo, 2014).
(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yaang akan digunakan
untuk periksa dalam.
(6) Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik. (gunakan tangan
yang memakai sarung tanganDTT dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasipadaalat suntik).
(Prawirohardjo, 2014).
c. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik
(7) Membersihkan vulva dan perineum
(a) Menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kassa yang telah di
basahi dengan air DTT.
(b) Jika introitus vagina,perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah ke belakang.
(c) Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
(d) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % =
langkah 9).
(8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap lakukan amniontomi.
(9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
(10) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit).
(a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
(b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainya pada
partograf. (Prawirohardjo, 2014)
60
(h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau
60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
(i) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
(Prawirohardjo, 2014).
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
(14) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
(15) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu.
(16) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
(17) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
(Prawirohardjo, 2014).
f. Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
(18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
(19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi
dengan kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus
dilakukan)
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi:
62
4. Nifas
a.Konsep Dasar Masa Nifas
1) Pengertian Masa Nifas
Asuhan masa Nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan
pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
kembalinya tubuh dalam keadaan sepertri sebelum hamil (Saleha,
2013).
68
Tabel 2.6
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama
postpartum
Berat Diameter
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri
Uterus Uterus
Plasenta lahir 2 jari di bawah pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat dan 700 gram 7,5 cm
sympisis
14 hari (2 minggu) Tidak teraba diatas 500 gram 5 cm
simfisis
6 minggu Normal 50 gram 2,5 cm
b) Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina selama masa nifas, lokia terbagi menjadi tiga jenis
yaitu :
1. Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah
segar sisa-sisa selaput ketuban, desidua, verniks caseosa,
lanugo, dan mekonium selama 2 hari pascapersalinan, inilah
lokia, yang akan keluar selama dua sampai tiga hari
postpartum.
2. Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan
3. Lokia serosa adalah lokia yang berbentuk serum dan berwarna
merah jambu kemudian menjadi kuning , hari ke-7 sampai ke-
14 pascapersalinan.
4. Lokia alba adalah dimulai dari hari ke-14 berbentuknya seperti
cairan berbentuk krim serta terdiri atasleukosit dan sel-sel
desidua. (Saleha, 2013).
c) Genitalia Eksterna, Vagina, dan Perineum
Selama proses persalinan, vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan. Beberapa setelah hari persalinan,
kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Perubahan perineum
pascamelahirkan terjadipada saat perienum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun
dilakukan episiotomi atas indikasi tertentu (Saleha, 2013).
d) Pernapasan
Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan menjadi
lambat atau kembali normal seperti saat sebelum hamil pada
bulan keenam setelah persalinan.Nadi berkisar 60-80 x/menit.
Hal ini karena ibu dalam kondisi istirahat (Saleha, 2013).
Tabel 2.8
Kunjungan Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1. 6 – 8 jam 1. Mencegah terjadinya perdarahan pada
setelah masa nifas.
persalinan 2. Mendeteksi dan Merawat penyebab lain
perdarahan dan memberi rujukan bila
perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluraga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI pada masa awal menjadi
ibu
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi teatap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi dalam keadaan
stabil
2. 6 hari 1. Memastikan involusi uteri berjalan
setelah normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau kelainan pascamelahirkan.
3. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
78
7) Merasa sangat sedih atau merasa tidak mampu mengurus diri sendiri
atau bayi.
8) Merasa sangat letih atau bernafas bernafas terengah-engah.
3. Eliminasi
1. Buang Air Kecil
Dalam 6 jam pertama postpartum, pasien harus dapat
buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung
kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan, misalnya infeksi. (Marliandiani et all., 2015).
2. Buang Air Besar
Dalam 24 jam pertama, pasien harus dapat buang air
besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka
akan semakin sulit untuk buang air besar secara lancar.
(Marliandiani et all., 2015).
4. Kebersihan diri
Tujuan melakukan personal higiene antara lain sebagai berikut.
b) Meningkatkan derajat kesehatan.
c) Mengurangi risiko infeksi.
d) Memberikan rasa nyaman.
e) Memperbaiki personal higiene yang kurang.
(Marliandiani et all., 2015).
Tindakan yang dapat dilakukan bidan dalam perawatan
kebersihan diri ibu nifas, antara lain sebagai berikut.
(a) Anjurkan ibu untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan ar
mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
(b) Anjurkan ibu untuk mandi atau berseka.
(c) Mengajarkan cara membersihkan daerah kelamin yaitu
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah anus.
(d) Segera mengganti pembalut setiap kali terasa penuh atau
minimal 4 kali dalam sehari. (Marliandiani et all., 2015)
5. Istirahat
Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas
untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya.
81
2. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi
juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. Kontrasepsi ini efektif bila
dipakai dengan benar. (Saifudin, 2013).
3. Pil
Kontrasepsi ini dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi,
lendir serviks mengental, pergerakan tuba terganggu sehingga
transport telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Kontrasepsi ini
mengandung hormon estrogen dan progesterone. Efektif dan
reversible, harus diminum setuap hari. Efek samping biasanya mual,
perdarahan, bercak. (Saifudin, 2013).
4. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik ada 2 jenis yaitu 3 bulan (Depo
Medroksiprogesteron) dan 1 bulan (Depo Noretisteron Asetat). Cara
kerja kontrasepsi ini untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, selaput
lendir rahim tipis dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Kontasepsi suntik ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai oleh
semua wanita dalam usia reproduktif. (Saifudin, 2013).
5. Implant
Cara kerja kontrasepsi implant dapat mengentalkan lendir serviks,
mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, mengurangi transportassi sperma, dan menekan ovulasi.
Implant sangat efektif dengan jangka waktu 5 tahun, nyaman tetapi
pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, cocok untuk semua
wanita dalam usia reproduktif, kesuburan akan segara kembali setelah
implant dicabut. Efek samping berupa perdarahan tidak teratur.
(Saifudin, 2013).
6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Kontrasepsi ini sangat efektif, cara kerja dapat menghambat
sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi
84
Gambar 2.14
Anatomi Payudara
(Marliandiani et all., 2015)
b) Fisiologi Laktasi
(a) Produksi ASI (Prolaktin)
Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu
refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
(a) Repleks prolaktin
Refleks prolaktin merupakan stimulasi produksi ASI yang
membutuhkan impuls saraf dari puting susu, hipotalamus,
hipofise anterior, prolaktin, alveolus, dan ASI itu sendiri.
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peran
untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. (Marliandiani et all., 2015)
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu 2-3. Sementara pada ibu
menyusui, prolsktin akan meningkat dalam keadaan seperti
stres atau pengaruh psikis, anestesi, operasi, dan rangsangan
puting susu.
86
kehilangan panas dengan cepat melalui cara ini. Karna itu bayi
harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala dan rambut,
sesegera mungkin setelah dilahirkan. Lebih baik bila
menggunakan handuk hangat untuk mencegah hilangnya panas
secara konduktif.(Dewi, 2013).
b). Resusitasi Neonatus
Resusitasi tidak rutin dilakukan pada bayi bari lahir. Akan
tetapi, penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan
resusitasi harus dilakukan pada setiap Neonatus oleh petugas terlatih
dan kompeten dalam resusitasi neonatus. Pada bayi sehat dengan
napas spontan, tonus baik dan ketuban jernih, tidak dilakukan
resusitasi, tetapi harus tetap dilakukan perawatan rutin. Bila bayi
gagal bernapas spontan, hipotonus, atau ketuban keruh bercampur
mekonium, maka harus dilakukan langkah-l resusitasi sebagai
berikut :
a. Semua peralatan harus disiapkan dan dicek sebelum
persalinan.
b. Tempatkan bayi dibawah pemanas radian/ infant warmer
c. Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah
untuk membuka jalan nafas, handuk diletakkan dibawah
bahu untuk membantu mencegah fleksi leher dan
penyumbatan jalan napas
d. Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut
terlebih dahulu kemudian hidung, dengan menggunakan
bulb syringe, alat pengisap lendir, atau kateter pengisap
(pengisapan dan pengeringan tubuh dapat dilakukan
bersamaan bila air ketuban bersih dari mekonium).
Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas
e. Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu
pengisapam , mulut diisap terlebih dahulu untuk mencegah
aspirasi.
92
optimal adalah 40oC untuk bayi kurang dari 2 bulan dan dapat
berangsur turun sampai 30oC untuk bayi diatas 2
bulan.(Prawirohardjo, 2014).
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain :
1) Pernafasan sulit atau > 60 x/menit.
2) Suhu terlalu panas > 38oC atau terlalu dingin < 36oC.
3) Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atausangat kuning (terutama pada 24 jam pertama).
4) Pemberian asi sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah).
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (pus), berbau busuk.
6) Mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran.
7) Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama.
8) Distensi abdomen.
9) Feses hijau, berlendir, dan darah.
10) Lelah, lunglai, kejang, tidak tenang, dan menangis terus-
menerus. (Saleha, 2013).
6) APGAR Score
Tabel 2.8
APGAR Score
Tanda-tanda Nilai : 0 Nilai: 1 Nilai: 2
A : Appearance Pucat/biru Badan merah, Seluruh tubuh
(Rupa/ warna seluruh ekstermitas biru kemerah-merahan
kulit) tubuh
P : Palse/ heart Tidak ada Lambat (< 100 (>100 per menit)
rate (Frekuensi per menit)
jantung)
G : Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Reaksi melawan,
(Reaksi terhadap menangis
rangsang)
A : Activity Lumpuh Ekstermitas Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi sedikit
R : Respiration Tidak ada Lambat tidak Menangis kuat,
(Pernafasan) teratur usaha napas baik
Sumber : Dewi , 2013
99
Keterangan:
1. Nilai 1 - 3 asfiksia berat;
2. Nilai 4 - 6 asfiksia sedang;
3. Nilai 7 - 10 asfiksia ringan (normal)
8) Kunjungan Neonatal
Tabel 2.9
Kunjungan Neonatal
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
ke-1 (KN-1) Hindari memandikan bayi hingga
dilakukan dalam sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu
kurun waktu 6-48 jika tidak terjadi masalah medis dan jika
jam setelah bayi suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain
lahir. yang kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup
2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat
dan bersih untuk pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah
100
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Penatalaksanaan
c. Macam-macam Imunisasi
Jenis-jenis imunisasi antara lain :
a) BCG (Bacille Calmette Guerin)
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit
tuberculosis berat.Misalnya TB paru berat.Imunisasi ini
sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan. Dosis
untuk bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml.
105
BAB III
METODOLOGI
A. Desain
Desain penelitian adalah susunan atau rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan. Penulisan laporan ini menggunakan metode studi kasus (case
study). Studi kasus atau case study adalah suatu metode penelitian dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis secara mendalam baik dari segi
yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan
kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau
pemaparan tertentu (Notoadmojo,2012).
B. Sasaran
Sasaran dalam studi kasus ini adalah Ny “N” seorang ibu hamil
trimester III umur 23 tahun, hamil 32 minggu anak pertama yang telah
bersedia menandatangani lembar informed consent yang dianjurkan.
2. Tempat Pelaksanaan
Asuhan kebidanan dilaksanakan di BPM Rusmiati Okta Lokasi berada di
JL. Mojopahit No 531 Rt 11 Rw 03 Kode Pos : 30255, Tuan Kentang
Seberang Ulu I,Kota Palembang, Sumatera Selatan.
107
108
2. Jenis Data
Data dalam studi kasus ini menggunakan data primer dan data
skunder. Data primer atau sering disebut dengan first hand of information
adalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai
wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut sedangkan data
skunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Notoadmodjo,
2012).
Data primer diperoleh melalui wawancara (anamnesis),
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sedangkan data sekunder
diperoleh dengan melihat dan mencatat buku registrasi ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan bayi seta Buku KIA Ny”N” di BPM Rusmiarti
Okta Palembang tahun 2019.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny “N” G1P0A0 Di BPM Rusmiati
Okta Palembang Tahun 2019
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
B. Alasan Datang
Ibu datang ke BPM Rusmiati Okta pada tanggal 14 Februari 2019
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengaku hamil 7
bulan anak pertama. Gerakan janin masih dirasakan dan ibu mengeluh
nyeri punggung.
109
110
C. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun Warna : Merah kehitaman
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x
Lamanya : ± 1 tahun
TP : 13 – 04 – 2019
ANC : 10x
(16-08-2018)
(03-09-2018)
111
(03-10-2018)
Tablet Fe : 50 tablet
(06 – 1 – 2019)
(07 – 02 – 2019)
TM 1 : Mual muntah
TM 2 : Batuk
112
TM 3 : Nyeri Punggung
D. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
E. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
a. Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b. Penyakit keturunan ( Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
c. Penyakit yang pernah di derita pasien : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan
a. Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b. Penyakit keturunan ( Hypertensi, juntang, ginjal) : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah di jalani : Tidak ada
Jenis makan :
a) Pagi : 1 piring nasi, semangkuk sayur bayam, sepotong ikan
b) Siang : 1 piring nasi, semangkuk sayur sawi, sepotong ayam
c) Malam : 1 piring nasi, semangkuk sup, sepotong ayam
b. Pantangan makanan : Tidak ada
c. Minum : ± 9 gelas/hari (2250 ml/cc)
Jenis minum : Air putih, susu.
2. Pola Istirahat dan Aktivitas
a. Tidur malam : ± 8 jam/ hari
b. Tidur siang : ± 2 jam/ hari
c. Aktivitas : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
a) Frekuensi : 1x /hari
b) Penyulit : Tidak ada
c) Konsistensi : Lunak
d) Warna : Kuning kecoklatan
b. BAK
a) Frekuensi : ≥ 6x / hari
4. Personal hygien
a) Mandi : 2x sehari
b) Ganti pakaian dalam : 3x sehari/setiap ibu merasa basah
c) Gosok Gigi : 3x sehari
G. Data Psikososial
Kebiasaan minum alkohol/ nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
a) Kepala
Rambut : Hitam,bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
Mata : Bersih, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan
115
c) Dada
Mamae : Simetris
d) Abdomen
b. Palpasi
TFU 3 jari diatas pusat (Mc.donald 24 cm), Bagian atas fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong janin), Bagian kanan perut
ibu terasa memanjang (punggung janin), di sebelah kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Bagian terbawah perut ibu
teraba bulat keras melenting (kepala janin) dan belum masuk PAP.
c. Auskultasi
DJJ : (+)
d. Perkusi
Reflek Patella : (+) ka/ki (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 12,5 gr %
Golongan Darah : AB
b. Urine
Protein : tidak dilakukan
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini
dalam keadaan sehat.
BB : 43 kg TFU : 24 cm
RR : 22 x/menit
Suhu : 37oC
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan ibu kurang dan tafsiran berat
badan janin rendah yaitu 1.860 gram. Menganjurkan ibu untuk banyak
mengkonsumsi makan – makanan yang mengandung karbohidrat untuk
menambah energi dan dapat meningkatkan berat badan ibu dan janin.
(ibu mengerti dan bersedia melakukanya).
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu mengalami faktor resiko tinggi yaitu
tinggi badan yang kurang yaitu 144 cm, normalnya 145 cm. Tinggi badan
adalah salah satu faktor yang menyebabkan panggul sempit.
Menganjurkan ibu untuk selalu memeriksakan keadaannya ke petugas
kesehatan.
(ibu mengerti dan bersedia melakukanya).
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi pada
tanggal 14 Maret 2019 atau saat ada keluhan.
(Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
Catatan
bagian atas fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting p(bokong).
Bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras seperti papan (punggung
janin). Bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas).
masuk PAP.
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan ibu kurang dan tafsiran berat
121
badan janin rendah yaitu 2.480 gram. Menganjurkan ibu untuk banyak
menambah energi dan dapat meningkatkan berat badan ibu dan janin.
menghindari janin besar yang dapat mengakibatkan bayi tidak bisa lahir
normal.
hari. Dikonsumsi pada pagi hari. Setiap ibu hamil harus minum tablet zat
besi minimal 90 tablet. Tablet besi ini sebaiknya diminum dengan air
jeruk atau air putih. Karena air jeruk dapat membantu mempercepat
proses penyerapan zat besi dan menghindari meminum tablet zat besi
dengan air teh, susu, dan kopi karena dapat menghambat proses
5. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat tablet zat besi yaitu berguna untuk
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang manfaat tablet zat besi).
dirasakan oleh ibu hamil. Latihan ini juga disertai teknik relaksasi yang
nyaman.
hebat, penglihatan kabur, bengkak pada muka, tangan, dan kaki, gerakan
janin berkurang, dan keluar darah dari kemaluan yang tidak diketahui
penyebabnya.
sering.
Catatan
(Mcd= 33 cm), bagian atas fundus teraba bulat, lunak dan tidak
seperti papan (punggung janin). Bagian kiri perut ibu teraba bagian-
P :1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan bahwa ibu dan bayi saat ini
janin besar yang dapat mengakibatkan bayi tidak bisa lahir normal
4. Menjelaskan pada ibu penyebab sering buang air kecil yaitu oleh
kandung kemih.
gerakan janin berkurang, dan keluar darah dari kemaluan yang tidak
125
diketahui penyebabnya.
sering.
handuk, selimut, kain bedong, topi, minyak telon, dan sabun mandi
lengkap.
B. Asuhan Kebidanan Bersalin pada Ny. ”N” G1P0A0 di BPM Rusmiati Okta
Palembang Tahun 2019
Pengkajian Dilakukan Pada:
d) No medrec :-
I. DATA SUBJEKTIF
a) Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
b) Alasan Datang
Ibu datang pada tanggal 07 April 2019 pukul 08:00 WIB ke BPM
mengatakan ingin melahirkan, mengaku hamil 9 bulan anak pertama, ibu
mengeluh mules perut bagian bawah sampai ke pinggang sejak pukul
07:00 WIB, disertai keluar lendir dari kemaluan ibu sejak pukul 07:30
WIB. Ibu mengaku belum keluar air- air.
c) Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun Warna : Merah Kehitaman
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x
Lamanya : 1 tahun
Tahu Anak
Usia Jenis
Ditolon Penyuli n Nifa
No Kehami Persalin
g oleh t persal s/
lan an
inan lakta JK BB PB Keadaan
si
1. Ini - - - - - - - - -
TP : 13-04-2019
Skrining Imunisasi TT
(06 – 1 – 2019)
(07 – 02 – 2019)
Tablet Fe : 90 tablet
(16-08-2018)
(03-09-2018)
128
(03-10-2018)
(08-03-2019)
12.BPM Rusmiati Okta
(02-04-2019)
TM 1 : Mual muntah
TM 2 : Batuk
TM 3 : Nyeri Punggung
Kontraksi
d) Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
e) Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
a) Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b) Penyakit keturunan ( Hypertensi, jantung, ginjal) : Tidak ada
c) Penyakit yang pernah di derita pasien : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan
a) Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
b) Penyakit keturunan ( Hypertensi, juntang, ginjal) : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah di jalani : Tidak ada
8. Personal hygien
c) Mandi : 2x sehari
d) Ganti pakaian dalam : 3x sehari/setiap ibu merasa basah
c) Gosok Gigi : 3x sehari
131
g) Data Psikososial
Kebiasaan minum alkohol/ nafza dan obat terlarang lainya : Tidak ada
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 23 x/menit
1. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1) Kepala
Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok
Hidung : Bersih, tidak ada polip
132
2) Dada
Mamae : Simetris
3) Abdomen
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan
b. Palpasi
TFU 1 jari dibawah processus xiphoideus (Mcd=33 cm), Bagian atas
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong). Bagian kanan
perut ibu teraba panjang, keras seperti papan (punggung janin). Bagian
kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).Bagian
133
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 140 x/menit
Sifat : Teratur dan kuat
Lokasi : Dibawah pusat perut ibu sebelah kanan
d. Perkusi
Reflek Patella : (+) ka/ki (+)
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
HB : 12,5 g/dl
III. ANALISA
1. Diagnosa
G1P0A0 Hamil Aterm Inpartu Kala I Fase Aktif, JTH, Preskep
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah
b. Palpasi
TFU : 33 cm
HIS : 3 x 10’40”
c. Auskultasi
2. Melakukan inform choice dan inform concern kepada ibu dan keluarga
- Inform choice dan inform concern telah dilakukan
3. Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang akan mendampingi pada
saat persalinan
- Ibu mengerti dan memilih suami mendampinginya
4. Memberikan support pada ibu supaya persalinan dapat berjalan dengan
lancar
- Support telah diberikan
5. Menganjurkan ibu untuk banyak-banyak mengucapkan istigfar, berzikir
dan berdoa ke pada Allah SWT salah satu do’a yang dianjurkan untuk
ibu lebih nyaman dan tenang dalam menghadapi persalinan yaitu yang
berbunyi :“ Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii Kuntu Minazh
Zhaalimiin ”Artinya :Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha
Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)!
Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri
sendiri” (QS Al-Anbiya’ : 87).
- Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Kala II dilakukan pada tanggal 07 April 2019 Pukul 17:00 WIB-17:30 WIB
Catatan
G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup,
presentasi kepala.
S : Ibu mengatakan ingin meneran, merasa nyeri semakin kuat dan semakin
sering. Ibu merasa ingin buang air besar.
O : Keadaan umum ibu tampak sakit, TD 110/80 mmHg, Suhu 36,6C, Nadi
83x/m, RR 22x/m, Kontraksi uterus 5 x 10’ durasi 45”, DJJ 149x/m, Portio
tidak teraba, Pembukaan 10 cm, Pendataran 100%, Ketuban pecah spontan,
warna jernih, Terbawah kepala, Penunjuk UUK kanan depan, Penurunan
hodge IV (0/5).
A : G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala II, janin tunggal hidup,
persentasi kepala.
P :1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa ibu telah
masuk masa persalinan.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
1. Mengobservasi adanya tanda persalinan Kala II dan terlihat bahwa telah ada
tanda dan gejala kala II yaitu keinginan meneran, ada tekanan anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
(Ada tanda-tanda persalinan kala II)
2. Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang akan mendampingi pada saat
persalinan.
(Ibu mengerti dan memilih suami untuk mendampinginya)
3. Mengajarkan teknik mneran yang baik, yaitu ibu boleh meneran saat ada
his dengan menarik nafas panjang dari hidung kemudian meneran tanpa
mengeluarkan suara dan dagu menempel di dada.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
4. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahka
ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 3 ml ke dalam
wadah partus set.(Tindakan telah dilakukan) Memakai alat perlindungan
diri lengkap seperti celemek, sepatu kedap air
138
C. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui pada ibu nifas Ny “N” P1A0 di
I. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
Umur : 23 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian
b. Alasan Datang
Ibu mengaku habis melahirkan 6 jam yang lalu ibu mengeluh masih terasa
mules pada bagian perut bagian bawah dan colostrum masih sedikit keluar.
c. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Warna : Merah kehitaman
Siklus : ± 30 hari Jumlah : ± 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : Tidak ada
144
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x
Lamanya : 1 tahun
Umur waktu kawin : 22tahun
3. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Tempat persalinan : BPM Rusmiati Okta Palembang
Waktu persalinan : 04 April 2019, pukul 22:30 WIB
Paritas :1
Komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan : tidak
ada
4. Riwayat ambulasi
Kapan mulai ambulasi : 2 jam post partum
Frekuensi : Mulai miring kiri dan kanan
Pusing saat ambulasi : Tidak ada
Mandiri atau memerlukan bantuan orang lain: Bantuan orang lain
145
d. Menyusui
g. Data psikososial
f) Ekstremitas
Tungkai dan kaki
Varices : Tidak ada
Kemerahan pada betis : Tidak ada
Edema : Tidak ada
g) Genetalia : Bersih, darah dan lendir berwarna merah
kehitaman
b. Palpasi
a) Abdomen
b) Genetalia
IV. PENATALAKSANAAN
10. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan tali pusat bayi, yaitu dengan
membungkus tali pusat menggunakan kassa steril dan kering tanpa
dibubuhi apapun.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
11. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas yaitu sakit kepala yang
berlebihan dan menetap, penglihatan kabur dan nyeri ulu hati,
pembengkakan pada muka,betis, dan tangan, suhu tubuh 38̊ C (demam),
perdarahan yang banyak dari jalan lahir, nyeri dan kemerahan pada
payudara. Jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan,
ibu dianjurkan untuk segera ke petugas kesehatan terdekat.
(Ibu mengerti penjelasan bidan)
12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi.
(Ibu akan kunjungan ulang)
151
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.”N”
Umur : 23 Tahun
Catatan Perkembangan
payudara sangat sakit saat disentuh, bengkak, dan puting susu lecet.
Jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan, ibu
dianjurkan untuk segera ke petugas kesehatan terdekat (ibu mengerti
penjelasan bidan)
5. Mengingatkan pada ibu untuk tetap mejaga kehangatan bayi, segera
mengganti pakaian bayi bila terasa lembab (ibu mengerti dan akan
melaksanaknnya)
6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan pusar
bayinya walaupun tali pusatnya sudah lepas (ibu mengerti dan akan
melaksanakannya)
7. Memberitahu ibu untuk memeriksakan ke petugas kesehatan jika
ada keluhan (ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
153
Nama : Ny.”N”
Umur : 23 Tahun
Catatan Perkembangan
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus pada bayi Ny
“N” Di BPM Rusmiati Okta Palembang Tahun 2019
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
B. Riwayat Kehamilan
C. Riwayat Persalinan
Kala I : 10 jam
Kala II : 30 menit
Kala IV : 2 jam
Plasenta : Lengkap
Tali pusat : 50 cm
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 129 x/menit
RR : 45 x/menit
Temp : 36,70C
PB : 48 cm
BB : 3400 gram
157
2. Pemeriksaan Antopometri
a. Kepala
Rambut : Hitam
Pembekakan/benjolan : Tidak ada
Fontanel : Ada
Sutura : Tidak ada molase
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematoma : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
b. Muka
Keadaan : Tidak ada kelainan
Warna : Kemerahan
c. Mata
Keadaan : Normal
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak anemis
Tanda-tanda Infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : (+) ka / (+) ki
d. Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
e. Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Tidak ada labia palato
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks Rooting : (+) Menoleh saat disentuh pipi
Refleks Sucking : (+) Menghisap kuat saat disusui
Refleks Swallowing : (+) Menelan saat disusui
158
f. Telinga
Keadaan : Normal, tidak ada serumen
Daun telinga : Simetris
g. Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Normal
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic neck : (+) Kepala bayi ditolehkan ke satu sisi
selagi beristirahat
h. Dada
Keadaan : Simetris
Puting susu : Ada
Frekuensi dan Bunyi Nafas : 45x/menit
Frekuensi dan Bunyi Jantung : 129x/menit
i. Abdomen
Keadaan : Baik
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti pembengkakan, pengeluaran seperti nanah.
Perdarahan : Tidak ada
j. Kulit
Keadaan : Baik
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
k. Genitalia
a. Laki-laki
Keadaan : Baik
Kesimetrisan : Simetris
Kebersihan : Bersih
Skrotum :Testis sudah turun menutupi
skrotum
159
Kesimetrisan : Simetris
Gerakan Aktif
Jumlah jari : Lengkap (10 Jari)
Refleks grasping : (+) ka / (+) ki Menggenggam saat
disentuh telapak tangan
3. Pemeriksaan Khusus
No. Kriteria 0-1 1-5 5-10
Menit Menit Menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 1 2 2
3 Tonus otot 2 2 2
4 Refleks 1 1 2
5 Warna kulit 2 2 2
Jumlah 8 9 10
4. Sistem syaraf
Refleks moro : (+) Memeluk saat dikagetkan
160
5. Pemeriksaan Antropometri
a. Lingkar kepala
6. Eliminasi
a. Urine (BAK dalam 6 jam)
Frekuensi : 2x
Warna : Kuning jernih
Penyulit : Tidak ada
b. Mekonium
Frekuensi : 1x
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik
a. KU : Baik
b. Nadi : 129 x/menit
c. RR : 45 x/menit
161
d. Temp : 36,70C
e. PB : 48 cm
f. BB : 3400 gram
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya)
2. Mengingatkan kepada keluarga untuk mengadzankan dan iqomah
bayinya jika belum. Pemberian adzan dan iqomah pada bayi bertujuan
agar kalimat pertama yang didengar adalah kalimat tayyibah dan
dijauhkan dari setan yang terkutuk. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW dari Rafi’ yang artinya: “ Aku melihat sendiri Rasulullah
mengadzankan Hasan bin Ali pada telinganya, ketika ia baru
dilahirkan oleh Fatimah.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
(Keluarga mengatakan sudah mengadzankan dan iqomah bayinya)
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh
bayinya dengan cara membedong bayi dan jangan meletakkan bayi di
bawah kipas angin/AC dalam keadaan terbuka.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
4. Memberitahu ibu agar tidak membersihkan verniks atau yang seperti
lemak putih pada bayi karena verniks berguna untuk mencegah bayi
dari infeksi
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand atau
sesuai kebutuhan bayi serta menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan
apapun.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan pusar bayi dengan cara
mengganti kassa steril setiap habis mandi, ketika kotor/basah dan
tidak membubuhkan apapun pada tali pusar bayi.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya)
7. Memberikan imunisasi Hb0 secara IM di 1/3 paha luar sebelah kanan
bayi.
(Imunisasi telah diberikan)
162
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan Perkembangan
BAB V
PEMBAHASAN
A. Masa Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. kehamilan normal akan
berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan terdapat dari kalender
internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir. kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester
II berlangsung minggu ke-13 hingga ke-27 dan trimester III berlangsung dari
minggu ke-28 hingga ke 40. (Saifuddin, 2013).
166
167
teori (Sukistyawati, 2010) wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktivitas
yang dijalani tidak boleh terlalu berat.
Pada kasus Ny.”N” bidan menganjurkan ibu untuk ber-KB agar dapat
mengatur jarak dan jumlah anak. Hal ini sesuai dengan teori (Sulistyawati,
2013) keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan maka dari itu pemerintah merencanakan
program atau cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. pada proses
kehamilan saat ini berlangsung dengan normal.
menit, TFU 33 cm, Suhu 36,5 oc, RR 24 x/menit, DJJ 140 x/m. Pada
pemeriksaan tekanan darah hal ini sesuai dengan teori Pusdiklatnakes (2014)
yang mengatakan bahwa tekanan darah yang normal adalah 110/80-130/90
mmHg.
tidak ada kesenjangan anatar teori dan kenyataan di lahan praktik mengenai
keluhan ibu pada trimester I.
Ny.”N” mengaku dapat dapat merasakan gerakan janin. Gerakan
ini dapat dirasakan pasien pertama kali usia kehamilan ± 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada usia kehamilan 16 minggu dan minimal
gerakan janin yang dirasakan ibu lebih dari 10 kali dalam 24 jam dan dapat
menjadi salah satu tanda pasti terjadinya kehamilan pada Ny”N”. Menurut
penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktik pada
asuhan kebidanan tersebut.
Selama penulis melakukan pengkajian pada setiap kali ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan keluhan yang dirasakan ibu masih dalam
keadaan fisiologis seperti: sering buang kecil . Menurut (Rukiyah, 2013)
fisiologis kehamilan terutama trimester tiga ibu sering mengeluh buang air
kecil, penyebabnya adalah kepala janin yang mulai turun kebawah pintu atas
panggul sehingga menekan kandung kemih dan menyebabkan ibu sering buang
air kecil. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di
lahan praktik menganai keluhan-keluhan yang dialami selama kehamilan.
Pada kehamilan ini penulis melakukan pemeriksaan palpasi pada
kunjungan pertama yakni : Leopold I, Pada usia kehamilan 31 minggu 6 hari
Tinggi fundus uteri berada 3 jari diatas pusat (Mcd: 24 cm), hal ini tidak sesuai
dengan teori Sulistyawati (2012) yang mengatakan bahwa pada usia 31 minggu
6 hari Tinggi fundus uteri (TFU) berada pada pertengan pusat dan px dengan
normal TFU 29,5-30 cm. Pada Leopold I bagian atas fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting (bokong), Leopold II bagian kanan perut ibu teraba
panjang, keras seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III bagian terbawah teraba
bulat, keras, dan melenting (kepala), Leopold IV kepala janin belum masuk
pintu atas panggul (PAP) atau konvergen. tafsiran berat janin (24 cm – 12) x
155 gram = 1860 gram. Hasil pemeriksaan Leopold telah sesuai dengan teori
Dewi,dkk (2015) yang mengatakan bahwa pemeriksaan Leopold I bertujuan
untuk menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus,
Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan
170
atau kiri perut ibu, Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
ada di bawah uterus, Leopold IV bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah bagian tersebut sudah
masuk/melewati pintu atas panggul.
panggul (PAP) atau divergen (3/5). Hal ini telah sesuai dengan tafsiran berat
janin (33 cm – 11) x 155 gram = 3410 gram. Hasil pemeriksaan Leopold telah
sesuai dengan teori Dewi,dkk (2015) yang mengatakan bahwa pemeriksaan
Leopold I bertujuan untuk menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin
yang di fundus, Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
di sebbelah kanan atau kiri perut ibu, Leopold III bertujuan untuk mengetahui
bagian janin yang ada di bawah uterus, Leopold IV bertujuan unutk
mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah
bagian tersebut sudah masuk/melewati pintu atas panggul.
bidan. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada
asuhan kebidanan tersebut.
Selama kunjungan dilakukan, Ny”N” melakukan pemeriksaan Hb
yaitu pada kunjungan pertama dengan menggunakan Hb sahli dengan hasil Hb
yaitu 12,5gr% pada kunjungan kedua dan ketiga, hasil Hb yaitu tidak dilakukan
pemeriksaan. Dari hasil pengkajian bahwa ibu mempunyai kadar Hb yang
Normal Hal ini sesuai dengan teori ( Depkes RI, 2012) anemia dapat di
golongkan berdasarkan hasil pemeriksaan sahli yakni : Hb 11gr% : tidak
anemia, Hb 9-10 gr% : anemia ringan, Hb 7-8 gr% : anemia sedang, dan Hb <
7 gr% : anemia berat. Sehingga tidak muncul diagnose karena Hb ibu normal.
Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan
kebidanan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan (Permenkes, 2014).
Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan
kebidanan tersebut.
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya
pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, IMD dan ASI Eksklusif, KB pascasalin, dan lain
sebagainya (Permenkes, 2014).
Pada asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. “N”, telah ditegakkan
diagnose yaitu G1P0A0 hamil 38 minggu 4 hari, janin tunggal hidup, preskep.
Maka konseling yang diberikan berupa anjuran konsumsi makanan dengan gizi
seimbang istirahat yang cukup, mengingatkan tentang tanda bahaya kehamilan,
tanda-tanda dan persiapan persalinan, menganjurkan ber-KB setelah
melahirkan, mengingatkan untuk meminum tablet Fe untuk mencegah anemia,
dan menganjurkan untuk kunjungan ulang. Menurut penulis tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan kebidanan tersebut.
173
B. Masa Persalinan
Pada persalinan Ny.“N” melahirkan secara normal dengan kehamilan
cukup bulan yaitu pada usia kehamilan 39 minggu 2 hari (aterm). Persalinan
Ny.”N” dikatakan normal karena sesuai dengan teori Sulistyawati (2012) yang
mengatakan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan (usia kehamilan 37 minggu-42 minggu)
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lahir, dengan
bantuan atau kekuatan sendiri. Ibu melahirkan secara spontan dengan
presentasi kepala, persalinan berlangsung normal. Proses ini dimulai dari
adanya kontraksi adekuat, tanda-tanda gejala kala II dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
Pada persalinan kala I Ny.“N” tanggal 07 April 2019 pukul 08:00
WIB datang ke BPM Rusmiati Okta Palembang bersama keluarganya,
mengaku hamil 9 bulan anak ketiga, ibu mengeluh mules perut bagian bawah
sampai ke pinggang sejak pukul 07:00 WIB, disertai keluar lendir bercampur
darah dari kemaluan ibu sejak pukul 07:30 WIB. Ibu mengaku belum keluar
air- air. Ibu merasa cemas, gelisah dengan kondisi tersebut. Pada pukul 13:00
WIB penulis melakukan pemeriksan dalam dengan hasil portio tebal,
pembukaan 5 cm, pendataran 50 %, ketuban Positif (utuh), terbawah kepala,
penunjuk ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan hodge II (4/5). Hal tersebut
berarti Ny.“N” sudah menunjukkan tanda-tanda inpartu. Hal ini sesuai dengan
teori Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa terjadinya his persalinan seperti
pinggang terasa nyeri, kontraksi uterus semakin kuat, dan pengeluaran lendir
disertai darah dari vagina.
dengan teori Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa lama kala 1 pada
persalinan berlangsung 10-12 jam pada primipara dan 6-8 jam pada multipara.
Berdasarkan kurve friedman, perhitungan pembukaan pada primigravida 1
cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Pada persalinan kala II 07 April 2019 terjadi pada pukul 17.30 WIB.
Ny.”N” mengatakan ingin meneran, merasa nyeri semakin kuat dan semakin
sering serta merasa ingin buang air besar. Penulis melakukan pemeriksaan
inspeksi, dengan hasil pengeluaran darah bercampur lendir semakin banyak,
dan tampak tanda-tanda kala II, seperti anus dan vulva membuka, perineum
menonjol, kepala janin telah terlihat di introitus vagina dan pembukaan sudah
lengkap. Hal ini sesuai dengan teori Rohani, dkk (2012) yaitu ibu merasakan
ingin meneran, makin meningkatnya tekanan rektum dan vagina, vulva dan
sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
175
Sedangkan tanda pasti kala II pembukaan serviks lengkap dan terlihat bagian
kepala bayi pada introitus vagina.
saat plasenta lepas, yang ditandai dengan uterus membulat, tali pusat
memanjang, dan semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir. Penulis melakukan
peregangan tali pusat terkendali (PTT) dengan gerakan dorso kranial,
membantu lahirnya plasenta dengan gerakan memilin searah jarum jam.
Setelah itu penulis melakukan masasse fundus uteri sambil memeriksa
keutuhan plasenta. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2014) yang
mengatakan bahwa dilakukan manajemen aktif kala III untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif, sehingga dapat mempersingkat waktu dan
mencegah perdarahan yang terdiri dari pemberian suntikan oksitosin dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali
(PTT) dan masasse fundus uteri.
Hasil observasi Kala IV pada Ny.“N” yaitu TTV batas normal 110/70-
110/80 mmHg, suhu 36,6 ºC-36,7ºC, Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, konsistensi keras, kandung kemih tidak penuh, lochea rubra,
pengeluaran darah selama proses persalinan yaitu pada kala I ± 60cc, kala II
±50 cc, kala III ± 35cc, kala IV ± 100cc, jumlah pengeluaran darah yang
dialami yaitu ± 245cc. Pada kasus Ny.“N” dalam batas normal serta hasil
pemantauan hasil kala IV terlampir pada askeb. Hal ini sesuai dengan teori
Manuaba (2014) yang mengatakan bahwa perdarahan persalinan dianggap
normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500cc.
C. Masa Nifas
Dari data objektif didapatkan pemeriksaan Keadaan Umum, TD, Nadi,
Suhu, Pernafasan, pengeluaran ASI, TFU, dan Lokhea. Dari hasil pemeriksaan
177
baik dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Dari hasil pemantauan tidak ada
kesenjangan dengan teori.
Kunjungan IV, 6 minggu postpartum adalah menanyakan pada ibu
tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. Memberikan konseling
untuk KB secara dini (Dewi, 2011). Hasil pemeriksaan pada Ny “N” adalah
tinggi fundus uteri pada 6 minggu postpartum sudah tidak teraba lagi.
Menganjurkan ibu untuk ber-KB dan ibu ingin menggunakan KB Suntik 3
bulan . Hasil pemantauan tidak ada kesenjangan dengan teori. Selama masa
nifas Ny “N” tidak adanya penyulit dan komplikasi.
Selama masa nifas Ny.N mengalami kondisi yang normal, tidak ada
kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada, asuhan yang diberikan
penulis sesuai dengan teori Dewi, (2013) yang mengatakan bahwa kunjungan
nifas pertama 6-8 jam postpartum, kunjungan kedua 6 hari postpartum,
kunjungan ketiga 2 minggu postpartum dan kunjungan keempat 6 minggu
postpartum.
D. Bayi Baru
Dari Data Subjektif dilakukan pemeriksaan meliputi, Nama Bayi,
Umur, Jenis Kelamin. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan meliputi
Keadaan Umum, Jenis Kelamin, Nadi, Pernafasan,Suhu, BBL, PBL, dan Tali
Pusat, Genetalia, pada pemeriksaan didapatkan diagnosa Bayi “N” Umur 6
Jam. Lahir cukup bulan masa gestasi 40 minggu, lahir spontan pukul 17.30
WIB tidak ditemukan adanya masalah, menangis spontan, kuat, tonus otot
positif (+) warna kulit kemerahan jenis kelamin laki-laki, anus (+) dan tidak
ada cacat bawaan. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu
jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan dan tetap jaga kehangatan,
potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan Inisiasi Menyusui
Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan ibu, suntikkan vitamin K sebanyak
0,1 ml secara IM di paha sebelah kiri (1/3 distal anterior) dan salep mata
kemudian setelah 1 jam diberikan injeksi HB0 0,5 ml secara IM di paha sebelah
kanan (1/3 distal anterior) tindakan injeksi dilakukan setelah inisiasi menyusui
dini (Rukiyah, 2012).
179
E. Pelvic Rocking
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga
pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan
mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar.
(Aprilia, 2011).
180
Kunjungan II, pada tanggal 8 Maret 2019 pukul 10.30 WIB, penulis
mengajak Ny”N” untuk melakukan Pelvic Rocking dan menilai skala nyeri
punggung ibu dengan menggunakan Numerical Rating Scale dengan durasi
±10 menit didapatkan bahwa nyeri punggung ibu berkurang dari skala 2
menjadi skala 0 dan ibu merasa nyaman dan rileks.
Kunjungan III, pada 02 April 2019 pukul 10.00 WIB, penulis mengajak
Ny”N” kembali untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilannya dan
melakukan pemberian Pelvic Rocking di BPM Rusmiati Okta Palembang dan
menilai skala nyeri menggunakan Numerical Rating Scale dengan durasi ±10
menit didapatkan bahwa nyeri punggung ibu berkurang dari skala 2 menjadi
skala 0 dan ibu merasa nyaman dan rileks. Dan tidak ditemukan kesejangan
dengan teori sesuai dengan manfaat Pelvic Rocking.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
181
182
dalam keadaan sehat dan baik, bayi mau menyusu, tidak ada tanda-tanda
bahaya maupun komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Diagnosa yang didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh bidan pada saat Kehamilan yaitu G1P0A0 hamil 39 minggu 2 hari,
pada persalinan didapatkan G1P0A0 inpartu Kala 1 fase Aktif janin
tunggal hidup presentasi kepala, pada masa nifas didapatkan P1A0 post
partum 6 jam, dan bayi baru lahir didapatkan Bayi “Ny.N” Umur 6 Jam.
4. Memberikan asuhan kebidanan dimulai dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir, meliputi pemeriksaan kehamilan : Keadaan
Umum, Tinggi badan, Berat Badan , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU,
Djj, Hb. Pada pemeriksaan persalinan : Keadaan Umum, Tinggi Badan,
Berat badan, , Lila, Nadi, Suhu, Pernafasan, TFU, Djj, Hb. pada
pemeriksaan Nifas : Keadaan Umum, TD, Nadi, Suhu, Pernafasan,
pengeluaran ASI, TFU, dan Lokhea. Pada pemeriksaan bayi baru lahir :
Keadaan Umum, Jenis Kelamin, Nadi, Pernafasan,Suhu, BBL, PBL, dan
Tali Pusat, Genetalia.
5. Pendokumentasian asuhan dan hasil temuan dituangkan pada lembar
patograf dan format anternatal care, format bersalin, format nifas dan
format bayi baru lahir.
B. Saran
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
tugasnya dimasa yang akan datang.
183
DAFTAR PUSTAKA
Rukiah, Ai Yeyeh, et all., 2013.Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita Edisi
Revisi.Jakarta: CV.Trans Info Media.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Sangat Nyeri
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Kemudian pada ibu hamil dilakukan Pelvic Rocking selama 3 kali. Pelvic rocking
yang ketiga kali, kemudian diukur keluhan ibu hamil sesudah (Posttest) dilakukan
pelaksanaan Pelvic Rocking.
187