Anda di halaman 1dari 12

ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal.

105-116 105

CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN


NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV

Dwi Desilvani1, Hanny Hafiar2, Trie Damayanti2


1
Forest And Climate Change Programme GIZ Indonesia
2
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana NET TV membingkai kasus penyelundupan narkoba dan membingkai
citra Dirjen Bea dan Cukai. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckmann, paradigma
konstruktivisme dengan studi analisis framing. Teknik Pengumpulan data: analisis teks, wawancara, observasi partisipan,
dan studi pustaka. Teknik analisis data: analisis framing Robert N. Entman dan analisis wawancara. Teknik validitas dan
realibilitas data: pengamatan, peningkatan ketekunan, dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan NET TV membingkai kasus penyelundupan narkoba dengan menampilkan empat
pendefinisian masalah, empat perkiraan penyebab masalah, empat keputusan moral, dan empat penekanan penyelesaian
masalah. Dengan melakukan penyeleksian isu bersama kesepakatan pihak Dirjen Bea dan Cukai serta melakukan penonjolan
isu melalui editing, teks secara lisan maupun tulisan, serta gestur pemain. Citra yang terbingkai pun menjadi dua yaitu citra
pelayanan dan perlindungan.
Saran yang dapat diberikan ialah pendefinsian masalah yang timbul dapat menjadi bahan evaluasi Dirjen Bea Cukai; dalam
episode rekonstruksi sebaiknya dicantumkan pemberitahuan; sebaiknya NET TV sebagai media massa lebih objektif dan
berimbang; penelitian ini hanya terbatas pada aspek teks diharapkan ada penelitian lebih lanjut dengan aspek yang lebih
luas.

Kata-kata Kunci: Media Massa, Analisis Framing, Citra, Dirjen Bea dan Cukai.

IMAGE OF CUSTOMS AND EXICES IN DRUG SMUGGLING CASE ON


CUSTOMS PROTECTION NET TV

ABSTRACT

This research aims to determine how NET TV frame the drug smuggling case and frame the Customs and Exices’ image.
This research is using Social Constructivism on Reality Theory by Berger and Luckmann, constructivism
paradigm and framing analysis. Data analysis techniques: text analysis, interview, participant observation, and
literature review. Data analysis techniques: framing analysis by Robert N. Entman and analytical interview. Data validity
and reliability techniques: observation and sources triangulation.
The results of this research indicate NET TV frame with a drug smuggling case featuring four of defining the problem, four
approximate cause of the problem, the four moral decisions, and four problem-solving emphasis. By doing the screening
issue joint agreement the Director General of Customs and Excise and conduct highlighting the issue through editing, text
orally and in writing, as well as gesture’s player. framed image becomes two: the image of service and protection.
The suggestion can be given is definsian problems that arise can be a material evaluation of the Director General of
Customs; the reconstruction of the episode should be appended to the notice; preferably NET TV as mass media is more
objective and impartial; This study is confined to the aspects of the text is expected to be further research with a wider
aspect.

Keywords: Mass Media, Framing Analysis, Image, Customs and Exices

___
Korespondensi: Dwi Desilvani. Forest And Climate Change Programme GIZ Indonesia. Manggala Wanabakti Building,
Block VII, 6th Floor. Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta. Email: dwi.desilvani@hotmail.com

Submitted: July 1st, 2016, Revision: October 1st, 2016, Accepted: December 1st, 2016
ISSN: 2548-687X (cetak), ISSN: 2549-0087 (online)
http://jurnal.unpad.ac.id/protvf
106 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
PENDAHULUAN tersebut, tercetuslah program “Customs
Berpengaruh kuatnya media dalam sebuah Protection”. Program Customs Protection ini
perpektif khalayak membuat media berlomba- diusulkan pada tahun 2014 dan mengajukan
lomba menghadirkan program-program yang permohonan kerjasama dari NET TV kepada
sesuai dengan ideologinya masing-masing Direktorat Jenderal Bea dan diterima pada awal
untuk membentuk perspektif pada khalayak tahun 2015.
yang menerimanya. Hal ini pun terjadi di dalam “Customs Protection ini bermuatan news
media di Indonesia yang kini mempunyai latar tapi dikemas dengan real atau reality show
belakang masing-masing dan mengemas suatu oleh karena itu program ini masuk dalam
informasi menurut ideologinya. NET kategori produksi bukan news walaupun
muatan informasinya adalah news. Tidak
Mediatama Televisi adalah stasiun televisi yang
ada rekayasa dalam tayangan ini, hanya saja
baru berdiri 3 tahun dengan menjunjung tinggi kami melakukan rekonstruksi jika terdapat
ideologinya sebagai “Televisi Masa Kini”. NET kasus yang menarik untuk diliput tetapi
TV memiliki beberapa program yang berbeda kami tidak ada di tempat dan masih terdapat
dari program televisi lainnya, terutama reality barang bukti yang dapat dipergunakan
show yang belum banyak tayang di stasiun untuk rekonstruksi. Untuk rekonstruksi pun
televisi di Indonesia. kami memilih kasus mana yang sekiranya
menarik untuk ditayangkan atau tidak.”1
Sebelumnya, NET TV berhasil mengangkat
Customs Protection ini menyasar publik
reality show bertajuk 86 yang melakukan
terutama yang sering melakukan perjalanan ke
kerjasama dengan Kepolisian Republik
luar negeri serta publik yang sering melakukan
Indonesia karena mengangkat banyaknya
barang ekspor dan impor, agar lebih mengetahui
pelanggaran yang dilakukan di lalu lintas dan
regulasi yang berlaku di Indonesia. Program ini
perlunya kesadaran publik untuk lebih
tayang pada akhir pekan yaitu hari Sabtu dan
mematuhi aturan lalu lintas dan sebagainya.
Minggu pukul 22.00. Publik yang disasar antara
Dengan berhasilnya program tersebut, NET TV
lain dewasa dengan rentang umur 35 tahun
tidak berhenti pada kasus tersebut saja, mereka
sampai 39 tahun dengan bergender laki-laki.
melihat maraknya kasus narkoba yang melanda
Pada segmentasi tersebut menyukai tayangan
di Indonesia. Hal ini adalah menjadi ancaman
yang logis dan cenderung menarik atau seru.
eksternal negara yang sangat dapat merusak
Akan tetapi tentu saja NET TV tetap melakukan
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, NET TV
pembingkaian dalam setiap episodenya
berkaca dari program televisi “Australian dikarenakan latar belakangnya yang menjalin
Border” membuat suatu program yang kerjasama dengan Dirjen Bea Cukai.
mempertayangkan bagaimana aparat negara kita Terdapat beberapa terlihat NET TV ingin
berusaha mencegah hingga menangani berbagai menyampaikan informasi bahwa program ini
kasus penyelundupan yang dilakukan dari luar adalah program kerjasama dengan Dirjen Bea
negeri ke dalam negeri yang ditangani oleh Cukai. Dengan adanya lambang Dirjen Bea dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Cukai dalam pembukaan ”Customs Protection”
Sadar kurangnya pengetahuan khalayak
ini dengan dituliskan “Bekerjasama Dengan
terhadap peraturan yang berlaku untuk
Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Hubungan
peredaran barang-barang impor maupun ekspor
Masyarakat” hal tersebut telah memberikan citra
di sini lah peran media untuk memberikan
tesendiri bagi yang menyaksikan tayangan ini
informasi dan memberikan tayangan berkualitas
terhadap Dirjen Bea dan Cukai, serta petugas
agar publik lebih sadar dan menaati peraturan

1
Hasil Wawancara dengan Achmad Ali Ghufron selaku
Kreatif Customs Protection NET TV Pada 10 Januari 2016
ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal. 105-116 107
yang memakai seragam bertuliskan “Bea Dan Jenderal Bea dan Cukai dengan menjunjung
Cukai” dengan gagahnya, petugas mengenakan ideologi stasiun televisinya. Bagaimana NET
seragamnya memperlihatkan ketegasannya dan TV melakukan menyeleksian isu yang
kepaiawaiannya dalam melaksanakan tugas dihadirkan serta dipertontonkan kepada permisa
serta tulisan yang memperilihatkan bahwa dengan melewati review terlebih dahulu kepada
tayangan ini murni documenter terdapat kata- pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. NET
kata sebelum pembukaan acara ini yaitu “Semua TV juga melakukan penekanan-penekanan
Kejadian Dalam Tayangan Ini Tanpa untuk membuat tayangan menjadi lebih menarik
Rekayasa”. Dengan adanya kerjasama yang dan memberikan penekanan terhadap suatu isu
terjalin, NET TV melakukan pembingkaian yang ingin ditonjolkan oleh NET TV agar
yang menimbulkan citra dan reputasi tersendiri publik mengikuti perpektif NET TV dalam
bagi penonton. Seperti yang dikatakan Kurt melihat suatu kasus yang melibatkan Direktorat
Lang dan Gladys Engel Lang bahwa Jenderal Bea dan Cukai ini.
“Media massa memaksakan perhatian pada Hubungan penelitian ini dengan ilmu
isu-isu tertentu. Media massa membangun hubungan masyarakat adalah pentinganya peran
citra publik tentang figur-figur politik. media terhadap citra suatu institusi atau
Media massa secara konstan menujukkan lembaga. Bagaimana sebuah media dapat
apa yang hendak dipertimbangkan melihat suatu isu yang berkaitan dengan
diketahui dan didasarkan individu-individu
lembaga tersebut dan menghadirkannya kepada
masyarakat”2
Di sini lah NET TV mengonstruksi publik yang dapat memberikan citra tersendiri
informasi yang mereka dapatkan dan terhadap lembaga tersebut. Oleh karena itu,
menampilkannya kepada masyarakat dengan peneliti ingin mengetahui bagaimana citra
ideologi yang mereka anut. Dengan adanya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam
konstruksi atas realitas yang dilakukan NET tayangan Customs Protection khususnya dalam
TV, hal tersebut dapat menimbulkan citra kasus penyelundupan narkoba.
tersendiri kepada instansi Dirjen Bea Cukai.
NET TV melakukan penyeleksian dan TINJAUAN PUSTAKA
penonjolan isu yang menurut NET TV penting Pengertian komunikasi massa telah
dan layak untuk diperlihatkan kepada publik. banyak dikemukakan para ahli di bidang sosial
Begitu pun hal yang tidak penting dan menurut dan komunikasi. Pengertian komunikasi yang
NET TV dapat menurunkan nama baik Dirjen paling sederhana adalah dari Bittner, yakni :
Bea Cukai akan dihapuskan atau tidak “Mass Communiaction is a messages
communicated through a mass mediaum
ditayangkan oleh tim NET TV.3
to a large number of people,
Di sini lah peran media untuk memberikan (Komunikasi massa adalah pesan yang
informasi yang akurat, tanpa rekayasa, dan dikomunikasikan melalui media massa
menarik untuk dilihat. Informasi yang diberikan pada sejumlah besar orang)” (Elvinaro
oleh NET TV dalam program “Customs dkk, 2007:3)
Protection” ini memberikan pembingkaian Pengertian lain yang lebih terperinci
tersendiri dikarenakan NET TV melakukan dikemukakan ahli komunikasi lain, yaitu
kerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Gerbner. Menurut Gerbner, pengertian
Cukai. Bagaimana NET TV dapat komunikasi massa adalah sebagai berikut:
menghadirkan informasi mengenai kepabeanan “Mass communication is the
dan kasus-kasus yang melibatkan Direktorat technologically and instituationally

2 3
Tambura, Apriadi “Agenda Setting Media Massa”, 2012 Hasil Wawancara dengan Yudhistira Utama selaku
Production Assistan Customs Protection NET TV Pada 29
September 2016
108 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
based production and distrubution of the Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah
most broadly shared contionous flow of mengoreksi substansi kelemahan dan
messages in industrial societies.” melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”,
(Komunikasi massa adalah produksi dan
dengan menempatkan seluruh kelebihan media
distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang massa dan efek media pada keunggulan
kontinyu serta paling luas dimiliki orang “konstruksi sosial media massa” atas “konstruksi
dalam masyarakat industri) (Elvinari sosial atas realitas”. Bungin menjelaskan,
dkk, 2007:3) konstruksi sosial dalam media massa tidak
Ahli komunikais lainnya, Joseph A. muncul begitu saja. Ia memaparkan, proses
DeVito mengemukakan definisinya mengenai kelahiran kosntruksi sosial media massa lahir
komunikasi massa dalam dua item, yakni : melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) tahap
“Pertama, komunikasi massa adalah menyiapkan materi konstruksi; (b) tahap
komunikasi yang ditujukan kepada
sebaran konstruksi; (c) tahap pembentukan
massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Kedua, komunikasi massa konstruksi realitas; dan (d) tahap konfirmasi
adalag komunikasi yang disalurkan oleh (Bungin, 2008:195).
pemancar-pemancar yang audio
dan/atau visual.” (Elvinaro dkk, 2007: 5-
6).
Dari berbagai definisi yang
dikemukakan para hali tersebut, antara satu
definisi dengan definisi yang lain tidak ada
pertentangan dan bahkan saling melengkapi
satu sama lain. Dari pengertian tersebut pula
bisa diketahui karakteristik dari komunikasi
massa yang mebedakannya dengan jenis-jenis Gambar 1. Konstruksi Media Massa
komunikasi lainnya. Dari berbagai definisi (Sumber: Bungin, 2008:195)
komunikais massa yang telah dikemukkan
parah ahli sebelumnya, Rakhmat Menyiapkan materi konstruksi sosial
merangkumnya sebagai berikut: media massa adalah tugas redaksi media massa.
“Komunikasi massa diartikan sebagai jenis Masing-masing media memilki sistem
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah keredaksian yang berbeda-beda sesuai dengan
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym kebutuhan dan visi suatu media. Ada tiga hal
melalui media cetak atau elektronik sehingga penting dalam proses penyiapan materi
pesan yang sama dapat diterima secara serentak konstruksi sosial, yaitu keberpihakan media
dan sesaat.” (Elvinaro dkk, 2007:6). massa kepada kapitalisme, keberpihakan semua
Teori konstruksi sosial atas realitas yang kepada masyarakat, serta keberpihakan kepada
dikemukakan Berger dan Luckman tidak kepentingan umum. Jadi, dalam menyiapkan
memasukkan media massa sebagai veriable atau materi konstruksi, media massa memosisikan
fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi diri pada tiga hal tersebut (Bungin, 2008: 195-
sosial atas realitas. Sebagai seorang sosialog dan 197). Namun, pada umumnya keberpihakan
ahli di bidang media massa, Burhan Bungin kepada kepentingan kapitalis menjadi sangat
mengungkapkan pandangannya mengenai dominar mengingat media massa adalah mesi
konstruksi sosial yang di dalamnya di masukkan produksi kapitalis yang mau ataupun tidak harus
media massa sebagai varibelnya sebagai menghasilkan keuntungan. Tidak jarang dalam
berikut: menyiapkan sebuah materi pemberitaan, terjadi
ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal. 105-116 109
pertukaran kepentingan di antara pihak-pihak disajikan oleh madia massa dan menerima
yang berkepentingan. susunan prioriyas yang ditetapkan media massa
Tahap berikut setelah sebarab terhadap berbagai berbagai isu tersebut. Asumsi
konstruksi adlaah tahap pembentukan ini menyangkut pemahaman (learning), bukan
konstruksi realitas, dimana pemberitaan telah perubahan sikap perubahan opini. Studi empiris
sampai pada pembaca dan pemirsanya sehingga tentang komunikasi massa pada hakikatnya
terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat tekah mengonfirmasi bahwa efek yang paling
yang berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, memungkinakan terjadi akan berkaitan dengan
konstruksi realitas pembenara; kedua, kesediaan masalah materi informasi. Asumsi agenda
dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai setting menawarkan suatu cara menghubungkan
pilihan konsumtif. penemuan-penemuan tersebut dengan
Tahap pertama konstruksi pembenaran kemungkinan-kemungkinan efek terhadap opini
sebagai salah satu bentuk konstruksi media (Elvinaro Ardinato, dkk, 2007)
massa yang terbangun di masyarakat yang Asumsi dasar Agenda Setting Model
cenderung membenarkan apa saj ayang ada (model penataan agenda) menurut Cohen ini
(tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas adalah “The press is significanly more than a
kebenaran. Dengan kata lain, informasi media surveyor of information and opinion. It may not
be sucessful much of the time in telling the
massa sebagai otoritas sikap untuk people what to think, but it is stunningly
membenarkan sebuah kejadian. Ini adalah successful in telling readers what to think
pembentukan konstruksi tahap pertama. about”. Antara berbagai topik yang dimuat di
Tahap kedua adalah kesediaan media massa, topik yang lebih banyak mendapat
dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap perhatian dari media massa akan menjadi lebih
generik dari tahap yang pertama. Bahwa pilihan pagi pembacanya. (Elvinaro Ardianto, dkk,
seseorang untuk menjadi pembaca dan pemirsa 2007).
media massa adalah karena pilihannya untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh
Tabel 1. Ringkasan Framing Customs
media massa. Protection Episode Penyelundupan Narkoba
Tahap ketiga adalah menjadikan
konsumsi media massa sebagai pilihan
konsumtif, di mana seseorang secara habit
(kebiasaan) tergantung pada media massa.
Media massa adalah bagian kebiasaan hidup
yang tak bisa dilepaskan. Tanpa hari tanpa
menonton televisi, tanpa hari tanpa membaca
koran, tanpa hari tanpa mendengar radio, dan
sebagainya. Pada tingkat tertentu, seseirang
merasa tak mampu beraktivitas apabila ia belum
membaca koran atau menonton televisi pada
hari itu (Bungin, 2008: 198-199). Analisis framing dalam konsepsi Robert
N. Entman yang merujuk pada pemberian
Agenda Setting Model definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi
Agenda Setting Model menyatakan ini menekankan kerangka pemikiran Customs
media massa, dengan memperhatikan beberapa Protection NET TV. Program ini memandang
isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, bahwa permasalahan penyelundupan nanrkoba
akan memengaruhi opini publik. Orang ini adalah persoalan yang akan mengancam
cenderung mengetahui tentang hal-hal yang bangsa Indonesia terutama generasi muda yang
110 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
menjadi sasaran utama pelaku penyebaran sulit berkomunikasi dan modus baru. NET TV
narkoba. Kasus ini adalah kasus penting yang juga menentukan empat penyebab masalah
dipandang NET TV untuk diangkat karena yang dapat datang dari internal maupun
peristiwa narkoba ini adalah termasuk kasus eksternal Bea Cukai, menetapkan empat
kejahatan luar biasa dan harus diberantas. keputusan moral yang mengangkat bahwa Bea
“Kriminal pastinya, karena Cukai masih harus melakukan pembenahan,
penyelundupan narkoba sudah menjadi serta empat penekanan masalah yang
kejahatan yang paling sadis, karena memperlihatkan bahwa Bea Cukai selalu dapat
kalau sabu itu sampai jatuh ke Indonesia menyelesaikan masalahnya dan menangkap
terus diperdagangkan lalu yang
pelaku penyelundupna narkoba. Dalam unsur
memakai adalah salah satu dari keluarga
kita dijamin kita pasti sedih, oleh karena pembingkaian ini, Robert N. Entman juga
itu, hal tersebut kejahatan luar biasa” 4 melihat secara luas unsur analisis framing ini
Menurut Apriandi Tamburaka dalam yaitu: penyeleksian isu dan penonjolan atau
bukunya Agenda Setting Media Massa yang penekanna aspek. Dalam melakukan
menyatakan bahwa terdapat dua asumsi dasar penyeleksian isu NET TV sebagai media dapat
yang paling medasari tentang penentiuan menggiring opini publik mengenai persepsi
agenda diantaranya: yang pertama, masyarakat publik terhadap Bea Cukai melalui
pers dan media massa tidak mencerminkan penyeleksian isu. NET TV juga melakukan
kenyataan dan mereka menyaring dan penekanan isu untuk mendukung penggiringan
membentuk isu, dan yang kedua, konsentrasi opini publik terhadap persepsi penonton
media massa hanya pada beberapa masalah mengenai Bea Cukai. Berikut ini adalah
masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu pemaparan kerangka pikir Customs Protection
yang lebih penting daripada isu-isu lain. Oleh NET TV dari konsepsi Robert N. Entman.
karena itu, NET TV tertarik mengangkat isu Pemberitaan mengenai permasalahan
penyelundupan narkoba ini karena menurut terkait penyelundupan narkoba yang diangkat
mereka isu ini isu penting dan menarik dalam oleh Customs Protection NET TV sebagai
tayangan. Dalam kenyataannya, tidak materi khusus yang dihadirkan di setiap episode
dipungkiri stasiun televisi ini mengejar rating yang muncul. Dalam episode tersbeut
untuk mendapatkan keuntungan bagi medianya menceritakan bagaimana begitu banyaknya
maupun karyawan di dalamnya. Menurut salah modus yang dilakukan pelaku untuk
satu crew Customs Protection, isu menyelundupkan narkoba dan menyebarkannya
penyelundupan narkoba ini adalah salah satu isu di Indonesia. Hal tersebut menjadi masalah
yang dapat mendorak rating Customs penting bagi Dirjen Bea dan Cukai karena masih
Protection oleh karena itu tim sangat banyak masalah yang timbul dari internal Bea
5
mengutamakan isu ini. Cukai dan menyebabkan selalu ada saja oknum
Pada pembingakian kasus yang berani menyelundupkan narkoba ke
penyelundupan narkoba yang dilakukan NET Indonesia. NET TV menayangkan beberapa
TV pada program Customs Protection ini permasalahan yang timbul dalam tayangan
diperlihatkan dengan mengangkat empat penyelundupa narkoba salah satunya adalah
pendefinisian masalah sebagai masalah yang masalah kurangnya data informasi
penting bagi Bea Cukai diantaranya kurangnya penyergapan. Masalah kurangnya data
informasi penyergapan, kebocoran informasi, informasi penyergapan ini menetapkan

4 5
Hasil Wawancara dengan Wildan Kesuma Putra selaku Hasil Wawancara dengan Yudhistira Utama selaku
Production Assitant Customs Protection NET TV Pada 23 Production Assitant Customs Protection NET TV Pada 23
September 2016 September 2016
ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal. 105-116 111
perkiraan penyebab masalah sebagai aktor moral bangsa. Akan tetapi, di sini terlihat,
dalam masalah ini adalah pihak intelejen terutama pada episode on the spot atau langsung
mauapun mabes polri yang terlibat dalam dan tidak melakukan rekonstruksi, NET TV
menyediakan data informasi. Dalam masalah ini sering kali merekam berbagai masalah yang
NET TV juga membuat suatu keputusan moral timbul dari internal Bea Cukai dan menurut
yaitu kurangnya perencanaan matang dari divisi NET TV menarik untuk ditampilkan. Hal
intelejen maupun mabes polri. tersebut menjadi suatu definisi masalah yang
Pendefinisian masalah ini adalah salah dipilih oleh NET TV dalam beberapa episode
satu unsur analisis framing Robert N. Entman penyelundupan narkoba.
yang dapat menjadi master frame pertama yang Pada instansi yang diberikan tugas menjaga
dilakukan media dalam memandang sebuah perbatasan negara, seharusnya menjadi sebuah
informasi. Pendefinsian masalah adalah elemen kewajiban dalam menguasai bahasa asing,
pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. dikarenakan sudah menjadi tugas sehari-harinya
Elemen ini merupakan master frame atau dalam menangani orang asing. Akan tetapi,
bingkai paling utama. Robert N. Entman dalam masalah sulit berkomunikasi ini masih muncul
buku Eriyanto, Analisis Framing, menekankan pada petugas Dirjen Bea Cukai dan ditayangkan
bagaiamna peritiwa dapat dipahami oleh pada program Customs Protection dalam
wartawan. Maka di sini lah, NET TV bagaimana episode “Kiriman Tim Paket Sabu” dan “Detik-
memandang permasalahan yang terjadi dalam Detik Pengejaran Tersangka Penyelundup
kasus penyelundupan narkoba yang menjadi Sabu”. Pendefinisian masalah ini ditekankan
masalah pula bagi petugas Bea Cukai. dengan adegan dan testimoni narasumber. Pada
Pada pendefinisian masalah kedua yaitu adegan tersebut jelas ditekankan oleh
kebocoran informasi ini diperlihatkan pada narasumber dalam testimoninya bahwa mereka
episode “Penelusuran Pengiriman Narkoba di memiliki masalah pada bahasa dan tidak dapat
Bandara Soekarno-Hatta”. Pendefinisian mengerti apa yang dikatakan oleh pelaku,
masalah yang dilakukan oleh NET TV pada petugas pun harus memanggil translator untuk
episode ini adalah saat mengatakan idak ada mengetahui apa yang sedang dibicarakan
cargo sama sekali dalam pengiriman hari itu. pelaku.
Kami menduga informasi kami sudah bocor.” Dalam pendefinisian masalah ini, NET TV
Teks tersebut terucap pada menit 6:34. NET TV memperkirakan penyebab masalahnya adalah
membingkai permasalahan ini pula karena Dirjen Bea Cukai secara internal karena belum
permasalahan ini dianggap menarik untuk maksimal dalam pengembangan Sumber Daya
diangkat karena kembali menimbulkan polemik Manusianya yang di sini adalah petugas Bea
dan opini publik bahwa informasi Bea Cukai Cukai. Hal tersebut diakui oleh Yudhistira
pun bahkan dapat bocor. Utama selaku Production Assitant Customs
Menurut Eriyanto, Framing meringkas Protection.
realitas yang kompleks penuh dimenasi, dan “Mulai ke sini mulai dicari yang dapat
tidak beraturan menjadi tersaji dalam berita berbahasa asing karena permasalahan awal
sebagai sesuatu yang sederhana,beraturan dan di program ini adalah banyak masyarakat
atau penonton mengeluh dan dari Bea Cukai
memenuhi logika tertentu. NET TV terutama
sendiri mengakui banyak petugas bandara
program Customs Protection meringkas kasus yang kurang fasih berbahsa asing, Inggris,
ini sebagai permasalahan kriminal atau Mandarin, Korea, Jepang paling tidak
kejahatan yang luar biasa dan dapat merusak bahasa Inggris”6

6
Hasil Wawancara dengan Yudhistira Utama selaku
Production Assitant Customs Protection NET TV Pada 23
September 2016
112 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
NET TV menganggap bahwa masih Penyebab masalah yang ditampilkan oleh
banyak keluhan penonton yang mengamini NET TV terlihat bersamaan dengan testimoni
petugas yang masih berkesulitan dalam pendefinisian masalahnya. Dimana narasumber
penguasaan bahasa asing. Hal tersebut berkata bahwa petugas mengalami masalah
menyebabkan masalah sulitnya berkomunikasi dalam bahasa dan harus memanggil translator
yang masih dapat dilihat di pendefinisian di situ lah NET TV memperlihatkan bahwa hal
masalah dalam episode penyelundupan narkoba tersebut disebabkan petugas yang tidak mampu
sekalipun. Akan tetapi, kembali NET TV menguasai bahasa selain bahasa inggris dan
menampilkan permasalahan ini sesuai dengan menyebabkan sulit berkomunikasi.
yang dikatakan Wildan Kesuma Putera selaku Pada akhirnya, NET TV membingkai
Production Assistant bahwa masalah ini juga dengan menekankan penyelesaian masalahnya
menarik untuk diangkat. Masalah sulit dengan memanggil translator dari luar, dan
berkomunikasi ini menjadi masalah yang dapat menyebabkan permasalahn kemudia selesai dan
membuat Dirjen Bea Cukai lebih berkaca dan petugas mampu memperoleh keterangan dari
melakukan evaluasi atas SDMnya yang masih pelaku. Bagi kaum konstrukstivisme, realitas
kurang dalam penguasaan bahasa asing (berita) itu hadir dalam keadaan subjektif.
“Sebenarnya kalau untuk sulit Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut
berkomunikasi kita munculkan karena itu pandang dan ideologi wartawan. Bagaimana
memang menjadi hambatan bagi petugas sudut pandang media dalam melakukan framing
Bea Cukai sampai saat ini hal itu kami suatu informasi dapat terlihat dari bagaimana
munculkan untuk mejadikan evaluasi juga
media menekankan penyelesaian dan
buat mereka bahwa menguasai bahasa asing
selain bahasa inggris itu penting untuk memberikan rekomendasi. Treatment
petugasnya tidak hanya dalam penindakan recomendetion dipakai untuk menilai apa yang
di kepabeanan dan cukai saja tetapi juga dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang
untuk pelaku penyelundup narkoba yang dipilih untuk menyelesaikan masalah.
berasal dari beberapa negara.”7 Pemberitaan mengenai permasalahan terkait
Diagnose Causes atau memperkirakan penyelundupan narkoba yang diangkat oleh
penyebab masalah menurut Entman, merupakan Customs Protection NET TV sebagai materi
elemen framing untuk membingkai siapa yang khusus yang dihadirkan di setiap episode yang
dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. muncul. Dalam episode tersbeut menceritakan
Penyebab di sini dapat berarti apa tetapi juga bagaimana begitu banyaknya modus yang
bisa siapa. Bagaimana peristiwa dipahami oleh dilakukan pelaku untuk menyelundupkan
tim NET TV, dan tentu saja menentukan apa narkoba dan menyebarkannya di Indonesia. Hal
dan siapa yang dianggap sebagai sumber tersebut menjadi masalah penting bagi Dirjen
masalah. Di sini lah sebenarnya NET TV Bea dan Cukai karena masih banyak masalah
menetapkan aktor di balik pendefinisian yang timbul dari internal Bea Cukai dan
masalah ini adalah internal Dirjen Bea Cukai menyebabkan selalu ada saja oknum yang
sendiri yang belum mampu mengembangkan berani menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
SDMnya. Akan tetapi, penyebab masalah ini Teori Penentuan Agenda atau Agenda Setting
hanya tersirat dalam adegan tersebut tidak Theory adalah teori yang menyatakan bahwa
terlalu ditekankan karena kembali NET TV media massa berlaku merupakan pusat
memiliki kerjasama dengan Dirjen Bea Cukai. penentuan kebenaran dengan kemampuan

7
Hasil Wawancara dengan Wildan Kesuma Putra selaku
Production Assitant Customs Protection NET TV Pada 23
September 2016
ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal. 105-116 113
media massa untuk mentransfer dua elemen “Penelusuran Peredaran Sabu-Sabu Cair” atau
yaitu kesaran informasi ke dalam agenda publik “Seorang Pria Kedapatan Membawa Nakoba di
yang mengarahkan kesadarn publik serta Lipatan Baju” bahkan judul seperti “Seorang
perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap Wanita Diperiksa Kedapatan Membawa Barang
penting oleh media massa. Di Dalam Pembalut”. Judul-judul ini yang dapat
Walter Lipmann pernah mengutarakan pula menjadi headline dalam tayangan Customs
pernyataan bahwa media berperan sebagai Protection untuk menarik penonton melihat
mediator. Terdapat korelasi yang kuat dan tayangan Customs Protection. Tidak hanya
signifikan antara apa-apa yang diagendakan melalui judul episode yang memberikan
oleh media massa dan apa yang menjadi agenda penekanan pada masalah modus baru, dalam
publik. Di sini NET TV memilih pendefinisian berbentuk teks testimonial juga biasa dilakukan
masalah modus baru sebagai salah satu isu yang oleh tim Customs Protection.
penting dari isu-isu lainnya. Dimana isu ini Dalam teks pendefinisian modus baru
sinergi dengan program Presiden yang ingin ini dilakukan pembingkaian oleh NET TV
memberantas narkoba dengan Operasi Bersinar dengan melakukan penegasan di dalam teks
(Berantas Sindikat Narkoba). Masalah modus yang muncul. Dalam penegasan ini,
baru ini selalu menjadi masalah yang begitu pembingkaian berisikan perspektif yang
mengancam bagi pihak Bea Cukai yang datang digunakan si penulis ketika mengonstruksi fakta
dari pihak eksternal yaitu pelaku atau fenomena sebagai dasar penonjolan
penyelundupan narkoba. Masalah modus baru gagasan ini tulisannya. Seperti pada episode
juga dianggap materi yang menarik untuk “Penelusuran Peredaran Sabu-Sabu Cair”, NET
diangkat karena keberagaman modus yang TV menekankan permasalahan modus baru ini
dihadirkan oleh pelaku. Kembali tidak dengan narasumbernya yang berkata,
memungkiri NET TV mengejar rating saat “Ini adalah modus baru dimana
penayangan modus baru ini biasanya sebelumnya belum pernah terjadi.
mendapatkan rating tinggi. Mereka dengan sangat lihai
“Masalah modus baru ini penting menyamarkan sabu-sabu menjadi sabu
ditayangkan karena menyangkut kelihaian berbentuk semacam lem. Barang dan
pelaku untuk menyelundupkan narkoba dan pengemasnya sejumlah 65 Kg tapi untuk
modus yang digunakan pun kandang- isinya sendiri sekitar ada 53Kg. Jumlah
kadang aneh-aneh seperti ada yang di anus, yang cukup besar untuk narkoba jenis
pembalut wanita lah, atau di belakang sabu-sabu ini dan terbesar yang pernah
kerudung lah. Hal tersebut lah yang ditemukan di kantor kami ini.” (Menit
membuat episode modus baru menjadi 1:52)
selalu menarik untuk kami tayangkan di Dengan menggunakan efek suara
8
beberapa episode Customs.” transisi untuk menekankan bahwa modus ini
Pendefinisian modus baru ini dalam adalah modus baru, NET TV berusaha
episode penyeludunpan narkoba sering kali memberikan penekanan menggunakan efek
diberikan penekanan dari judul episode saja. suara pada transisi. Suara, sebagai tanda terjalin
Bahkan, dalam running text sebelum acara sangat erat dengan yang dimaksud pada gambar.
tayang sudah ditayangkan untuk membuat Suara bersama gambarnya memang ikonis,
penonton tertarik menonton episode tersebut. tetapi kekuatan keberadaanya pada akhirnya
Pendefinisian masalah modus baru ini biasa diperoleh dari indeksikalitas. Karena realitas
ditekankan mulai dari judul episode seperti yang ditampilka, seluruhnya atau sebagian,

8
Hasil Wawancara dengan Wildan Kesuma Putra selaku
Production Assitant Customs Protection NET TV Pada 23
September 2016
114 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
tidak hanya mirip, tetapi juga memiliki strategi untuk berkomunikasi dengan
keterkaitan dengan realitas kita. Semakin besar masyarakat secara luas.
keterkaitan tersebut, maka semakin dapat “Customs Protection oleh NET TV ini
muncul pula identifikasi dan adegan pun akan banyak yang kita peroleh baik dari
9
semakin dapat ‘menyentuh’ kita. strategi Bea Cukai ke depanya seperti
Public Relations dan media adalah dua apa, dan masyarakat juga untuk saat ini
hal yang tidak dapat dipisahkan terutama bagi informasi mengenai Bea Cukai kan
instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. masih terbatas untuk masyarakat yang
Dengan sejumlah berita miring mengenai diterima. Apasih yang dilakukan Bea
instansinya, bagian Hubungan Masyarakat Cukai? Nah setelah ada NET TV, dia
Dirjen Bea Cukai membangun mitra yang baik masuk dalam program yang sifatnya
dengan media untuk menjangkau stakeholder dapat menjaring permisa yang banyak,
utama Dirjen Bea Cukai yaitu masyarakat. hal itu menjadi salah satu startegi Bea
Kendati dengan pesatnya pertumbungan dunia Cukai untuk menjangkau masyarakat.
media, terlebih media online, Dirjen Bea Cukai Karena keterbatasan yang kita miliki, ya
merasa kerjasama dengan media begitu penting dengan adanya pihak dari media
untuk meningkatkan citra serta memberikan elektronik, buat saya sih hal ini
informasi tentang kegiatan serta kebijakan Bea membuat kita dengan mudah dikenal
Cukai yang belum banyak masyarakat ketahui. dengan masyarakat”10
Menurut Siswanto Sutojo, citra sebagai Dengan adanya kerjasama yang
pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk dilakukan NET TV bersama Dirjen Bea Cukai
orang perseorangan, benda, atau organisasi. hal ini membuat NET TV memiliki prespektif
Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati yang terbingkai di dalam tayangan Customs
diri perusahaan atau organisasi. Mengetahui Protection ini. Customs Protection ini adalah
citra merupakan salah satu evaluasi stakeholder salah satu program reality show dengan
terhadap organisasi atau instansi sepanjang bermuatan berita di dalamnya. Dalam berita
waktu yang didasarkan atas pengalaman yang disampaikan di dalamnya terdapat
stakeholder tersebut dengan organisasi. konstruksi atas realitas yang ditampilkan.
Media massa, melalui pada timnya Dengan adanya kerjasama antara NET TV
merupakan stakeholder yang berhubungan dengan Dirjen Bea Cukai, membuat NET TV
langsung dengan Dirjen Bea Cukai, mereka mempunyai kebijakan tersendiri dalam
menjadi consumer atas informasi-informasi melakukan pengemasan informasi yang dimuat
mengenai berbagai kasus yang melibatkan dalam program Customs Protection. Menjaga
Dirjen Bea Cukai itu sendiri. Oleh karena itu, ‘nama baik’ Dirjen Bea Cukai menjadi
Dirjen Bea Cukai begitu memanfaatkan kebijakan yang utama bagi tim Customs
kerjasama yang dilakukan antara NET TV Protection dalam mengemas informasi yang
dengan Dirjen Bea Cukai melalui tayangan akan tayang kepada penonton. Analisis framing
Customs Protection. Menurut Devid Yohannes kemudian dilakukan untuk mengetahui
Muhammad selaku Kasie Hubungan bagaimana NET TV mengkonstruksi informasi
Masyarakat Dirjen Bea Cukai, pihak Bea Cukai mengenai Dirjen Bea Cukai.
mendapatkan berbagai manfaat dari adanya Konsep framing oleh Robert N. Entman
program ini yang menjadikan program ini digunakan untuk menggambarkan proses

9 10
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi.2010 Hasil Wawancara dengan Devid Yohannes Muhammad
selaku Kasie Hubungan Masyarakat Dirjen Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI Pada 9 September 2016
ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, Hal. 105-116 115
seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari mendapakan cerita sedangkan untuk Dirjen Bea
realitas oleh media. Entman melihat framing Cukai mendapatkan nama baik melalui
dalam dimensi besar: seleksi isu dan penekana tayangan Customs Protection ini.12 Sedangkan
atau penonjolan aspek-aspek tertentu. Salah satu dalam penekanan aspek, NET TV melakukan
strategi untuk menonjolkan aspek isu tertentu editting yang dilakukan oleh editor NET TV.
yaitu menempatkan pemberitaan penangkapan Jika terdapat aspek tertentu yang ingin
penyelundupan narkoba ini menjadi informasi disampaikan seperti dalam episode
utama Customs Protection pada setiap “Penelusuran Sabu Cair”. Dalam episode ini,
minggunya. Dalam pengemasan informasi yang NET TV ingin menekankan bahwa petugas baru
terdapat dalam Customs Protection ini, NET TV pertama kali menemukan modus ini di
melakukan penyeleksian isu dan penonjolan kantornya. Maka editor akan memberikan efek
aspek di dalam setiap episode penyelundupan suara menegangkan disertai dengan efek
narkoba. Penyeleksian isu yang dilakukan NET gambar hitam putih atau transisi untuk lebih
TV untuk program Customs Protection ini menegaskan bahwa modus tersebut adalah
tentunya yang menarik menurut tim NET TV modus baru.
dan isu yang tetap menjaga nama baik Dirjen Menurut Devid Yohannes Muhammad
Bea Cukai untuk ditayangkan. Sedangkan selaku Kasie Hubungan Masyarakat Dirjen Bea
penonjolan isu yang dilakukan selain Cukai, pihak Bea Cukai sudah cukup merasakan
menempatkan isu penyelundupan narkoba nama baik dan penyemapaian informasi yang
menjadi segmen utama, NET TV juga tidak dapat dilakukan oleh pihak Bea Cukai
melakukan penonjolan melalui editting serta tetapi sudah tersampaikan melalui Customs
testimoni yang dilakukan oleh narasumber. Protection. Hal tersebut sangat menguntungkan
Dalam melakukan penyeleksian isu dan pihak Bea Cukai dengan adanya kerjasama
penonjolan aspek tentu saja NET TV antara NET TV dengan Bea Cukai. Menurutnya
mempunyai kebijakan yang telah disepakati dahulu masih belum banyak yang mengetahui
bersama termasuk dengan Dirjen Bea Cukai. petugas Bea Cukai yang mampu menangkap
Menurut Yudhistira selaku Asisten Produksi penyelundup narkoba karena masyarakat pikir
Customs Protection, NET TV akan hanya polisi yang dapat menangkap. Tetapi
menayangkan materi yang sekiranya tidak dengan adanya Customs Protection lambat laun
menjatuhkan nama baik Dirjen Bea Cukai dan masyarakat mulai mengetahui hal tersebut.
menayangkan realita positif yang akan Beberapa kebijakan kepabeanan dan cukai pun
membuat efek positif bagi segala pihak yaitu mulai dimengerti masyarakat yang ingin keluar
NET TV, penonton, dan pihak Bea Cukai itu negeri dengan adanya Customs Protection ini.13
sendiri. NET TV tidak akan menayangkan Pihak Dirjen Bea Cukai berharap dari
materi yang terdapat oknum melakukan hal tayangan khusus penyelundupan narkoba ini,
negatif dan dapat membuat nama baik Dirjen NET TV dapat menghantarkan citra pelayanan
Bea Cukai menjadi jatuh dikarenakan sudah dan perlindungan terhadap masyarakat yang
terdapat kerjasama antara Dirjen Bea Cukai dilakukan petugas pelayanan di berbagai kantor
11
dengan NET TV. Kerjasama yang dilakukan Bea Cukai daerah. 14Pada beberapa episode
NET TV dengan Bea Cukai pun berbentuk, yang telah ditayangkan NET TV, terlihat dalam
NET TV mendapatkan berita, aksi petugas, dan Customs Protection petugas sudah melakukan

11 13
Hasil Wawancara dengan Yudhistira Utama selaku Hasil Wawancara dengan Devid Yohannes Muhammad
Production Assistant Customs Protection NET TV Pada 23 selaku Kasie Hubungan Masyarakat Dirjen Bea dan Cukai
September 2016 Kementerian Keuangan RI Pada 9 September 2016
12 14
Hasil Wawancara dengan Wildan Kesuma Putra selaku Hasil Wawancara dengan Devid Yohannes Muhammad
Production Assistant Customs Protection NET TV Pada 23 selaku Kasie Hubungan Masyarakat Dirjen Bea dan Cukai
September 2016 Kementerian Keuangan RI Pada 9 September 2016
116 CITRA DIRJEN BEA DAN CUKAI PADA KASUS PENYELUNDUPAN
NARKOBA DALAM TAYANGAN CUSTOMS PROTECTION NET TV
adegan-adegan yang berusaha mengantarkan 3. Sebaiknya NET TV sebagai media massa
citra pelayanan dan perlindungan. Kemudian lebih objektif dan berimbang dalam
NET TV melakukan penegasan dalam bentuk menayangkan informasi kepada publik
testimoni oleh narasumber yang sudah dipilih serta tidak hanya mengutamakan rating
disertai dengan efek suara dan efek gambar semata, tetapi kualitas tayangan yang
yang sesuai. Dengan pembingkaian yang dihadirkan kepada publik.
dilakukan oleh NET TV melalui tayangan 4. NET TV menghadirkan pula tayangan
khusus penyelundupan narkoba, dengan wawancara dari sisi pelaku untuk
melakukan penyeleksian isu dan penonjolan menghadirkan tayangan yang lebih
aspek, hal tersebut dapat menggiring opini berimbang dan mecegah terdapat pelaku-
publik tentang citra dan reputasi Dirjen Bea pelaku lainnya.
Cukai. 5. Litimasi dalam penelitian ini ialah sifatnya
yang terbatas pada analisis teks media saja,
SIMPULAN tanpa mengkritisi lebih dalam faktor lain
1. NET TV membingkai kasus terkait di dalam media yang mempengaruhi
penyelundupan narkoba dengan agenda pemberitaan media. Peneliti
menampilkan empat pendefinisian mengharapkan pada penelitian selanjutnya
masalah, empat perkiraan penyebab dapat menitikberatkan pada seluruh
masalah, empat keputusan moral, dan komponen framing, bukan hanya pada teks
empat penekanan penyelesaian masalah. saja. Hal ini bertujuan memberikan temuan-
Dengan melakukan penyeleksian isu temuan baru terkait penggunaan subjek dan
bersama kesepakatan pihak Dirjen Bea dan objek penelitian.
Cukai serta melakukan penonjolan isu DAFTAR PUSTAKA
melalui editing, teks secara lisan maupun
tulisan, serta gestur pemain. Elviano Ardianto, Lukiati Komala, Siti
2. NET TV membingkai citra Dirjen Bea Karlinah. 2007. Komunikasi Massa.
Cukai menjadi citra pelayanan yang terdiri Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
dari profesional, serius, kerja keras, dan Bungin, Burhan. 1990. Konstruksi Sosial Media
citra perlindungan yang terdiri dari tegas Massa: Kekuatan Pengaruh Media
dan cerdik. massa, Iklan Televisi dan Keputusan
Konsumen serta Kritik Terhadap Peter
SARAN L. Berger & Thomas Luckman. Jakarta.
1. Pendefinisian masalah yang diperlihatkan Kencana Prenada Media Group.
kepada publik dapat menjadi bahan Entman, Robert. 2004. Project of Power:
evaluasi Dirjen Bea Cukai untuk Framing News, Public Opinion, and
meningkatkan koordinasinya dengan pihak U.S. Foreign Policy. Chicago. The
terkait dan meningkatkan Sumber Daya University of Chicago Press.
Manusia di dalamnya, agar tidak menjadi Eriyanto.2002. Analisis Framing. Yogyakarta :
celah bagi penonton untuk mencela Dirjen LkiS Yogyakarta.
Bea Cukai. Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid.
2. Jika terdapat episode rekonstruksi, NET TV Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia
sebaiknya mencantumkan bahwa episode Indonesia
tersebut adalah rekonstruksi agar tidak ada
lagi masyarakat yang menganggap program
ini adalah setting-an.

Anda mungkin juga menyukai