Anda di halaman 1dari 6

Dimensi, 2016, Vol 9(2): 87-92

MENGGUNAKAN METODE ETNOGRAFI DALAM PENELITIAN


SOSIAL*)

Windiani (UPT-PMK-Soshum-ITS)
Farida Nurul R (Prodi Komunikasi-FISIB-UTM)

Email: windi@mku.its.ac.id

Abstract
The purpose of this paper Is to introduce the readers in understanding the steps of ethnograpy use in social research
method. This paper was presented about what is ethnograpy, ethnograpy development and debates in practice research,
ethnography as a methode and methodological, as well as the steps in conducting ethnography research. The debate
over postmodern critique of ethnograpy and also various kinds of ethnography are described in this paper.

Abstrak
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengantarkan pembaca dalam memahami langkah langkah penggunaan metode
etnografi dalam penelitian sosial. Dalam tulisan ini dipaparkan tentang apa itu etnografi, perkembangan etnografi
dan perdebatan dalam praktik penelitian, etnografi sebagai metode dan metodological serta langkah-langkah dalam
melakukan penelitian etnografi. Perdebatan kritik postmodern atas etnografi serta beragam jenis penelitian etnografi
juga diulas dalam tulisan ini.

Kata kunci: Etnografi, penelitian sosial, Kritik postmodern, metode etnografi, methodological etnografi, tahap-tahap
penelitian etnografis.

I. PENDAHULUAN menjadi magnet tersendiri bagi peneliti untuk memilih


penelitian kualitatif.
Pergeseran metodologi penelitian dari kuantitatif
ke arah kualitatif menjadi pembicaraan yang cukup Diawali oleh Maloniwsky dengan penelitian lapangannya
hangat. Denzin & Lincon (2009:ix) mencatat lebih dari di pulau Trobian, selanjutnya penelitian lapangan yang
dua dekade ini, perkembangan metodologi penelitian bersifat kualitatif menjadi semakin penting dalam
mengalami revolusi yang sangat pesat terutama di pengembangan ilmu sosial dan humaniora. Menurut
lingkungan ilmu sosial dan humaniora atau yang dikenal Denzin & Lincon (2009:253) seorang peneliti sebagai
dengan the qualitative revolution. Statistika, desain bricoleur1 selalu siap mengkaji berbagai kondisi realitas
eksperimental dan penelitian survey yang memiliki peran empiris. Mereka selalu berfikir secara reflektif, historis,
penting pada penelitian ilmu sosial dan humaniora pada dan biografis. Selanjutnya struktur realitas tersebut
waktu itu bergeser ke arah deep interview, observasi , akan mengejawantah dalam suatu sikap paradigmatik
analisis tekstual dan kajian kajian sejarah. tertentu dan menuntut peneliti untuk menentukan
pilihan pendekatan penelitian yang cocok digunakan
Arah penelitian kualitatif yang mempelajari seperti etnografi, fenomenologi, studi kasus, grounded
“sesuatu”dalam setting aslinya berdasarkan pemahaman theory, ataupun analisis wacana.
masyarakat pemiliknya serta menempatkan subjek
penelitian tersebut secara alami nampaknya telah 1 Menurut Denzin dalam bukunya hansbook of qualitative
research, metode penelitian kualitatif yang beragam dapat
dipandang sebagai suatu bicolase dan penelitinya disebut
*) Artikel “Menggunakan Etnografi Dalam Penelitian Sosial”
sebagai bricoleur . Menurut Weinstein makna bricoleur
dibuat dengan tujuan untuk mengantarkan pembaca yang ingin
menurut makna ungkapan popular perancis adalah seseorang
memahami langkah-langkah dalam menggunakan Etnografi
yang bekerja dengan tangannya dan menggunakan alat yang
dalam Penelitian Sosial. Artikel ini juga didedikasikan untuk
tidak semestinya jika dilihat dari alat yang digunakan oleh
Prof. Dr. Mustain Mashud, Drs., MSi, sebagai pengampu Mata
“tukang”. Seorang bricoleur berciri praktis dan mementungkan
Kuliah Penunjang Desertasi Metodologi pada Program Doktor
selesainya pekerjaan. Lihat lebih jauh dalam denzin & Lincon ,
Ilmu Sosial FISIP Unair.
2009 :2

87 Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016


88 Windiani dan Farida Nurul R

Sejatinya penentuan pendekatan penelitian oleh peneliti rancangan penelitian, subjek/populasi-sampel/fokus


bukan tanpa dasar, pendekatan penelitian mencakup dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan
kepakaran, asumsi asumsi dan tindakan tindakan yang isntrumen penelitian, dan teknik analisis data. Setiap
digunakan peneliti ketika bergerak dari paradigma paragraf baru masuk sejauh 0.5 cm sepertiparagraf
menuju tahap pengumpulan data empiris di lapangan. ini, sedangkan paragraf lanjutan yang terpotong oleh
Untuk menentukan pendekatan penelitian tersebut tabel, persamaan, dan gambar tidak perlu menggunakan
harus disesuaikan dengan setting penelitian yang akan indentasi 0.5 cm tersebut.
memunculkan pertanyaan penelitian. Setiap pendekatan
penelitian memiliki ciri khas pertanyaan penelitian
(Morse,1991). Ciri khas pertanyaan penelitian inilah yang II. KAJIAN TEORITIS
akan menentukan pendekatan penelitian yang dipilih.
Apa itu Etnografi?
Pendekatan penelitian dapat dipandang sebagai instru- Istilah etnografi dewasa ini menjadi istilah yang tidak
ment yang menunutut tanggung jawab peneliti untuk asing lagi bagi peneliti sosial. Sejatinya etnografi meru-
memahami berbagai model yang tersedia dan tujuan pakan salah satu pendekatan dalam metode penelitian
yang berbeda beda dari masing masing pendekatan. Hal kualitatif yang berusaha mengeksplor suatu budaya
ini agar peneliti bisa menyadari sepenuhnya konsekuensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Brewer
konsekuensi yang muncul ketika dia lebih memilih satu (2000:6-7) yang menempatkan etnografi sebagai
metode dari pada yang lainnya. salah satu prinsip metode penelitian ilmu sosial yang
masuk kategori penelitian kualitatif. Dalam karyanya”
Namun, eforia yang terjadi pada dekade thequalitative Ethnography” secara eksplisit, Brewer mengungkap
revolution ini, nampaknya belum sepenuhnya diiringi
dengan pemahaman berbagai model, tujuan, dan ciri “the study of people in naturally occuring getting
khas yang dimiliki masing masing pendekatan, sehingga or ‘fields’ by means methods which capture their
berakibat pada rendahnya tingkat kedalaman hasil sosial meanings and ordinary activities, involving
penelitian yang dicapai. Kesan pemilihan penelitian the reseacher participating directly in the setting
“asal bukan kuantitatif” menjadi sangat terasa ketika if not also the activities, in order to collect data
peneliti tidak membekali dirinya dengan kompetensi in a systematic manner but without meaning being
pengetahuan dan seluk beluk pelaksanaan metodologi imposed on the externally”.
penelitian kualiatif dan beragam pendekatannya. Padahal Etnografi bukanlah satu satunya pendekatan di dalam
masing masing pendekatan kualitatif memberikan suatu penelitian kualitatif. Beragam pendekatan seperti feno-
perspektif yang khusus dan unik yang dapat menun- menologi, etnometodologi, grounded research, studi
jukkan beberapa aspek khusus dari realitas yang tergam- kasus, analalisis wacana juga merupakan bagian dari
bar dalam setting penelitian sehingga dengan pemilihan metodologi kualitatif. Di sini, tugas penelitilah yang
pendekatan yang tepat dapat menghasilkan analisis harus cermat memilih pendekatan yang relevan dengan
penelitian yang dalam. setiing penelitiannya. Etnografi memiliki karakteristik
yang khas seperti keterlibatan penuh peneliti, meng-
Salah satu pendekatan penelitian kualitatif yang banyak eksplor budaya masyarakat, dan membutuhkan keda-
dipilih peneliti dewasa ini adalah etnografi. Salah satu laman pemaparan data.Hal ini sejalan dengan Marvasti
alasan tingginya peneliti memilih etnografi karena (2004: 35-36) dalam karyanya “Qualitative Research
etnografi dipahami sebagai sesuatu yang secara given In Sociology” menekankan tiga dimensi etnografi yaitu
dimiliki peneliti. Peneliti dibayangkan dengan sangat keterlibatan dan partisipasi dalam topik yang dipelajari,
mudah hanya dapat melukiskan suatu kelompok etnik. perhatian terhadap konteks sosial pengumpulan data,
Padahal, tidak semudah itu, karena etnografi juga dan kepekaan terhadap bagaimana subjek peneliti
mempunyai kaidahnya yang harus diikuti, mempunyai direpresentasikan dalam teks penelitian.
beberapa tataran akademik yang harus dipilih, dan pada
gilirannya dapat menggunakan dalam penelitian dengan Bagi etnografer, temuan penelitian tidak dapat dipisahkan
penuh bertanggung jawab. dari lokasi tertentu (spesifik) dan lingkungan di mana
data penelitian dikumpulkan. ‘Sebuah studi menjadi
Dari gambaran situasi tersebut di atas, pengetahuan etnografi ketika peneliti lapangan menghubungkan
tentang pendekatan penelitian kualitatif dalam hal ini fakta dengan latar belakang yang mendasari fakta yang
etnografi menjadi penting untuk dipahami. terjadi terutama dalam kaitannya dengan kontintensi
sejarah dan budaya’. Dengan kata lain, studi tidak
Metode penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian akan dianggap etnografi jika mengabaikan konteks dan
yaitu kuantitatif, kualitatif, atau mixed. Pada bagian kondisi terkait di mana tindakan dan pernyataan orang
METODE diharapkan cukup jelas paparan tentang: yang diamati dan dicatat.

Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016


Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial 89

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam perjalanan perkembangan etnografi tersebut,


mayoritas temuan etnografi hanya memberikan kon-
Perkembangan Etnografi dan Perdebatannya tribusi bagi pengembangan ilmu penegtahuan semata
dalam Praktik Penelitian. dan belum banyak berkontribusi bagi penyelesaian
Penelitian etnografi bermula dari penelitian antropologi problem-problem praktis. Meskipun karya etnografi
yang mengamati budaya di suatu tempat. Hal ini dilaku- pada ujungnya tetap berkontribusi bagi perkembangan
kan oleh para peneliti awal seperti Taylor, Frazer, pengetahuan yang relevan deengan kebutuhan masya-
Morgan sekitar abad 20. Di mana penelitian lapangan rakat umum, namun kontribusi ini belum bersifat
ini hanya terfokus pada perkembangan budaya di suatu langsung dan spesifik. Lebih jauh, nilai pengetahuan
daerah. yang diproduksi seringkali disajikan hanya untuk
kepentingan peneliti sendiri. Fenomena inilah yang
Selanjutnya penelitian ini terus berkembang (modern dikritik oleh postmodern. Dalam paradigma postmodern
1915-1925). Racliffe-Brown dan Malinowski mengem- ini, sebuah karya etnografis menekankan bahwa tidak
bangkan penelitian etnografi yang menekankan kepada ada kebenaran tunggal..
kehidupan masa kini oleh anggota masyarakat sebagai
way of life suatu masyarakat. Penelitian ini berusaha Jika dalam tradisi pos-strukturalis, sang etnografer
mendiskripsikan dan membangun struktur sosial budaya yang awalnya sebagai pusat, menjadi dipinggirkan
suatu masyarakat dan membandingkan sistem sosial (decentering the center). Penulis mengharapkan pem-
dalam rangka mendapatkan kaidah–kaidah umum tentang baca tidak hanya merasa didikte oleh realitas yang
masyarakat. Dalam etnografi modern, bentuk sosial dibangun penulis melalui karya etnografinya. Pembaca
dan budaya masyarakat dibangun dan dideskripsikan diharapkan membangun teks baru melalui proses dialog
melalui analisis dan nalar sang peneliti. Struktur budaya dengan bacaannya etnografinya dan berusaha mencari
yang dideskripsikan adalah struktur sosial dan budaya kebenaran-kebenaran pembaca setelah melalui proses
masyarakat tersebut menurut interprestasi sang peneliti. refleksi atas sebuah karya etnografi (Ekazaki, 2016:12).

Penelitian etnografi terus berkembang sampai pada apa Hal yang tidak jauh berbeda dilakukan etnografi dalam
yang disebut dengan Etnografi baru (1960-an). Penelitian tradisi postmodernisme. Etnografi postmodern tidaklah
ini dikembangkan oleh Spradley (1984) di mana penelitian mengejar suatu objektivitas. Upaya untuk melukiskan
ini menekankan kepada usaha untuk menemukan sebuah realitas sebenarnya dianggap sebagai kegiatan
bagaimana berbagai masyarakat mengorganisasikan yang sia-sia karena dalam pelukisan sebuah kebudayaan
budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian pasti tidak akan terlepas dari subjektivitas penulis,
menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan. Jadi mulai dari penulisan proposal, pengumpulan data,
bentuk sosial dan budaya disini menurut aliran baru penyeleksian data hingga ke tahap analisis. Untuk itu
adalah susunan yang ada dalam fikiran (mind) anggota postmodernisme menekankan pentingnya retorika
masyarakat tersebut) dan tugas peneliti mengoreknya dalam sebuah bangunan argumentasi dan sebagai
keluar dari fikiran mereka. Budaya suatu masyarakat sebuah kritik kebudayaan. Dalam konteks penyajian
terdiri atas segala sesuatu yang ahrus diketahui dan etnografi, paradigma postmodern tidak berkaitan dengan
dipercayai seseorang agar dia dapat berprilaku sesuai penjelasan mengenai gejala kebudayaan saja, tetapi
dengan cara yang diterima masyarakat. Budaya bukanlah lebih sebagai penyajian kerja analisis dan hasil analisis
hanya suatu fenomena material seperti benda-benda, melalui retorik yang tepat. Hal ini dikenal juga dengan
manusia, perilaku, atau emosi. Tugas etnografi adalah tipe etnografi eksperimental (Ahimsa-Putra, 2015).
menemukan dan menggambarkan organisasi fikiran
tersebut. Jalan yang paling utama dalam memahami suatu Bentuk metode penelitian dalam paradigma postmodern
budaya dengan mempeajari bahasa suatu budaya tersebut. ini sering muncul seperti bentuk penelitian alternatif
(transformatif) partisipatoris. Kenyataan itu dibentuk
Berangkat dari penjelasan diatas, maka penelitian etno- oleh informan dan subjektifitas peneliti. Sehingga
grafi merupakan pekerjaan mendiskripsikan suatu kebu- penelitian berparadigma postmodern akan menghasilkan
dayaan dari sekelompok orang. Artinya memahami “kebenaran” yang subjektif. Dengan demikian peneliti
suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk akan ambil bagian politis dalam suatu tindakan
asli. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Malinowski kolaboratif. Jika diterapkan dalam sebuah penelitian
dalam Spradley (1997:3), di mana tujuan etnografi etnografis yang kualitatif sehingga varian etnografi yang
adalah memahami sudut pandang penduduk asli, dihasilkan akan memuat proses reflektif daripada suatu
hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan temuan yang bebas nilai (Ekazaki, 2016:11).
pandangannya mengenai dunianya. Dengan arti lain
adalah etnografi mempelajari masyarakat dan belajar Dari perkembangan etnografi di atas selanjutnya dikenal
dari masyarakat. beragam jenis penelitian etnografi, namun Creswell

Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016


90 Windiani dan Farida Nurul R

(2012) sendiri membedakannya menjadi 2 bentuk yang b. Para peneliti melakukan etnografi kritis sehingga
paling popular yaitu Etnografi realis dan etnografi kritis. penelitian mereka tidak semakin meminggirkan
Penjelasannya sebagai berikut: individu yang sedang dipelajari. Dengan demikian,
para penanya berkolaborasi, aktif berpartisipasi, dan
(1) Etnografi realis. Etnografi realis adalah pendekatan bekerjasama dalam penulisan laporan akhir. Para
yang populer digunakan oleh para antropolog bu- peneliti etnografi kritis diharapkan untuk berhati-
daya. Dijelaskan Creswell (2012: 464) etnografi mereflek- hati dalam memasuki dan meninggalkantempat
sikan sikap tertentu yang diambil oleh peneliti terhadap penelitian, serta memberikan feed back.
individu yang sedang dipelajari.  Etnografi realis adalah c. Para peneliti etnografi memberikan pemahaman
pandangan obyektif terhadap situasi, biasanya ditulis secara sadar, mengakui bahwa interpretasi mencer-
dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara minkan sejarah dan budaya kita sendiri. Interpretasi
obyektif mengenai informasi yang dipelajari dari para dapat hanya bersifat sementara dan tergantung
obyek penelitian di lokasi (Creswell, 2012:464). Dalam bagaimana partisipan akan melihatnya.
etnografi realis ini: d. Peneliti kritis memposisikan diri dan sadar akan
a. Etnografer menceritakan penelitian dari sudut peran mereka dalampenulisan laporan penelitian.
pandang orang ketiga, laporan pengamatan parti- e. Posisi ini tidak netral bagi peneliti kritis, hal ini
sipan, dan pandangan mereka. Etnografer tidak berarti bahwa etnografi kritis akan menjadi pembela
menuliskan pendapat pribadinya dalam laporan perubahan untuk membantu mengubah masyarakat
penelitian dan tetap berada di belakang layar kita sehingga tidak ada lagi yang tertindas dan
sebagai reporter yang meliput tentang fakta-fakta terpinggirkan.
yang ada. f. Pada akhirnya, laporan etnografi kritis akan
b. Peneliti melaporkan data objektif dalam sebuah menjadi multilevel, multimetode pendekatan untuk
bentuk informasi yangterukur, tidak terkontaminasi penyelidikan, penuh kontradiksi, tak terpikirkan,
oleh bias, tujuan politik, dan penilaian pribadi. dan ketegangan (Creswell, 2012: 467).
Peneliti dapat menggambarkan kehidupan sehari-
hari secara detail antara orang-orang yang diteliti. Etnografi Sebagai Metode dan Methodological:
Etnografer juga menggunakan kategori standar untuk Dalam Sebuah perdebatan.
deskripsi budaya (misalnya kehidupan keluarga,
kehidupan kerja, jaringan sosial, dan sistem status). Dalam perkembangannya metode etnografi seringkali
c. Etnografer menghasilkan pandangan partisipan ditempatkan pada konteks perdebatan methodological.
melalui kutipan yang diedit tanpa merubah Etnografi adalah cara atau metode untuk mengumpulan
makna dan memiliki kesimpulan berupa interpretasi data, tetapi tidak bisa dikenali diantara bangunan teori
dan penyajian budaya ( Creswell, 2012: 464). dan kerangka filosofisnya. Inilah yang membedakan
etnografi sebagai metode dan etnografi sebagai meto-
(2) Etnografi kritis. Dewasa ini populer juga etnograi dologi, meskipun mereka sama-sama bertujuan untuk
kritis. Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi mengumpulkan data. Sejatinya antara metode dam meto-
di mana penulis tertarik memperjuangkan emansipasi dologi bersinggungan satu sama lain. Jika metode adalah
kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat tata cara atau prosedur (technical rule) dalam sebuah
(Creswell, 2012: 467). Peneliti kritis biasanya berfikir penelitian, maka metodologi adalah bangunan teori dan
dan mencari melalui penelitian mereka, melakukan kerangka filosofi yang termasuk di dalamnya adalah
advokasi terhadap ketimpangan dan dominasi prosedur penelitian.
(Creswell, 2012: 467). Sebagai contoh, ahli etnografi
kritis meneliti sekolah yang menyediakan fasilitas Beberapa ahli mengkonseptualisasikan etnografi seba-
untuk  siswa tertentu, menciptakan situasi yang tidak gai perspektif daripada hanya sekadar sebagai cara
adil di antara anggota kelas sosial yang berbeda, pengumpulan data. Akan tetapi seharusnya fitur sebagai
dan membiarkan diskriminasi gender. sebagai metode dan metodologi perlu dibedakan. Teknik
yang dianjurkan dalam menjalankan dan menulis
Komponen utama dari etnografi kritis adalah faktor- etnografi perlu merujuk pada tiga hal: pertama, reflexity,
faktor seperti nilai-sarat orientasi, memberdayakan representasi dan realis. Brewer (2000:7) mengkritisi
masyarakat dengan memberikan kewenangan yang etnografi kritis yang membahas tentang etnografi
lebih, menantang status quo, dan kekhawatiran tentang dan menyelamatkan etnografi dari kritik postmodern.
kekuasaan dan kontrol (Creswell, 2012: 467). Faktor- Kritik postmodern atas etnografi mencakup empat hal
faktor tersebut antara lain yaitu; (1) representation of field; (2) the value it place
a. Menyelidiki tentang masalah sosial kekuasaan, on thickdescription; (3) the reliability and validy of its
pemberdayaan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, data; (4) the construction of the ethnographic text.
dominasi, represi, hegemoni, dan korban.

Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016


Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial 91

Menurut Brewer, postmodern telah melakukan dekon- lokasi penelitian dan observasi secara langsung terlebih
struksi terhadap etnografi, namun tidak memberikan dahulu maka peneliti tidak akan bisa memetakan dan
jalan keluar, dan bahkan melahirkan kebingungan baru mengkontruksi permasalahan penelitian. Hal inilah yang
dalam membedakan dengan metode pengumpulan data. terlihat dalam langkah yang dilakukan Marvasti (2004).
Hal ini tidak berbeda jauh dengan model cara kerja Sementara jika mengikuti langkah Spradley etnografer
perspektif kritis pada umumnya. harus terlebih dahulu menemukan lokasi dan melakukan
observasi secara langsung; (2) Sedangkan jika mengikuti
Doing Etnografi. langkah spredley yang membangun permasalahan
pada langkah langkah akhir penelitian, dapat membuat
Etnografi sering dipahami sebagai suatu cara yang analisis kritis menjadi kurang tajam. Hal inilah yang
secara given dimiliki peneliti. Peneliti dibayangkan dikritisi oleh para etnografer masa kini; (3) Langkah
akan dengan sangat mudah dapat melukiskan suatu langkah yang diajukan oleh Marvasti sejatinya belum
kelompok etnik tertentu. Padahal, tidak semudah itu, bisa dikategorikan sebagai langkah penuh penelitian
karena etnografi juga mempunyai kaidahnya yang harus etnografi karena langkah akhir terpenting dari sebuah
diikuti, mempunyai beberapa tataran akademik yang penelitian etnografi adalah penulisan laporan etnografi.
harus dipilih, dan pada gilirannya dapat menggunakan
dalam penelitian dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan hal ini tidak dilakukan oleh Marvasti. Hal ini
sejalan dengan pendapat Paul Benson (1993), etnografi
Menggunakan etnografi dalam penelitian sosial, baru dimulai saat peneliti menulis laporannya, baik
perlu memperhatikan langkah langkah tertentu yang dalam bentuk laporan, buku maupun artikel. Dalam
menjadi pembeda dengan pendekatan penelitian kuali- penulisan inilah data yang dicari di lapangan harus dapat
tatif yang lain. Bagaimana melakukan penelitian bercerita, dan di sinilah etnografi itu baru berbunyi,
Ethnografi? Untuk menjawab pertanyaan ini Marvasti sehingga etnografi dapat menjadi make sense.
(2004: 43) mengajukan 9 tahap dalam “The Practice of
Ethnograpic Research”; yaitu: merumuskan pertanyaan Dari catatan kritis di atas, tulisan ini mencoba mena-
penelitian; memilih lokasi penelitian; memutuskan siapa warkan langkah etnografis yang merupakan sintesia
yang akan diamati, kapan dan di mana; memperoleh dari kedua ahli, sebagai berikut: Menentukan dan
akses; membangun relasi (hubungan); memilih peran mengeksplore setting penelitian, merumuskan perta-
di lapangan; melakukan kesapakatan dengan informan; nyaan penelitian; memutuskan siapa yang akan diamati,
rekaman pengamatan dan; melakukan wawancara kapan dan di mana; memperoleh akses; membangun
etnografis. relasi (hubungan); memilih peran di lapangan; mela-
kukan kesapakatan dengan informan; rekaman
Namun langkah berbeda dilakukan oleh Spradley pengamatan dan; melakukan wawancara etnografis;
(1997). Spradley mengungkapkan langkah langkah menganalisis hasil wawancara; dan menulis laporan
penelitian etnografi harus diawali dengan menentukan etnografis.
lokasi penelitian. Menurut Spradley tanpa penentuan
lokasi yang jelas kerja etrnografi mustahil dilakukan.
Dalam tahap ini pengamatan langsung (partisipan IV. SIMPULAN
observation) merupakan kerja yang harus dilakukan Pendekatan etnografis dalam penelitian sosial telah
oleh seorang etnografer. Selanjutnya Spradley (1997) digunakan dalam aneka disiplin keilmuan dan bidang
mengajukan 12 langkah dalam melakukan etnografi (1) terapan. Patut dicatat bahwa tidak satupun bidang
menetapkan informan; (2) mewawancarai informan; (3) disipliner tersebut yang hanya mengandung orientasi
membuat catatan etnografis; (4) mengajukan pertanyaan filosofis atau teoretis tunggal yang dapat memberikan
deskriptif; (5) menganalisis hasil wawancara; (6) klaim unik terhadap prinsip dasar bagi etnografi.
mengajukan analisis domain; (7) mengajukan perta- Di seluruh ranah ilmu ilmu sosial penggunaan dan
nyaan structural; (8) membuat analisis taksonomi; (9) justifikasi bagi etnogarfi lebih ditandai oleh keragaman
mengajukan pertanyaan kontras; (10) membuat analisis daripada consensus. Sehingga aneka posisi teoretis
komponen; (11) menemukan tema tema budaya; (12) yang berbeda masing masing bisa jadi mendukung versi
menulis laporan etnografi. tertentu karya etnografis.

Dari pendapat kedua ahli di atas, diperoleh kelemahan Dalam konteks inilah diharapakan tujuan penggunaan
dan keunggulan dari masing masing ahli. Catatan kritis pendekatan etnografi dapat tercapai.Adapun tujuan
yang dapat diberikan atas langkah langkah kerja etnografi tersebut adalah untuk memahami rumpun masyarakat
tersebut adalah: (1) jika langkah awal etonografer adalah sehingga dengan adanya kajian etnografi ini dapat
menentukan perumusan masalah, maka peneliti tidak memberikan teori-teori ikatan budaya, menemukan
akan bisa melakukannya, karena tanpa menentukan grounded teori, memahami masyarakat yang kompleks,

Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016


92 Windiani dan Farida Nurul R

serta memahami perilaku manusia. Selain itu yang tak


kalah penting tujuan selanjutnya dari kajian etnografi
adalah dapat berkontribusi dalam menyelesaikan proble-
problem praktis yang dihadapi dari subjek masyarkat
yang sedang diteliti tersebut.

Daftar Pustaka
Atkinson, P. and Hammersley, M. 2009, ‘Ethnography
andparticipant observation’, in N. Denzin and
Y. Lincoln (eds), Pendekatanes of Qualitative
Inquiry, London: Sage

Atkinson, P., Coffey, A., Delamont, S., Lofland, J. and


Lofland, L. 2001, Handbook of Ethnography,
London: Sage

Brewer, J.D. 2000.Ethnography, Buckingham: Open


University Press.

Creswell, J. W. 2012,  Educational research: Planning,


conducting, and evaluating quantitative and
qualitative research (4th ed.). Boston, MA:
Pearson.

Denzin, Norman and Lincoln, Yvonna. 1994, Handbook


of Qualitative Research. Thousand Oaks, CA:
Sage.

Gay, L R; Mills, GE & Airasian, 2009, Educational


Research : Competencies for analysis and
application. New Jersey : Merril-Pearson
Educatin.

Marvasti, A.B. 2004. Qualitative Research in Sociology:


An Introduction. Sage Publications Inc.,
Thousand Oaks.

Morse, J. M. 1991, Qualitative nursing research.


Newbury Park, CA: Sage.

Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol. 9 | No. 2 | Nopember 2016

Anda mungkin juga menyukai