Windiani (UPT-PMK-Soshum-ITS)
Farida Nurul R (Prodi Komunikasi-FISIB-UTM)
Email: windi@mku.its.ac.id
Abstract
The purpose of this paper Is to introduce the readers in understanding the steps of ethnograpy use in social research
method. This paper was presented about what is ethnograpy, ethnograpy development and debates in practice research,
ethnography as a methode and methodological, as well as the steps in conducting ethnography research. The debate
over postmodern critique of ethnograpy and also various kinds of ethnography are described in this paper.
Abstrak
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengantarkan pembaca dalam memahami langkah langkah penggunaan metode
etnografi dalam penelitian sosial. Dalam tulisan ini dipaparkan tentang apa itu etnografi, perkembangan etnografi
dan perdebatan dalam praktik penelitian, etnografi sebagai metode dan metodological serta langkah-langkah dalam
melakukan penelitian etnografi. Perdebatan kritik postmodern atas etnografi serta beragam jenis penelitian etnografi
juga diulas dalam tulisan ini.
Kata kunci: Etnografi, penelitian sosial, Kritik postmodern, metode etnografi, methodological etnografi, tahap-tahap
penelitian etnografis.
Penelitian etnografi terus berkembang sampai pada apa Hal yang tidak jauh berbeda dilakukan etnografi dalam
yang disebut dengan Etnografi baru (1960-an). Penelitian tradisi postmodernisme. Etnografi postmodern tidaklah
ini dikembangkan oleh Spradley (1984) di mana penelitian mengejar suatu objektivitas. Upaya untuk melukiskan
ini menekankan kepada usaha untuk menemukan sebuah realitas sebenarnya dianggap sebagai kegiatan
bagaimana berbagai masyarakat mengorganisasikan yang sia-sia karena dalam pelukisan sebuah kebudayaan
budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian pasti tidak akan terlepas dari subjektivitas penulis,
menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan. Jadi mulai dari penulisan proposal, pengumpulan data,
bentuk sosial dan budaya disini menurut aliran baru penyeleksian data hingga ke tahap analisis. Untuk itu
adalah susunan yang ada dalam fikiran (mind) anggota postmodernisme menekankan pentingnya retorika
masyarakat tersebut) dan tugas peneliti mengoreknya dalam sebuah bangunan argumentasi dan sebagai
keluar dari fikiran mereka. Budaya suatu masyarakat sebuah kritik kebudayaan. Dalam konteks penyajian
terdiri atas segala sesuatu yang ahrus diketahui dan etnografi, paradigma postmodern tidak berkaitan dengan
dipercayai seseorang agar dia dapat berprilaku sesuai penjelasan mengenai gejala kebudayaan saja, tetapi
dengan cara yang diterima masyarakat. Budaya bukanlah lebih sebagai penyajian kerja analisis dan hasil analisis
hanya suatu fenomena material seperti benda-benda, melalui retorik yang tepat. Hal ini dikenal juga dengan
manusia, perilaku, atau emosi. Tugas etnografi adalah tipe etnografi eksperimental (Ahimsa-Putra, 2015).
menemukan dan menggambarkan organisasi fikiran
tersebut. Jalan yang paling utama dalam memahami suatu Bentuk metode penelitian dalam paradigma postmodern
budaya dengan mempeajari bahasa suatu budaya tersebut. ini sering muncul seperti bentuk penelitian alternatif
(transformatif) partisipatoris. Kenyataan itu dibentuk
Berangkat dari penjelasan diatas, maka penelitian etno- oleh informan dan subjektifitas peneliti. Sehingga
grafi merupakan pekerjaan mendiskripsikan suatu kebu- penelitian berparadigma postmodern akan menghasilkan
dayaan dari sekelompok orang. Artinya memahami “kebenaran” yang subjektif. Dengan demikian peneliti
suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk akan ambil bagian politis dalam suatu tindakan
asli. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Malinowski kolaboratif. Jika diterapkan dalam sebuah penelitian
dalam Spradley (1997:3), di mana tujuan etnografi etnografis yang kualitatif sehingga varian etnografi yang
adalah memahami sudut pandang penduduk asli, dihasilkan akan memuat proses reflektif daripada suatu
hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan temuan yang bebas nilai (Ekazaki, 2016:11).
pandangannya mengenai dunianya. Dengan arti lain
adalah etnografi mempelajari masyarakat dan belajar Dari perkembangan etnografi di atas selanjutnya dikenal
dari masyarakat. beragam jenis penelitian etnografi, namun Creswell
(2012) sendiri membedakannya menjadi 2 bentuk yang b. Para peneliti melakukan etnografi kritis sehingga
paling popular yaitu Etnografi realis dan etnografi kritis. penelitian mereka tidak semakin meminggirkan
Penjelasannya sebagai berikut: individu yang sedang dipelajari. Dengan demikian,
para penanya berkolaborasi, aktif berpartisipasi, dan
(1) Etnografi realis. Etnografi realis adalah pendekatan bekerjasama dalam penulisan laporan akhir. Para
yang populer digunakan oleh para antropolog bu- peneliti etnografi kritis diharapkan untuk berhati-
daya. Dijelaskan Creswell (2012: 464) etnografi mereflek- hati dalam memasuki dan meninggalkantempat
sikan sikap tertentu yang diambil oleh peneliti terhadap penelitian, serta memberikan feed back.
individu yang sedang dipelajari. Etnografi realis adalah c. Para peneliti etnografi memberikan pemahaman
pandangan obyektif terhadap situasi, biasanya ditulis secara sadar, mengakui bahwa interpretasi mencer-
dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara minkan sejarah dan budaya kita sendiri. Interpretasi
obyektif mengenai informasi yang dipelajari dari para dapat hanya bersifat sementara dan tergantung
obyek penelitian di lokasi (Creswell, 2012:464). Dalam bagaimana partisipan akan melihatnya.
etnografi realis ini: d. Peneliti kritis memposisikan diri dan sadar akan
a. Etnografer menceritakan penelitian dari sudut peran mereka dalampenulisan laporan penelitian.
pandang orang ketiga, laporan pengamatan parti- e. Posisi ini tidak netral bagi peneliti kritis, hal ini
sipan, dan pandangan mereka. Etnografer tidak berarti bahwa etnografi kritis akan menjadi pembela
menuliskan pendapat pribadinya dalam laporan perubahan untuk membantu mengubah masyarakat
penelitian dan tetap berada di belakang layar kita sehingga tidak ada lagi yang tertindas dan
sebagai reporter yang meliput tentang fakta-fakta terpinggirkan.
yang ada. f. Pada akhirnya, laporan etnografi kritis akan
b. Peneliti melaporkan data objektif dalam sebuah menjadi multilevel, multimetode pendekatan untuk
bentuk informasi yangterukur, tidak terkontaminasi penyelidikan, penuh kontradiksi, tak terpikirkan,
oleh bias, tujuan politik, dan penilaian pribadi. dan ketegangan (Creswell, 2012: 467).
Peneliti dapat menggambarkan kehidupan sehari-
hari secara detail antara orang-orang yang diteliti. Etnografi Sebagai Metode dan Methodological:
Etnografer juga menggunakan kategori standar untuk Dalam Sebuah perdebatan.
deskripsi budaya (misalnya kehidupan keluarga,
kehidupan kerja, jaringan sosial, dan sistem status). Dalam perkembangannya metode etnografi seringkali
c. Etnografer menghasilkan pandangan partisipan ditempatkan pada konteks perdebatan methodological.
melalui kutipan yang diedit tanpa merubah Etnografi adalah cara atau metode untuk mengumpulan
makna dan memiliki kesimpulan berupa interpretasi data, tetapi tidak bisa dikenali diantara bangunan teori
dan penyajian budaya ( Creswell, 2012: 464). dan kerangka filosofisnya. Inilah yang membedakan
etnografi sebagai metode dan etnografi sebagai meto-
(2) Etnografi kritis. Dewasa ini populer juga etnograi dologi, meskipun mereka sama-sama bertujuan untuk
kritis. Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi mengumpulkan data. Sejatinya antara metode dam meto-
di mana penulis tertarik memperjuangkan emansipasi dologi bersinggungan satu sama lain. Jika metode adalah
kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat tata cara atau prosedur (technical rule) dalam sebuah
(Creswell, 2012: 467). Peneliti kritis biasanya berfikir penelitian, maka metodologi adalah bangunan teori dan
dan mencari melalui penelitian mereka, melakukan kerangka filosofi yang termasuk di dalamnya adalah
advokasi terhadap ketimpangan dan dominasi prosedur penelitian.
(Creswell, 2012: 467). Sebagai contoh, ahli etnografi
kritis meneliti sekolah yang menyediakan fasilitas Beberapa ahli mengkonseptualisasikan etnografi seba-
untuk siswa tertentu, menciptakan situasi yang tidak gai perspektif daripada hanya sekadar sebagai cara
adil di antara anggota kelas sosial yang berbeda, pengumpulan data. Akan tetapi seharusnya fitur sebagai
dan membiarkan diskriminasi gender. sebagai metode dan metodologi perlu dibedakan. Teknik
yang dianjurkan dalam menjalankan dan menulis
Komponen utama dari etnografi kritis adalah faktor- etnografi perlu merujuk pada tiga hal: pertama, reflexity,
faktor seperti nilai-sarat orientasi, memberdayakan representasi dan realis. Brewer (2000:7) mengkritisi
masyarakat dengan memberikan kewenangan yang etnografi kritis yang membahas tentang etnografi
lebih, menantang status quo, dan kekhawatiran tentang dan menyelamatkan etnografi dari kritik postmodern.
kekuasaan dan kontrol (Creswell, 2012: 467). Faktor- Kritik postmodern atas etnografi mencakup empat hal
faktor tersebut antara lain yaitu; (1) representation of field; (2) the value it place
a. Menyelidiki tentang masalah sosial kekuasaan, on thickdescription; (3) the reliability and validy of its
pemberdayaan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, data; (4) the construction of the ethnographic text.
dominasi, represi, hegemoni, dan korban.
Menurut Brewer, postmodern telah melakukan dekon- lokasi penelitian dan observasi secara langsung terlebih
struksi terhadap etnografi, namun tidak memberikan dahulu maka peneliti tidak akan bisa memetakan dan
jalan keluar, dan bahkan melahirkan kebingungan baru mengkontruksi permasalahan penelitian. Hal inilah yang
dalam membedakan dengan metode pengumpulan data. terlihat dalam langkah yang dilakukan Marvasti (2004).
Hal ini tidak berbeda jauh dengan model cara kerja Sementara jika mengikuti langkah Spradley etnografer
perspektif kritis pada umumnya. harus terlebih dahulu menemukan lokasi dan melakukan
observasi secara langsung; (2) Sedangkan jika mengikuti
Doing Etnografi. langkah spredley yang membangun permasalahan
pada langkah langkah akhir penelitian, dapat membuat
Etnografi sering dipahami sebagai suatu cara yang analisis kritis menjadi kurang tajam. Hal inilah yang
secara given dimiliki peneliti. Peneliti dibayangkan dikritisi oleh para etnografer masa kini; (3) Langkah
akan dengan sangat mudah dapat melukiskan suatu langkah yang diajukan oleh Marvasti sejatinya belum
kelompok etnik tertentu. Padahal, tidak semudah itu, bisa dikategorikan sebagai langkah penuh penelitian
karena etnografi juga mempunyai kaidahnya yang harus etnografi karena langkah akhir terpenting dari sebuah
diikuti, mempunyai beberapa tataran akademik yang penelitian etnografi adalah penulisan laporan etnografi.
harus dipilih, dan pada gilirannya dapat menggunakan
dalam penelitian dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan hal ini tidak dilakukan oleh Marvasti. Hal ini
sejalan dengan pendapat Paul Benson (1993), etnografi
Menggunakan etnografi dalam penelitian sosial, baru dimulai saat peneliti menulis laporannya, baik
perlu memperhatikan langkah langkah tertentu yang dalam bentuk laporan, buku maupun artikel. Dalam
menjadi pembeda dengan pendekatan penelitian kuali- penulisan inilah data yang dicari di lapangan harus dapat
tatif yang lain. Bagaimana melakukan penelitian bercerita, dan di sinilah etnografi itu baru berbunyi,
Ethnografi? Untuk menjawab pertanyaan ini Marvasti sehingga etnografi dapat menjadi make sense.
(2004: 43) mengajukan 9 tahap dalam “The Practice of
Ethnograpic Research”; yaitu: merumuskan pertanyaan Dari catatan kritis di atas, tulisan ini mencoba mena-
penelitian; memilih lokasi penelitian; memutuskan siapa warkan langkah etnografis yang merupakan sintesia
yang akan diamati, kapan dan di mana; memperoleh dari kedua ahli, sebagai berikut: Menentukan dan
akses; membangun relasi (hubungan); memilih peran mengeksplore setting penelitian, merumuskan perta-
di lapangan; melakukan kesapakatan dengan informan; nyaan penelitian; memutuskan siapa yang akan diamati,
rekaman pengamatan dan; melakukan wawancara kapan dan di mana; memperoleh akses; membangun
etnografis. relasi (hubungan); memilih peran di lapangan; mela-
kukan kesapakatan dengan informan; rekaman
Namun langkah berbeda dilakukan oleh Spradley pengamatan dan; melakukan wawancara etnografis;
(1997). Spradley mengungkapkan langkah langkah menganalisis hasil wawancara; dan menulis laporan
penelitian etnografi harus diawali dengan menentukan etnografis.
lokasi penelitian. Menurut Spradley tanpa penentuan
lokasi yang jelas kerja etrnografi mustahil dilakukan.
Dalam tahap ini pengamatan langsung (partisipan IV. SIMPULAN
observation) merupakan kerja yang harus dilakukan Pendekatan etnografis dalam penelitian sosial telah
oleh seorang etnografer. Selanjutnya Spradley (1997) digunakan dalam aneka disiplin keilmuan dan bidang
mengajukan 12 langkah dalam melakukan etnografi (1) terapan. Patut dicatat bahwa tidak satupun bidang
menetapkan informan; (2) mewawancarai informan; (3) disipliner tersebut yang hanya mengandung orientasi
membuat catatan etnografis; (4) mengajukan pertanyaan filosofis atau teoretis tunggal yang dapat memberikan
deskriptif; (5) menganalisis hasil wawancara; (6) klaim unik terhadap prinsip dasar bagi etnografi.
mengajukan analisis domain; (7) mengajukan perta- Di seluruh ranah ilmu ilmu sosial penggunaan dan
nyaan structural; (8) membuat analisis taksonomi; (9) justifikasi bagi etnogarfi lebih ditandai oleh keragaman
mengajukan pertanyaan kontras; (10) membuat analisis daripada consensus. Sehingga aneka posisi teoretis
komponen; (11) menemukan tema tema budaya; (12) yang berbeda masing masing bisa jadi mendukung versi
menulis laporan etnografi. tertentu karya etnografis.
Dari pendapat kedua ahli di atas, diperoleh kelemahan Dalam konteks inilah diharapakan tujuan penggunaan
dan keunggulan dari masing masing ahli. Catatan kritis pendekatan etnografi dapat tercapai.Adapun tujuan
yang dapat diberikan atas langkah langkah kerja etnografi tersebut adalah untuk memahami rumpun masyarakat
tersebut adalah: (1) jika langkah awal etonografer adalah sehingga dengan adanya kajian etnografi ini dapat
menentukan perumusan masalah, maka peneliti tidak memberikan teori-teori ikatan budaya, menemukan
akan bisa melakukannya, karena tanpa menentukan grounded teori, memahami masyarakat yang kompleks,
Daftar Pustaka
Atkinson, P. and Hammersley, M. 2009, ‘Ethnography
andparticipant observation’, in N. Denzin and
Y. Lincoln (eds), Pendekatanes of Qualitative
Inquiry, London: Sage