Faktor selektivitas (tingkat migrasi relatif) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma
(pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus
flabellifer) menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak dimanfaatkan
daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai
legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula
merah).
Buah Lontar (Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya
bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecoklatan. Tiap butirnya
mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal
dan keras.
Pohon Siwalan atau Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan
(Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal
(Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan
tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm
Pohon Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer) tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat
dijumpai di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur
dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
Sulawesi.
Pohon Siwalan atau Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup
hingga 100 tahun lebih.
Pada praktikum ini bertujuan agar mahasiswa memahami metode analisis dengan HPLC dan mampu
menganalisis data yang diperoleh dari HPLC
Berdasarkan hasil data, dapat dilihat bahwa kandungan karbohidrat dalam gula aren adalah fruktosa,
glukosa, dan sukrosa. Konsentrasi masing-masing jenis karbohidrat yang berbeda di masing-masing suhu
oven, yaitu: 90oC, 100oC, 110oC, 120oC, dan 130oC sampai gula terbentuk. Umumnya, konsentrasi
adalah peningkatan, seperti Fruktosa <Glukosa <Sukrosa. Sukrosa menunjukkan konsentrasi yang besar
dari orang-orang di glukosa dan fruktosa. Hal ini dapat menyebabkan rasa gula aren manis.
Isi fruktosa memiliki konsentrasi tertinggi (2,3%) gula kelapa yang dipanaskan pada 130oC. Isi glukosa
memiliki konsentrasi tertinggi (2,6%) gula kelapa yang dipanaskan pada 120oC. Isi Sukrosa memiliki
konsentrasi tertinggi (86,80%) gula kelapa yang dipanaskan pada 90oC.
Faktor selektivitas, α antara komponen A (fruktosa) dan B (glukosa) juga antara komponen B (glukosa)
dan D (sukrosa) di gula aren
Resolusi kolom, RS antara komponen A (fruktosa) dan B (glukosa) juga antara komponen B (glukosa) dan
D (sukrosa) gula aren
Berdasarkan hasil data dan disscusion dapat menyimpulkan bahwa kandungan karbohidrat dalam gula
aren adalah fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Konsentrasi masing-masing jenis karbohidrat yang berbeda di
masing-masing suhu oven, yaitu: 90oC, 100oC, 110oC, 120oC, dan 130oC sampai gula terbentuk.
Umumnya, konsentrasi adalah peningkatan, seperti Fruktosa <Glukosa <Sukrosa. Sukrosa menunjukkan
konsentrasi yang besar dari orang-orang di glukosa dan fruktosa. Hal ini dapat menyebabkan rasa gula
aren manis. Isi fruktosa memiliki konsentrasi tertinggi (2,3%) gula kelapa yang dipanaskan pada 130oC.
Isi glukosa memiliki konsentrasi tertinggi (2,6%) gula kelapa yang dipanaskan pada 120oC. Isi Sukrosa
memiliki konsentrasi tertinggi (86,80%) gula kelapa yang dipanaskan pad
http://kerajinantudungsaji.blogspot.co.id/2010/02/pohon-siwalan-lontar-flora-identitas.htmla 90oC.