Anda di halaman 1dari 32

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1 Deskripsi Wilayah Perencanaan


Kota Depok adalah Kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini
terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Nama Depok berasal
dari bahasa Sunda yang berarti pertapaan atau tempat bertapa. Namun, ada juga
yang mengatakan bahwa nama Depok merupakan sebuah akronim dari De Eerste
Protestants Onderdaan Kerk yang artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama.
Pada awalnya Depok termasuk dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang
kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April
1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari
Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63
kelurahan.
Kota Depok selain sebagai kota otonom yang berbatasan langsung dengan
Daerah Khusus Ibu Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara
yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan
perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air.
Ketika menjadi kota administratif pada tahun 1982, penduduknya hanya
240.000 jiwa, dan ketika menjadi kotamadya pada tahun 1999 penduduknya
menjadi 1,2 juta jiwa.
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6º 19’00’’ - 6º
28’00’ Lintang Selatan dan 106º43’00’’ - 106º55’30’’ Bujur Timur. Bentang alam
Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan
bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50–140 meter diatas permukaan laut
dan kemiringan lerengnyakurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu
wilayah termuda di Jawa Barat,mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 Km2.
Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi.
Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas – batas sebagai berikut :

II-1
II-2

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten


Tanggerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota
Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan
Gunungsindur Kabupaten Bogor.
Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota
Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring
dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi
secara regional dengan kota- kota lainnya.

2.1.1 Kondisi Topografi


Kota Depok merupakan dataran rendah bergelombang dengan kemiringan
lereng yang landai dengan rata-rata ketinggian mencapai 121 meter dari
permukaan laut dan merupakan daerah resapan air bagi DKI Jakarta. Secara
topografis wilayah ini perlu dikendalikan dan direncanakan pembangunannya
sehingga tidak mengancam ketersediaan air bagi wilayah DKI Jakarta. Selain itu,
kondisi topografi seperti ini menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah,
terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan
menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali
Cikeas.

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-3

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-4

2.1.2 Tata Guna Lahan


Kondisi wilayah Kota Depok Merupakan tanah darat dan tanah sawah.
Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi
kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidkan,
perdagangan dan jasa.
Secara rinci penggunaan lahan adalah sebagai berikut :

 Pemukiman :10.968 Ha
 Pertanian : 4.653 Ha
 Industri : 344 Ha
 Rawa / Setu : 91 Ha
 Lain-lain : 3.973 Ha

Jenis Tanah
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kota Depok menurut RTRW
Kota Depok (Anonimous, 2000) terdiri dari:
a. Tanah alluvial, tanah endapan yang terbentuk dari endapan lempung, debu
dan pasir, umumnya tersingkap di jalur-jalur sungai, tingkat kesuburan
sedang – tinggi.
b. Tanah latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut
perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis – basaltis, tingkat
kesuburannya rendah – cukup, mudah meresapkan air, tahan terhadap
erosi, tekstur halus.
c. Asosiasi latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang
perkembangannya dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang,
kandungan air tanah cukup banyak, sifat fisik tanah sedang – kurang baik.

Menjelaskan bahwa kualitas tanah di wilayah Kota Depok cukup


bervariasi dan cenderung mempunyai nilai kesesuaian lahan yang cocok untuk
berbagai macam tanaman dengan faktor pembatas utama adalah kemiringan
lereng yang kecil, sehingga hanya berkembang pertanian dan perkebunan tanaman
keras seperti tanaman buah-buahan, singkong dan sayuran (Anoninous, 2001).

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-5

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-6

2.2 Fasilitas dan Utilitas


 Fasilitas
Berikut contoh fasilitas yang terdapat dalam Kota Depok, yaitu sebagai
berikut :
a. Pusat Permukiman
Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dapat pula diidentifikasi
dengan tersedianya tempat tinggal yang layak huni bagi masyarakat yang berada
pada wilayah pemerintahan yang bersangkutan. Hal ini terkait pula dengan amanat
Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945,
dimana dinyatakan bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh
karena itu setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan
dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya
peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian
bangsa.
Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembina keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan juga
mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan
penyiapan generasi muda.
Kebijakan pembangunan sektor perumahan dan permukiman di kota
Depok mengacu pada visi dan misi kota Depok, antara lain menjadikan Depok
sebagai kota permukiman yang nyaman. Kondisi pembangunan perumahan dan
permukiman di Kota Depok mencapai 10.968 ha (54,76 %) dari keseluruhan luas
wilayah di Depok 20.029 ha, hal ini mengakibatkan meningkatkan tuntutan
kebutuhan fasilitas dan utilitas perumahan dan permukiman, dimana kondisi
lingkungan dan perumahan yang ada belum tertata dengan baik. Hanya 40 % yang
sudah tertata dengan baik sedangkan 60 % belum tertata dengan baik. Kawasan
permukiman terbesar terdapat di Sawangan.
Ada pun jenis permukiman Kota Depok pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut:

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-7

Tabel 2.1 Jenis Permukiman Kota Depok Tahun 2011


Tingkat Kepadatan Standar Kepadatan Kepadatan Kota
Penghuni Depok
Kepadatan Tinggi >150 jiwa/ha 190
Kepadatan Sedang 60-150 jiwa/ha 133
Kepadata Kecil <60 jiwa/ha 58
Sumber : Tugas Besar PALD, 2015

Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah fasilitasi dan stimulasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok terhadap masyarakat kurang mampu. Jika
dilihat dengan teliti, fasilitasi yang dilakukan cenderung mengalami penurunan,
bahkan pada tahun 2008 (hingga bulan Maret) belum ada fasilitasi dan stimulasi
yang dilakukan.
Namun di dapatkan data terbaru untuk fasilitas umum dan sarana
komersial Kota Depok pada tahun 2011 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Fasilitas Umum dan Sarana Komersial Kota Depok Tahun
2011
Fasilitas Umum / Sarana Komersial Satuan
Kawasan Komersial Pusat Kota (Pertokoan) 5000 unit/ha/hari
Kawasan Komersial Sub Pusat Kota
1000 penghuni/ha/hari
(Apartemen)
Terminal 400 orang/hari
Stasiun Kereta Api 500 orang/hari
2000
Kawasan Campur (pasar)
pengunjung/ha/hari
Kawasan Industri 750 karyawan/ha/hari
Kawasan Pendidikan Tinggi 100 mahasiswa/ha/hari
Kawasan Tertentu (Rumah Sakit) 100 pasien/ha/hari
Perkantoran dan Jasa Pelayanan Umum 2500 karyawan/ha/hari
Fasilitas Umum ( Mesjid / Rumah Ibadah) 2000 jemaah/unit/hari
500 pengunjung
Pariwisata ( Hotel)
/ha/hari
Sumber : Tugas Besar PALD, 2015

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-8

b. Perumahan
Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dapat pula diidentifikasi
dengan tersedianya tempat tinggal yang layak huni bagi masyarakat yang berada
pada wilayah pemerintahan yang bersangkutan. Hal ini terkait pula dengan amanat
Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945,
dimana dinyatakan bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh
karena itu setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan
dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan
taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa.
Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembina keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan juga
mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan
penyiapan generasi muda.
Kebijakan pembangunan sektor perumahan dan permukiman di kota
Depok mengacu pada visi dan misi kota Depok, antara lain menjadikan Depok
sebagai kota permukiman yang nyaman. Kondisi pembangunan perumahan dan
permukiman di Kota Depok mencapai 10.968 ha (54,76 %) dari keseluruhan luas
wilayah di Depok 20.029 ha, hal ini mengakibatkan meningkatkan tuntutan
kebutuhan fasilitas dan utilitas perumahan dan permukiman, dimana kondisi
lingkungan dan perumahan yang ada belum tertata dengan baik. Hanya 40 % yang
sudah tertata dengan baik sedangkan 60 % belum tertata dengan baik. Kawasan
permukiman terbesar terdapat di Sawangan.
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah fasilitasi dan stimulasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok terhadap masyarakat kurang mampu. Jika
dilihat dengan teliti, fasilitasi yang dilakukan cenderung mengalami penurunan,
bahkan pada tahun 2008 (hingga bulan Maret) belum ada fasilitasi dan stimulasi
yang dilakukan.

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-9

c. Fasilitas Peribadatan

Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan di Kota Depok


Tempat Peribadatan di Kota
No Jumlah
Depok
1 Masjid 670 buah
2 Langgar 109 buah
3 Mushola 1.213 buah
4 Gereja 110 buah
5 Vihara/Pura 3 buah
Sumber : Profil Dinas Kota Depok 2012

d. Fasilitas Pendidikan

Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan di Kota Depok


Fasilitas Pendidikan di Kota
No Jumlah
Depok
1 Taman Kanak-kanak 448 buah
2 SD/MI 411 buah
3 SMP/MTS 164 buah
4 SMU/MA/SMK 153 buah
5 Perguruan Tinggi 8 buah
6 SLB 4 buah
Sumber : Profil Dinas Kota Depok 2012

e. Fasilitas Transportasi

Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi di Kota Depok


No Fasilitas Transportasi di Kota Depok Jumlah
1 Terminal Terpadu 1 buah
2 Stasiun Kereta Api 5 buah
Sumber : Profil Dinas Kota Depok 2012

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-10

f. Fasilitas Kesehatan

Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan di Kota Depok


Fasilitas Kesehatan di Kota
No Jumlah
Depok
1 Rumah Sakit Umum 16 buah
2 Puskesmas 38 buah
3 Posyandu 637 buah
4 Klinik KB 176 buah
5 Apotik 77 buah
Sumber : Profil Dinas Kota Depok 2012

g. Fasilitas Energi
Kebutuhan Listrik bagi Kota Depok dilayani oleh PLN, Jumlah pelanggan saat ini
berjumlah 85.000 (99,27%) sambungan denga kekuatn 281.856 KVA.

h. Fasilitas Air Bersih


Pelayanan air bersih dilaksanakan oleh PDAM sampai saat ini penduduk yang
telah terlayani sebanyak 197.484 jiwa (54,26%). Sumber air bersih berasal dari
sungai Ciliwung dan sumur bor dengan debit 323 liter/detik.

i. Pertokoan / Pasar
Adanya pertokoan yg bergerak dalam berbagai bidang yaitu : Sandang/pangan/
alat-alat rumah tangga, bangunan, alat tulis kantor, elektronik dan lain-lain
sebanyak 2847 buah dan 15 pasar harian, 17 pasar swalayan, 4 shoping center dan
1 pasar mingguan.

j. Bank
Terdapat 10 Bank Pemerintah, 36 Bank Swasta dan 17 Bank Perkreditan Rakyat.

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-11

k. Fasilitas Hotel dan Rumah Makan


Sebagai kota pemukiman, pendidikan, jasa dan perdagangan, Kota Depok telah
memiliki 4 hotel, 4 penginapan, 5 wisma, 12 fasilitas sejenis lainnya, 46 restoran,
1400 rumah makan.

l. Fasilitas Rekreasi dan Hiburan


Fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki oleh Kota Depok adalah : 2 taman rekreasi, 5
kolam renang, 17 Bioskop, 17 tempat Bilyard dan 14 hiburan lainnya.
 Utilitas
Berikut utilitas (sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam
suatu bangunan atau gedung) yang terdapat dalam Kota Depok :
a. Komponen Air Bersih
Pelayanan air bersih Kota Depok, sistem perpipaannya hanya mampu
mencukupi 19% dari seluruh kebutuhan warganya.
Sebagian besar penduduk Depok memanfaatkan air tanah sebagai sumber
air bersih, dimana kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan sepanjang
tanah sebagai air bersih, dimana kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan
sepanjang tahun, kecuali beberapa kawasan di kecamatan Cimanggis. Kualitas air
tanah di daerah permukiman padat diperkirakan rawan pencemaran limbah
domestik.
Pelayanan air bersih di daerah Depok masih dilayani oleh PDAM
Kabupaten Bogor dengan tingkat pelayanan sekitar 20 % dari total penduduk Kota
Depok. Wilayah pelayanan masih terbatas di beberapa wilayah di kecamatan Beji,
Sukmajaya, Pancoran Mas dan sedikit di Sawangan dan Cimanggis dengan
jumlah pelanggan sebanyak 34.617 unit.

b. Komponen Drainase
Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang layak.
Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak disertai dengan
perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota permukiman. Sebelum tahun
1970-an, Depok merupakan areal persawahan yang sarat dengan sistem irigasi,
sehingga infrastruktur jalan yang ada sekarang mengikuti sistem pengairan ini.

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-12

Untuk membangun sistem drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi.


Namun bila tidak dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang
digenangi air bila hujan turun. Bila ini terjadi, kondisi Jakarta akan lebih parah
lagi.

c. Komponen Persampahan
Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah sampah
yang berasal dari daerah perumahan, daerah komersial (pasar, pertokoan, dan
pusat perdagangan), daerah industri, perkantoran, sarana umum, jalan, taman, dan
lain-lain. Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik, meliputi 3
kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Pancoran, dan Kecamatan
Beji. Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag terangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah sebesar 900 m3/hari atau 25 %
dari jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3/hari.
Timbulan sampah yang bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk
selanjutnya di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di
Kecamatan Pancoran Mas Depok.
Kebutuhan akan fasilitas tempat pembuangan sampah meningkat sejalan
dengan adanya peningkatan perkembangan penduduk, kemudian juga adanya
perkembangan aktivitas kota yang memerlukan lahan untuk pembangunan
infrastruktur, ditambah lagi dengan adanya perkembangan industri.
Depok mempunyai fasilitas tempat pembuangan sampah seluas 2,87 ha dan akan
diperluas sebesar 2,5 ha. Namun kondisinya, di masa yang akan dating akan sulit
menemukan lokasi tempat pembuangan sampah selain itu juga akan sangat mahal.
Kondisi ini akan memperparah terjadinya pencemaran lingkungan bukan saja
pencemaran udara atau bau namun juga pencemaran tanah atau air tanah.

d. Komponen Jalan
Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok, persoalan yang dihadapi antara
lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di DKI Jakarta,

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-13

terbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota menuju Jakarta, kurangnya
penataan bangunan pada ruas jalan lintas regional dan sepanjang jalan utama, dan
pemanfaatan badan jalan untuk kegiatan perdagangan dan parkir yang
menimbulkan kerawanan kemacetan lalu lintas.
Berikut prasarana jalan yang terdapat dalam Kota Depok. Prasarana jalan
sebagai penunjang kegiatan ekonomi masyarakat meliputi :

 Jalan Negara : 21,3 km


 Jalan Propinsi : 254 km
 Jalan Kabupaten : 10,8 km
 Jalan Kecamatan / Desa : 120,2 km
 Jalan lain-lain : 129 km

2.3 Daerah Pelayanan


Daerah yang akan dijadikan wilayah perencanaan penyaluran air limbah
domestik yaitu Kota Depok. Kota Depok adalah Kota di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor.
Kota Depok selain sebagai kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah
Khusus Ibu Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang
diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan
dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air. Ketika menjadi kota
administratif pada tahun 1982, penduduknya hanya 240.000 jiwa, dan ketika
menjadi kotamadya pada tahun 1999 penduduknya menjadi 1,2 juta jiwa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel:
Tabel 2.7 Lingkup Wilayah Kota Depok

No Desa Luas (Ha) Kepadatan Penduduk

Kecamatan Sawangan
1 Kel. Pondok Petih 10,35307 190 1967
2 Kel. Serua 10,11883 190 1923
3 Kel. Kedaung 7,517336 190 1428
4 Kel. Cinangka 1,10418 190 210
5 Kel. Curug 14,62898 190 2780
Kel. Bojongsari
6 Baru 5,443093 190 1034

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-14

No Desa Luas (Ha) Kepadatan Penduduk

7 Kel. Bojongsari 4,018671 190 764


Kel. Sawangan
8 Baru 8,067604 190 1533
9 Kel. Sawangan 14,32847 190 2722
10 Kel. Duren Mekar 8,749381 190 1662
11 Kel. Duren Seribu 9,600773 190 1824
12 Kel. Pengasinan 13,2067 190 2509
13 Kel. Bedahan 17,07214 190 3244
14 Kel. Pasir Putih 15,40677 190 2927
139,615998 26527
Kecamatan Limo
15 Kel. Cinere 26,71876 190 5077
16 Kel. Pangkalan Jati 8,709372 190 1655
Kel. Pangkalan Jati
17 Baru 0,773192 190 147
18 Kel. Gandul 1,06098 190 202
19 Kel. Krukut 6,813624 190 1295
0,06977 190 13
20
Kel. Limo 3,318862 190 631
8,67612 190 1648
5,521058 190 1049
21 Kel. Grogol
27,47239 190 5220
2,750976 190 523
22 Kel. Meruyung 0,476468 190 91
91,885104 17551
Kecamatan Pancoran Mas
Kel. Rangkapan
23 Jaya Baru 1,737684 133 231
Kel. Rangkapan
24 Jaya 27,47239 133 3654
25 Kel. Mampang 0,644064 133 86
26 Kel. Depok Jaya 0,313191 133 42
27 Kel. Pancoran Mas 8,575256 133 1141
2,326126 133 309
28 Kel. Depok
0,817724 133 109
29 Kel. Cipayung 6,672755 133 887
30 Kel. Ratu Jaya 9,017757 133 1199
31 Kel. Cipayung Jaya 9,449652 133 1257
32 Kel. Pondok Terong 6,358075 133 846

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-15

No Desa Luas (Ha) Kepadatan Penduduk

33 Kel. Pondok Jaya 5,688834 133 757


79,073508 10518
Kecamatan Beji
34 Kel. Tanah Baru 7,813351 133 1039
35 Kel. Kukusan 1,041604 133 139
36 Kel. Kemiri Muka 11,90642 133 1584
37 Kel. Beji 5,977187 133 795
38 Kel. Beji Timur 3,678729 133 489
39 Kel. Pondok cina 7,823518 133 1041
38,240809 5087
Kecamatan Sukmajaya
40 Kel. Harja Mukti 0,059982 133 8
41 Kel. Mekar Jaya 3,360632 133 447
42 Kel. Bakti Jaya 6,163047 133 820
43 Kel. Cisalak 1,676717 133 223
44 Kel. Abadi Jaya 4,004154 133 533
45 Kel. Tirta Jaya 15,98752 133 2126
46 Kel. Sukma Jaya 9,655308 133 1284
47 Kel. Suka Maju 12,81375 133 1704
48 Kel. Kali Mulya 0,052193 133 7
49 Kel. Cilodong 20,58063 133 2737
50 Kel. Kali Baru 15,42603 133 2052
51 Kel. Jati Mulya 6,607658 133 879
96,387621 12820
Kecamatan Cimanggis
kel. Pasir Gunung
52 Selatan 9,015608 133 1199
11,4452 133 1522
1,675024 133 223
2,738055 133 364
53
0,300433 133 40
0,825994 133 110
kel. Tugu 0,182145 133 24
9,212002 133 1225
54
kel. Mekar Sari 2,23027 133 297
4,276417 133 569
55 0,18737 133 25
kel. Cisalak Pasar 0,324355 133 43

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-16

No Desa Luas (Ha) Kepadatan Penduduk

0,114115 133 15
9,926775 58 576
2,51041 58 146
3,599598 58 209
56 1,154781 58 67
0,594779 58 34
2,01657 58 117
kel. Tapos 0,501763 58 29
57 kel. Curug 9,573176 58 555
58 kel. Sukatani 10,72758 58 622
kel. Leuwi
59 Nanggung 13,27163 58 770
8,271553 58 480
0,897718 58 52
1,101351 58 64
2,301908 58 134
60
1,086343 58 63
0,27834 58 16
0,773561 58 45
kel. Sukamaju Baru 1,082556 58 63
61 Kel. Jatijajar 9,526033 58 553
4,420127 58 256
11,05064 58 641
1,036297 58 60
62
1,613321 58 94
1,007233 58 58
Kel. Cilangkap 1,033817 58 60
14,85652 58 862
4,320761 58 251
63
14,80633 58 859
Kel. Cilangkas 1,085411 58 63
64 Kel. Cimpaeun 30,01007 58 1741
206,96394 15196
Total 87692
Sumber : Hasil Perhitungan

Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 2.6 di atas, maka dapat dilihat
bahwa jumlah penduduk yang paling banyak terdapat pada Kecamatan Sawangan

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-17

yakni sebanyak 26527 orang, sedangkan untuk yang penduduknya yang lebih
sedikit terdapat pada Kelurahan Beji yakni sebanyak 5087 orang. Dan untuk
Jumlah Penduduk tiap masing – masing Kelurahan adalah sebanyak 87692 orang.

2.4 Periode Perencanaan


Perencanaan air limbah domestik untuk Kota Depok dengan periode 20 tahun
yaitu dengan beberapa metode dan dasar pemilihan metode.

Metode Geometrik
Kriteria Pemakaian metode proyeksi penduduk ini adalah:
1. Didasarkan atas ratio penduduk rata-rata tahun yang sama
2. Kota sedang berkembang
3. Jika digunakan untuk kota muda dengan pertumbuhan industri yang cepat
maka hasilnya akan over estimate.

Pn = P0 (1+r)n..................................................(2.1)
1/ t
 Pt 
r     1 ...............................................(2.2)
 po 
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun n (yang diinginkan)
Po = Jumlah penduduk tahun awal data
Pt = Jumlah penduduk tahun terakhir data
r = rasio kenaikan penduduk rata-rata
t = jumlah data dikurangi 1
n = selang waktu (tahun, dari tahun n – tahun terakhir)

Uji korelasi dapat dihitung sebagai berikut:

r
nx( Xi.ln Y )  ( Xi) x( ln Yi )
n Xi    Xi xn ln Yi    ln Yi   .............(2.3)
2 2 y 2

Rumus Standar Deviasi:

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-18

 Yi  Pn
2

Sd  ............................................(2.4)
n2

Metode Aritmatik
Kriteria pemakaian metode proyeksi penduduk ini adalah:
1. Pertambahan penduduk relative konstan
2. Grafik pertambahan penduduk linear
3. Cocok digunakan untuk kota tua yang sangat luas
4. Atau kota kecil dimana tidak terdapat industri dan daerah agraris
Pn = Pt + K a X ..................................................(2.5)
Pt  Po 
Ka  .................................................(2.6)
t
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
To = waktu pada tahun awal data

Uji korelasi dapat dihitung sebagai berikut:

r
nx XiYi    Xi x Yi  .................(2.7)
n Xi    Xi xnYi   Yi 
2 2 2 2

Rumus Standar Deviasi:

 Yi  Yn 
2

Sd  ....................................(2.8)
n2

Metode Least Square


Metode ini biasanya digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
untuk kota sedang berkembang yang berukuran luas yang mengalami
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan system transportasi.
Dengan Rumus:
Y=a+b.X

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-19

 Yi x X i    XixYiXi 
2

a
n Xi    Xi
2
..............................(2.9)
2

YiXi    XixYi 
b
n Xi    Xi .................................(2.10)
2 2

Perhitungan Uji Korelasi adalah sebagai berikut :

r
nx XY    X xY 
n X    X  xnY   Y  
................................(2.11)
2 2 2 2

Rumus Standar Deviasi:

 Yi  Yn 
2

Sd  .........................................(2.12)
n2
2.5 Kependudukan
Populasi penduduk Kota Depok pada tahun 2015, yang nantinya data
tersebut akan dipakai untuk menghitung proyeksi penduduk pada 20 tahun
mendatang. Dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8 Populasi Penduduk Kota Depok 10 tahun terakhir yaitu:


Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2002 75470
2003 76990
2004 78265
2005 78913
2006 79540
2007 80786
2008 85375
2009 85704
2010 86010
2011 87692
Sumber : Lembar Tugas PALD, 2015

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-20

2.6 Proyeksi Penduduk

Metode Proyeksi
Dalam perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik, salah satu hal
yang sangat penting dan harus diperhitungkan adalah tingkat perkembangan kota.
Kota akan cenderung berkembang dengan perubahan waktu. Besar kecilnya
tingkat perkembangan yang terjadi, tergantung pada beragam kegiatan/aktivitas
yang menandai dinamika kehidupan kota. Salah satu komponen utama yang
sangat berperan dalam pengembangan suatu daerah adalah penduduk. Besarnya
tingkat pertumbuhan penduduk berpengaruh besar sekali terhadap pola
perkembangan jenis dan jumlah kegiatan pada daerah perencanaan. Untuk
mengetahui besarnya tingkat pertumbuhan penduduk maka dapat dilakukan
dengan cara memproyeksikan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan
yang didasarkan terhadap penentuan daerah pelayanan.
Dasar pertimbangan dalam menentukan daerah pelayanan ini, adalah :
1. Jumlah penduduk dan tingkat pelayanannya
2. Kondisi penggunaan air dan sanitasi daerah pelayanan saat ini
3. Rekomendasi dari sosial ekonomi yang berdasarkan pada kelayakan teknis
dan ekonomis.
4. Kemungkinan perluasan atau perkembangan kota.
Untuk memperkirakan jumlah penduduk daerah perencanaan dimasa
mendatang digunakan laju pertumbuhan berdasarkan perhitungan dengan berbagai
metode yang umum dipergunakan yaitu metode:
1. Metode Arimatika
2. Metode Geometri
3. Metode Least Square

2.6.1 Metode Aritmatika


Kriteria pemakaian metode proyeksi penduduk ini adalah:
1. Pertambahan penduduk relatif konstan
2. Grafik pertambahan penduduk linear
3. Cocok digunakan untuk kota tua yang sangat luas
4. Atau kota kecil dimana tidak terdapat industri dan daerah agraris

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-21

Rumus yang digunakan :


Yn = Pt + (Ka * x) ........................................................................(2.13)
(𝑃𝑡−𝑃𝑜)
𝐾𝑎 = .................................................................................(2.14)
𝑡

Dimana :
Yn = Jumlah penduduk n pada tahun mndatang
o = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
X = Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
Contoh perhitungan :
Ka = (P2011 – P2002) / (n – 1)
Ka = (87692 - 75470) / (10 – 1)
Ka = 1358 Jiwa / tahun

Tabel 2.9 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika

Tahun Penduduk (Yi) Xi Xi.Yi Yi2 Xi2


2002 75470 -9 -679230 5695720900 81
2003 76990 -8 -615920 5927460100 64
2004 78265 -7 -547855 6125410225 49
2005 78913 -6 -473478 6227261569 36
2006 79540 -5 -397700 6326611600 25
2007 80786 -4 -323144 6526377796 16
2008 85375 -3 -256125 7288890625 9
2009 85704 -2 -171408 7345175616 4
2010 86010 -1 -86010 7397720100 1
2011 87692 0 0 7689886864 0
Jumlah 814745 -45 -3550870 66550515395 285
Sumber: Hasil Perhitungan

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-22

Perhitungan uji korelasi :


 n    XiYi      Xi     Yi  
r
 n   Xi     Xi     n   Yi     Yi  
2 2 2 2

r
10 x- -3550870   45x814745
10285   452 x1066550515395  8147452 
= 0,97635939

Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode aritmatika :


Y2002 = Pt + (Ka * x)
= 87676 + (1356 * -9)
= 75470

Tabel 2.10 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatika

Tahun Penduduk (Yi) Xi Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2


2002 75470 -9 75470 0 0
2003 76990 -8 76828 162 26244
2004 78265 -7 78186 79 6241
2005 78913 -6 79544 -631 398161
2006 79540 -5 80902 -1362 1855044
2007 80786 -4 82260 -1474 2172676
2008 85375 -3 83618 1757 3087049
2009 85704 -2 84976 728 529984
2010 86010 -1 86334 -324 104976
2011 87692 0 87692 0 0
Jumlah 814745 -45 815810 -1065 8180375
Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan standar deviasi :


Σ(𝑌𝑖−𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √ .................................................................................(2.17)
𝑛−2

8180375
= √ =1011,211
10−2

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-23

2.6.2 Metode Geometrik


Kriteria Pemakaian metode proyeksi penduduk ini adalah :
1. Didasarkan atas ratio penduduk rata-rata tahun yang sama
2. Kota sedang berkembang
3. Jika digunakan untuk kota muda dengan pertumbuhan industri yang cepat
maka hasilnya akan over estimate.
Rumus yang digunakan adalah :
𝑌𝑛 = 𝑃𝑡(1 + 𝑅)𝑛 .........................................(2.18)
𝑃2011 (1/𝑡)
𝑅 = [𝑃2002] − 1.........................................(2.19)

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
n = Jumlah tahun proyeksi
R = Ratio kenaikan penuduk rata-rata pertahun
t = Interval waktu tahun data (n – 1)

Dari tabel dapat ditentukan rata-rata pertambahan penduduk dari tahun


2002-2011 dengan metode geometrika adalah sebagai berikut:

𝑃2011 (1/𝑡)
𝑅 = [ ] −1
𝑃2002
1
87692 (9)
𝑅 = [75470] − 1 = 0,016817

𝑌𝑛 = 𝑃𝑡(1 + 𝑅)𝑛 =87692 x (1+0,016817)-9

= 89166,72637

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-24

Tabel 2.11 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik

Tahun Penduduk (Yi) Xi Xi2 ln Yi Xi.lnYi (ln Yi)2


2002 75470 1 1 11,23 11,231 126,15
2003 76990 2 4 11,25 22,503 126,59
2004 78265 3 9 11,27 33,804 126,96
2005 78913 4 16 11,28 45,104 127,15
2006 79540 5 25 11,28 56,420 127,33
2007 80786 6 36 11,30 67,797 127,68
2008 85375 7 49 11,35 79,484 128,93
2009 85704 8 64 11,36 90,869 129,02
2010 86010 9 81 11,36 102,260 129,10
2011 87692 10 100 11,38 113,816 129,54
Jumlah 814745 55 385 113,068 623,288 1278,456
Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan uji korelasi :


[10(−ΣXi. lnYi)] − [(Σ𝑋𝑖) ∗ (Σln𝑌𝑖)]
𝑟=
√[𝑛 (ΣXi2 ) − (Σ𝑋𝑖)2 ] 𝑥 [𝑛 (Σ𝑙𝑛𝑌𝑖 2 ) − (ΣlnYi)2 ]
[10(−623,288)] − (55 𝑥 113,07)
𝑟=
√[10 (385) − (55)2 ] 𝑥 [10 (1278,456) − (113,07)2 ]
= 0,97769687

Perhitungan standar deviasi metode geometrik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.12 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik

Tahun Penduduk (Yi) N Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2


2002 75470 -9 75470 0 0
2003 76990 -8 76739 251 62907
2004 78265 -7 78030 235 55357
2005 78913 -6 79342 -429 184002
2006 79540 -5 80676 -1136 1291079
2007 80786 -4 82033 -1247 1555005
2008 85375 -3 83413 1962 3851183
2009 85704 -2 84815 889 789761
2010 86010 -1 86242 -232 53668

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-25

Tahun Penduduk (Yi) N Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2


2011 87692 0 87692 0 0
Jumlah 814745 -45 814452 293 7842962
Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan standar deviasi :

Σ(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2

7842962
= √
10 − 2

= 990,136

2.6.3 Metode Least Square


Metode ini biasanya digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
untuk kota sedang berkembang yang berukuran luas yang mengalami
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan system transportasi.

Rumus yang digunakan :


Yn =a+b*x

=  
( Yi)( Xi 2 )  ( Xi)( XiYi) 
a .. ....................................(2.20)
 n( Xi )  ( Xi ) 
2 2

 n( XiYi )  ( Xi )( Yi ) 


b = ...............................................(2.21)
 n( Xi 2 )  ( Xi) 2 

Dimana :
Yn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang
a, b= Konstanta
x = Pertambahan tahun
n= Jumlah data
r= Faktor korelasi
Yi= Jumlah penduduk pada data

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-26

Tabel 2.13 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square


Penduduk
Tahun (Yi) Xi Xi.Yi Xi2 Yi2
2002 75470 -9 -679230 81 5695720900
2003 76990 -7 -538930 49 5927460100
2004 78265 -5 -391325 25 6125410225
2005 78913 -3 -236739 9 6227261569
2006 79540 -1 -79540 1 6326611600
2007 80786 1 80786 1 6526377796
2008 85375 3 256125 9 7288890625
2009 85704 5 428520 25 7345175616
2010 86010 7 602070 49 7397720100
2011 87692 9 789228 81 7689886864
Jumlah 814745 0 230965 330 66550515395
Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode regresi eksponensial :

a=   
( Yi)( Xi 2 )  ( Xi)( XiYi) 

 n( Xi )  ( Xi ) 
2 2

[(814745)(330)−(0)(230965)]
= [10(330)−(02 )]
=81474,5

 n( XiYi )  ( Xi )( Yi ) 


 b=
 n( Xi 2 )  ( Xi) 2 

[10(230965) − (0)(814745)]
= = 699,89
[10(330) − (02 )]

 n    XiYi      Xi     Yi  
 r
 n   Xi     Xi     n   Yi     Yi  
2 2 2 2

[10(230965)−(0)(814745)]
𝑟=
√(10(330)−(0)2 )𝑥(10(66550515395)−(814745)2 )

= 0,97635939

 Yn2002 = a + bx
= 81474,5+( 699,89* -9)
= 75470

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-27

Tabel 2.14 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square


Tahun Penduduk (Yi) n Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2
2002 75470 -9 75470 0 0
2003 76990 -8 76739 251 62907
2004 78265 -7 78030 235 55357
2005 78913 -6 79342 -429 184002
2006 79540 -5 80676 -1136 1291079
2007 80786 -4 82033 -1247 1555005
2008 85375 -3 83413 1962 3851183
2009 85704 -2 84815 889 789761
2010 86010 -1 86242 -232 53668
2011 87692 0 87692 0 0
Jumlah 814745 -45 814452 293 7842962
Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan standar deviasi :

Σ(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2
𝑆𝑑 = √
𝑛−2

7922889
= √ =995,169
10−2

2.6.4 Pemilihan Metoda


Perhitungan matematis untuk pemilihan metode proyeksi ini dilihat dari
beberapa faktor yaitu:
 Nilai korelasi
Pertimbangan untuk pemilihan proyeksi penduduk berdasarkan nilai
koefisien korelasi ini, diambil dari pernyataan seberapa dekat hubungan antara
variable X dan Y. Dalam pengambilan pernyataan nilai korelasi ini digunakan
pernyataan yang menyatakan r = 1 atau mendekati 1. Karena angka-angka tersebut
diperkirakan mempunyai hubungan yang sempurna antara Xdan Y. Untuk
jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-28

Tabel 2.15 Kategori Penilaian Koefisien Korelasi


Nilai r Pernyataan
r = -1 Adanya hubungan linier yang tidak langsung antara variable X dan Y
r=0 Tidak adanya hubungan antar X dan Y atau hubungan X dan Y sangat
lemah
r=1 Adanya hubungan linier sempurna secara langsung antara X dan Y

 Nilai standar deviasi


Kriteria pemilihan nilai standar deviasi (SD) yang akan dijadikan sebagai
metode yang terpilih untuk perhitungan proyeksi penduduk pada tahun berikutnya
adalah metode yang memiliki nilai standar deviasi paling kecil untuk dijadikan
sebagai metode yang terpilih.
Dari hasil perhitungan metode aritmetika, geometrika dan least square dapat
diketahui nilai standar deviasi dan koefisien korelasi sangat bervariasi, seperti
pada tabel 2.15 berikut:

Tabel 2.16 Nilai Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode

Metode Koefisien Korelasi Standar Deviasi


Aritmatika 0,976359392 1011,210599
Geometri 0,977696867 990,1364825
Least Square 0,976359392 995,1688794
Sumber:HasilPerhitungan

Pada tabel 2.15 dapat terlihat bahwa yang paling mendekati nilai 1 adalah
koefisien korelasi adalah geometrik, untuk nilai standar deviasi yang paling kecil
adalah metode Geometrik. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukan bahwa
data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda jauh dengan data baku. Dengan
demikian untuk memilih metode yang akan digunakan untuk proyeksi penduduk
20 tahun mendatang dengan melihat perkembangan kota pada gambar 2.1
Perbandingan data baku dengan hasil proyeksi yang mengikuti trend
perkembangan penduduk adalah Geometrik

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-29

Tabel 2.17 Proyeksi Penduduk


Least
Tahun Aritmatika Geometrik
Squer
2002 75470 75470 75175
2003 76828 76739 76575
2004 78186 78030 77975
2005 79544 79342 79375
2006 80902 80676 80775
2007 82260 82033 82174
2008 83618 83413 83574
2009 84976 84815 84974
2010 86334 86242 86374
2011 87692 87692 87774
2012 89050 89167 89173
2013 90408 90666 90573
2014 91766 92191 91973
2015 93124 93741 93373
2016 94482 95318 94772
2017 95840 96921 96172
2018 97198 98551 97572
2019 98556 100208 98972
2020 99914 101893 100372
2021 101272 103607 101771
2022 102630 105349 103171
2023 103988 107121 104571
2024 105346 108922 105971
2025 106704 110754 107371
2026 108062 112617 108770
2027 109420 114511 110170
2028 110778 116436 111570
2029 112136 118394 112970
2030 113494 120385 114370
2031 114852 122410 115769
Sumber: Hasil Perhitungan

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-30

Tabel 2.18 Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang Metode Geometrik


Tahun Geometrik
2002 75470
2003 76739
2004 78030
2005 79342
2006 80676
2007 82033
2008 83413
2009 84815
2010 86242
2011 87692
2012 89167
2013 90666
2014 92191
2015 93741
2016 95318
2017 96921
2018 98551
2019 100208
2020 101893
2021 103607
2022 105349
2023 107121
2024 108922
2025 110754
2026 112617
2027 114511
2028 116436
2029 118394
2030 120385
2031 122410
Sumber: Hasil Perhitungan

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-31

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana


II-32

Syah Fitri Wahyuni/133050018/Penyaluran Air Limbah Domestik /2015-2016/Suci Fitriana

Anda mungkin juga menyukai