Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nurul Fauziyah

NIM : 1710111220023

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN xxx


Kelas / Semester : X / II
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Sub Materi : Kedatangan Islam ke Nusantara
Alokasi Waktu : 1 x 15 Menit
Pertemuan ke : 1

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.7.Menganalisis berbagai teori 3.7.1.Menganalisis berbagai teori tentang proses
tentang proses masuknya masuk dan berkembangnya agama dan
agama dan kebudayaan Islam kebudayaan Islam Indonesia.
ke Indonesia. 3.7.2.Merumuskan pendapat tentang teori yang
paling tepat dari beberapa teori yang ada
tentang proses masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis berbagai teori tentang proses masuk
dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam Indonesia.
2. Peserta didik diharapkan mampu merumuskan pendapat tentang teori yang paling
tepat dari beberapa teori yang ada tentang proses masuk dan berkembangnya agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia.

D. Materi Pembelajaran
1. Kedatangan Islam ke Nusantara.
*Terlampir

E. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab.
2. Pendekatan : Scientific dengan langkah – langkah : mengamati, menanya,
mengekplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Alat :
1) Papan tulis
2) Spidol
Sumber :
1) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Guru
Sejarah Indonesia Kelas X untuk SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Kemendikbud RI.
2) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa
Sejarah Indonesia Kelas X untuk SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Kemendikbud RI.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa, mengucapkan salam dan 3 Menit


berdo’a.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk proses belajar mengajar (kerapian dan
kebersihan ruang kelas, menyiapkan media dan alat
serta buku yang diperlukan).
4. Guru melakukan pengulangan materi pertemuan
minggu lalu.
5. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan
serta kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik.
Inti 1. Mengamati 10 Menit
Peserta didik memperhatiakan pada saat guru
menjelaskan.
2. Menanya
Peserta didik diberikan kesempatan bertanya
mengenai materi yang disajikan dengan konsep
5W+1H (Who, What, Where, When, Whay, +How)
3. Mengeksplorasi
Guru meminta peserta didik untuk mencari informasi
mengenai beberapa teori tentang masuk dan
berkembangnya Islam ke Indonesia dan juga peran
para tokoh atau ulama dalam penyebaran Islam.
4. Mengasosiasi
Guru meminta peserta didik mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan.
5. Mengkomunikasikan
Guru meminta peserta didik menyampaikan hasil
informasi yang sudah didapatkan.

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang 2 Menit


telah di pelajari.
2. Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk
mempelajari materi selanjutnya, dan semangat
belajar .
3. Salam dan doa bersama.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik dan bentuk penilaian pengetahuan
Teknik : Penugasan
Bentuk : Soal Essai
*Terlampir
2. Teknik dan bentuk penilaian sikap
Teknik : Observasi
Bentuk : Pedoman/lembar observasi
*Terlampir
3. Teknik dan bentuk penilaian keterampilan
Teknik : Observasi
Bentuk : Tes praktek
*Terlampir
Tindak lanjut
1) Remedial
Remedial diberikan kepada siswa didik yang belum menguasai materi atau belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal.
*Terlampir
2) Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai dengan baik atau
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Banjarmasin, 8 Februari 2020


Mengetahui,
Dosen Pengampu Guru Sejarah

Melisa Prawitasari, M.Pd Nurul Fauziyah


NIP. 19890116 201504 2 002 NIM. 1710111220023

LAMPIRAN 1

Bahan Ajar (Kedatangan Islam ke Nusantara)


Sumber :Taufik Abdullah dan A.B Lapian (ed). 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah. jilid III. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gambar 1 Peta jejak masuknya Islam ke Nusantara berdasarkan nomor urut.

Gambar di atas memperlihatkan jalur masuknya Islam ke Nusantara yang kemudian


melahirkan sebuah interaksi antara ajaran Islam dengan penduduk Nusantara. Wujud dari
keberlangsungan interaksi yang hingga kini masih terlihat adalah banyaknya umat Muslim
Indonesia yang menjalankan ibadah haji dan umrah. Di samping itu tidak sedikit para ulama
dari Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka berdakwah. Bagi umat Islam
di Indonesia, berbagai bentuk interaksi tersebut akan semakin memantapkan keimanan dan
ketakwaan terhadap ajaran agamanya. Terdapat berbagai pendapat mengenai proses
masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya.
Pertama, sarjana-sarjana Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan
bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M
atau abad ke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat,
berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara
timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan
Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M). Orang yang menyebarkan Islam ke
Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang
Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel
kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Argumentasinya
didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau
1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim
yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan
yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan
tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia
yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.
Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia
berasal dari Persia (Iran sekarang). Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan
tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain:
tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian
Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman, Sumatra Barat dan
Bengkulu.
Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam
berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad
pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan
bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses
Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan
Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua teori di atas bukan mengada-ada, tetapi mungkin bisa saling melengkapi.
Islamisasi di Kepulauan Indonesia merupakan hal yang kompleks dan hingga kini prosesnya
masih terus berjalan. Pasai dan Malaka, adalah tempat di mana tongkat estafet Islamisasi
dimulai. Pengaruh Pasai kemudian diwarisi Aceh Darussalam. Sedangkan Johor tidak pernah
bisa melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka.
Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam
ke wilayahnya. Sementara itu Minangkabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim
Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak dasar tradisi surau di Ulakan.
Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau yang telah membawa
Islam. Peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau juga selalu diingat
dalam tradisi Luwu dan Gowa-Tallo.
Pada pertengahan abad ke-15, ibu kota Campa, Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang
datang dari utara. Dalam kenangan historis Jawa, Campa selalu diingat dalam kaitannya
dengan Islamisasi. Dari sinilah Raden Rahmat anak seorang putri Campa dengan seorang
Arab, datang ke Majapahit untuk menemui bibinya yang telah kawin dengan raja Majapahit.
Ia kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel salah seorang wali tertua.
Sunan Giri yang biasa disebut sebagai ‘paus’ dalam sumber Belanda bukan saja
berpengaruh di kalangan para wali tetapi juga dikenang sebagai penyebar agama Islam di
Kepulauan Indonesia bagian Timur. Raja Ternate Sultan Zainal Abidin pergi ke Giri (1495)
untuk memperdalam pengetahuan agama. Tak lama setelah kembali ke Ternate, Sultan Zainal
Abidin mangkat, tetapi beliau telah menjadikan Ternate sebagai kekuatan Islam. Di bagian
lain, Demak telah berhasil mengislamkan Banjarmasin. Mata rantai proses Islamisasi di
Kepulauan Indonesia masih terus berlangsung. Jaringan kolektif keislaman di Kepulauan
Indonesia inilah nantinya yang mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia.

TEORI MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA


K
ti
e
u
,B
tM
g
m
b
irn
h
la
k yIP
(d
s.AH)j—
w o
-7
3
1
N
p
G
D
LAMPIRAN 2
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi  penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Format penilaian sebagai berikut.

1. Penilaian pengetahuan:

1) Bagaimana pendapat ahli-ahli Barat tentang masuknya Islam ke Nusantara?


2) Mengapa Hamka berpendapat bahwa Islam yang masuk ke Nusantara langsung dari
Arab atau Mesir?

Kunci jawaban :
1) Sarjana-sarjana Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan bahwa Islam
yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau
abad ke-7 H. Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel
bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel kemudian
didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Argumentasinya
didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah
831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh.
2) Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal
dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad
pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh
para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini
biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya
pengembangan agama Islam.

Soal Skor
1 50
2 50
Skor Maksimal 100
Penilain = skor peroleh x skor maksimal : 100
2. Penilaian Sikap
Sikap sosial
Jumlah
No Nama
Sikap Spiritual Jujur Kerjasama Toleransi Skor
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4)

Keterangan: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Amat baik

3. Penilaian keterampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati peserta didik pada uji coba kompetensi yang
diberikan.
Jumlah
No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan
Skor
(1-4) (1-4) (1-4)
1

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

Keterangan :

a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat,  pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah hasil pengamatan (berupa
informasi) bukan cara mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
 Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan
Pembelajaran (TP).
 Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin
sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
 Kebahasaan menunjukkan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta
yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang
benar dan mudah dipahami).
c. Skor rentang antara 1 - 4
 1 = Kurang
 2 = Cukup
 3 = Baik
 4 = Amat baik

Tindak Lanjut
Remedial :
1. Proses Islamisasi di Nusantara berlangsung sangat lama bahkan sampai kini pun masih
dapat kita lihat. Coba jelaskan tentang hal ini!

Kunci jawaban:
1. Pasai dan Malaka, adalah tempat di mana tongkat estafet Islamisasi dimulai. Pengaruh
Pasai kemudian diwarisi Aceh Darussalam. Sedangkan Johor tidak pernah bisa
melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka.
Peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau juga selalu diingat
dalam tradisi Luwu dan Gowa-Tallo. Pada pertengahan abad ke-15, ibu kota Campa,
Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang datang dari utara. Dalam kenangan historis Jawa,
Campa selalu diingat dalam kaitannya dengan Islamisasi. Di bagian lain, Demak telah
berhasil mengislamkan Banjarmasin. Mata rantai proses Islamisasi di Kepulauan
Indonesia masih terus berlangsung. Jaringan kolektif keislaman di Kepulauan Indonesia
inilah nantinya yang mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai