PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campak adalah organisme yang sangat menular ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi pada orang lain yang rentan (Smeltzer, 2013).
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk
mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c ata lebih dan
disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah (WHO, 2009).
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada
anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum
muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak
timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program
imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini
kembali meningkat. Di Amerika Serikat, timbul KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan 147 kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015.. Di Indonesia,
jumlah kasus penyakit ini meningkat di akhir tahun 2014. Gejala klinis terdiri dari
tiga stadium, yaitu stadium prodromal, eksantem, dan konvalesens. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan antibodi IgM
campak dalam darah. Tatalaksana bersifat suportif disertai pemberian vitamin A.
Komplikasi yang sering menyebabkan kematian pada anak adalah pneumonia.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.
Campak lebih sering menimpa anak-anak berusia di bawah lima tahun. Tetapi
pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah
terkena campak atau yang belum mendapat vaksinasi campak. Maka dari itu,
memungkinkan virus campak juga menyerang orang dewasa. 2 Prof.dr.M Juffrie,
Ph.D.,Sp.A(K), dosen bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM,
menyebutkan bahwa vaksinasi campak merupakan cara paling efektif untuk
mencegah penularan virus measles penyebab campak. Imunisasi diberikan dengan
cara memberikan vaksin (bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme) kedalam tubuh seseorang untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit (Nugroho, 2009).
Penderita campak memiliki kemungkinan untuk meninggal, memiliki
kekebalan tetapi masih rentan terhadap penyakit itu kembali atau menjadi semakin
parah. Namun dengan pemberian vaksin individu yang rentan akan memperoleh
kekebalan sehingga jika nantinya terjangkit penyakit campak tidak akan sakit atau
tidak menjadi parah. Dari pernyataan tersebut, penyakit campak dapat
dikelompokkan ke dalam model SEIR (Susceptible-Exposed-Infected-Recovered)
yang merupakan model epidemik yang mengasumsikan bahwa individu yang
rentan mempunyai kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan dengan
pemberian vaksin.
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret
nasofaring dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul
bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili
Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularannya adalah dengan
droplet infeksi. Virus campak termasuk golongan paramyxovirus. Virus ini
berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris tengah 140 mm,
dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein, didalamnya
terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang
mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein
yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan
pendek, sa tu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai
hemaglutinin.
Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang
kuat, apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada
temperatur kamar virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama
3 – 5 hari. Tanpa media protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2
minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet. Virus Campak termasuk
mikroorganisme yang bersifat ether labile karena selubungnya terdiri dari
lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama 10 menit, dan
50% aseton dalam 30 menit.
2.1.3 Patofisiologi
Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili,
familiparamyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar,
pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara
terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berkembang
biak pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan
terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata.
Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut
pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus
menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua
setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses peradangan
merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga
terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak.
Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek,
mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin
lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan
pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber
infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.
Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun
dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap,
berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan
karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit
2.1.5 Komplikasi
1. Otitis media akut
2. Pneumonia / bronkopneumoni
3. Encefalitis
4. Bronkiolitis
5. Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis
3. 2 Saran
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita
perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi
lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak
sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau
karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR),
sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang
demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika
dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak
atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih
besar untuk terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang
mendapat imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Giarsawan N, I Wayan S A, Anysiah EY, 2012. Faktor-Faktor Yang
(2): 140-145