BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
4
5
2. Faring
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).
Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem
respirasi dan pencernaan.
3. Laring
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,
glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring
dan bagian atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap
terdiri atas: ocartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago
cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea. Membarana yaitu
menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,
membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica
vokalis. Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol
kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah
cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen
thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat
beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea. Membrana
Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os
hyoideum. Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas
bawah dengan cartilago cricoidea.
4. Epiglotis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar
lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago
thyroideum.Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian
samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas
jalan masuk laring
5. Cartilago cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar
dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan
cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu inferior
5
6
6
7
7
8
8
9
2) Arteri Bronchialis
2.1.3 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK) menurut Mansjoer (2008) dan Ovedoff (2006) adalah :
1. Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu,asap dangas-gas
kimiawi
2. Faktor Usia dan jenis kelamin sehingga mengakibatkan
berkurangnya fungsi paru-paru bahkan pada saat gejala penyakit
tidak dirasakan
3. Infeksi sistem pernafasan akut, seperti peunomia, bronkitis, dan
asmaorang dengan kondisi ini berisiko mendapat PPOK.
4. Kurangnya alfa anti tripsin. Ini merupakan kekurangan suatu enzim
yang normalnya melindungi paru-paru dari kerusakan peradangan
orang yang kekurangan enzim ini dapat terkena empisema pada usia
yang relatif muda, walau pun tidak merokok.
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi penyakit paru obstruksi kronik menurut jackson (2014)
adalah :
1. Asma
2. Bronkotos kronik
3. Emfisema
2.1.5 Patofisiologi Pathway
Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang
disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang.
Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat
berkurang sehingga sulit bernapas.Fungsi paru-paru menentukan konsumsi
oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-
paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya
dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga
disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi
paru. Dibawah ini adalah patway PPOK :
9
10
Faktor predisposisi
kompensasi gangguan
Gangguan
kardiovaskuler metabolisme
pertukaran gas
jaringan
Hipoksemi
Hipertensi metabolisme
pulmonal anaerob Insufisiensi pola Nafas
gagal nafas tidsk efektif
Defisit Energi
rersiko
perubahan nutrisi
lelah,lemah kuranbg dari
kebutuhan
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20