ANALISA SITUASI
A. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan di Ruangan RS TK. II R. W.
Mongisidi. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 06 – 25 Januari
2020 dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan angket.
Adapun yang menjadi sasaran dari pengumpulan data ini adalah Man,
Material, Method, dan Machine yang ada di ruangan Cendana tersebut.
Selain itu, yang menjadi responden dalam pengumpulan data adalah perawat
dan pasien.
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Struktur Organisasi
Instalasi Rawat Inap Cendana RS TK. II R. W. Mongisidi
dipimpin oleh Kepala Ruangan, 4 Orang Ketua Tim, 15 Orang
Perawat Pelaksana, 1 Orang Pegawai Administrasi, serta Cleaning
Service 2 orang.
Adapun Struktur Organisasi Ruang Cendana adalah sebagai
berikut:
Kepala Ruangan
Nur Aedah, Amd. Kep
Administrasi
Valentyn K. Dewi, , A.Md.Kep
d. Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Dalam mengetahui jumlah tenaga yang
dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut metode
Douglas. Berdasarkan rumus tersebut maka didapatlah jumlah
kebutuhan perawat rata-rata per hari di masing-masing shift
berdasarkan data pada bulan Januari 2020, hasil perhitungan adalah
sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Perawat yang Dibutuhkan
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien.
4 5 5 4
K. 6 K. 1
3 2 1 1 2 3
WC WC
3 2 1 WC WC 1 2 3
K. 5 K. 2
4 5 5 4
Nurse
Ruang Station Ruang Alat
KARU
WC
Ruang
Koas
WC
4 5 5 4
K. 4 K. 3
3 2 1 1 2 3
WC WC
4 5 WC WC 5 4
K. 8 RPK K. 7
3 2 1 1 2 3
Sebesar 81 % mengatakan bahwa lokasi dan denah ruangan
perlu ada perubahan, sehingga perlu diadakan/direncanakan
untuk renovasi ruangan. Salah satu ruangan yang perlu ditambah
berdasarkan observasi yaitu ruangan khusus obat. Sementara itu
dari hasil observasi Papan Denah yang ada di ruangan perlu
dibuat.
b. Fasilitas Ruang Cendana
Inventaris Alsintor
Tanda
Pengenal Jumlah
No Nama Barang Barang Keterangan
Barang
Merk : type
1 2 3 6 7
Tempat tidur
1 33 8 RR
pasien
2 Lemari pasien 34 1 RR, 1 RB
3 Bantal 30 Baik
4 Meja nurse station 1 Baik
5 Meja kerja Olympic 1 Baik
6 Meja kerja kayu 5 Baik
7 Kursi plastik 45 Baik
8 Kursi kerja 4 Baik
Lemari Loker
9 1 Baik
Kayu
10 Komputer Biling 1 Baik
11 Trafo Matsuyama 1 Baik
12 Light box 1 Baik
13 Kulkas Sharp 1 Baik
Tv Tabung 14
14 Sharp 1 Baik
inchi
15 Lemari besi Acron 1 Baik
16 Lemari besi Informa 1 Baik
17 Lemari besi 4 laci Lion 1 Baik
18 Lemari kayu 1 Baik
19 Kursi panjang 1 Baik
20 Kursi plastik 40 Baik
21 Kursi kayu 3 Baik
22 AC Sharp 8 Baik
Kipas angin
23 Cosmos 1 Baik
berdiri
Kipas angin
24 KDK 6 Baik
gantung
25 Aiphone 1 Baik
26 Dispenser Miyako 1 Baik
27 Galon Aqua 2 Baik
Tempat sampah
28 3 Baik
besar
Tempat sampah
29 1 Baik
sedang
Tempat sampah
30 6 RR
kecil
31 Handphone Nokia 1 Baik
Inventaris Alkes
1 Suction 1 Baik
2 Nebulizer 1 Baik
3 Tensi digital 2 Baik
4 Tensi manual 2 1 RR
5 Termometer digital 1
6 Termometer manual 1
7 Ambu bag 2
8 Timbangan 2 1 RR
9 Glucotes 1 Baik
10 EKG laptop 1 set HP 1 Baik
11 Tabung oksigen 10 Baik
12 Flow meter 8 Baik
13 Pen light 1
14 Torniquet 2 Baik
15 Kursi roda 3 1 RR
16 Bak instrumen 2 Baik
17 Tiang infus nempel 17 Baik
18 Tiang infus roda 10 Baik
19 Tiang infus kaki 9 Baik
20 Trolly tindakan 2 1 RR
21 Bak instrumen 2 Baik
4. Pembiayaan (M4-Money)
Tidak dikaji
5. Mutu (M5-Machine)
Dari hasil Audit pada Bulan Januari 2020, mutu asuhan keperawatan
berdasarkan persepsi pasien memiliki nilai rata-rata %. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mutu pelayanan dari tahun
sebelumnya. Belum optimalnya mutu pelayanan dikarenakan minimnya
tenaga keperawatan di ruangan.
Sedangkan berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh
bahwa 30 % pasien mengatakan bahwa perawat memperkenalkan diri
pada pasien. Dalam melayani pasien, perawat selalu bersikap sopan dan
ramah. Saat menerima pasien baru, perawat selalu menjelaskan peraturan
dan tata tertib Rumah Sakit, fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit, dan
tempat-tempat mana yang paling penting untuk kelancaran perawatan
seperti kamar mandi, ruang perawat, administrasi.
Perawat juga belum selalu menjelaskan tujuan perawatan yang akan
dilakukan pada pasien, sehingga pasien/keluarga dapat mengerti
mengenai tindakan yang akan diberikan. Kepala ruang maupun perawat
pelaksana lainnya wajib memberikan informasi kepada pasien tentang
perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien.
91 % pasien mengatakan bahwa perawat kadang memperhatikan
keluhan pasien hanya menanggapi keluhan yang dirasakan oleh pasien.
Di samping itu juga, perawat memberikan keterangan tentang masalah
yang dihadapi oleh pasien.
Saat melaksanakan tindakan keperawatan, pasien mengatakan bahwa
perawat tidak selalu memberikan penjelasan sebelum tindakan
keperawatan diberikan. Selanjutnya perawat meminta persetujuan kepada
pasien/keluarga sebelum melakukan tindakan. Adapun hal-hal yang perlu
dijelaskan sebelum tindakan keperawatan diberikan berupa prosedur
tindakan, risiko atau bahaya dari suatu tindakan, dan lain-lain. Semua itu
menurut pernyataan pasien melalui angket, telah dijelaskan oleh perawat
dengan lengkap dan jelas.
a. Perawat tidak selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien
secara rutin, berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Perawat juga
kadang meperhatikan penggunaan safety bed berdasarkan skor resiko
jatuh, begitupun penanda fall risk pada tempat tidur pasien dengn
resiko jatuh. Menurut pernyataan pasien dalam angket, selain cleaning
service perawat juga turut membantu dalam hal kebersihan dan
kerapihan Rumah Sakit namun terkadang cleaning service tidak
memasang tanda peringatan lantai licin. 60 % pasien mengatakan
bahwa perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan
percaya diri. Pasien juga menyatakan bahwa setelah melakukan
tindakan keperawatan, perawat selalu menilai keadaan dari pasien,
misalnya perasaan pasien setelah diberikan tindakan, reaksi pasien
setelah tindakan, dan perubahan-perubahan lainnya. Setelah tindakan
diberikan, perawat wajib mencatat atau mendokumentasikan dalam
buku laporan, status pasien. Berdasarkan data tersebut didapat
masalah belum Optimalnya penerapan Pasien Safety (Mengitung skor
resiko jatuh, Memasang Pengaman Tempat Tidur dengan penanda
Fall Risk, dan penanda lantai licin.
B. Analisa SWOT
1. Identifikasi Masalah
b. Belum Optimalnya Program Pengendalian Infeksi (APD Kurang,
Handsrub Kurang, perawat kadang lupa penerapan Five Moments dan
6 langkah Cuci tangan).
c. Belum Optimalnya Pasien Safety (Mengitung skor resiko jatuh,
Memasang Pengaman Tempat Tidur dengan penanda Fall Risk, dan
penanda lantai licin.
d. Belum optimalnya Penerapan metode keperawatan sesuai MPKP
ruangan cendana masih menggunakan Metode Fungisional yang
mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kerja harian perawat.
e. Belum optimalnya pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan
dimana perawat mengalami kesulitan menegakkan diagnosa
keperawatan berdasarkan data pengkajian pasien.
f. Belum optimalnya pelaksanaan MPKP seperti Ronde Keperawatan,
Hands Over sesuai SBAR yang melibatkan Kepala Ruangan, Ketua
Tim, Perawat Pelaksana, Pasien, Keluarga Pasien dan Discharge
Planning.
2. Pembobotan dan Prioritas Masalah
Proses untuk mendapatkan masalah prioritas dengan menggunakan
metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
- Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.
- Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
- Manageability (Mn)
Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur perubahannya.
- Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
- Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya atau list pasien.
Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup Penting
2 : Kurang Penting
1 : Tidak Penting
Untuk mendapatkan nilai prioritas masalahnya : Mg×Sv×Mn×Ne×Af
Pembobotan Prioritas Masalah
No Daftar Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1. Belum optimalnya pelaksanaan MPKP seperti Ronde Keperawatan, Hands Over 5 5 5 4 4 2000 1
sesuai SBAR yang melibatkan Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana,
Pasien, Keluarga Pasien dan Discharge Planning.
4. Belum Optimalnya Pasien Safety (Mengitung skor resiko jatuh, Memasang 4 4 4 4 3 768 4
Pengaman Tempat Tidur dengan penanda Fall Risk, penanda lantai licin, 6 Benar
pemberian obat).
5. Belum optimalnya pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan dimana 5 4 5 4 4 1600 2
perawat mengalami kesulitan menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan
data pengkajian pasien.
D. POA (Plan Of Action)
Masalah : Belum optimalnya penggunaan rencana harian perawat pelaksana yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kerja
harian perawat.
Tujuan Indikator Uraian Kegiatan Waktu Prosedur/ Strategi PIC Sasaran Alat dan
Keberhasilan Metode
Penyelesaian Masalah
Pengumpualan data dilakukan dengan memberi angket
tentang M1 (Manusia/ketenagaan), M2 (material/sarana dan
prasarana), M3 (metode), M5 (mutu); dan mengobservasi situasi
serta kondisi diruangan, terkait dengan manajemen keperawatan
yang dilaksanakan di ruang Cendana. Untuk lebih memfokuskan
masalah, kelompok melakukan wawancara dengan kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sehingga kelompok
menemukan beberapa masalah tentang manajemen keperawatan.
Dari beberapa masalah tersebut kelompok menyusun prioritas
masalah terkait manajemen keperawatan. Prioritas masalah yang
telah tersusun, kelompok diskusikan dengan kepala ruangan untuk
menentukan masalah mana yang implementasinya paling
dibutuhkan oleh ruangan. Hasil diskusi dengan kepala ruangan
adalah prioritas masalah yang akan diangkat oleh kelompok yaitu: