Kelainan Pembekuan Darah Fix
Kelainan Pembekuan Darah Fix
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Resolusi bekuan
Sistem fibrinolitik merupakan rangkaian yang fibrinnya dipecahkan oleh
plasmin (fibrinolisin) menjadi produk-produk degradasi fibrin, menyebabkan
hancurnya bekuan. Diperlukan beberapa interaksi untuk mengubah protein plasma
spesifik inaktif di dalam sirkulasi menjadi enzim fibrinolitik plasmin aktif. Protein
dalam bersirkulasi, yang dikenal sebagai proaktivator plasminogen, dengan adanya
enzim-enzim kinase seperti streptokinase, stafilokinase, kinase jaringan, serta faktor
XIIa, dikatalisasi menjadi aktivator plasminogen. Dengan adanya enzim-enzim
tambahan seperti urokinase, maka aktivator-aktivator mengubah plasminogen, suatu
protein plasma yang sudah bergabung dalam bekuan fibrin, menjadi plasmin.
Kemudian plasmin memecahkan fibrin dan fibrinogen menjadi fragmen-fragmen
(produk degradasi fibrin-fibrinogen), yang mengganggu aktivitas trombin, fungsi
trombosit, dan polimerisasi fibrin, menyebabkan hancurnya bekuan. Makrofag dan
neutrofil juga berperan dalam fibrinolisis melalui aktivitas fagositiknya. (Sylvia
A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)
2.2.1 Definisi
Perdarahan pada obstetrik dapat timbul akibat gangguan koagulasi bawaan seperti
hemofilia dan von Willebrand disease. Inherited coagulopathy adalah kelainan genetik yang
disebabkan oleh hilangnya atau kurangnya faktor pembekuan darah. Secara besar inherited
coagulopathy dibagi menjadi dua yaitu hemofilia dan von Willebrand disease. Hemofilia
sendiri dibagi menjadi hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A adalah kelainan genetik
autosomal resesif yang disebabkan oleh hilangnya faktor koagulan yaitu faktor VIII.
Sedangkan hemofilia B adalah kelainan genetik autosomal resesif yang menyebabkan
hilangnya faktor koagulan yaitu faktor IX dapat disebut juga sebagai christmas disease. von
Willebrand disease adalah kelainan genetik yang dapat bersifat ausomal dominan (tipe 1
dan 2) atau resesif (tipe 3) yang disebabkan oleh kurang lebih 20 gangguan fungsional
yang berhubungan dengan kompleks faktor VII dan disfungsi platelet.
4
2.2.2 Epidemiologi
Hemofilia A adalah kelainan genetik X-linked yang paling sering dan kedua tersering
setelah von Willebrand disease. Menurut CDC Amerika Serikat, sekitar 1 dalam 5000
kelahiran laki-laki mengidap hemofilia. Prevalensi hemofilia bervariasi sekitar 5.4-14.5
kasus per 100.000 laki-laki. Sekitar 125 orang dalam 1 juta populasi mengidap von
Willebrand disease dengan sekitar 1-5 orang per satu juta populasi memiliki gejala yang
berat.
2.2.3 Etiologi
Hemofilia disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan secara X-linked resesif.
Setiap ibu dengan hemofilia A atau B maka semua anak laki-laki nya akan memiliki
hemofilia dan anak perempuannya menjadi karier. Ibu dengan karier hemofilia, setengah
anak laki-lakinya akan memiliki hemofilia dan setengah anaknya menjadi karier.
Sedangkan von Willebrand disease juga diturunkan secara genetik autosomal
dominan (tipe 1 dan 2) dan autosomal resesif (tipe 3).
2.2.4 Klasifikasi
Inherited coagulopathy secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu:
1. Hemofilia: hemofilia A dan hemofilia B
Hemofilia A adalah kelainan genetik X-linked resesif yang disebabkan oleh hilangnya
faktor koagulan yaitu faktor VIII.
Hemofilia B adalah kelainan genetik X-linked resesif yang menyebabkan hilangnya
faktor koagulan yaitu faktor IX dapat disebut juga sebagai christmas disease.
2. Von Willebrand disease
Von Willebrand disease adalah kelainan genetik yang dapat bersifat ausomal dominan
(tipe 1 dan 2) atau resesif (tipe 3) yang disebabkan oleh kurang lebih 20 gangguan
fungsional yang berhubungan dengan kompleks faktor VII dan disfungsi platelet.
5
2.2.5 Patofisiologi
2.2.6 Diagnosis
Diagnosis inherited coagulopathy dapat dilihat dari anamnesis yaitu riwayat
perdarahan yang susah berhenti sejak kecil. Pemeriksaan fisik terlihat bahwa ada
perdarahan yang sulit berhenti. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan CT/BT yang
memanjang dan sangat rendahnya faktor koagulan seperti faktor VIII atau IX.
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi pada ibu dengan hemofilia atau von Willebrand disease adalah
perdarahan pasca persalinan. Pada janin yang memiliki penyakit serupa juga ditakutkan
mengalami perdarahan intrakranial
2.2.8 Penatalaksanaan
6
2.3 Koagulasi Intravaskular Diseminata (DIC)
2.3.1 Definisi
7
2.3.4 Patofisiologi
Ada beberapa metode aktivasi dari sistem pembekuan darah pada kehamilan.
Pertama, pelepasan tromboplastin kedalam sirkulasi maternal dari plasenta dan jaringan
desidua. Hal ini dapat terjadi pada kasus-kasus dimana terjadi abruptio placenta, emboli
cairan amnion, ataupun ruptur uterus, dan juga dapat terjadi secara tersembunyi dan
sangat membahayakan yaitu pada kasus- kasus kematian intrauterina dan kematian mudigah.
Metode kedua adalah perlukaan pada sel endotelial sehingga mencetuskan terjadinya
koagulasi. Ini mungkin adalah faktor pencetus pada beberapa kasus pre-eklampsia maupun
eklampsia. Terakhir, kerusakan pada sel darah merah atau platelet dapat menyebabkan
pelepasan fosfolipid yang dapat terjadi pada reaksi transfusi.
Pada koagulasi intravaskular diseminata terdapat koagulasi yang luas akibat
pelepasan tromboplastin pada sirkulasi maternal. Hal ini berujung pada konsumsi dan
penurunan faktor koagulasi yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan. Sebagai respon
terhadap koagulasi dan deposisi fibrin yang meluas pada mikrovaskular, sistem fibrinolitik
juga teraktivasi. Sehingga menyebabkan perubahan plasminogen menjadi plasmin yang
memecah fibrin menjadi produk degradasi fibrin. Produk tersebut memiliki sifat antikoagulan
dengan menghambat fungsi platelet dan kerja dari trombin, sehingga memperparah
gangguan koagulasi yang telah ada.
8
2.3.5 Diagnosis
2.4 TROMBOSITOPENIA
2.5.1 Definisi
Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana terdapat kadar platelet yang rendah atau
menurun. Normalnya trombosit/ platelet level adalah 150.000- 450.000/μL. Level dibawah
150.000/μL sudah dapat dikatakan sebagai trombositopenia. Trombositopenia pada
kehamilan dapat diturunkan ataupun didapatkan saat hamil. Biasanya trombositopenia
dikaitkan dengan anemia hemolitik, pre-eklampsia berat, eklampsia, perdarahan massive,
anemia megaloblastik berat akibat defisiensi folat, dan koagulopati konsumptif akibat dari
koagulasi intravaskular diseminata, maupun sepsis.
2.5.2 Epidemiologi
Menurut studi yang dilakukan oleh Boehlen and associates (2000), 11.6 persen dari
6770 wanita hamil memiliki kadar platelet di bawah 150.000μ/L.
2.5.3 Etiologi
10
e. Hemolitik anemia
f. Anemia megaloblastik akibat defisiensi asam folat
g. Autoimun
h. Obat-obatan
i. Infeksi virus
j. Reaksi alergi
2.5.4 Klasifikasi
2.5.5 Patofisiologi
Pada kehamilan normal, dapat diikuti oleh penrunan yang normal dari level platelet
dan biasanya terlihat pada trimester ketiga. Diperkirakan trombositopenia gestasional
disebabkan oleh hemodilusi dan tidak ada perubahan masa hidup dari platelet.
Sedangkan pada trombositopenia bawaan, terdapat penurunan membran glikoprotein
pada platelet (GPIb/IX) sehingga menyebabkan disfungsi yang berat. Antibodi maternal
berlawanan dengan GPIb/IX antigen fetus dapat menyebabkan isoimmune fetal
trombocytopenia sehingga menyebabkan resiko perdarahan pada bayi. Pada
trombositopenia imun atau biasa dikenal dengan immune thrombocytopenic purpura
(ITP) biasanya disebabkan oleh perkumpulan antibodi IgG yang menyerang satu atau
lebih molekul glikoprotein platelet. Sehinggan platelet yang diserang oleh antibodi ini
biasanya hancur sebelum waktunya di limpa. ITP juga diasosiasikan dengan autoimun
lainnya seperti SLE.
11
2.5.6 Diagnosis
2.5.7 Komplikasi
2.5.8 Penatalaksanaan
12
BAB III
PENUTUP
Banyak kelainan darah yang terjadi pada masa kehamilan atau dapat
dicetukan oleh situasi kehamilan. Perubahan fisiologik yang normal dalam
kehamilan dapat mengubah sistem peredarah darah sehingga lebih sulit untuk
mengenali keadaan patologi seperti trombositopenia gestasional. Kehamilan
juga dapat memperburuk atau memperparah gangguan darah yang telah dimiliki
seperti anemia, gangguan koagulasi bawaan yaitu hemofilia, dan lainnya, serta
sangat berpeluang untuk timbulnya keadaan darurat akibat kelainan darah
yang mengancam nyawa.
Selain itu juga komplikasi dari kelainan darah pada kehamilan saling
berkaitan dan apabila tidak ditangani dengan cepat dapat menimbulkan
morbiditas dan mortilitas yang tinggi baik pada ibu maupun pada janin.
Penanganan yang tepat pada penyebab utama dari kelainan darah dalam
kehamilan ini dapat mengurangi resiko komplikasi yang berat bahkan
menurunkan resiko morbiditas dan mortilita ibu serta janin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Leveno, Bloom, et al. Williams Obstetrics 23rd Edition. 2010. New
York: The McGraw Hill
Fortner, Kimberly B, et al. John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics,
The 3rd Edition. 2007. Lippincott Williams & Wilkins
Lichtin, Alan E. Overview of Anemia. 2016. Merks Manual
Darmochwal-Kolarz, Dorota. International Conference of Hematology and Blood
Disorders. 2013. J Blood Discord
Koagulasi. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia dari:
http://themedicalbiochemistrypage.org/blood-coagulation.php
Hemofilia A. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia dari:
https://www.hemophilia.org/Bleeding-Disorders/Types-of-Bleeding-
Disorders/Hemophilia-A
Hemofilia B. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia dari:
https://www.hemophilia.org/Bleeding-Disorders/Types-of-Bleeding-
Disorders/Hemophilia-B
Prevalensi DIC. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia dari:
http://www.uptodate.com/contents/disseminated-intravascular-
coagulation-during-pregnancy
Alarm International. Coagulation and HematologicalDisorders
in Pregnancy. Fourth Edition of The Alarm International Progame
Celli. CM. Origin and Pathogenesis of Antiphospholipid Antibodies. 1998.
Brazillian Journal of Medical and Biological Changes
Sindrom antifosfolipid. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia
dari: http://emedicine.medscape.com/article/2084956-overview#a4
Platelet transfusion. [Diperbarui 13 Juli 2016]. Tersedia
dari: http://annals.org/article.aspx?articleid=1930861\
14