Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PENGERJAAN LOGAM

( WELDING )

NAMA : CHRISSANDO REVLIANUS V.W

NIM : 2018.02.2.0011

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

DOSEN PEMBIMBING : DWI SETIONO S.T.,M.T.

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................

Daftar isi ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

1.1 Latar belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................

1.3 Tujuan ......................................................................................

BAB II DASAR TEORI ......................................................................................

2.1 Perlengkapan las ......................................................................................

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN ..........................................................................

3.1 Alat dan bahan ......................................................................................

3.2 Gambar .....................................................................................

3.3 Prosedur pengelasan .....................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................

4.1 Kesalahan dalam pengelasan ……………………………………………………

4.2 Bentuk-bentuk hasil pengelasan...........................................................................

BAB V PENUTUP .....................................................................................

5.1 Kesimpulan .....................................................................................

5.2 Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah `


Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk berbagai proses
pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan penyambungannya, konstruksi bangunan
baja, dan konstruksi permesinan yang memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi
manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan
menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil
pengelasan sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum
pelaksanaan pengelasaan.
Salah satu pengelasan yang paling banyak digunakan adalah jenis pengelasan trafo,di
karenakan cara nya simple dan tidak seperti las karbit.

Pengelasan jenis ini dilakukan dengan menempelkan massa (-) pada objek yang akan di
kerjakan dan memasang elektroda pada api (+) . Las dengan trafo memiliki beberapa
memiliki sarana yang praktis. Tekanan api yang tinggi,jadi memudahkan kita untuk
mengerjakan konstruksi dan elemen lainya yang membutuhkan tekanan api yang besar.

1.2. Perumusan Masalah

Didalam laporan ini permasalahan di ambil pada saat praktek di bengkel dan didukung juga
dari bahan-bahan dari buku tentang cara pengelasan. Penelitian dan penganalisaan secara
umum dapat di lakukan dengan mudah dibengkel pada saat praktek dan pengamatan secara
langsung.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

 Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dalam proses pengelasan


 Agar mahasiswa bisa mengelas dengan baik dan benar
 Agar mahasiswa tau alat-alat keselamatan dalam proses pengelasan
 Agar mahasiswa tau alat-alat pada alas listrik

3
BAB II

2.1. LANDASAN TEORI

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan mengunakan
Energi panas.logam sekitar lasan/sambungan akan mengalami siklus termal yang cepat yang
Menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan metalurgi yang rumit deformasi dan
tengangan-Tengangan termal.hal ini sangat erat hubungannya dengan,kekuatan,cacat
lasan,dan lain Sebagainya yang pada umumnya mempunyai pengaruh fatal terhadap
keamanan dan konstruksi Yang di las.

Proses pengelasan melibatkan pemanasan dan pendinginan pada umumnya struktur mikro
dari logam tergantung dari kecepatan pendinginannya dari terbentuknya fasa awal sampai ke
temperature kamar.karena perubahan struktur ini dengan sendirinya sifat-sifat mekanik yang
dimiliki juga berubah.

Pada dasarnya daerah lasan terdiri dari tiga bagian yaitu:

a. Logam lasan (weld metal)


b. Daerah yang terkena pengaruh panas yang disebut dengan Head Affected Zone
(HAZ)
c. Logam induk yang tidak terpengaruh panas

Daerah logam lasan adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan
Kemudian membeku.daerah pengaruh panas (HAZ) adalah logam dasar yang bersebelahan
Dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan
Pendinginan cepat.logam induk yang tidak terpengaruh panas adalah bagian logam dasar
dimana Panas dan temperature pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan struktur Dan sifat.selain ketiga bagian itu masih ada bagian lain yaitu daerah yang
membatasi antara Logam las dan daerah HAZ yang disebut dengan batas las.

A. Pengertian Posisi 1G

4
Pengelasan posisi 1G adalah pengelasan di bawah tangan ( flat ) dan pada pengelasan
ini lebih mudah dari pada posisi pengelasan lainnya. Karena posisi pengelasa ini materi
pengelasan pertama yang didapat oleh pelajar.

KELEBIHAN POSISI 1G
A. Sekilas Tentang Pengelasan SMAW
Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis proses las busur listrik
elektrode terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagaisumber panas. Panas yang
timbul pada busur listrik yang terjadi antaraelektroda dengan benda kerja, mencairkan ujung
elektrode (kawat) las danbenda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku
menjadi lasan (weld metal).
Bungkus (coating elektrode yang berfungsi sebagai fluks akan terbakarpada waktu
proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungiproses terhadap pangaruh udara
luar. Cairan pembungkus akan terapungdan membeku pada permukaan las yang disebut slag,
yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.
Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu padaelectric current
(arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yangcukup baik kestabilan api las (Arc)
akan tetap terjaga.
Dimana tenaga listrik yang diperoleh dari mesin las menurut jenis arus yang
dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis mesin yaitu :
1. Mesin las arus searah (DC)
2. Mesin las arus bolak-balik (AC)
3. Mesin las dengan kombinasi arus searah (DC) dengan bolak-balik (AC)

5
BAB III
2.3. Alat-alat Keselamatan (APD) Praktek Las Listrik dan Alat-alat pengelasan las
listrik dan alat bantunya

6
 Topeng Las (Welding Mask)
Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan pelindung mata dana
wajah pada las gas, biasanya pelindung mata dan wajah pada las listrik lebih tebal atau lebih
gelap. Supaya juru las dapat melihat busur nyala dan arah pengelasan tanpa merusak mata,
maka pada tameng dipasang kaca bewarna disebalah dalam kaca dan kaca jernih sebelah
luar..

 Sarung Tangan (Gloves)


Digunakan pada saat pengelasan,gunanya sama dengan afron dada dan afron lengan
yaitu untuk melindungi sipengelas dari panas,dari sinar-sinar las maupun percikan-percikan
logam. Bahan sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat dengan cairan alumunium
dan sebagainya. Sebaiknya sarung tangan bersifat fleksible(lemas), sukar terbakar, bukan
pengantar arus (besifat isolasi), dan kuat.

 Overalls

Overaals atau baju bengkel digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari percikan
atau terak yang bisa saja terpental kearah badan.

 Safety Boots

Safety boots atau sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh
dan juga percikan api las atau terak.

7
 Mesin las listrik

Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin tergantung dari tegangan
yang akan kita perlukan.Mesin las listrik ini ada yang langsung menggunakan listrik tetapi
ada juga yang menggunakan mesin diesel contohnya adalah mesin las listrik untuk
membangun jembatan biasanya menggunakan mesin diesel dan dynamo untuk mendapatkan
listrik. Tetapi di bengkel kita menggunakan mesin las, yang listriknya langsung kita ambil
dari rumah listrik pada dinding bengkel.

 Meja Las
Meja las digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat akan dilakukan pengerjaan.
Meja las berperan untuk dialiri listrik positif dari mesin las, sehingga pada saat terjadi kontak
antara elektroda dan benda, maka akan terjadi pemanasan dan menimbulkan api dari kontak
listrik positif dan negatif.

 Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah melakukan
pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung dari penggungaan di
bengkel pada saat mengelas:

 Alat penjepit (Tang)


Digunakan pada saat memindahkan atau untuk merubah posisi benda kerja pada saat
pengelasan agar terhindar dari panas atau memudahkan proses pemindahan benda kerja.

 Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-beda. Elektroda
harus di simpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada saat pengelasan pililah
elektroda yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.

 Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang masih
menempel pada benda kerja.

8
3.3 Cara pengelasan :

1. Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.
2. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu
menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan
antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.

3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan
elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda
menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan
elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40
derajat.

4. Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan
yang akan dilas.

5. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk
tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.

6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat


memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua
bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang
dilas.

7. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas
berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang
dilas.

8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan
menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna.
Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik
tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika
pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas
bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut.

9
10
Hari pertama :

- Penenalan alat-alat yang digunakan untuk pengelasan


- Belajar menyalakan elektroda dengan penjepit listrik dengan pengelasan SMAW
- Belajar mengenai kegunaan alat-alat pengelasan
- Mempelajari macam-macam bentuk pengelasan,seperti spiral,zig-zag,lurus
- Belajar sedikit-sedikit mengelas

Hari kedua :

- Belajar gerenda material yang digunakan untuk praktikum pengelasan


- Bagian tengah yang di gerenda,bebemtuk huruf V ,yang nantinya akan di las kembali
- Lalu disambungkan dengan cara di las

Hari ketiga :

- Proses praktikum pengelasan , dengan pengelasan bentuk spiral,zig-zag,lurus,serta


join(penyambungan)

11
BAB IV

4.1 kesalahan dalam pengelasan dan solusi untuk mengatasinya.

1. Penyimpanan Filler Metal yang Tidak Tepat

Menyimpan Filler Metal di sebuah wadah atau area yang cenderung lembab atau berpotensi
terkontaminasi dapat membuat efek buruk pada performa pengelasan. Untuk mencegahnya,
Perusahaan seharusnya menyimpan filler metal dalam keadaan kering, bersih dengan suhu
yang relatif konstan sampai filler metal akan dipakai.Gulungan kawat yang disimpan pada
pengumpan kawat untuk waktu yang lama harus ditutup dengan aman dengan kantong plastik
atau dikeluarkan dari pengumpan kawat dan disimpan dalam kemasan aslinya.

2. Pengunaan Peralatan yang Usang

Sangat penting untuk perusahaan menggunakan peralatan-perlatan yang baik. Karena kualitas
produk yang dihasilkan sangat tergantung pula dengan alat-alat yang dipakai. Menggunakan
peralatan usang berarti performa Alat las tentu sudah menurun pula. Performa las menurun
seringkali ditandai dengan penetrasi lasan yang kurang baik sehingga tentunya kualitas
produk juga menurun.

3. Menggunakan kapasitas MIG GUN yang Tidak Sesuai

12
Menggunakan kuat arus listrik terlalu rendah maupun terlalu tinggi akan memicu
pembelanjaan yang tidak perlu. Lifetime MiG gun tentu berkurang karena dipaksa untuk
bekerja tidak sesuai dengan rancangan awalnya.

4. Preheat (Pemanasan Awal pada Objek) yang Tidak Sesuai

Preheat atau pemanasan awal yang tidak sesuai membuat material mudah retak (crack).
Mengapa ? Karena pre heat mencegah material mendapatkan pendinginan secara mendadak
setelah pengelasan. Sehingga apabila tidak dilakukan preheat, potensi crack tentu lebih besar.

5. Mengesampingkan Preventive Maintenance

Preventive Maintenance seringkali dikesampingkan karena seringkali dianggap tidak


mendesak. Memang Preventive maintenance bukanlah perawatan yang mendesak namun
berkala. Tetapi, Preventive maintenance menjaga umur peralatan las yang ada karena
dilakuakn perawatan berkala sebelum terjadinya kerusakan-kerusakan didalam komponen
Alat Las.

6. Gas Pelindung (Shielding Gas) Tidak Stabil

Gas Pelindung sebenarnya sangat membantu pengelasan dalam mencegah kecacatan,


percikan las yang berlebihan dan mengurangi cost dalam finisihing. Gas Pelindung juga
menenentukan busur las dan penetrasi pengelasan. Jika tidak stabil maka tentu penetrasi tidak
stabil shinga kekuatan disepanjang pengelasan berbeda-beda. Pembersihan percikan las
membutuhkan waktu dan

7. Membeli Filler Metal hanya berdasarkan Harga

Untuk mengurangi biaya produksi, seringkali perusahaan tergoda untuk membeli filler metal
yang lebih murah. Namun tanpa disadari, sebenarnya produktivitas perusahaan semakin
lambat dan justru menambah biaya jangka panjang. Usahakan melakukan standarisasi dalam
pembelian peralatan, ataupun bahan-bahan las agar kualitas produk yang dihasilkan tetap baik

8. Persiapan Pengelasan yang Tidak Tepat

Lalai dalam persiapan seperti membersihkan material yang akan dilas, tentu menentukan
hasil pengelasan. Mengapa ? Karena debu,pasir, partikel yang menempel pada permukaan
material akan ikut terlas sehingga kepadatan material yang menentukan kekuatan material
pun berkurang.
13
Persiapan dan Cara Welding yang Baik dan Benar

9. Mengabaikan Spare Part pada MIG Gun

Kadangkala Industri menghitung umur pakai suatu alat las secara keseluruhan saja tanpa
memandang per bagian komponennya. Namun sesungguh setiap komponen didalam Alat las
memiliki umur yang berbeda. Nozzle, Tip atau Liner merupakan komponen yang harus sering
diganti karena sangat mempengaruhi kinerja alat las. Oleh karena itu, perlu memperhatikan
komponen-komponen yang consumables untuk diganti secara berkala.

10. Meremehkan Kesempatan Pelatihan

Mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada memang harus menyita waktu dan uang perusahaan.
Namun sebenarnya pelatihan pengelasan memiliki keuntungan yang berjangka panjang.
Contohnya saja, dengan menambah skill mengelas para pekerja atau manajemen pekerjaan
dilapangan akan mengefisiensikan kerjanya secara waktu dan uang. Dari segi waktu si
pekerja semakin cepat karena ia telah mahir, disisi kualitas tentu akan semakin baik karena
pelatihan yang diikutinya. Tentu secara tidak sadar uang dan waktu yang “terbuang” saat
pelatihan telah menjadi keuntungan untuk perusahaan.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :

1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu
yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu
lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan
elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda
tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika
elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
5. Semakin kecil Arus Pengelasan (I), maka Waktu Pengelasan (t) yang dibutuhkan
semakin lama, dan Kecepatan Pengelasan (V) yang dihasilkan lebih kecil, tetapi
menghasilkan Head Input (HI) yang lebih besar.
6. Dan sebaliknya bila Arus Pengelasan (I) yang dikeluarkan lebih besar, maka Waktu
yang dibutuhkan dalam Pengelasan (t) lebih singkat, dan Kecepatan Pengelasan (V)
lebih besar, tetapi Head Input (HI) yang dikeluarkan lebih kecil.
7. Las kampuh membutuhkan kesetabilan dalam untuk menjalankan elektroda di atas
objek yang akan di kerjakan
8. Las busur yang telah di lakukan adalah ilmu yang tak dapat di beli, karena itu harus
lebih di tingkatkan lagi kematangan nya

15
5.2.SARAN

a. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum


praktikum pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk
melatih feeling atau insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu
pemanasan terlalu lama.
b. Sebaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak,agar mahasiswa bisa,mampu
mengelas dengan hasil baik.
c. Perlunya pratikum yang lain selain pengelasan kampuh, untuk mengasah
kemampuan individu mahasiswa.
d. Penambahan alat pratikum adalah harapan besar dari mahasiswa, untuk itu
kami memohon kepada dosen yang bersangkutan untuk dapat menambah
peralatan laboratorium , ini adalah untuk pengembangan dan kemajuan dari
kampus teknik, yang kita banggakan.

16

Anda mungkin juga menyukai