Anda di halaman 1dari 18

118

A. Pembahasan Asuhan Kebidanan

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Berdasarkan hasil yang didapatkan keluhan Ny.S adalah mengalami

sering kencing dan pinggang pegal di trimester III. Teori menjelaskan ibu

sering kencing karena Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke

rongga panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil, Ny.S

mengeluh nyeri punggung.Menurut penulis selama kehamilan trimester II dan

III sering terjadi ketidaknyamanan seperti nyeri pada punggung, nyeri

punggung dirasakan pada TM II dan III karena semakin besar uterus semakin

membuat lengkungan pada punggung, juga karena hormone estrogen dan

progesterone semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan teori Sulistiyawati

(2009) Ketidaknyamanan yang sering terjadi selama masa kehamilan trimester

II dan III adalah sering kencing, sakit kepala, bengkak pada kaki, kram pada

kaki dan nyeri punggung, Nyeri punggung ini biasanyaakan meningkat

intensitasnya seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Berdasarkan

atas keadaan fisik Ny.S masih dalam keadaan normal. Kehamilan berjalan

dengan fisiologis.

Dari pengkajian data disebutkan bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis bahwa ibu mengalami sadar penuh. Hasil

antropometri Ny.S berdasarkan kasus, berat badan Ny.S sebelum hamil 54 kg,

pada akhir kehamilan 66 kg dan terjadi penambahan berat badan sebanyak 12

kg. Menurut penulis penambahan berat badan ibu masih dalam keadaan

normal, karena ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap

berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup
119

dan seimbang. Apabila kenaikan berat badan berlebihan perlu diwaspadai

karena berisiko terhadap ibu berupa preeklampsia,diabetes gestasional, operasi

ceasar,dan terhadap bayinya makrosomia. Menurut Walyani (2015) wanita

sebelum hamil BMInya baik dianjurkan bertambah 5,5 kg dan sampai akhir

kehamilan 11–12,5 kg. Berdasarkan hal diatas, kenaikan berat badan Ny. ‘’S’’

masih dalam batas normal.

Tekanan darah ibu harus dalam batas normal (antara 110/70 mmHg

sampai 130/90 mmHg). Pada pertengahan kehamilan tekanan darah dapat

menurun 5-10 mmHg karena adanya perubahan hormonal. Apabila terjadi

tekanan kenaikan darah (hipertensi) atau penurunan tekanan darah (hipotensi),

hal ini harus diwaspadai karena dapat berdampak buruk pada ibu dan janin

apabila tidak ditangani sedini mungkin menurut Marmi (2014). Untuk Ny.S

setiap kali periksa tekanan darah ialah 100/70 mmHg sampai 110 mmHg.

Tablet penambah darah dapat diberikan sesegera mungkin setelah rasa

mual hilang yaitu satu tablet sehari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg

(zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet.

Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan

mengganggu penyerapan (Andina dan Yuni, 2017). Pada trimester I Ny.S

sudah mendapatkan tablet zat besi sebanyak ± 60 tablet, pada trimester II dan

III Ny.S mendapatkan 40 tablet. Ny.S mau meminum tablet zat besi sesuai

dengan anjuran yang diberikan, tidak ada kesenjangan dengan teori.

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny. S saat hamil trimester II dan III,

yaitu muka tidak oedema,konjongtiva merah muda, seklera putih, tangan dan

kaki tidak odema.Menurut penulis, Pemeriksaan fisik untuk ibu hamil harus

dilakukan karena dengan pemeriksaaan fisik yang dilakukan sedini mungkin


120

kita bisa menyimpulkan ada atau tidaknya tanda bahaya dan resiko yang

mungkin terjadi. Hal ini fisiologis menurut Romauli (2011) perubahan yang

terjadi pada ibu hamil trimester II dan III di dapatkan tidak ada oedema pada

muka, seklera putih, konjungtiva nerah muda, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe dan teroid, tidak ada bendungan vena jugularis. Hal ini tidak

menunjukan tanda-tanda terjadinya patologis kehamilan.Berdasarkan hal

diatas pemeriksaan fisik pada Ny. S dalam batas normal

Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan

fisik pemeriksaan khusus kebidanan secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi tidak temukan adanya masalah dengan demikian kehamilan Ny. S

adalah kehamilan normal. Kehamilan normal adaah masa dimulainya konsepsi

sampai lahirnya janin tanpa adanya kelainan ( Pudiastuti, 2012)

Analisa pada asuhan ini adalah ibu hamil dengan kehamilan normal.

Masalah yang ada yaitu sering kencing, nyeri punggung pada trimester 3. Pada

analisa masih disebutkan kehamilan normal dikarenakan perubahan fisiologi

pada trimester III dan terjadi perubahan sistem dalam tubuh yang

membutuhkan adaptasi ( Ina, 2013).

Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.

S sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan normal karena tidak

ditemukannya masalah, asuhan yang diberikan yaitu seperti KIE tentang tanda

bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan, keluhan pada

ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, dan kontrol

ulang.Menurut penulis hal ini fisiologis. Menurut Sarwono (2014), asuhan

yang diberikan untuk kehamilan normal karena diantaranya KIE tentang

keluhan pada ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, tanda


121

bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan, kolaborasi

pemberian suplemen, dan kontrol ulang. Berdasarkan hal diatas,

penatalaksanaan kehamilan Ny S sudah sesuai dengan keluhan yang di alami.

2. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan

kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung

untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam pembahasan

yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel

INC Tgl/Jam Ket KALA I KALA II KALA KALA IV

Keluhan 18.00 22.35 III 23.40

23.10

Ibu 21 VT 4 cm, VT: vulva Lama kala Lama kala Lama kala

mengatakan Novembe presentas dan vagina II ± 20 III ± 10 IV ± 2 jam,

perutnya r 2018 i kepala, taa (tidak menit, bayi menit, Observasi 2

kenceng- pukul ketuban teraba lahir plasenta jam PP: TD

kenceng sejak 20.00 (+), benjolan spontan, lahir : 110/70

tanggal 21 WIB molase abnormal) pukul lengkap mmHg, N :

November 0,hodge I ada lendir 22.35 spontan, 88x/menit,

2018 jam dan darah, WIB, jenis kontiledo S : 36,5 0C,

18.00 pembukaa kelamin n utuh. P20x/menit

sekarang n : 4 cm, laki-laki, , TFU 2 jari

semakin presentasi menangis bawah


122

sering dan kepala, kuat , pusat,

mengeluarka ketuban reflek baik, kontraksi

n lendir (+), molase warna kulit uterus baik,

bercampur 0, hodge I. kemerahan kandung

darah , tidak ada kemih

kelainan kosong,

perdarahan

20 cc

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

Keluhan utama yang dirasakan Ny S kenceng-kenceng dan keluar lendir sejak

tanggal 21 November 2018 WIB. Menurut penulis keluhan ini fisiologis pada ibu

bersalin. Menurut Manuaba (2010) keluhan yang sering dirasakan ibu bersalin yaitu

dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormon esterogen dan

progesterone. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah

yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik. Adanya pengeluaran cairan, hal

ini dikarenakan karena ketuban pecah. Sebagian ketuban pecah menjelang pembukaan

lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu

24 jam.Berdasarkan hal diatas keadaan fisik Ny. S masih dalam keadaan normal.

Persalinan berjalan dengan fisiolongis

Diperoleh data pada Ny. S muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera

putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah

keluar, tidak ada bendungan/ massa abnormal, pemeriksaan abdomen, meliputi:


123

TFU:3 jari dibawah Processus Xypoideus (29cm). Bagian fundus teraba

bulat,lunak, tidak melenting, Bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras seperti

papan, di bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin, di bagian bawah perut ibu

teraba bulat, keras, melenting, kepala sudah masukPAP 1/5, Kontraksi : 3x dalam 10

menit selama 30 detik

DJJ: 140 x/menit, Genetalia : Tidak odema, tidak ada varises, keluar lendir

bercampur darah. VT (dilakukan pukul 20.00WIB). Pembukaan 4 cm, Ketuban: utuh

(+), Hodge: I.

Menurut penulis pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal dan

fisiologis. Menurut Manuaba (2010), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi

muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab,

payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada bendungan/

massa abnormal, pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin, meliputi: TFU Mc. Donald

(cm) sesuai dengan umur kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II, III, dan

IV), DJJ (normalnya 120-160x/menit). genetalia bersih, tidak oedem, tidak varises,

tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun

scene.Ekstremitas atas dan bawah tidak oedem.Berdasarkan hal diatas maka

pemeriksaan pada Ny. S dalam batas normla.

Menurut penulis proses persalinan pada ibu yang hamil cukup bulan, dengan

presentasi belakang kepala, yang berlangsung dalam waktu 24 jam dan tidak

menimbulkan komplikasi baik ibu maupun janin. Yang diawali dengan terjadinya

kontraksi/mules yang datangteratur setiap 10-15 menit,keluarnya lendir dan darah dari

jalan lahirdengan 4 tahapan yaitu kala 1, kala 2, kala 3 dan kala 4. Menurut

Sulistiyawati (2010) bahwa persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil


124

konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri)

Kala I : Persalinan kala I fase laten Ny. S berlangsung selama 2 jam (18.00-

20.00WIB). Pada kala ini pasien mendapatkan asuhan pemenuhan nutrisi, mobilisasi

dan relaksasi.Menurut penulis hal ini fisiologis, merupakan kemajuan persalinan yang

bagus bahwa batas pembukaan persalinan yaitu primigravida 10-12 jam dan

multigravida 8-10 jam dan telah mendapatkan asuhan yang sesuai. Menurut

Sulistiyowati (2013) persalinan kala Iberlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Pada

permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasienmasih

dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravida sekitar 12 jam sedangkan

multigravidasekitar 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan

multigravida 2 cm/jam.Pada partograf Ny. S tidak melewati garis waspada, ibu

diberikan makan dan minum dan tehnik relaksasi, hal ini sesuai dengan pendapat

Sarwono (2010), pada ibu bersalin kekuatan dipengaruhi asupan nutrisi sebelum

persalinan. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori, opini

denfakta.Dengan penatalaksanaan KIE nutrisi, mengajari mobilisasi dan relaksai.

Kala II : Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny. S berlangsung selama 20 menit

(22.35 WIB), tidak ada penyulit selama proses persalinan pasien mendapatakan

asuhan bimbingan meneran, pertolongan persalinan dan IMD. Menurut penulis hal ini

fisiologis karena partograf tidak melewati garis waspada. menurut Sulistiyowati

(2013), Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung berlangsung 2 jam primigravida, pada multigravida1jam. Menurut (APN,

2016) pada kala II diberikan asuhan bimbingan meneran, pertolongan persalinan dan

IMD untuk mempercepat berlangsungnya proses persalinan.


125

Kala III : Persalinan kala III Ny. S berlangsung selama 10 menit (23.10 WIB),

tidak ada penyulit pasien mendapatakan asuhan penyuntikan oksitosin, PTT, dan

masasse.Menurut penulis hal ini fisiologis dalam kala III karena tidak ada penyulit

atau masalah yang menyertai. Menurut Fitria (2013), kala III dimulai segera setelah

bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

dengan asuhan menejemen aktif kalaIII. Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai

kesenjangan antara fakta, opini dan teori. Dengan penatalaksanaan penyuntikan

oksitosin, PTT, dan masasse.

Kala IV : Persalinan kala IV Ny S berlangsung selama 2 jam pertama

(23.40WIB), perdarahan 20 cc, kandung kemih kosong. Pasien mendapatkan asuhan

pemeriksaan TTV, masasse dan personal hygiene. Menurut penulis hal ini fisiologis

perdarahan dan TTV dalam batas normal tidak melebihi batas maksimal pasien telah

mendapat asuhan yang sesuai. Hal ini sesuai dengan teori Fitria ( 2013 ), kala IV

dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Observasi yang

harus dilakukan pada kala IV adalah : tingkat kesadaran klien, periksaan tanda-tanda

vital : tekanan darah, nadi, dan pernapasan, kontraksi uterus, TFU, terjadinya

perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-

500 cc.Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya kesenjangan antara fakta,

opinidan teori.Dengan penataksanaan observasi TTV, masasse dan personal hygiene.

3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Ny. S dengan umur kehamilan 38+3 minggu, menurut Sudarti (2010)

bayi baru lahir normal dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat, pada usia 37-42 minggu dengan berat badan lahir antar 2500-

4000 gram. Ny.S melahirkan bayinya dengan cara Normal pada tanggal 21

November 2018 pukul 22.35 WIB, berjenis kelamin laki-laki dengan berat
126

badan lahir 2545 gram. Selama dilakukan pengkajian tidak ditemukan masalah

pada By.Ny S.

Dari pemeriksaan disebutkan bahwa keadaan umum baik. Suhu 37,1,

nadi 122 x/menit, respirasi 35 x/menit. Antropometri PB 49,5 cm, berat badan

lahir 2545 gram. Hal ini sesuai dengan teori Sudarti (2010) Bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu

dan berat badan lahir 2500 gram dengan 4000 gram. Berat badan dapat

berkurang 10% selama beberapa hari pertama kehidupan tetapi harus

meningkat kembali dalam 2 minggu setelah kelahiran. Ekstrimitas (+)/(+),

pergerakan aktif, anus (+), ditandai dengan keluarnya mekonium dan bayi

sudah buang air kecil dan buang air besar dengan normal.

Dari pemeriksaan diisebutkan bahwa keadaan umum baik. Pada

pemeriksaan hari ke 7, tali pusat sudah kering dan tidak terdapat tanda-tanda

infeksi. Pemeriksaan fisik meliputi mata (simetris, sklera putih, konjungtiva

merah muda), kepala (mesosepal), perut (tidak ada kemerahanan dan tali pusar

sudah lepas).

Asuhan yang sudah diberikan yaitu KIE perawatan bayi baru lahir

sehari-hari seperti cara menjaga kehangatan sesuai dengan teori Jenny (2013)

yaitu dengan memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit antar kulit

bayi dengan kulit ibu, ganti handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut

derngan selimut serta jangan lupa memastikan bahwa kepala terlindung

dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh bayi. Perawatan tali pusat

pada bayi Ny.S dilakukan dengan cara pertahankan tali pusat dalam keadaan

terbuka agar terkena udara dan dibiarkan dalam keadaan bersih dan kering

tanpa diberikan kassa betadin maupun alkohol pada tali pusat. Jika tali pusat
127

terkena tinja, dicuci dengan sabun dan air bersih, kemudian dikeringkan

sampai benar-benar kering.sesuai dengan teori Jenny (2013). Memberitahu ibu

tentang tanda bahaya sesuai dengan teori Jenny (2013) yaitu tanda bahaya

meliputi pernapasan lambat/cepat, warna kulit berubah kuning, tali pusat

(kemerahan, bengkak, terdapat cairan, berbau busuk dan berdarah), dan bayi

mengalami diare.

Ny. S telah mengerti dengan asuhan yang di berikan oleh peneliti.

Tentang KIE cara perawatan bayi sehari-hari seperti memandikan, menyusui,

mengenakan popok, merawat kehangaan tubuh bayi dengan memakaikan

baju,topi, popok, bedong dan tanpa menggunakan gurita. Memberi KIE tanda

bahaya pada bayi.

4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Berdasarkan hasil yang didapatkan Ny.S pada hari pertama sudah bisa

sedikit aktifitas seperti duduk, berdiri, berjalan ke kamar mandi, dan dapat

mandi sendiri. Menurut Vivian dan Tri ( 2013) ibu dalam fase puerperium dini

yaitu pulihnya seorang ibu dengan diperbolehkannya berdiri ataupun berjalan

serta melakukan aktifitas selayaknya normal lainnya. Hal tersebut tidak ada

kesejanangan dengan teori.

Pada hari ke pertama darah nifas yang keluar berwarna merah segar.

Warna darah nifas yang berwarna merah segar merupakan hal normal sesuai

dengan teori Marmi (2017) yang mengatakan pada hari pertama sampai hari

ketiga masa postpartum warnanya biasaya merah dan mengandung darah dari

perobekan atau luka pada plasenta dan srabut dari deciduas dan chorion..

Keluhan pada nifas hari 7 yaitu ASI tidak lancar. ASI Ny S tidak

keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal. Menurut
128

penulis hal ini fisiologis pada payudara terjadi proses laktasi. Pada keadaan

fisiologis, tidak terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses. Menurut

Sulistyowati, (2009) ASI matur dikeluarkan mulai hari ke 14 post partum,

keluarnya ASI dengan tidak lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/

refleks let down, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar

serta posisi menyusui dan nutrisi dari ibu. Berdasarkan hal diatas, proses

laktasi Ny. S belum berjalan normal

Pada kunjungan nifas hari ke 25 ibu tidak ada keluhan, ibu mengatakan

darah nifas berhenti pada tanggal 2 januari 2019, Menurut peneliti, proses

involusi berdasarkan lochea pada Ny. S berjalan fisiologis dan cepat. Menurut

Marmi (2017), bahwa lochea rubra berwarna merah berlangsung selama 1-2

hari post partum, lochea sanguinolenta warnanya merah kuning berisi darah

dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 hari post partum, lochea serosa berwarna

kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum, lochea

alba merupakan cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post

partum.Berdasarkan hal diatas pengeluaran lochea pada Ny. S masih berjalan

normal

Dari pemeriksaan disebutkan bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis bahwa ibu mengalami sadar penuh. Pemeriksaan

Payudara didapatkan hasil bentuk simetris, putting menonjol, hiperpigmentasi

aerola, ASI tidak keluar lancer pada nifas hari ke-7. ASI matur dikeluarkan

mulai hari ke 14 post partum, keluarnya ASI dengan tidak lancar dapat

dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks let down, semakin kuat hisapan

bayi, semakin lancar ASI yang keluar serta posisi menyusui dan nutrisi dari

ibu.
129

Analisa pada asuhan ini adalah ibu nifas dengan normal. Masalah yang

ada pada hari 1 tidak ada keluhan, hari ke 7 ibu ada keluhan ASI belum lancar,

hari ke 25 tidak ada keluhan . Pada analisa masih disebutkan nifas normal

dikarenakan keadaan tersebut sesuai dengan teori yang ada.

Asuahan yang sudah diberikan pada Ny. S nifas hari pertama tidak ada

keluhan dan diberikannya KIE kebersihan diri, dianjurkan untuk mencukupi

istirahat, dan cara merawat luka operasi. Keluhan pada nifas hari 7 ASI tidak

lancar dan diberikan KIE tentang keluhan ibu : menyarankan ibu untuk

sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau semau bayi.

Menyarankan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara seperti yang

selama ini telah ibu lakukan. Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi ibu dengan cara makan makanan yang seimbang dan bergizi, seperti

makan 4 sehat lima sempurna agar ASI ibu lancer. Menyarankan ibu untuk

minum sehabis menyusui bayinya. memperhatikan refleks hisap bayi/ refleks

let down, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar serta

posisi menyusui dan nutrisi dari ibu.. Hari ke 25 tidak ada keluhan.

Memberikan mengenai jenis kontrasepsi yang cocok untuk ibu, ibu berencana

menggunakan kontrasepsi KB kalender.

Proses nifas pada Ny.S secara keseluruhan prosesnya berjalan dengan

normal tanpa adanya masalah yang berarti, hal ini dikarenakan ibu mau

mengikuti anjuran dan pendidikan kesehatan kesehatan yang diberikan.

5. Asuhan Keluarga Berencana


130

Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana Pada pembahasan yang

dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada

keluarga berencana. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk

dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada keluarga berencana.

Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga

berencana, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

Pada 18 hari pasca nifas Ny. S tidak ada keluhan, dan ia berencana

menggunakan KB IUD bulan setelah usia sampai saat ini ibu belum haid.Pada 49

hari pasca nifas Ny. S menggunakan KB IUD sebagai akseptor baru. Menurut

peneliti, keadaan ibu dalam batas normal semua, serta rencana ibu untuk memilih

KB IUD adalah hal yang efektif karena ibu mau menggunakan KB jangka

panjang dan juga KB IUD tidak memengaruhi produksi ASI. Menurut Affandi

(2012), yaitu kontrasepsi IUD boleh untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh

wanita pada tekanan darah <180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang

telah memiliki anak, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, tidak

dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sering lupa

menggunkan pil kontarsepsi, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan

progestin wanita hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum

jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama

amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara dan diabetus

melitus.Berdasarkan hal diatas kontrasepsi yang di pilih Ny. S sudah cocok

Berdasarkan pemeriksaan Ny.S dengan metode KB IUD, hasil pemeriksaan

ibu normal semua. Menurut peneliti, hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal

salah satunya tekanan darah ibu yaitu 110/70 mmHg. Menurut peneliti, ibu saat ini

menggunakan KB IUD karena ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka


131

panjang dan ibu masih menyusui. Menurut Affandi (2012), KB IUD merupakan

kontrasepsi yang dipasang di dalam Rahim yang tidak menganggu ASI serta

cocok untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh wanita pada tekanan darah

<180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak,

menyusui. Berdasarkan hal diatas KB suntik 3 bulan telah diberikan kepada Ny.

‘S.

Berdasarkan data yang diperoleh yaitu Ny. S akseptor baru KB IUD. Ibu saat

ini menggunakan KB IUD. Menurut penelti, KB IUD baik untuk ibu karena tidak

mengurangi produksi ASI serta tekanan darah ibu selama ini masih dalam batas

normal. Menurut Affandi (2012), KB IUD merupakan kontrasepsi jangka panjang

yang cocok untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh wanita pada tekanan darah

<180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak,

menyusui. Menurut Affandi (2012).

Asuhan kebidanan untuk akseptor KB, peneliti melakukan penatalaksanaan

pada Ny. S akseptor baru KB IUD, ibu diberi KIE tentang efek samping KB IUD,

keuntungan dan kerugian KB IUD dan kunjungan ulang. Menurut Affandi (2012)

penatalaksanaan pada akseptor baru KB IUD meliputi KIE efek samping,

keuntungan dan kerugian KB IUD, tanda bahaya dan kunjungan

ulang.berdasarkan hal diatas penatalaksanaan KB Ny.S sudah sesuai dengan

keluhan.
132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan asuhan kebidanan

secara komprehensif pada klien sejak masa kehmilan, persalinan, bayibaru lahir, dan

nifas. Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.S usia 29 tahun G1P0A0Ah0 usia

kehamilan 11+2 minggu minggu sampai masa nifas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif yang bersumber dari Ny.S

telah dilakukan kajian dengan hasil bahwa ibu tidak mempunyai keluhan yang

merujurus pada kegawatdaruratan. Analisa masalah diagnosa dapat disimpulkan

sebagai kehamilan normal. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan

keadaan ibu.

2. Asuhan Kebidanan pada nifas

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif yang bersumber Ny.S

bahwa tidak mempunyai keluhan yang merujurus pada kegawatdaruratan. Maka,

dapat di analisa simpulan Ny.S usia 29 tahun P1A0Ah1 masa nifas normal.

Diberikan penatalaksanaan sesuai dengan keluhan Ny. S

3. Asuhan kebidanan pada Neonatus

Berdasarkan data subjektif dan objektif yang bersumber Ny.S dan By.Ny.S

bahwa tidak mempunyai keluhan yang merujurus pada kegawatdaruratan. Maka,

dapat dianalisa simpulan By.Ny.S bayi baru lahir normal. Telah diberikan

penatalaksanan sesaui keluhan yang ada.


133

B. SARAN

Peneliti mengharapkan setelah pembaca membaca tulisan ini dapat meningkatkan

kualitas pengetahuan baik materi atau pratik asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan

komprehnsif meliputi kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan masa nifas sehingga

bagi pembaca taua peneliti selanjutknya mampu memberikan asuhan komprehnsif yang

lebih baik dan berkualitas.


134

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusmiyati, Y, Wahyuningsih, H, & Sujiati, 2010. Perawatan Ibu Hamil .Yogyakarta

:Fitramaya. Hal 1

2. Robson, E, 2010.Patolongi Pada Kehamilan. Jakarta : EGC. Hal 176-178

3. Muhammad, I,2015. Karya Tulis Ilmiah Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil. Jurnal

Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

http :// repository,usu.ac.id/handle/12345678/53260 (diakses 18Desember 2017)

4. Mafikasari, A,2015,Posisi Tidur Dengan Kejadian Back Pain (Nyeri Punggung)

Pada Ibu Hamil. Jurnal Skripsi, Stikes Muhammadiyah Lamongan.

Stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/23-34(diakses 18Desember 2017)

5. Kohort PBM Dyah Ayu Amd.keb, tahun 2017, Desa Dukuhmojo, Kecamatan,

Mojoangung, Kabupaten Jombang.

6. Romauli,S, 2011 . Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan

Kehamilan.Yongyakarta : Medical Book. Hal 81-198

7. Sinclair, C, 2010 . Buku Saku Kebidanan.Jakarta : EGC Hal 31

8. Prawiroharjo,S, 2014, Ilmu Kebidanan. Jakarta :Hal 185-213

9. Pantiawati,I, & Saryono, 2010, Asuhan Kebidan 1 Kehamilan Yogyakarta, Hal 65-

73

10. Manuaba, C, & Fajar, G, 2009 Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita . jakarta :

EGC Hal 6411.

11. Sulistiyawati, A, 2009 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan jakarata : salemba

medika , Hal : 123-160

12. Ningsih, L, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Muskulustkeletal. Jakarta. Hal: 16


135

13. Sulistiyawati, A, & Nungraheny, E, 2010, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin,

jakarta : Hal : 4-3917.

14. Simkin, P, Whalley, J, & Keppler, A, 2008., Panduan Lengkap Kehamilan

Melahirkan Dan Bayi ,jakarta : Hal : 182,

15. Sukarni, I, 2013.Kehamilan Persalinan Dan Nifas, Yogyakarta: Hal : 186-

213.Midwifery update

16. Rukiyah, A, Yulianti, L, & Liana, M,. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas) jakarta :

Hal :2-75 21.

17. Dewi, V, 2010 Asuahan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, yogyakarta : Hal : 1-25

18. Affandi, B, 2012, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai