Anda di halaman 1dari 16

I.

Judul :
Identifikasi Kerusakan Serat Kapas secara Kualitatif

II. Maksud dan tujuan :


II.1 Untuk membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika,
menggunakan pengujian penggelembungan dengan NaOH;
II.2 Untuk membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan mekanika,
menggunakan pengujian pewarnaan dengan Congo Red;
II.3 Untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan Uji Horizon;
II.4 Untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan Ag NO 3
Amonikal;
II.5 Untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan Pereaksi
Fehling;
II.6 Untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan cara
Pencelupan Tolak;
II.7 Untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan cara Biru
Trunbull;
II.8 Untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia, menggunakan pengujian pewarnaan dengan Na-Kromat.

III. Dasar Teori :

3.1 Serat Selulosa Kapas

Morfologi

 Memanjang atau membujur


Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pita yang terpuntir, ke arah panjang,
serat dibagi menjadi tiga bagian ialah :

Dasar : Berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat tetap tertanam
diantara sel-sel epidermis. Dalam proses Pemisahan serat dari bijinya (ginning), pada
umumnya dasar serat ini putus, sehingga jarang sekali ditemukan pada serat kapas
yang diperdagangkan.

Badan: Merupakan bagian utama serat kapas, kira-kira  sampai  panjang serat. Bagian
ini mempunyai diameter yang sama, dinding yang tebal dan lumen yang sempit.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 1


Ujung: Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil dan pada
umumnya kurang dari 1/4 bagian panjang serat. Bagian ini mempunyai sedikit
konvolusi dan tidak mempunyai lumen. Diameter bagian ini lebih kecil dari diameter
badan dan berakhir dengan ujung yang runcing.

 Melintang
Bentuk penumpang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada
umumnya berbentuk seperti ginjal. Serat kapas dewasa, penumpang lintangnya terdiri
dari 6 bagian :
1. Kutikula
Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pectin dan protein. Lapisan ini
merupakan penutup halus yang tahan air, dan melindungi bagian dalam serat.
2. Dinding Primer
Merupakan dinding sel tipis yang asli, terutama terdiri dari selulosa, tetap juga
mengandung pectin, protein dan zat-zat yang mengandung lilin. Dinding ini tertutup
oleh zat-zat yang menyusun kutikula. Tebal dinding primer kurang dari 0,5 m.
Selulosa dalam dinding primer berbentuk benang-benang yang sangat halus atau
ribril. Fibril tersebut tidak terususn sejajar panjang serat tetapi membentuk spiral
dengan sudut 650 – 700 mengelilingi sumbu serat. Spiral tersebut mengelilingi serat
dengan arah S maupun Z dan ada juga yang tersusun hampir tegak lurus pada sumbu
serat.
3. Lapisan Antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan struktur nya sedikit berbeda
dengan dinding sekunder maupun dinding primer.
4. Dinding Sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa, yang merupakan bagian utama serat kapas.
Dinding sekunder juga merupakan lapisan fibril fibril yang membentuk spiral dengan
sudut 200 sampai 300 mengelilingi sumbu serat. Tidak seperti spiral fibril pada dinding
primer, spiral fibril pada dinding sekunder arah putaran nya berubah-ubah pada
interval yang random sepanjakng serat.
5. Dinding Lumen
Dinding lumen lebih tahan terhadap pereaksi-pereaksi tertentu dibandingkan dengan
dinding sekunder.
6. Lumen
Merupakan ruangan kosong didalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi dari serat
ke serat yang lain maupun sepanjang satu serat. Lumen berisi zat-zat padat yang
merupakan sisa-sisa protoplasma yang sudah kering, yang komposisinya sebagian
besar terdiri dari nitrogen.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 2


Dimensi Serat

Panjang

Dimensi serat kapas yang terpenting adalah panjangnya, perbandingan panjang


dengan lebar serat kapas pada umuknya bervariasi pada 5000 : 1 sampai 1000 : 1.

Kapas yang lebih panjang cenderung mempunyai diameter lebih halus, lebih lembut
dan mempunyai konvolusi yang lebih banyak. Gambar berikut menunjukkan
pandangan membujur dan penumpang melintang serat kapas.

Sumber : digilib.unnes.ac.id

Panjang serat kapas merupakan karakteristik suatu jenis tanaman kapas tertentu
meskipun demikian apabila kondisi pertumbuhannya berbeda, jenis tanaman yang
sama akan menghasilkan panjang serat yang berbeda.

Diameter

Untuk jenis kapas tertentu diameter asli dari serat kapas yang masih hidup relatif
konstan, tetapi tabel dinding sel sanat bervariasi dan hal ini menimbulkan variasi yang
besar baik dalam ukuran maupun bentuk karakteristik penumpang lintang serat-serat
kapas dalam perdagangan.

Kedewasaan Serat

Kedewasaan serat kapas dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Sel makin
dewasa, dinding sel makin tebal. Untuk menyatakan kedewasaan serat dapat
dipergunakan perbandingan antara tebal dinding dengan diameter serat. Serat
dianggap dewasa apabila tebal dinding lebih besar dari lumenya.

Pada satu biji kapas terdapat banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak
bersamaan sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima dari
jumlah serat kapas normal adalah serat serat yang belum dewasa. Serat-serat yang
belum dewasa adalah yang pertumbuhannya terhenti karena sesuatu sebab, misalnya
kondisi pertumbuhan yang jelek, letak buah pada tanaman kapas, dimana buah yang

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 3


paling atas tumbuh paling akhir, kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah
yang tidak dapat membuka dan lain-lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya
rendah apabila jumlahnya terlalu banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan
jumlah limbah yang besar.

Kapas yang belum dewasa dalam jumlah besar, dalam pengolahan juga akan
menimbulkan terjadinya nep, yaitu sejumlah serat kapas yang kuat menjadi satu
membentuk bulatan-bulatan kecil yang tidak dapat diuraikan lagi dalam proses
pengolahan berikutnya.

Adanya nep menghasilkan benang yang tidak rata dan terjadinya bintik-bintik
berwarna muda pada bahan yang telah dicelup.

Sifat Fisika

Warna

Warna kapas tidak betul-betul putihi, biasanya sedikit cream, beberapa jenis kapas
yang seratnya panjang seperti kapas mesir dan rima, warnanya lebih cream dari pada
kapas Upland dan Sea Island. Pigmen yang menimbulkan warna pada kapas belum
diketahui dengan pasti. Warna kapas akan main tua setelah penyimpanan selama 2 – 5
tahun. Ada pula kapas-kapas yang berwarna lebih tua, dengan warna-warna dari
Caramel, bhakti, sampai beige.

Karena pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, akan menyebabkan warna
menjadi keabu-abuah. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan
menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilamngkan dalam
pemutihan.

Kekuatan

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat, panjang
rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata adalah 96.700
pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci 2.
Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya menurut pada keadaan basah, tetapi
sebaliknya kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas kering,
distribusi tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas yang terpuntir
dan tak teratur. Dalam keadaan basah serat menggelumbung berbentuk silinder,
diikuti dengan kenaikan derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata
dan kekuatan seratnya naik.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 4


Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantaranya serat-serat selulosa alam,
kira-kira dua kali mulur rami.

Diantara serat-serat alam hanya sutera dan wol yang mempunyai mulur lebih tinggi
dari kapas. Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13 % bergantung pada jenisnya
dengan mulur rata-rata 7 %.

Keliatan (toughnese)

Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima
kerja, dan merupakan sifat yang penitng untuk serat-serat selulosa alam, keliatan serat
kapas relatif tinggi tetapi dibanding dengan serat-serat selulosa yang diregenerasi,
sutera dan wol keliatannya rendah tinggi.

Kekakuan (stiffness)

Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terdapat perubahan bentuk, dan
untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuataan saat putus
dengan mulur seat putus. Kekuatan dipengaruhi oleh berat molekul, kekuatan rantai
selulosa, derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai selulosa.

Moisture regain

Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh
yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh
dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat bervariasi dengan perubahan
kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moisture  regain serat kapas pada kondisi
standar berkisar antara 7 – 8,5 %.

Berat jenis

Berat jenis serat kapas 1,50 sampai 1,56

Indeks bias

Indeks bias serat kapas sejajar sumbu serat 1,58 indeks bias melintang sumbu serat
1,53

Komposisi

Selulosa

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 5


Analisa serat kapas menunjukkan bahwa serat terutama tersusun atas selulosa.
Selulosa merupakan polimer lindear yang tersusun dari kondensasi molekul-molekul
glukosa yang dihubung-hubungkan pada posisi 1 dan 4.

 
   

Gambar. Rantai polimer serat kapas

Derajat polimerisasi selulosa pada kapas kira-kira 10.000 dengan berat molekul kira-
kira 1.580.000. Dari rumus tersebut terlihat bahwa selulosa mengandung tiga buah
gugusan hidroksil satu primer dan dua sekunder pada tiap-tiap unit glukosa.

Dinding sekunder terdiri dari selulosa murni. Zat-zat lain terdapat pada dinding
primer dan sisa-sisa protoplasma didalam lumen. Dinding primer juga mengandung
banyak selulosa.

Lilin, pektat-pektat, abu dan sebagian dari zat-zat yang mengandung nitrogen
terkandung di dalam dinding tipis tersebut. Pigmen, sisa protein, sisa abu, gula, asam-
asam organic dan sebagainya terdapat di dalam lumen. Lilin tersebut tersebar
diseluruh dinding primer sedemikian sehingga serat tahan terhadap pembasahan.
Komposisi kimia serat kapas tercantum pada tabel dibawah ini.

KOMPOSISI KIMIA SERAT KAPAS

Konstitusi % Terhadap berat kering #


Selulosa 94

Protein (% N x 6,25) 1, 3

Pektat 1, 2

Lilin 0, 6

Abu 1, 2

Pigmen dan zat-zat lain 1, 7

* Moisture regain serat 8 %

Sumber : American Cotton Handbook Vol. 1. Halaman 60.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 6


Pektat

Diantara zat-zat bukan selulosa yang menyusun serat, pectin merupakan zat yang
penting. Berdasarkan analisa, jumlah pectin di perkirakan sekitar 0,6 – 1,2 %. Pektin
adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi dan struktur rantainya seperti selulosa.
Terdalam garam-garam kalsium an besi yang tidak larut. Selulosa pecah kedalam
glukosa, tetapi pectin terurai menjadi galaktosa, pentosa, asam poligalakturonat dan
metal alkohol.

Hampir semua pectin dapat dihilangkan dalam pemesakan kapas dengan larutan
natrium hidroksida. Proses penghilangan pectin tidak banyak mempengaruhi kekuatan
maupun kerusakan serat kapas.

Zat-zat yang mengandung protein

Diperkirakan bahwa zat-zat protein dalam kapas adalah sisa sisa protoplasma yang
tertinggal didalam lumen setelah selnya mati ketika buahnya membuka. Kadar
nitrogen di dalam serat kapas kira-kira 0,3 % dan apabila dirubah menjadi protein
dengan faktor 6,25 akan memberikan kadar protein 1,875 %.

Pemasakan kapas mengurangi kadar nitrogen menjadi kira-kira 1/10 kadar aslinya.
Komposisi maupun sifat-sifat protein dan senyawa-senyawa nitroghen yang lain di
dalam serat kapas tidak banyak diketahui. Kemungkinan, sebagian dari nitrogen di
dalam serat merupakan zat-zat bukan protein.

Lilin

Zat-zat yang diekstrasi dari kapas mempergunakan kholoroform, karbon tetrakhlorida


atau pelarut-pelarut organic yang lain biasanya dinyatakan sebagai lilin. Lilin
merupakan lapisan pelindung yang tahan air pada serat-serat kapas mentah.

Lilin mempermudah proses permintaan karena bertindak sebagai pelumas. Tetapi


adanya lilin akan rendah. Hal ini ditunjukkan oleh benang yang telah diekstrasi
dengan benzene atau pelarut-pelarut lilin yang lain, kekuatannya naik sampai 25%.
Kadar lilin punyai gambar pembiasan sinar X sama dengan lilin carnauba dan meleleh
pada kira-kira 760C. Lilin seluruhnya terletak pada dinding primer.

Apakah lilin tersebut melapisi dinding primer sebelah luar secara mekanik, atau
terdapat ikatan kimia dengan pectin, selulosa atau protein pada dinding primer, tidak
diketahui.

Abu

Kapas yang dianalisa setelah proses ginning, mempunyai kadar abu kira-kira 2 – 3 %.
Kemungkinan karena adanya bagian-bagian daun, kulit buah, dan kotoran-kotoran

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 7


yang menempel pada serat. Serat kapan mentah yang telah dibersihkan mempunyai
kadar abu 1,2 % dari berat keringnya.

Analisa menunjukkan bahwa abu terutama terdiri dari magnesium, kalsium atau
kalium karbonat, fosfat, sulfat atau khlorida, dan garam-garam  karbonat merupakan
bagian yang terbesar.

Karbonat-karbonat tersebut merupakan sisa logam yang terdapat sebagai garam-garam


dari asam pektat dan asam-asam organic seperti meleat dan sitrat. Zat-zat lain yang
ada mungkin hanyalah kotoran-kotoran yang menempel secara mekanik.

Pemasakan dan pemutihan mengurangi kadar abu kapas menjadi kurang dari 0.1 %.
Abu serat kapas bersifat sakngat alkalis.

Sifat-sifat Kimia

Oleh karena kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kmia kapas
adalah sifat-sifat kimia selulosa.

Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan
pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa
menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena
oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400C.

Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa, dalam rental selulosa


membentuk hidroselulosa. Asam kuat dalam larutan menyebabkan degradasi yang
cepat, sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mongering pada serat akan
menyebabkan penurunan kekuatan. Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas,
kecuali larutan alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan
penggelembungan yang besar pada serat, seperti dalam proses mempercerisasi. Dalam
proses ini kapas dikerjakan di dalam larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi
lebih besar dari 18%.

Dalam kondisi ini dinding primer menahan penggelumbungan serat kapas keluar,
sehingga lumenya sebagian tertutup. Irisan lintang menjadi lebih bulat, puntirannya
berkurang dan serat menjadi lebih berkilau. Hal ini merupakan alasan uitama mengapa
dilakukan proses mencerisasi. Disamping itu serat kapas menjadi lebih kuat dan
afinitas terhadap zat warna lebih besar.

Pelarut-pelarut yang biasa dipergunakan untuk kapas adalah kupramonium hidroksida


dan kuprietilena diamina. Viskositas larutan kapas dalam pelarut-pelarut ini
merupakan faktor yang baik untuk memperkirakan kerusakan serat. Kapas mudah

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 8


diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu yang
hangat.

Akhir-akhir ini banyak dilakukan modifikasi secara ilmiah mempergunakan zat-zat


kimia tertentu untuk memperbaiki sifat-sifat kapas, misalnya stabilitas dimensi, tahan
kusut, tahan air, tahan api, tahan jamur, tahan kotoran dan sebagainya.

3.2 Kerusakan Serat Selulosa

Struktur selulosa merupakan rantai dari glukosa yang panjang dan membentuk
cincin yang dihubungkan oleh atom-atom oksigen. Pada ujung rantai yang
mengandung aldehida yang mempunyai gugus pereduksi, sedangkan pada rantai
bagian tengah mempunyai gugus hidroksil. Bila rantai tersebut dipecah menjadi dua
atau lebih dengan suatu proses kimia maka ujung-ujung rantai akan terhapus
membentuk gugusan aldehida atau karboksilat.
Kerusakan serat selulosa dapat disebabkan oleh zat kimia atau secara mekanik.  Asam
kuat dan oksidator dapat merusak serat selulosa, dimana kerusakan serat ini
bergantung pada jenis, konsentrasi, suhu, dan waktu pengerjaan. Kerusakan karena
asam menimbulkan hidroselulosa yang mempunyai gugus pereduksi. Proses oksidasi
baik dalam suasana asam maupun basa menimbulkan oksiselulosa yang mempunyai
gugus prediksi dan gugus hidroksil. Jenis kerusakan serat selulosa yang terjadi adalah
hidroselulosa dan oksiselulosa.
Kerusakan serat akibat zat kimia diantaranya adalah jasad renik (jasad renik
mengeluarkan enzim yang menyebabkan terjadinya kerusakan kimia), cahaya
(kerusakan ditandai adanya pemutusan ikatan primer pada selulosa), panas (dapat
terlihat dengan terjadinya perubahan pada dinding primer selulosa dan zat kimia itu
sendiri (hidroselulosa dan oksiselulosa).

HIDROSELULOSA

Serat selulosa yang dikerjakan dalam larutan asam kuat seperti HCL dan H 2SO4 akan
mengakibatkan terjadinya reaksi hidrolisa yang mengambil tempat pada jembatan
glukosida, sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa. Rantai molekul
selulosa menjadi lebih pendek sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan.
Gambar reaksi hidroselulosa dapat dilihat pada dibawah ini.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 9


Hidrolisa sederhana dengan larutan asam encer panas, rantai molekul akan terpecah
menjadi dua atau lebih dan dapat membentuk molekul glukosa individu bergantung
pada dasarnya pengaruh asam yang diberikan dan dihasilkan bentuk B. Hidrolisa jenis
B mempunyai daya reduksi lebih besar tetapi daya serap terhadap alkali dan zat warna
basa kecil. Pada hidrolisa yang lebih kompleks gugus aldehida akan teroksidasi
menjadi gugus karboksilat dan menghasilkan bentuk C. Hidrolisa jenis C mempunyai
daya reduksi yang kecil dan mudah larut dalam alkali serta daya serap terhadap zat
warna basa besar.

OKSISELULOSA

Pengerjaan selulosa dengan oksidator menyebabkan terjadinya oksiselulosa. Reaksi 


oksidasi selulosa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Reaksi oksiselulosa dapat terjadi dalam beberapa tingkatan.  Pada oksidasi sederhana
misalnya oleh NaOCL dalam suasana asam tidak terjadi pemutusan tetapi hanya

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 10


terjadi pembukaan cincin glukosa seperti jenis D. Pengerjaan lebih lanjut dengan
alkali akan menyebabkan pemutusan rantai molekul yang menyebabkan kekuatan
tarik turun dan memberikan hasil jenis F. Oksiselulosa jenis D dan F mempunyai daya
reduksi karena mempunyai gugus alhedid.
Bila pengerjaan alkali ini berhubungan dengan udara, maka oksidasi memberikan
hasil jenis G yang mempunyai gugus -COOH- (karboksilat). Pada pengerjaan alkali
secara normal, dengan adanya udara umumnya terjadi campuran sedikit jenis G dan
jenis F.

KERUSAKAN MEKANIK

Kerusakan mekanika adalah kerusakan yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik


pada bahan atau serat sebagai akibat gerakan mekanik pada bahan tesebut. Jenis
kerusakan mekanika yaitu:

Serangan Serangga : Serangan serangga dapat ditentukan dengan adanya bekas gigitan
dan jaring sarang serangga pada bagian serat yang rusak.
Gesekan : Gesekan benang dapat terjadi selama proses pengerjaan benang sampai
menjadi kain. Pengamatan di bwah mikroskop menunjukkan benang yang tergesek,
permukaannya lebih berbulu, serat tampak terpotong-potong, tersikat atau terkoyak-
koyak.
Putus karena tarikan dan potongan : Kerusakan ini dapat dibedakan dengan melihat
ujung serat di bawah mikroskop. Pada kerusakan ini biasanya ujung serat tercabik-
cabik dan terdiri dari campuran serat putus dan tidak putus, sedangkan serat
terpotongbiasanya ujung seratnya rata.
Tusukan : Kerusakan dapat terlihat dengan adanya tusukan atau lubang kecil pada
kain dalam suatu pola yang berulang. Di bawah mikroskop terlihat adanya serat yang
terpotong-potong atau hancur.

EVALUASI KERUSAKAN SERAT SECARA KUALITATIF

Pada praktikum ini, terdapat evaluasi yang menggambarkan hasil standar uji tertulis
untuk mengolongkan serat terhadap jenis kerusakan, yakni mekanik atau kimia,
terdapat atau tidaknya gugus pereduksi dan terdapat tidaknya gugus karboksilat. Dan
berikut evaluasinya:

1. Pengujian Penggelembungan dengan NaOH


Adanya kepala jamur (dumble) pada ujung serat menunjukkan serat baik atau
serat mengalami kerusakan mekanik.
Seedangkan tidak adanya kepala jamur pada ujung serat menunjukkan
kerusakan kimia yang hebat. Besar kecilnya kepala jamur menentukan derajat
kerusakan kimia dari serat.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 11


2. Pengujian Pewarnaan dengan Congo-Red
Pada kapas yang rusak karena mekanika akan terlihat adanya serat yang sobek
dan putus, terbentuk dumble dan serat berwarna merah.
Pada kapas yang rusak karena kimia akan terlihat retakan memanjang, tidak
terjadi dumble dan adanya bagian-bagian serat berwarna merah.
Pada kapas yang rusak karena jasad renik, permukaannya aus atau tampak
filamen-filamen jasad renik.
Kerusakan karena panas akan menghasilkan noda spiral pada serat, tapi pola
ini bias tampak pula pada kerusakan oleh zat kimia.
3. Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
Adanya endapan abu-abu atau hitam menunjukkan adanya gugus aldehida
4. Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
Serat yang rusak akan berwarna kuning atau coklat bergantung tingkat
kerusakannya, sedangkan serat yang baik warna akan hilang setelah dilakukan
pencucian.
5. Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
Adanya endapan berwarna pink atau merah menunjukkan adanya gugus
pereduksi.
6. Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
Adanya gugus karboksil ditunjukkan dengan tidak terjadinya pewarnaan atau
adanya titik warna muda pada daerah yang rusak.
7. Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksil pada bahan.
8. Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
Adanya gugus karbosilat ditunjukkan oleh warna kuning tua, sedangkan
adanya gugus pereduksi memberikan warna cream.
9. Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Biru
Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat.

IV. Alat dan Bahan :


a. Alat :

 Kaca objek (slide glass)  Penjepit tabung reaksi


 Kaca penutup (cover glass)  Pipet ukur
 Pipet tetes  Gelas kimia besar (Bakker
 Kertas hisap glass)
 Plat tetes  Batang pengaduk
 Gunting  Filler
 Tabung reaksi  Tabung reaksi
 Pemanas (hot plan)  Rak tabung reaksi
 Mikroskop  Oven

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 12


b. Bahan :
 NaOH 18%
 NaOH 2%
 Congo Red 1%
 AgNO3 (pelarut A)

 Na 2 S2 O 3 (pelarut B)
 Aquades / air suling
 AgNO3 Amoniakal

 NH 4 OH 10%

 Larutan Fehling A (mengandung 60g/L Cu SO4)


 Larutan Fehling B (mengandung 346g Kalium Natrium Tartat dan NaOH
100g/L air)
 Larutan Chlorazol Sky Blue ff (Cl direct blue 1) 5g/L
 Ferro sulfat 10g/L
 Kalium Ferri Sianida 10g/L
 Natrium Kromat 10g/L
 Pb Asetat 10g/L
 Metilen Biru 10g/L (yang telah diasamkan dengan H 2 SO4 2 N ) 10 m/L
 Serat kapas baik
 Serat kapas rusak oleh jamur
 Serat kapas rusak oleh panas
 Serat kapas rusak oleh pukulan
 Serat kapas rusak oleh oksidator H 2 O2
 Serat kapas rusak oleh reduktor KMn O 4
 Serat kapas rusak oleh asam
 Serat kapas rusak oleh kaporit
 Serat kapas rusak oleh hipoklorit
 Serat kapas rusak oleh alkali

V. Cara Kerja :
5.1 Pengujian Penggelembungan dengan NaOH

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 13


1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Potong pendek-pendek ke 10 serat kapas (dengan jenis kerusakan yang
berbeda), kira-kira 0,5 mm;
3. Letakkan pada plat tetes yang telah diberi label nama supaya serat tidak
tertukar;
4. Tetesi dengan NaOH sampai serart terendam; lalu biarkan selama 30
menit;
5. Setelah itu, ambil serat dan keringkan dengan kertas hisap;
6. Letakkan pada kaca objek dan tutup dengan cover glass;
7. Amati di bawah mikroskop.
5.2 Pengujian Pewarnaan dengan Congo-Red
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Potong pendek-pendek ke 10 serat kapas (dengan jenis kerusakan yang
berbeda), kira-kira 0,5 mm;
3. Letakkan pada plat tetes yang telah diberi label nama supaya serat tidak
tertukar;
4. Teteskan dengan NaOH 2% sampai serat terendam, biarkan selama 30
menit;
5. Cuci bersih serat dan keringkan dengan kertas penghisap;
6. Kemudian letakkan kembali serat di plat tetes yang bersih, tetesi dengan
larutan Congo-Red hingga terendam. Biarkan selama 30 menit;
7. Cuci bersih dengan air, dan keringkan pada kertas penghisap;
8. Lalu rendam kembali serat dalam NaOH 18% selama 30 menit;
9. Ambil serat, keringkan dengan kertas penghisap dan letakkan pada kaca
objek. Tutup dengan cover glass;
10. Amati di bawah mikroskop.
5.3 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horizon
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Campurkan 1:2 ml larutan A dengan larutan B (untuk penggunaan secara
bersamaan maka digunakan 150 ml larutan A dan 300 ml larutan B);
3. Masukkan sekitar 4 ml larutan campuran tersebut ke dalam tabung reaksi
yang telah diberi label nama jenis kerusakan serat;
4. Ambil sedikit serat, basahi dan masukkan ke dalam tabung reaksi
tersebut dengan cara serat diurai-urai. Serat harus terendam dalam
larutan campuran;
5. Didihkan contoh uji/serat selama 5 menit;
6. Kemudian cuci dalam larutan B;
7. Setelah itu cuci dengan air panas;
8. Keringkan contoh uji dalam oven, dan amati warna yang terjadi.
5.4 Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 14


1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Masukkan sekitar 4 ml larutan Ag NO 3 Amonikal ke dalam tabung
reaksi;
3. Ambil serat/contoh uji, basahi dan masukan ke dalam tabung reaksi
secara terurai hingga terendam;
4. Didihkan selama 5 menit pada suhu 80℃
5. Kemudian cuci dengan air dingin
6. cuci dengan larutan amoniak 10%;
7. Keringkan dalam oven dan amati warna yang terjadi.

5.5 Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling


1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Campurkan 1:1 larutan Fehling A dan larutan Fehling B;
3. Masukkan sekitar 4 ml larutan campuran ke dalam tabung reaksi;
4. Ambil serat/contoh uji dan masukkan ke dalam tabung reaaksi secara
terurai hingga terendam larutan campuran;
5. Didihkan selama 10 menit;
6. Kemudian cuci dengan air panas;
7. Keringkan dalam oven dan amati warna yang terjadi.
5.6 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Masukkan sekitar 4 ml larutan Chlorazol Sky Blue FF ke dalam tabung
reaksi;
3. Ambil serat/contoh uji dan masukkan ke dalam tabung reaaksi secara
terurai hingga terendam;
4. Didihkan selama 5 menit;
5. Kemudian cuci dengan air panas pada suhu 70℃;
6. Keringkan dalam oven dan amati warna yang terjadi.
5.7 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Masukkan sekitar 4 ml larutan ferro sulfat ke dalam tabung reaksi;
3. Ambil serat/contoh uji dan masukkan ke dalam tabung reaksi secara
terurai hingga terendam;
4. Diamkan selama 5 menit;
5. Kemudian cuci pada suhu 70℃;
6. Rendam kembali serat dalam 4 ml larutan kalium ferri sianida kemudian
diamkan selama 5 menit;
7. Cuci pada suhu 70℃
8. Keringkan dalam oven dan amati warna yang terjadi.
5.8 Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 15


1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Masukkan sekitar 4 ml larutan Pb Asetat ke dalam tabung reaksi;
3. Ambil serat/contoh uji dan masukkan ke dalam tabung reaksi secara
terurai hingga terendam;
4. Diamkan selama 5 menit;
5. Kemudian cuci dengan air dingin;
6. Rendam kembali serat dalam 4 ml larutan Na-Kromat selama 5 menit;
7. Cuci dengan air dingin;
8. Keringkan dalam oven, amati warna yang terjadi.
5.9 Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Biru
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan alat berfungsi baik/ tidak rusak dan
bersih;
2. Masukkan sekitar 4 ml larutan pereaksi metilen biru ke dalam tabung
reaksi;
3. Ambil serat/contoh uji dan masukkan ke dalam tabung reaksi secara
terurai hingga terendam;
4. Diamkan selama 5-10 menit;
5. Kemudian cuci dengan air dingin/mengalir;
6. Keringkan dan amati warna yang terjadi.

Laporan Praktikum Evaluasi tekstil 1 Kerusakan Serat Selulosa | 16

Anda mungkin juga menyukai