PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2.1 Mikroskop
Setelah itu, pada sekitar tahun 1600, Hanz dan Z Jansen telah menemukan mikroskop
yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang
dibuat oleh Antony Van Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu
mikro yang artinya kecil dan dari kata scopium yang artinya adalah penglihatan.
Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam laboratorium yang memberikan
bayangan dari benda yang diperbesar hingga ukuran tertentu hingga dapat dilihat
dengan mata. (cindy : 2009).
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, karena
itu dibutuhkan alat bantu untuk mengamati benda-benda yang ukurannya kecil atau
mikroskopis. Salah satu alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang
ukurannya mikroskopis disebut mikroskop. Mikroskop berasal dari kata micro : kecil
dan scopium : penglihatan. Jadi mikroskop adalah sebuah alat untuk mengamati
benda-benda yang mempunyai ukuran kecil. Mikroskop berfungsi untuk
meningkatkan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan untuk dapat mengamati
obyek yang sangat halus.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, mikroskop adalah suatu alat yang fungsinya
untuk melihat benda-benda atau obyek kecil. Semua itu dikarenakan manusia
mempunyai daya pisah yang terbatas, sehingga dibutuhkan alat untuk dapat
mengamati obyek yang sangat halus sehingga dapat dilihat oleh mata.
Mikroskop memiliki fungsi sebagai berikut :
Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya, bedanya
beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya ada jenis
mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja.
Bagian-bagian optik
Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar
kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6,
10, atau 12 kali.
Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian
objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan
benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat
dekat, bahkan kadang bersentuhan.
Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk dan mengenai preparat.
Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.
Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti
dan lensa okuler mikroskop.
Mikroskop yang digunakan dalam uji penampang serat ini adalah dengan
menggunakan mikroskop optik/cahaya.
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat, karena
morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan seratnya, dan
bukan oleh jenis seratnya.
Struktur serat yang terkecil adalah serat, dimana serat terbagi atas :
Yang kesemuanya itu merupakan serat alam, sedangkan serat buatan meliputi :
Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain : cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat jenis,
pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara yang
digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.
Identifikasi serat – serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk
mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur, dengan
demikian dapat diketahui ciri – ciri suatu serat contohnya wool dimana seratnya
bersisik dilihat dari penampang membujur atau serat sutera mempunyai penampang
melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita dapat
mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam pengujian
dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan membujur, dengan
percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan serat yang satu dengan
serat yang lain. Namun kekurangan dari pemeriksaan ini adalah penampan melintang
dan membujur serat buatan hampir sama, sehingga penentuannya tidak spesifik dan
tidak akurat. Hanya pada serat alam yang benar-benar dapat terlihat dan berbeda,
(serat sutera, wool, rami dan kapas)
Pemeriksaan Serat
Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain, kita mungkin belum dapat
mengetahui sefat-sofat kain tekstil. Pada pemeriksaan Visual, beberapa sifat yang
perlu diketahui untuk enentukan jenis serat, misalnya :
Panjang Serat. Tiap-tiap jenis serat mempunyai panjang tertentu. Panjang serat kapas,
2,5 – 5 cm; lenan, 50 – 75 cm; wool, + 2,5 – 12,5 cm; sutera + 3600 m. serat buatan
rayon, polyester dan nilon merupakan benang terus atau disebut filament.
Kilau Serat. Serat kapas kurang berkilau, kecuali kalau di sempurnakan melalui
proses memerser; serat lenan kilaunya bagus serta jelas; kilau serat sutera sangat
bagus dan lembut; serat rayon berkilau tajam menyerupai logam, sedang serat wool
tidak berkilau karena keriting (bergelombang).
Keriting Serat. Serat wool adalah satu-satunya serat yang mempunyai keriting asli.
Keriting ini menyebabkan wool berpori. Serat rayon juga ada yang mempunyai
keriting, tetapi keritingnya juga mudah hilang. Keriting raon dibuat dengan cara
menggetarkan tutup pemintal.
Daya Kenyal. Serat wool mempunyai daya kenyal besar,demikian pula serat sintetis
dan serat sutera
Kehalusan Serat. Sutera adalah serat yang terhalus diantara serat-serat asli yang lain,
kemudian sera sintetis dan serat rayon. Sedangkan serat lenan adalah serat yang cukup
kasar.
Daya Isap Air dari Udara. Daya isap serat wool sangat besar, dapat menghisap air
sampai 40%, tetapi belum terasa basah. Serat sutera dapat menghisap air sampai 30%,
Lenan 20% dan kapas 8.5%.
Kekuatan Serat. Serat sutera adalah serat yangterkuat diantara serat-serat
lain,kemudian nilon, wool, dan kapas. Serat rayon dalam keadaan basah berkurang
kekuatannya. Serat sutera lebih kuat dalam keadaan basah dari pada dalam keadaan
kering.
Daya Kempa. Ialah sifat dari sisik wool yangsaling kait-mengait dengan pertolongan
air panas dan sabun. Serabut yang dapat dikempa adalah wool. Ada juga kain wool
yang dibuat dari wool yang sudah terpakai (reused wool). Sedangkan bahan wool
yang dibuat dari pada sisa wool (cessed wool). Reused wool dan reprocessed wool
tidak dapat dikempa karena bagian sisiknya sudah hilang.
Serat kapas. Penampang membujur daris erat kapas dibawah mikroskop tampak
seperti pita yang pipih dan berpilin-pilin. Pilinan ini disebut pilinan asli.
Serat Lenan. Kalau dilihat dibawah mikroskop, bentuknya seperti silinder, dan terlihat
ruas-ruas yang menyerupai bentuk batang bamboo.
Serat wol. Jika bulu wol dipandang dengan mikroskop, ternyata dindingnya terdiri
dari sisik-sisik yang letaknya tindih-menindih. Wol tidak mempunyai lumen,
disebabkan sisik-sisik wol maka bulu-bulu mengait satu sama lain.
Filamen Sutera. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa dua filament sutera dilakukan
dengan perekat, disebut serisin.
Filamen Rayon Kupramonuim. Jika dilihat dengan mikroskop tampak berkilau lembut
seperti filamen sutera.
Serat Rayon Viskosa. Jika dilihat dengan mikroskop tampak seperti benang
memanjang, lebar dan licin.
Asetat. Bila diletakkan dibawah mikroskop kelihatan berkilau dan mempunyai dua
garis yang membagi serat itu.
4.2 Pembahahasan
10 | u j i m i k r o s k o p p e n a m p a n g s e r a t
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, saya mendapat kesimpulan, yakni bentuk
morfologi setiap serat, antara lain:
1. Wool
Wol memiliki penampang bujur yang bersisik sedangkan penampang lintangnya
berbentuk bulat tidak beraturan, ada yang sedikit lonjong.
2. Poliamida
Poliamida dan poliester memiliki bentuk penampang melintang maupun membujur
yang hampir mirip. Karena mereka adalah serat buatan. Bentuk membujur poliamida
adalah seperti silinder yang rata terdapat bintik dan trasparan. Bentuk melintangnya
bulat.
3. Poliester
Poliester memiliki bentuk membujur seperti silinder rata namun terdapat garis. Dan
bentuk melintangnya bulat.
4. Kapas
Penampang membujur kapas pipih, seperti pita dan terpuntir. Dan penampang
melintangnya berbentuk seperti ginjal, agak pipih dan hampir bulat, terdadpat lumen
di tengah.
5. Rami
Penampang lintang rami seperti biji kopi dan lonjong juga terdapat lumen.
Penampang membujurnya silinder dengan permukaan bergaris-garis dan berkerut.
6. Sutera
Penampang lintang sutera berbentuk segitiga. Sedangkan penampang membujurnya
silinder agak tidak beraturan dan banyak cairan/lendir perekat disekitar serat. Ini
ditunjukkan serat bellum bersih.
7. Rayon viskosa
Penampang membujur berbentuk silinder dengan permukaan bergaris-garis. Dan
penampang melintangnya bergerigi/keriput. Hal ini dikarenakan serat dipengaruhi
larutan koagulasi.
8. Rayon asetat
Penampang melintang rayon asetat seperti daun semanggi (berlekuk-lekuk) akibat dari
dikelilinginya serat dengan pearut. Dan penampang membujurnya silinder dan ada
garis-garis.
9. Poliakrilat
Penampang membujur poliakrilat tidak jauh berbeda dengan poliester maupun
poliamida, yaitu silinder, nampun serat agak tidak beraturan. Bentuk melintangnya
seperti kacang, ini dipengaruhi oleh penyedotan udara satu sisi serat.
10. Cupproamonium
Cupproamonium adalah serat dari keluarga rayon. Bentuk melintangrnya bulat dan
membujurnya silinder polos, berkilau.
11 | u j i m i k r o s k o p p e n a m p a n g s e r a t
Pada serat gabungan dari dua serat seperti Poliester rayon, Poliester wool, dan
Poliester kapas bentuk melintang dan membujurnya adalah gabungan dari serat-serat itu
sendiri.
Pada uji mikroskop ini dilakukan dengan mikroskop cahaya/optik dengan
permbesaran lensa objektif 40X. Untuk mengidentifikasi serat buatan menggunakan uji ini
bersifat tidak akurat, karena bentuk melintang maupun membujurnya yang hampir sama.
Untuk serat buatan lebih baik diuji dengan cara pelarutan.
Sebaliknya, pada serat alam cocok diidentifikasi dengan cara mikroskopik, yakni
serat kapas, sutera, rami dan wool. Karena bentuk lintang dan membujur dari masing-masing
serat jelas berbeda.
12 | u j i m i k r o s k o p p e n a m p a n g s e r a t
DAFTAR PUSTAKA
Soeprijono, P dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Komalasari, M dkk. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil. Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil
13 | u j i m i k r o s k o p p e n a m p a n g s e r a t