Anda di halaman 1dari 17

AIR

A. Pengertian
Air adalah unsur yang memiliki peran paling penting dalam kehidupan setiap makhluk yang
hidup di muka bumi ini. Suatu pernyataan tersebut adalah salah satu pengertian air secara umum.
Secara ilmiah, air bisa diartikan sebagai sebuah senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur, yaitu
unsur H2 (hidrogen) yang berikatan dengan unsur O2 (oksigen) yang kemudian menghasilkan
senyawa air (H2O).

Dan penjelasan ilmiah lain tentang pengertian air menyebutkan jika air adalah sebuah zat pelarut.
Betul, air merupakan sebuah zat pelarut yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan makhluk
hidup. Hal tersebut karena sifat kimia air yang bersifat melarutkan sehingga berperan penting
dalam proses metabolisme makhluk hidup.

Secara sederhana, air juga bisa diartikan sebagai sebuah sumber kehidupan dan tanda kehidupan.
Merupakan sumber kehidupan karena setiap makhluk yang hidup di muka bumi ini memerlukan
air untuk bisa bertahan hidup.

Dilain sisi, air juga diartikan sebagai tanda kehidupan. Hal tersebut tidak lain karena di dalam
tubuh manusia sebagian besar tersusun dari air, sehingga ketika tidak ada air maka tidak akan
ada kehidupan pada manusia. Maka dengan begitu, bisa ditarik satu kesimpulan bahwa secara
garis besar air merupakan senyawa yang memiliki peran penting dalam mendukung segala sisi
kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di permukaan bumi ini.
B. Fungsi
Bagi Kehidupan Manusia

Kebutuhan Pokok

Dengan banyak konsumsi air dapat menyehatkan pencernaan dan melancarkan metabolisme
tubuh. Dan air juga menunjang berbagai aktivitas organ di dalam tubuh. Tanpa konsumsi air,
metabolisme tubuh menjadi tidak seimbang.

Kebutuhan Sekunder

Air juga dapat memenuhi kebutuhan sekunder manusia. Air merupakan salah satu faktor
pendukung dalam kegiatan hari-hari manusia seperti mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain.

1) Kesehatan Tubuh

2) Suatu Air putih mengatasi sembelit.

3) Air putih dapat meningkatkan sirkulasi darah.

4) Air putih dapat mengobati panas dalam.

5) Banyak minum air putih dapat mencegah stroke dan seranagn jantung.

6) Air putih dapat mengobati batuk, sariawan, dan panas dalam.

Bagi Hewan

Hewan juga membutuhkan air untuk keberlangsungan hidupnya. Seluruh tubuh hewan juga
membutuhkan banyak air untuk melancarkan aktivitas metabolismenya.

Bagi Tumbuhan

Bagi tumbuhan, air digunakan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis berlangsung pada
daun. Air dibawa dari tanah menuju batang hingga ke daun dan kemudian digunakan untuk
proses fotosintesis.

Demikianlah ulasan singkat mengenai Pengertian Air untuk sobat semua, semoga dapat
bermanfaat dan menambah informasi ya, terima kasih.
C. Sumber – sumber air

Air Permukaan
Jenis air permukaan merupakan air hujan yang mengalir diatas permukaan bumi dikarenakan
tidak mampu terserap kedalam tanah dikarenakan lapisan tanahnya bersifat rapat air sehingga
sebagian besar air akan tergenang dan cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah, air
permukaan seperti inilah yang sering disebut dengan sungai.

Pada umumnya, air permukaan mengalami pengotoran selama mengalir diatas permukaan seperti
bercampur dengan lumpur, sisa daun dan batang kayu serta kotoran lainnya. Tingkat pengotoran
air permukaan tergantung dari daerah yang dialirinya, jika di daerah urban/ perkotaan, air
permukaan berkualitas sangat buruk karena sudah tercampur dengan bahan bahan kimia,
sementara itu jika air permukaan pada hutan cenderung mengandung bahan bahan anorganik
alamiah seperti air yang sudah tercampur humus dan sisa pelapukan organik seperti daun, batang
pohon dan akar. Air permukaan terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Air Sungai

Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat tinggi. Paling sering
digunakan oleh manusia seperti untuk irigasi, transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan
lainnya. Karena derajat pengotorannya begitu tinggi sehingga dalam penggunaan-nya untuk air
minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat di konsumsi secara
aman.

Pada daerah hulu sungai umumnya memiliki kualitas air yang jauh lebih baik, sehingga tidak
memerlukan proses rumit dalam pengolahannya untuk menjadi air minum. Masyarakat yang
tinggal di daerah hulu sungai lebih memilih menggunakan air sungai, dibandingkan dengan air
tanah karena perbedaan kualitas antara keduanya tidak begitu mencolok.

2. Air Danau/Telaga

Air permukaan yang mengalir dan menemukan sebuah cekungan akan membentuk danau jika
cekungan tanah dalam skala besar atau jika cenkungan berskala kecil maka akan membentuk
telaga. Danau biasanya memiliki sumber air dari sungai ataupun mata air (pada danau di dataran
tinggi) dan memiliki aliran keluar. Sedangkan Telaga dan rawa umumnya lebih disebabkan oleh
air hujan yang tergenang di suatu cekungan tanah dan tidak memiliki aliran keluar, hal inilah
yang menyebabkan kenapa air rawa berwarna. Kandungan zat zat organik yang tinggi misalnya
humus tanah yang sudah terlarut menjadikan air berwarna kuning coklat.

Karena tingkat pembusukan bahan organik begitu tinggi dan sedikitnya jumlah air menyebakan
kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) akan tinggi juga ditengah tingkat kelarutan kandungan
oksigen pada air rawa yang begitu rendah. Pada beberapa kasus akan dijumpai alga/ lumut pada
permukaan air telaga/rawa jika kondisi sinar matahari dan kadar Co2 yang memadai.

Jadi ketika ingin memanfaatkan air rawa haruslah berhati hati dengan hanya mengambil air
sampai kedalaman tertentu saja, supaya endapan Besi dan Mn tidak ikut terbawa. Jikalau
seandainya terbawa maka, harus kembali diendapkan lagi. Akan lebih baik lagi jika memakai
filter air sehingga lumut atau alga dapat terpisah dengan sempurna

3. Air Laut

1/3 luas bumi adalah lautan, zona laut merupakan zona terluas di bumi, setiap orang tentu
mengetahui laut. Air laut merupakan penyumbang air terbesar di Bumi. Air laut memiliki rasa
yang sangat asin. Namun sumber air lainnya sebenarnya dapat kita simpulkan berasal dari laut.

Air Angkasa
Yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi. Perlu diketahui
bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air
yang ada dibumi. Menurut bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi:

1. Air Hujan

Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air yang ada di
permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan mengalami kodensasi sehingga
berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke
permukaan bumi dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi
sudah menguap lagi, ini disebut dengan Virga.

Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan
mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat
PH yang rendah sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung
garam dan zat zat mineral lainnya.

Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang udaranya belum terkena
polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH mendekati normal. Namun jika proses
kodensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri
maka PH air hujan nya akan rendah sehingga sering disebut dengan istilah hujan asam. (Proses
terjadinya hujan)

2. Air Salju

Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara disekitar yang
lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk
kepingan es bertekstur lembut yang sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi
yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan menjadi pecahan kecil yang
dinamakan kepingan salju.

3. Air Es

Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja udara saat terjadi
kodensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk butiran es yang ukurannya bervariasi.
Sebenarnya Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga
tinggi. Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi es meskipun
bersuhu dibawah 0 derajat Celcius.

Air Tanah
Merupakan segala macam jenis air yang terletak dibawah lapisan tanah. Menyumbang sekitar 0.6
persen dari total air di bumi. Hal ini menjadikan air tanah lebih banyak daripada air sungai dan
danau bila digabungkan maupun air yang terdapat di atmosfer. Air tanah dapat dikelompokkan
menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.

Umumnya masyarakat lebih sering memanfaatkan air tanah dangkal untuk keperluan dengan
membuat sumur hingga kedalaman tertentu. Rata rata kedalaman air tanah dangkal berkisar 9
hingga 15 meter dari bawah permukaan tanah. Meskipun volume-nya tidak sebanyak air tanah
dalam, namun sudah sangat mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan
mencuci.

Banyak atau sedikitnya air tanah dangkal tergantung dari seberapa besar atau banyak air yang
terserap tanah, jadi pada kondisi kemarau maka pasokan air tanah dangkal ini akan jauh menurun
sehingga tidak mengeluarkan air lagi. Secara fisik air tanah dangkal jernih dan bening, hal itu
terjadi akibat proses penyaringan di setiap lapisan tanah. Namun kandungan zat kimia seperti
garam gara, terlarut.

1. Air Tanah Freatik

Merupakan air tanah dangkal yang berada tidak jauh dari permukaan tanah. Cara mendapatkan
air tanah freatik sangatlah mudah, cukup dengan membuat sumur hingga kedalaman antara 9
hingga 15 meter biasanya sudah muncul airnya. Air tanah dangkal umumnya bening, namun
pada beberapa tempat air tanah freatik ini dapat juga tercemar seperti memiliki kandungan Fe
dan Mn yang tinggi. Karena rentan tercemar, maka untuk itu pembuatan sumur pun harus
mengikuti kaidah yang dianjurkan seperti:

Tembok harus diberikan hingga kedalaman 3 meter dari permukaan tanah supaya pengotoran air
sumur oleh air yang berasal dari permukaan dari dihindari. Jika tidak ada tembok bisa saja air
kotor pemukaan menyerap dan masuk secara langsung kedalam sumur tanpa melewati
penyaringan dari beberapa lapisan tanah.
Di sekeliling sumur, pada jarak sekitar 2 meter dari bibir sumur harus dibangun lantai rapat/
keramik, hal ini bertujuan supaya air permukaan yang kotor, misalnya bekas mandi dan mencuci
tidak terserap kedalam sumur kembali.

Pada lantai tersebut harus dilengkapi dengan saluran pembuangan air yang terpadu sehingga air
kotor tidak terlalu lama tergenang di sekitar sumur. Saluran-nya pun harus kokoh dan tidak ada
yang rusak, jika ada saluran yang struktur nya rusak terlebih lokasinya dekat sumur maka air
akan terserap kembali ke sumur.

2. Air Tanah Dalam (Artesis)

Terletak dibawah lapisan tanah kedap air pertama, untuk mengambil air tanah dalam tidak
semudah air tanah dangkal. Air Artesis terletak pada kedalaman antara 80 meter hingga 300
meter dari permukaan tanah. Sehingga untuk mendapatkan air tanah dalam ini harus
mengunakan pompa air kapasitas besar dan tidak bisa menggunakan pompa air biasa. Namun
jika tekanan air tanah dalam ini besar maka air akan keluar dengan sendirinya, yang disebut
dengan sumur artesis.

Untuk kualitas air tanah dalam jauh lebih baik jika dibandingkan dengan air tanah dangkal/
freatik. Hal ini dikarenakan telah mengalami penyaringan yang sempurna dan air tanah artesis
biasanya bebas bakteri sehingga dapat langsung diminum.

Air tanah Artesis bisa dijadikan solusi terhadap kekeringan. Jika pada musim kemarau panjang,
biasanya sumur/ air tanah dangkal mengering, namun tidak halnya dengan air tanah dalam yang
mana debit airnya cenderung stabil. Permasalahan yang kerap dihadapi adalah cukup mahalnya
biaya yang dibutuhkan untuk membuat sumur artesis tersebut.

3. Air Tanah Meteorit (Vados)

Merupakan air tanah yang berasal dari hujan/ presipitasi yang mana sebelumnya terjadi proses
kodensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor. Perlu diketahui sebelumnya bahwa
setiap saat sebenarnya meteor berukuran kecil bergesekan dengan atmosfer dan habis sebelum
mencapai permukaan bumi.

Meteor yang bergesekan dengan atmosfer maka akan berpijar dan terbakar sehingga sering
disebut bintang jatuh. Hasil pembakaran meteor tadi tentu saja akan menghasikan abu yang pada
akhirnya masuk kedalam lapisan troposfer dan bercampur dengan awan yang mengandung titik
air. Air Vados mengandung air berat (H3) dan terdapat tritium (suatu unsur yang berasal dari
debu meteor) didalamnya sehingga sering disebut dengan air tua.

4. Air Tanah Magma (Juvenil)

Merupakan air yang terbentuk secara kimiawi didalam tanah karena intrusi dari magma pada
kedalaman tertentu. Biasa ditemukan pada daerah didekat gunung berapi. Air Juvenil muncul ke
permukaan bumi dalam bentuk air panas atau jika tekanan didalamnya sangat tinggi air juvenil
bisa menjadi Geyser (Baca : Erosi Tanah).

Karena terletak di dekat gunung berapi atau dapur magma, maka terkadang air juvenil juga
mengandung kadar belerang yang tinggi, jika selama pembentukannya melewati batuan
belerang/ sulfur. Namun jika tidak melewati struktur batuan belerang saat proses perjalanan ke
permukaan bumi, maka air juvenil seperti air biasanya hanya saja bersuhu panas.

5. Air Konat (Tersengkap)

Merupakan air tanah yang terjebak didalam batuan selama ribuan tahun hingga jutaan tahun
sehingga sering disebut dengan air purba. Umumnya memiliki kadar garam yang lebih tinggi
dibandingkan air laut dan tercampur dengan senyawa/ mineral dari batuan yang melingkupinya
dalam waktu lama. Air konat pada mulanya sama seperti air tanah pada umumnya, namun karena
pengaruh geologi sehingga terperangkap di antara batuan sedimen di dekat gunung.
Terperangkap dalam waktu yang sangat panjang menyebabkan air konat ter-mineralisasi secara
sempurna.
TANAH

A. Pengertian
Pengertian tanah menurut ensiklopedia Indonesia adalah campuran bagian-bagian batuan dengan
material serta bahan organic yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi
akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu adapun komponen penyusun tanah yaitu

4 komponen penyusun tanah :

(1) Bahan Padatan berupa bahan mineral

(2) Bahan Padatan berupa bahan organik

(3) Air

(4) Udara

Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik),
25% air dan 25% udara.

Seiring perkembangan dari waktu ke waktu definisi tanah semakin berkembang yaitu sebagai
berikut.

1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)

Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel
halus).

2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)


Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo =i gumpal tanah.

Tanah: adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah
dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk,
Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu.

3. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)

Kata Edaphos = bahan tanah subur.

Tanah adalah media tumbuh tanaman

B. Fungsi
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran

2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)

3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-
asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)

4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

5.lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor, supermarket,


jalan, terminal, stasiun dan bandara.

C. Jenis-jenis tanah
1. TANAH HUMUS

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon. Tanah ini
sangat subur dan sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk menanam tanaman. Salah
satu contohnya adalah anda dapat menjumpai tanah tersebut pada daerah hutan hujan tropis.
Karakteristik tanah humus adalah sebagai berikut :

1. Tanah berwarna gelap, sangat subur dan gembur

2. Memiliki daya serap yang bagus sehingga cocok untuk lahan bagi tumbuhnya tanaman

3. Terbentuk dari hasil pelapukan bagian tumbuhan seperti daun dan batang
4. Banyak ditemukan pada daerah yang memiliki iklim tropis

Banyak sekali manfaat tanah humus yang dapat anda temukan, diantaranya adalah sumber nutrisi
bagi tanaman, mampu mengikat zat – zat yang bersifat toksik, membantu meningkatkan
kandungan air tanah, mencegah tanah tergerus, meningkatkan aerasi tanah serta dapat digunakan
sebagai pupuk alami.

2. TANAH PASIR

Tanah pasir adalah tanah tanah yang berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang terdiri
atas butiran kasar dan ada juga yang seperti kerikil. Ada pun ciri – ciri tanah berpasir adalah
sebagai berikut:

1. Mengandung banyak butiran pasir

2. Sangat mudah dalam menyerap air

3. Sangat jarang dijumpai tumbuhan karena tanah pasir sulit untuk ditanami tumbuhan

4. Tanah pasir pada umumnya banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, tempat
beribadah dan lain – lain.

Tanah pasir kurang baik untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini dikarenakan pada
tanah pasir tidak dijumpai adanya nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, pada tanah
pasir juga kurang baik untuk menyimpan air.

3. TANAH ALUVIAL

Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan lumpur sungai dan terletak di
dataran rendah. Tanah ini sangat cocok untuk lahan pertanian karena tanah ini juga sangat subur.
Tanaman yang dapat anda tanam pada jenis tanah tersebut adalah padi, palawija, tebu, kelapa,
buah – buahan dan lain – lain. Anda dapat menjumpai tanah jenis ini di daerah Sumatra bagian
timur, jawa dan papua.

Manfaat jenis tanah aluvial adalah sebagai berikut: melancarkan irigasi, berfungsi sebagai lahan
pertanian, dapat menyimpan cadangan air, memudahkan dalam mengolah tanah untuk ditanami
dan bercocok tanam.

Ciri – ciri tanah aluvial adalah sebagai berikut:

1. Berwarna cokelat

2. Banyak mengandung mineral sehingga

3. Mudah untuk menyerap air


4. Berbentuk seperti tanah liat

5. pH tanah dibawah 6.

6. Jumlah fosfor dan kalium sangat rendah pada daerah dengan curah hujan rendah

7. Sangat mudah untuk proses pengolahannya sehingga dapat menekan biaya produksi.

8. Memiliki tekstur tanah liat

9. Epipedon tanah aluvial tidak memiliki struktur

4. TANAH PODZOLIT

Tanah podzolit adalah tanah yang terdapat di daerah pegunungan yang memiliki curah hujan
tinggi serta bersuhu rendah. Pada umumnya tanah ini subur. Tanah jenis ini dapat dijumpai di
daerah Sumatra, Jawa Barat, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.

Pada tanah ini memiliki ciri khas, yaitu mengandung sedikit unsur hara, tidak subur, tanah
berwarna merah hingga kuning. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman
seperti jambu mete.

Selain itu, tanah ini tidak cocok untuk menanam tanaman semusim karena kandungan unsur K,
Ca dan Mg rendah. Bahan – bahan organik dalam tanah ini rendah dan hanya dijumpai di
permukaan tanah saja. Bahkan, tanah ini pun hanya dapat menyimpan sedikit air sehingga mudah
kekeringan.

5. TANAH VULKANIS

Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi sehingga tanah
tersebut sangat subur dan memiliki zat hara yang banyak. Berikut ini adalah ciri – ciri tanah
vulkanik:

1. Memiliki banyak unsur hara seperti N, P, K, Fe dan Al. Sumber unsur hara tersebut adalah
lava gunung berapi.

2. Pada lapisan atas berwarna hitam pekat dan pada lapisan bawah berwarna cokelat, kemerahan
dan kuning. Lapisan tersebut terbentuk dari larva yang berpijar akibat etusan gunung berapi yang
telah mengalami pendinginan sehingga terbentuk lapisan yang berwarna – warni.

3. Struktur tanah rentan terhadap erosi

4. Sangat bagus digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan karena tanah tersebut
emngandung banyak unsur hara.

5. pH tanah 4 – 7.
6. Tanah ini juga bersifat gembur dan mudah untuk menguraikannya

7. Tanah ini tersebar di sekitar permukaan pada gunung berapi.

Tanah vulkanik terdiri atas dua jenis yang berbeda yaitu tanah vulaknik regosol dan tanah
vulkanik latosol. Tanah vulkanik regosol adalah tanah vulkanik yang memiliki warna abu – abu
hingga kuning. Kandungan bahan organik pada tanah ini sangat sedikit. Oleh karena itu, jenis
tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menanam buah – buahan, palawija dan tembakau.

Sedangkan tanah Latosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang memiliki warna merah
sampai kuning. Mengandung bahan organik yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanah
vulkanik regosol dan memiliki sifat asam. Hal ini menyebabkan tanah ini sangat bagus untu
ditanami tanaman kopi, karet, kelapa, padi, dan palawija.

6. TANAH ORGANOSOL

Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk ditanami tanaman. Tanah tersebut
terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah organosol terbagi atas dua jenis tanah, yaitu
tanah humus dan tanah gambut. Ciri khas dari tanah humus adalah tanahnya subur dan baik
untuk lahan pertanian. Selain itu, mengandung banyak senyawa organik.

Tanah gambut adalah tanah yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut: memiliki kandungan unsur
hara yang rendah, kurang subur dan bersifat sangat asam. Selain itu, tanah gambut memiliki
warna gelap, cokelat kemerah – merahan atau cokelat tua.

7. TANAH ENTISOL

Tanah entisol merupakan tanah yang berasal dari pelapukan material yang berasal dari letusan
gunung berapi. Material itu antara lain adalah debu, pasir, lahar dan lapili. Hal inilah yang
menjadikan tanah ini sangat subur.

Tanah ini hanya dapat ditemukan pada area di sekitar gunung berapi. Tanah ini termasuk tanah
muda. Tanah entisol ini juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk pertanian dan perikanan.

8. TANAH ANDOSOL

Tanah andosol adalah tanah yang mengandung mineral dan bahan organik yang tinggi. Selain itu
tanah ini juga memiliki karakteristik khusus yaitu tanahnya gembur, licin, daya absorbsi sedang,
memiliki kelembaban yang tinggi, berwarna cokelat hingga hitam dan lain – lain.

Selain itu, tanah tersebut juga kaya akan unsur hara dan air sehingga bagus untuk tempat tumbuh
tanaman. Jenis tanah tersebut banyak tersebar di seluruh wilayah yang dekat dengan gunung
berapi.
UDARA

A. Pengertian
Yang dimaksud dengan udara adalah campuran gas yang ada pada permukaan bumi dan
mengelilingi bumi. Udara terdiri dari campuran berbagai macam gas, diantaranya nitrogen 78%,
oksigen 20%, Argon 0,93%, dan Karbon dioksida 0,03%, lalu sisanya berupa gas-gas lain.
Sedangkan uap air yang terdapat dalam udara berasal dari penguapan air laut, sungai, dan lain-
lain.

Dalam hal ini, gas yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup salah satunya yaitu
Oksigen. Oksigen yang terdapat pada udara dihasilkan dari fotosintesis tumbuhan yang
mengolah Karbon dioksida menjadi oksigen. Ketinggian permukaan bumi tentunya akan
mempengaruhi keadaan udara, semakin tinggi permukaan dan semakin dekat dengan lapisan
troposfer maka udara akan semakin berkurang. Lalu pada udara ada juga yang di sebut dengan
lapisan ozon, yang fungsinya untuk melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet.

B. Manfaat Udara
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari udara, diantaranya seperti:

1) Pada udara terdapat Oksigen yang berguna untuk bernafas.

2) Udara dapat mempengaruhi denyut jantung makhluk hidup.

3) Udara yang bersih terbebas dari polusi akan menghilangkan rasa stress, membuat lebih santai
dan terasa segar bagi tubuh.

4) Udara yang bersih dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

5) Udara yang bersih dapat meningkatkan daya fikir atau dapat meningkatkan konsenterasi.
6) Udara dapat menentukan klasifikasi iklim, cuaca, maupun musim pada suatu tempat.

7) Udara berguna untuk berkomunikasi, misalnya menghantarkan gelombang suara, dan untuk
menghantarkan gelombang radio.

8) Udara bermanfaat untuk menyebarkan spora, pada tumbuhan tertentu udara berguna untuk
menyebarkan spora atau benih-benihnya.

9) Pada udara terdapat karbondioksida yang berguna untuk tumbuhan berfotosintesis.

Udara melindungi bumi dari benda-benda ruang angkasa. Jika ada benda ruang angkasa yang
jatuh kebumi maka akan terkikis dan hancur di atmosfear sehingga tidak jatuh ke bumi, atau bisa
juga jatuh ke bumi tapi dengan ukuran yang lebih kecil.

C.Jenis-jenis Udara
Nitrogen

Nitrogen dengan rumus kimia yaitu N termasuk ke dalam golongan non logam pada tabel
periodik. Nitrogen termasuk gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa serta
jumlahnya sangat banyak di lapisan atmosfer bumi. Dari keseluruhan elemen – elemen, nitrogen
berada diurutan ke 6 di seluruh alam semesta ini. Pada lapisan atmosfer bumi, kandungan
nitrogen di dalamnya sekitar 75,51 persen dari total keseluruhan berat atmosfer atau 78,09 persen
dari volume total. Tidak heran jika nitrogen banyak dimanfaatkan di bidang komersil ataupun
industri.

Tidak hanya itu saja, meskipun dalam jumlah kecil lapisan atmosfer juga mengandung amonia,
nitrogen oksida dan nitric acid yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar kendaraan atau
mesin. Nitrogen bebas banyak ditemukan di meteorid, gas dari gunung berapi, pertambangan
(Baca: Daerah Pertambangan Di Indonesia), beberapa sumber air panas, matahari, bintang serta
nebula.

Oksigen

Oksigen menjadi salah bagian dari udara yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Wujud
dari oksigen sendiri tidaklah berbau, tidak berwarna maupun tidak berasa. Bagi makhluk hidup
oksigen sangat diperlukan untuk bernafas, kemudian oksigen tersebut ditukar menjadi
karbondioksida. Sedangkan karbondioksida sendiri dimanfaatkan oleh tanaman untuk melakukan
fotosintesis. Oksigen berasal dari pembentukan beberapa elemen yang saling bereaksi dan dalam
prosesnya membutuhkan bantuan cahaya dan juga panas. Oksigen yang ada di dalam bumi
memiliki kandungan massa sebesar 46 persen. Dengan proporsi volume oksigen sebesar 21
persen di atmosfer dan 89 persen berada di lautan. Di dalam batuan, oksigen bercampur dengan
logam maupun nonlogam dan biasanya bersifat asam seperti sulfur, alumunium, karbon, fosfor
dan lain sebagainya.

Argon

Meskipun terdengar asing, argon termasuk gas yang amat berharga nilainya terutama di bidang
industri. Argon adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Di luar
angkasa, argon menempati urutan ke 12 dari keseluruhan elemen kimia. Sebanyak 1,288 persen
atmosfer terdiri atas berat argon dan 0,934 persen dari total volumenya, udara ini banyak
ditemukan di dalam batu. Untuk mendapatkan argon, perlu dilakukan isolasi dalam skala yang
besar dengan melakukan distilasi fraksi udara cair. Hal yang serupa juga dilakukan dalam bola
lampu listrik yang diisi gas, tabung radio, dan perhitungan Geiger. Argon banyak dimanfaatkan
untuk untuk membantu dalam meleburkan logam seperti alumunium dan stainless steel,
memproduksi serat logam (titanium, zirkonium dan uranium), menghasilkan kristal semi
konduktor (silikon dan germanium).

Neon

Mungkin neon sudah tidak asing di telinga kita, udara atau gas neon banyak dimanfaatkan
sebagai dasar lampu fluorescent dan barang elektronik lainnya. Sama seperti gas pada umumnya,
neon tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa namun lebih ringan dari pada gas apapun.
Neon berada di atmosfer bumi hanya dalam beberapa menit saja dan terperangkap pada celah –
celah batuan bumi. Untuk mendapatkan neon perlu dilakukan pengisolasian pada suhu -195,8
derajat celcius dan harus mengalami proses pencampuran dengan arang aktif agar nantinya neon
dan dapat terserap di dalamnya.

Helium

Helium termasuk elemen kimia ringan kedua setelah hidrogen. Helium termasuk unsur gas pada
tabel periodik kimia yang tidak memiliki warna, tidak berbau dan tidak berasa serta dapat
menjadi cair jika berada pada suhu -268,9 derajat celcius. Titik didih dan titik beku helium
sangatlah rendah jika dibandingkan dengan jenis elemen lainnya. Helium menjadi satu – satunya
elemen yang tidak dapat menjadi padatan oleh proses pendinginan dengan tekanan atmosfer
normal. Setidaknya diperlukan tekanan sebesar 25 atm dan suhu -272 derajat celcius untuk
mengubah wujudnya menjadi padatan. Di alam semesta, helium mengisi sekitar 23 persen dari
total massa setelah hidorgen. Helium menjadi bahan baku bagi bintang yang bersintesis dengan
hidrogen dalam membuat nuklir.

Metana

Metana menjadi salah satu gas yang terbentuk akibat adanya aktivitas manusia. Gas ini juga
merupakan gugus karbon sederhana yang berpotensi untuk menimbulkan efek rumah kaca (Baca:
Penyebab Bumi Semakin Panas). Metana lebih ringan daripada udara yaitu sekitar 0,554, sedikit
larut di dalam air, mudah terbakar di udara, dapat membentuk karbondioksida dan uap air, dapat
menyala dan sedikit bercahaya, serta sangat panas. Metana memiliki titik didih -162 derajar
celcius dan titik bekunya mencapai -182,5 derajat celcius. Di alam, metana dihasilkan oleh
bakteri anaerobik pada tumbuhan yang terdekomposisi di bawah air atau lebih dikenal dengan
nama rawa gas. Tanah gambut atau rawa menjadi tempat di alam penghasil gas metana. Namun
saat ini, kegiatan manusia seperti pembakaran biomasa, pertanian, pengekstraksian dan proses
gas alam dapat meningkatkan jumlah gas metana. Meskipun demikian, metana menjadi gas yang
amat penting dan sumber bagi hidrogen dan beberapa kimia organik seperti dalam pembuatan
pupuk.

Kripton

Gas ini termasuk ke dalam gas yang langka dan sangat sedikit jumlahnya. Kripton memiliki
massa tiga kali lebih berat daripada massa udara. Gas ini monoatomik, tidak berwarna, tidak
memiliki bau dan rasa. Meskipun sedikit jumlahnya namun gas ini terdapat di atmosfer bumi,
meteorit dan mineral tertentu. Untuk mendapatkan kripton perlu dilakukan destilasi udara cair
yang sudah terakumulasi dengan xenon. Kipton dimanfaatkan untuk bahan elektronik dan lampu
led dan lampu flash pada fotografi.

Hidrogen

Hidrogen menjadi kelompok kimia yang tidak memiliki warna dan rasa namun dapat terbakar
dengan mudah. Dalam keadaan normal, gas hidrogen yang berdiri sendiri dengan molekulnya
sendiri, bisa terbakar jika bertemu dengan oksigen dan air. Meskipun jumlahnya sangat
berlimpah di alam semesta ini dan hidrogen memberikan berat bumi sebesar 0,14%. Berat
tersebut berupa lautan dan samudra, batuan es yang ada di kutub, sungai, danau dan di atmosfer
berupa uap air. Hidrogen juga bergabung dengan karbon, nitrogen, oksigen dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai