Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA KENYAMANAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Kenyamanan suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar
manusia, kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Kelegaan dan
transenden konsep kenyamanan memilki subjektif yang sama dengan
nyeri (Haswita & Sulistyawati, 2017)
Kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas
dam nyeri dam hipo/hipertemia mengingat nyeri dan hipo/hipertermia
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh (Hidayat & Uliyah, 2015)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri
yang didalamnya.[ CITATION AAz151 \l 1057 ]
Nyeri merupakan suatu pengalaman yang melelahkan dan
membutuhkan enery. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal
dan mengetahui makna hidup.[ CITATION Pot10 \l 1057 ]
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut.
2. Etiologi
Menurut [ CITATION Has171 \l 1057 ] factor yang mempengaruhi nyeri
yaitu:
a. Usia
Usia merupakan factor penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya pada anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang
ditemukan diantara dua kelompok usia ini dapat mempengaruhi
bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri
b. Jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat
keterpaparan dan tingkat kerentangan memegang peranan
tersedia. Berbagai penyakit tertentu ternyata erat hubungannya
dengan jenis kelamin, dengan berbagai sifat tertentu.
c. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dana
apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.
d. Makna nyeri
Individu akan mempresepsikan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda
e. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi berpresepsi nyeri.
f. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks,
ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga
dapat menimbulkan perasaan ansietas.
g. Pengalaman terlebih dahulu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan
berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih
toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang yang hanya
mengalami sedikit nyeri.
h. Gaya koping
Mekanisme koping individu sangat mempengaruhi cara setiap
orang dalam mengatasi nyeri. Ketika seseorang mengalami nyeri
dan menjalani keperawatan dirumah sakit adalah hal yang sangat
tak terkalahkan.
i. Dukungan keluarga dan social
Factor lain juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang berada
dalam keadaan nyeri sering bergantung kepada keluarga untuk
mensupport membantu atau melindungi.
3. Fisiologi nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] fisiologi nyeri yaitu munculnya
nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-
ujung saraf sangat bebas yang dimiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hatri dan kantong empedu.
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi
atau rangsangan stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti
histamine, bradykinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan
oksigen. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau
mekanis.
Selanjutnya, stimulisi yang diterima oleh reseptor tersebut,
distransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang
belakang oleh dua jenis tersebut yang bermielin rapat atau serabut A
(delta) dan serabut lamban (serabut C). impuls-impuls ditransmisikan
ke serabut delta delta A mempunyai sifat inhibitor yang
ditransmisikan ke serabut c. serabut-serabut aferen masuk ke
spinalis melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinapsis pada dorsal
horn.
4. Klasifikasi nyeri
Menurut [ CITATION Has171 \l 1057 ] klasifikasi nyeri yaitu:
a. Jenis nyeri
Berdasarkan jenisnya nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri
perifer, sentral, dan psikogenik.
1) Nyeri perifer dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :
a) Nyeri superfisial : rasa nyeri yang muncul akibat
rangsangan pada kulit dan mukosa.
b) Nyeri visceral : rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada
reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium dan toraks
c) Nyeri alih : nyeri dirasakan didaerah lain yang jauh dari
jaringan penyebab nyeri.
2) Nyeri sentral, nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
medulla spinalis, batang otak dan telamus.
3) Nyeri psikogenik, nyeri yang penyebab fisiknya telah
diketahui. Umumnya nyeri ini disebabkan karena factor
psikologi.
b. Bentuk nyeri
Bentuk nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri
kronik.
Table perbedaan nyeri akut dan nyeri kronik.
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronik
Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status
eksistensi nyeri.
Sumber Factor eksternal Tidak diketahui
atau penyakit dalam
mendadak.
Serangan Mendadak Bisa mendadak atau
bertahap,
Durasi Sampai 6 bulan tersembunyi.
6 bulan lebih atau
Penyataan nyeri Daerah nyeri sampai bertahun-
diketahui dengan tahun.
pasti Daerah nyeri sulit
dibedakan
intensitasnya dengan
daerah yang tidak
Gejala khas nyeri sehingga sulit di
Pola respon yang evaluasi.
khas dengan gejala Pola respon
Perjalanan yang lebih jelas. bervariasi
Umumnya gejala
berkurang setelah
beberapa waktu. Gejala berlangsung
Prognosis terus dengan
Baik dan mudah intensitas yang tetap
dihilangkan atau bervariasi.
Penyembuhan total
umumnya tidak
terjadi.
c. Stimulus nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] seseorang dapat mentoleransi,
menahan nyeri (pain toleransi) atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshoid).
Terdapat beberapa jenis stimulasi nyeri, diantaranya sebagai
berikut :
1) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat
terjadinya kerusakan dan iritasi secara langsung pada
reseptor.
2) Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema
akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
3) Tumor, dapat dapat menekan pada reseptor nyeri.
4) Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi biokade pada arteri
koronia yang menstimulasi reseptor nyeri akibat
tertumpuknya asam laktat.
5) Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
5. Pengukuran intensitas nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] pengukuran intensitas nyeri ialah :
a. Skala nyeri menurut (Hayward)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala menurut
Hayward dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih
salah satu bilangan 0-10 yang menurutnya paling menggambarkan
pengalaman nyeri yang sangat ia rasakan.
b. Skala nyeri menurut (gill)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala (gill)
dilakukan dengan meminta penderita untuk meminta salah satu
bilangan dari 0-5 yang menurutnya paling menggambarkan
pengalaman nyeri yang sangat ia rasakan.
Skala nyeri menurut (gill) dapat dituliskan sebagai berikut:
O = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat atau parah
4 = nyeri sangat berat
5 = nyeri hebat
B. Tinjauan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] pengkajian pada masalah nyeri
yang dapat dilakukan adalah riwayat nyeri, serta keluhan seperti
lokasi nyeri, intensistas nyeri, kualitas, dan waktu serangan.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST, yaitu sebagai
berikut:
a. P (Pemacu) yaitu factor yang memengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
b. Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.
c. R (Region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
d. S (Seventy) adlah keparahan atau intensitas nyeri.
e. T (Time) adalah lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri.

2. Diagnosis keperawatan
Menurut [ CITATION Tim17 \l 1057 ] diagnosis keperawatan merupakan
suatu penilaian klinis menganai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial.
a. Gangguan rasa nyaman
1) Definisi
Perasan kurang senang, lega dan sempurna dala dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan social.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial,
social dan pengetahuan)
d) Kurangnya privasi
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g) Gangguan adaptasi kehamilan

3) Gejala dan tanda mayor


Subjektif
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif
a) gelisah
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Tidak mampu rileks
c) Mengeluh kedinginan atau kepanasan
d) Merasa gatal
e) Mengeluh mual
f) Mengeluh lelah
Objektif
a) Menunjukkan gejala distress
b) Tampak merintih atau menangis
c) Pola eliminasi berubah
d) Postur tubuh berubah
e) iritabilitas
5) Kondisi klinis terkait
a) Penyakit kronis
b) Keganasan
c) Distress psikologis
d) Kehamilan

b. Ketidaknyaman pasca partum


1) Definisi
Perasaan tidak nyaman berhubungan dengan kondisi
setelah melahirkan
2) Penyebab
a) Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
b) Involusi uterus, proses pengembalian ukuran Rahim ke
ukuran semula
c) Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI
d) Kekurangandukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan
e) Ketidaktepatan posisi duduk
f) Factor budaya
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif
a) Tampak meringis
b) Terdapat kontraksi uterus
c) Luka episiotomy
d) Payudara bengkak
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) (tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Keringatan berlebihan
d) Menangis atau merintih
e) Naemorrid
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pasca persalinan

c. Nausea
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.
2) Penyebab
a) Gangguan biokimiawi (mis. Uremia, ketoasidosis diabetic)
b) Gangguan pada esophagus
c) Distensi lambung
d) Iritasi lambung
e) Gangguan pancreas
f) Peregangan kapsul limpa
g) Tumor terlokalisasi (mis. Neuroma akustik, tumor otak
primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar
tengkorak)
h) Peningkatan tekanan intra abdominal (mis. Keganasan
intra abdomen)
i) Peningkatan tekanan intracranial.
j) Peningkatan tekanan intraorbital (mis. Galucoma)
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan
m) Aroma tidak sedap
n) Rasa makanan atau minuman yang tidak enak
o) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
p) Factor psikologis (mis. Kecemasan, ketakutan, stress)
q) Efek agen farmakologis
r) Efek toksin
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengaluh mual
b) Merasa ingin muntah
c) Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa asam di mulut\
b) Sensasi panas atau dingin
c) Sering menelan
Objektif
a) Saliva meningkat
b) Pucat diaphoresis
c) Takikardia
d) Pupil diatas
5) Kondisi klinis terkait
a) Meningitis
b) Labiritis
c) Uremia
d) Ketoasidosis diabetic
e) Ulkus paptikum
f) Penyakit esophagus
g) Tumor intraabdomen
h) Penyakit meniere
i) Neuroma akustik
j) Tumor otak
k) Kanker
l) Glaucoma.
d. Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan
c) Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, menangkat berat, prosedur operasi trauma,
latihan fisik berlebihan)
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) (tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaphoresis
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Syndrome coroner akut
e) Glaucoma
e. Nyeri kronis
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
denagn kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berinternsitas ringan
hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi musculoskeletal
b) Kerusakan system saraf
c) Penekanan saraf
d) Inflintrasi tumor
e) Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator,
dan reseptor
f) Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIV, virus
varicella-zoster)
g) Gangguan fungsi metabolic
h) Riwayat posisi kerja statis
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis, seksual)
m) Riwayat penyalahgunaan obat/zat
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
b) Merasa depresi (tertekan)
Objektif
a) Tampak meringis
b) Gelisah
c) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif
a) Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)
b) Waspada
c) Pola tidur berubah
d) Anoreksia
e) Focus menyempit
f) Berfokus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi kronis ( mis. Athitis rheumatoid)
b) Infeksi
c) Cedera mdulla spinalis
d) Kondisi pasca trauma
e) Tumor
f. Nyeri melahirkan
1) Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari
menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan persalinan.
2) Penyebab
a) Dilatasi serviks
b) Pengeluaran janin
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
b) Perineum terasa tertekan
Objektif
a) Ekspresi wajah meringis
b) Berposisi meringankan nyeri
c) Uterus teraba membulat
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Mual
b) Nafsu makan menurun/meningkat
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Ketegangan otot meningkat
d) Pola tidur berubah
e) Fungsi berkemih berubah
f) Diaphoresis
g) Gangguan perilaku
h) Perilaku ekspresif
i) Pupil dilatasi
j) Muntah
k) Focus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Proses persalinan

3. Intervensi Keperawatan [ CITATION Tim183 \l 1057 ]


a. Gangguan rasa nyaman : manajemen nyeri
1) Tujuan
Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil
a) Keluhan nyeri menurun (5)
b) Meringis menurun (5)
c) Sikap protektif menurun (5)
d) Gelisah menurun (5)
e) Kesulitan tidur menurun (5)
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h)
i) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
j) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi piajt, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Ketidaknyamanan pasca partum : terapi relaksasi
1) Tujuan
Status kenyamanan pascampartum meningkat dengan
kriteria hasil
a) Keluhan tidak nyaman Meningkat (5)
b) Meringis meningkat (5)
c) Luka episiotomi meningkat (5)
d) Kontraksi meningkat (5)
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
b) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
c) Identifikasi kesediaa, kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
d) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sesudah latihan
e) Monitor respons
Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
e) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
a) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Music, meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
b) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
c) Anjurkan mengambil posisi nyaman
d) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
e) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
f) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing)

c. Nausea : manajemen mual


1) Tujuan
Tingkat Nausea Menurun dengan kriteria hasil
a) Keluhan mual Menurun (5)
b) Perasaan ingin muntah menurun (5)
c) Perasaan asam dimulut menurun (5)
d) Sensasi panas menurun (5)
e) Sensasi dingin menurun (5)
f) Frekuensi menelan menurun (5)
g) Diasforesis menurun (5)
h) Jumlah saliva menurun (5)
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi pengalaman mual
b) Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis.
Bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif)
c) Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis.
Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran,
dan tidur)
d) Identifikasi factor penyebab mual (mis. Pengobatan dan
prosedur)
e) Identifikasi antiemetic untuk mencegah mual (kecuali
mual pada kehamilan)
f) Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
g) Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
a) Kendalikan factor lingkungan penyebab mual (mis. Bau
tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
b) Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis.
Kecemasa, ketakutan, kelelahan)
c) Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
d) Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
b) Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali sedang
merangsang mual
c) Anjurkan makanan tinggi karbohidrat danrendah lemak
d) Anjarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual ( mis. Biofeedback, hypnosis, relaksasi,
terapi music, akupresur)
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu

d. Nyeri akut : manajemen nyeri


1) Tujuan
Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil
a) Keluhan nyeri menurun (5)
b) Meringis menurun (5)
c) Sikap protektif menurun (5)
d) Gelisah menurun (5)
e) Kesulitan tidur menurun (5) .
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi piajt, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

e. Nyeri kronis : perawatan kenyamanan


1) Tujuan
Status kenyamanan meningkat dengan kriteria hasil
a) Kesejahteraan fisik meningkat (5)
b) Kesejahteraan psikologis meningkat (5)
c) Dukungan sosial dan keluarga meningkat (5)
d) Dukungan sosial dari teman meningkat (5)
e) Perawatan sesuai keyakinan budaya meningkat (5)
f) Perawatan sesuai kebutuhan meningkat (5)
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Mual,
nyeri, gatal, sesak)
b) Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
perasaannya
c) Identifikasi masalah emosional dan spiritual
Terapeutik
a) Berikan posisi yang nyaman
b) Berikan kompres dingin atau hangat
c) Ciptakan lingkungan yang nyaman
d) Berikan pemijatan
e) Berikan terapi akupresur
f) Berikan terapi hypnosis
g) Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
h) Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi
a) Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
b) Ajarkan terapi relaksasi
c) Ajarkan latihan pernapasan
d) Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus,
antihistamin, jika perlu

f. Nyeri melahirkan : pengaturan posisi


1) Tujuan
Status kenyamanan meningkat dengan kriteria hasil
a) Kesejahteraan fisik meningkat (5)
b) kesejahteraan psikologis meningkat (5)
c) Dukungan sosial dan keluarga meningkat (5)
d) Dukungan sosial dari teman meningkat (5)
e) Perawatan sesuai keyakinan budaya meningkat (5)
f) Perawatan sesuai kebutuhan meningkat (5)
2) Tindakan
Observasi
a) Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
mengubah posisi
b) Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
a) Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang
tepat
b) Tempatkan pada posisi terapeutik
c) Tempatkan objek yang sering digunakan dalam
jangkauan
d) Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
e) Sediakan matras yang kokoh/padat
f) Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
g) Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. Semi fowler)
h) Atur posisi untuk meningkatkan drainage
i) Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
j) Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
k) Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
l) Tinggikan anggota gerak 200 atau lebih di atas level
jantung
m)Tinggikan tempattidur bagian kepala
n) Berikan bantal yang tepat pada leher
o) Berikan topangan pada area edema (mis. Bantal
dibawah lengan dan skrotum)
p) Posisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi (mis.
Tengkurap/good lung down)
q) Motivasi melakukan ROM aktif dan pasif
r) Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
s) Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
t) Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi
fleksi
u) Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
v) Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
w) Ubah posisi setiap 2 jam
x) Ubah posisi dengan teknik log roll
y) Pertahankan posisi dan integritas traksi
z) Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
a) Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
b) Ajarkan cara menggunakan pstur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah
posisi, jika perlu
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan
terminologinya NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan
keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap
perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi
dengan mencatat tindakan keperawatan dan respon klien
terhadap tindakan tersebut. [ CITATION Bar10 \l 1057 ]

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses
keperawatan untuk dapat menentukan keberhasilan dalam
asuhan keperwatan.[ CITATION Tar15 \l 1057 ]
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan,
berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan professional
kesehatan menetukan kemajuan klien menuju pencapaian
tujuan/hasil atau keefektifan rencana asuhan keperawatan.
[ CITATION Bar10 \l 1057 ]
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan
terapi dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan
dan hasil yang diinginkan.[ CITATION Pot10 \l 1057 ].
DAFTAR PUSTAKA

Haswita, & sulistyowati, R. (2017).kebutuhan dasar manusia. jakarta timur:


Trans info media.

Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). pengantar kebutuhan dasar manusia


buku 2 edisi 2. jakarta: salemba medika.

Kozier, B., erb, G., berman, A., & snyder, S. j. (2010). Fundamental
keperawatan konsep, proses, dan praktik edisi 7 volume 1. jakarta: EGC.
Potter, & Perry. (2010). Fundamental keperawatan buku 3,edisi 7. jakarta:
salemba medika.

PPNI, T. P. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. jakarta


selatan: DPP PPNI.

PPNI, T. p. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. jakarta


selatan: DPP PPNI .

Tarwoto, & Wartonah. (2015). kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. jakarta: salemba medika .

Anda mungkin juga menyukai