A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Kenyamanan suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar
manusia, kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Kelegaan dan
transenden konsep kenyamanan memilki subjektif yang sama dengan
nyeri (Haswita & Sulistyawati, 2017)
Kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas
dam nyeri dam hipo/hipertemia mengingat nyeri dan hipo/hipertermia
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh (Hidayat & Uliyah, 2015)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri
yang didalamnya.[ CITATION AAz151 \l 1057 ]
Nyeri merupakan suatu pengalaman yang melelahkan dan
membutuhkan enery. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal
dan mengetahui makna hidup.[ CITATION Pot10 \l 1057 ]
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut.
2. Etiologi
Menurut [ CITATION Has171 \l 1057 ] factor yang mempengaruhi nyeri
yaitu:
a. Usia
Usia merupakan factor penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya pada anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang
ditemukan diantara dua kelompok usia ini dapat mempengaruhi
bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri
b. Jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat
keterpaparan dan tingkat kerentangan memegang peranan
tersedia. Berbagai penyakit tertentu ternyata erat hubungannya
dengan jenis kelamin, dengan berbagai sifat tertentu.
c. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dana
apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.
d. Makna nyeri
Individu akan mempresepsikan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda
e. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi berpresepsi nyeri.
f. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks,
ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga
dapat menimbulkan perasaan ansietas.
g. Pengalaman terlebih dahulu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan
berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih
toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang yang hanya
mengalami sedikit nyeri.
h. Gaya koping
Mekanisme koping individu sangat mempengaruhi cara setiap
orang dalam mengatasi nyeri. Ketika seseorang mengalami nyeri
dan menjalani keperawatan dirumah sakit adalah hal yang sangat
tak terkalahkan.
i. Dukungan keluarga dan social
Factor lain juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang berada
dalam keadaan nyeri sering bergantung kepada keluarga untuk
mensupport membantu atau melindungi.
3. Fisiologi nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] fisiologi nyeri yaitu munculnya
nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-
ujung saraf sangat bebas yang dimiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hatri dan kantong empedu.
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi
atau rangsangan stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti
histamine, bradykinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan
oksigen. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau
mekanis.
Selanjutnya, stimulisi yang diterima oleh reseptor tersebut,
distransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang
belakang oleh dua jenis tersebut yang bermielin rapat atau serabut A
(delta) dan serabut lamban (serabut C). impuls-impuls ditransmisikan
ke serabut delta delta A mempunyai sifat inhibitor yang
ditransmisikan ke serabut c. serabut-serabut aferen masuk ke
spinalis melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinapsis pada dorsal
horn.
4. Klasifikasi nyeri
Menurut [ CITATION Has171 \l 1057 ] klasifikasi nyeri yaitu:
a. Jenis nyeri
Berdasarkan jenisnya nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri
perifer, sentral, dan psikogenik.
1) Nyeri perifer dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :
a) Nyeri superfisial : rasa nyeri yang muncul akibat
rangsangan pada kulit dan mukosa.
b) Nyeri visceral : rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada
reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium dan toraks
c) Nyeri alih : nyeri dirasakan didaerah lain yang jauh dari
jaringan penyebab nyeri.
2) Nyeri sentral, nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
medulla spinalis, batang otak dan telamus.
3) Nyeri psikogenik, nyeri yang penyebab fisiknya telah
diketahui. Umumnya nyeri ini disebabkan karena factor
psikologi.
b. Bentuk nyeri
Bentuk nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri
kronik.
Table perbedaan nyeri akut dan nyeri kronik.
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronik
Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status
eksistensi nyeri.
Sumber Factor eksternal Tidak diketahui
atau penyakit dalam
mendadak.
Serangan Mendadak Bisa mendadak atau
bertahap,
Durasi Sampai 6 bulan tersembunyi.
6 bulan lebih atau
Penyataan nyeri Daerah nyeri sampai bertahun-
diketahui dengan tahun.
pasti Daerah nyeri sulit
dibedakan
intensitasnya dengan
daerah yang tidak
Gejala khas nyeri sehingga sulit di
Pola respon yang evaluasi.
khas dengan gejala Pola respon
Perjalanan yang lebih jelas. bervariasi
Umumnya gejala
berkurang setelah
beberapa waktu. Gejala berlangsung
Prognosis terus dengan
Baik dan mudah intensitas yang tetap
dihilangkan atau bervariasi.
Penyembuhan total
umumnya tidak
terjadi.
c. Stimulus nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] seseorang dapat mentoleransi,
menahan nyeri (pain toleransi) atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshoid).
Terdapat beberapa jenis stimulasi nyeri, diantaranya sebagai
berikut :
1) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat
terjadinya kerusakan dan iritasi secara langsung pada
reseptor.
2) Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema
akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
3) Tumor, dapat dapat menekan pada reseptor nyeri.
4) Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi biokade pada arteri
koronia yang menstimulasi reseptor nyeri akibat
tertumpuknya asam laktat.
5) Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
5. Pengukuran intensitas nyeri
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] pengukuran intensitas nyeri ialah :
a. Skala nyeri menurut (Hayward)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala menurut
Hayward dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih
salah satu bilangan 0-10 yang menurutnya paling menggambarkan
pengalaman nyeri yang sangat ia rasakan.
b. Skala nyeri menurut (gill)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala (gill)
dilakukan dengan meminta penderita untuk meminta salah satu
bilangan dari 0-5 yang menurutnya paling menggambarkan
pengalaman nyeri yang sangat ia rasakan.
Skala nyeri menurut (gill) dapat dituliskan sebagai berikut:
O = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat atau parah
4 = nyeri sangat berat
5 = nyeri hebat
B. Tinjauan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Menurut [ CITATION AAz151 \l 1057 ] pengkajian pada masalah nyeri
yang dapat dilakukan adalah riwayat nyeri, serta keluhan seperti
lokasi nyeri, intensistas nyeri, kualitas, dan waktu serangan.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST, yaitu sebagai
berikut:
a. P (Pemacu) yaitu factor yang memengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
b. Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.
c. R (Region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
d. S (Seventy) adlah keparahan atau intensitas nyeri.
e. T (Time) adalah lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri.
2. Diagnosis keperawatan
Menurut [ CITATION Tim17 \l 1057 ] diagnosis keperawatan merupakan
suatu penilaian klinis menganai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial.
a. Gangguan rasa nyaman
1) Definisi
Perasan kurang senang, lega dan sempurna dala dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan social.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial,
social dan pengetahuan)
d) Kurangnya privasi
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g) Gangguan adaptasi kehamilan
c. Nausea
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.
2) Penyebab
a) Gangguan biokimiawi (mis. Uremia, ketoasidosis diabetic)
b) Gangguan pada esophagus
c) Distensi lambung
d) Iritasi lambung
e) Gangguan pancreas
f) Peregangan kapsul limpa
g) Tumor terlokalisasi (mis. Neuroma akustik, tumor otak
primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar
tengkorak)
h) Peningkatan tekanan intra abdominal (mis. Keganasan
intra abdomen)
i) Peningkatan tekanan intracranial.
j) Peningkatan tekanan intraorbital (mis. Galucoma)
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan
m) Aroma tidak sedap
n) Rasa makanan atau minuman yang tidak enak
o) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
p) Factor psikologis (mis. Kecemasan, ketakutan, stress)
q) Efek agen farmakologis
r) Efek toksin
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengaluh mual
b) Merasa ingin muntah
c) Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa asam di mulut\
b) Sensasi panas atau dingin
c) Sering menelan
Objektif
a) Saliva meningkat
b) Pucat diaphoresis
c) Takikardia
d) Pupil diatas
5) Kondisi klinis terkait
a) Meningitis
b) Labiritis
c) Uremia
d) Ketoasidosis diabetic
e) Ulkus paptikum
f) Penyakit esophagus
g) Tumor intraabdomen
h) Penyakit meniere
i) Neuroma akustik
j) Tumor otak
k) Kanker
l) Glaucoma.
d. Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan
c) Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, menangkat berat, prosedur operasi trauma,
latihan fisik berlebihan)
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) (tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaphoresis
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Syndrome coroner akut
e) Glaucoma
e. Nyeri kronis
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
denagn kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berinternsitas ringan
hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi musculoskeletal
b) Kerusakan system saraf
c) Penekanan saraf
d) Inflintrasi tumor
e) Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator,
dan reseptor
f) Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIV, virus
varicella-zoster)
g) Gangguan fungsi metabolic
h) Riwayat posisi kerja statis
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis, seksual)
m) Riwayat penyalahgunaan obat/zat
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
b) Merasa depresi (tertekan)
Objektif
a) Tampak meringis
b) Gelisah
c) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif
a) Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)
b) Waspada
c) Pola tidur berubah
d) Anoreksia
e) Focus menyempit
f) Berfokus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi kronis ( mis. Athitis rheumatoid)
b) Infeksi
c) Cedera mdulla spinalis
d) Kondisi pasca trauma
e) Tumor
f. Nyeri melahirkan
1) Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari
menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan persalinan.
2) Penyebab
a) Dilatasi serviks
b) Pengeluaran janin
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
b) Perineum terasa tertekan
Objektif
a) Ekspresi wajah meringis
b) Berposisi meringankan nyeri
c) Uterus teraba membulat
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Mual
b) Nafsu makan menurun/meningkat
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Ketegangan otot meningkat
d) Pola tidur berubah
e) Fungsi berkemih berubah
f) Diaphoresis
g) Gangguan perilaku
h) Perilaku ekspresif
i) Pupil dilatasi
j) Muntah
k) Focus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Proses persalinan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses
keperawatan untuk dapat menentukan keberhasilan dalam
asuhan keperwatan.[ CITATION Tar15 \l 1057 ]
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan,
berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan professional
kesehatan menetukan kemajuan klien menuju pencapaian
tujuan/hasil atau keefektifan rencana asuhan keperawatan.
[ CITATION Bar10 \l 1057 ]
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan
terapi dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan
dan hasil yang diinginkan.[ CITATION Pot10 \l 1057 ].
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., erb, G., berman, A., & snyder, S. j. (2010). Fundamental
keperawatan konsep, proses, dan praktik edisi 7 volume 1. jakarta: EGC.
Potter, & Perry. (2010). Fundamental keperawatan buku 3,edisi 7. jakarta:
salemba medika.