Percobaan VI
Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air
Langsung”
Kelompok III
Kelas A
Enjani Kurnia Sari 1807111276
Faiprianda Assyari Rahmatullah 1807111319
Novia Yolanda 1807111316
Ridho Hidayat 1807111536
Siti Nur Haliza 1807111235
Asisten :
Putri Gusti Yolanda
Dosen Pengampu :
Drs. Irdoni, HS., MS
Dra. Nirwana, MT
Pekanbaru
2019
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020
Percobaan VI
Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”
Kelompok III
Kelas A:
Catatan Tambahan:
ABSTRAK
Jeruk (citrus) merupakan buah yang mudah didapatkan di Indonesia karena
harganya yang ekonomis dan rasanya yang sudah familiar dengan masyarakat
Indonesia. Limbah hasil buah jeruk yaitu kulit jeruk dan biji jeruk dapat
dimanfaatkan lagi dengan cara diolah kembali. Kulit jeruk adalah contoh yang
dapat diambil minyaknya. Minyak kulit jeruk memiliki komponen-komponen
yang bermanfaat seperti kandungan vitamin C yang banyak, dan kandungan kulit
minyak atsiri pada kulit jeruk sebesar 2,49%. Minyak atsiri merupakan kelompok
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang dan mudah
menguap. Tujuan dari percobaan pengambilan minyak atsiri kulit jeruk adalah
untuk mempelajari proses destilasi uap-air langsung dan menghitung yield minyak
atsiri kulit jeruk. Salah satu proses cara pengambilan minyak atsiri pada kulit
jeruk adalah proses destilasi uap dan air yaitu metode dengan prinsip pengukusan
sehingga sampel tidak berkontak langsung dengan air, namun terikut dengan uap
yang dihasilkan dari air yang mendidih. Proses pengambilan minyak atsiri
berlangsung selama 4 jam dengan berat kulit jeuk yang sudah dikeringkan sebesar
130 gr dan menghasilkan minyak kulit jeruk sebanyak 1 mL serta yield minyak
atsiri sebanyak 0,58%.
Kata kunci: Kulit jeruk, Distilasi uap air, Minyak atsiri, Yield
ABSTRACT
Orange (citrus) is a fruit that is easily available in Indonesia because of its
economical price and taste that is familiar with Indonesian people. Waste of
citrus fruits, namely orange peel and orange seeds can be used again by
reprocessing. Orange peel is an example of oil. Orange peel oil has useful
components such as high vitamin C content, and essential oil peel oil content in
orange peels of 2.49%. Essential oils are a large group of vegetable oils in the
form of thick liquids at room temperature and volatile. The aim of the experiment
taking orange peel essential oil is to study the process of direct steam-water
distillation and calculate the yield of orange peel essential oil. One of the
processes for taking essential oils on orange peels is the process of steam and
water distillation, which is a method with the principle of steaming so that the
sample does not come in direct contact with water, but is followed by steam
produced from boiling water. The process of taking essential oils was carried out
for 4 hours with the weight of the dried Jeuk peel at 130 gr and producing 1 mL of
orange peel oil and the yield of essential oil as much as 0.58%.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jeruk
Tanaman jeruk yang paling populer adalah jeruk manis (Citrus
aurantium). Terlihat dari semakin meningkatnya konsumsi jeruk di Indonesia.
Bahkan produksinya menempati posisi ketiga dari total produksi buah-buahan di
Indonesia, namun hasil limbah kulit jeruk sekitar 500.000 ton per tahun.
(Balitjestro, 2012).
Sehingga prospek pemanfaatan limbah buah jeruk yang berupa kulit jeruk
untuk diambil minyak atsirinya cukup besar, apalagi manfaatnya luas di berbagai
bidang. Minyak atsiri atau essential oil adalah istilah untuk minyak yang mudah
menguap dan dapat diperoleh dari tanaman (daun, bunga, buah, kulit, batang dan
akar) dengan cara ekstraksi maupun distilasi. Minyak atsiri merupakan campuran
lebih dari 25 senyawa aromatik (Guenther, 1987).
Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri jeruk (Citrus Oil) seperti
limonene, α–pinene, β–pinene, citronellal dan geraniol (rhodionol) bermanfaat
dalam bidang kesehatan yaitu menghambat pertumbuhan sel kanker
(chemoprevention), sebagai antioksidan, antimikroba, antiaging, dan
menghindarkan dari radikal bebas. Senyawa tersebut juga memiliki bau yang
harum, sehingga dapat digunakan dalam industri aromatik hilir seperti untuk
pewangi sabun, kosmetik, flavoring agent untuk aneka makanan minuman,
industri. Berbagai metode konvensional telah dilakukan untuk mengekstrak
minyak atsiri jeruk, mulai dari metode cold pressing, solvent extraction,
hydrodistillation, dan steam distillation. Hanya saja metode konvensional
memiliki kekurangan terutama dalam kualitas produk, diantaranya waktu proses
yang terlalu lama, hilangnya beberapa senyawa penting yang volátil, degradasi
senyawa penting dalam minyak karena efek pemanasan dan hidrolisis, rendahnya
efisiensi ekstraksi, konsumsi energi yang besar, dan adanya residu pelarut beracun
yang tertinggal dalam ekstrak (Sawamura, 2010).
celah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan
bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan
(kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah.
Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis (Lutony,
2000).
direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-
lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan
ikut bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator
(pendingin). Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung
dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan
berat jenis. Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata
ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama
penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih
baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air
(Lutony, 2000).
titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponenya
memiliki perbedaan titik didih relatif kecil (Iin, 2009).
6. Distilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan (Iin,
2009).
7. Destilasi Azeotrop
Destilasi azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam
prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau
lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa
berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa
uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan (Iin,
2009).
2.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering) dan
solvent Extraction (Ketaren, 1985).
A. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan
dry rendering (Ketaren, 1985).
1. Wet rendering
Proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya
proses tersebut. Proses ini dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup dengan
menggunakan suhu tinggi dan tekanan uap 40-60 psi selama 4-6 jam. Alat yang
digunakan untuk wet rendering adalah autoklaf atau digester untuk menghasilkan
minyak atau lemak dalam jumlah besar.
2. Dry rendering
Proses rendering yang dilakukan tanpa dilengkapi steam jacket dan
pengaduk. Bahan yang akan di ekstrak dipanasi sambil diaduk pada suhu 105–
110oC. Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan mengendap di dasar
ketel. Pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
B. Solvent Extraction
Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan menurut
Sastrohamidjojo (2004) adalah:
A. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud
rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.
1. Metode Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
1. Metode Refluks
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini
digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada
kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum
reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil
yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada
uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk
sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.
2. Metode Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
2.3 Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai Minyak eteris (Aetheric Oil),
minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Dalam kegiatan perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak
wangi (Guenther, 1990).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini sebelum dilakukan distilasi, sampel yaitu kulit jeruk
dikeringkan dengan cara dijemur dan setelah kering kulit jeruk dipotong-potong
menjadi bagian-bagian yang kecil. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar ekstraksi
minyak atsiri dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Pengeringan bahan
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, sedangkan
pengecilan ukuran bahan bertujuan agar kelenjar minyak terbuka sehingga
penguapan minyak atsiri dari bahan baku menjadi lebih cepat (Yustinah 2016).
Pengecilan ukuran bahan juga bertujuan untuk memperkecil luas permukaan
bahan sehingga dapat meningkatkan yield minyak kulit jeruk hasil ekstraksi
(Megawati, 2015).
Dalam proses ekstraksi minyak atsiri, rasio pelarut yang digunakan dengan
jumlah sampel akan mempengaruhi banyaknya yield minyak atsiri. Jika rasio
pelarut lebih sedikit dari sampel, maka minyak yang dihasilkan akan lebih sedikit
sehingga jumlah yield akan kecil. Jika rasio pelarut lebih banyak dari sampel,
maka jumlah air akan lebih banyak, sehingga akan mempengaruhi yield (Cahyati,
2016).
Yield minyak atsiri yang didapat pada percobaan ini sebesar 0,58%.
Menurut Kurniawan (2008), Minyak yang didapat dari kulit jeruk hasil proses
destilasi uap-air adalah sebesar 2,5%.
Jika dibandingkan antara teori dengan hasil percobaan, maka akan didapat
selisih yield sebesar 24%. Hal ini disebabkan karena sedikitnya jumlah kulit jeruk
yang digunakan (Cahyati, 2016) dan masih terdapat beberapa kulit jeruk yang
belum terpotong menjadi bagian yang kecil (Megawati, 2015).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan metode destilasi uap-
air langsung dengan sampel yaitu kulit jeruk tidak berkontak langsung
dengan air melainkan menggunakan uap air dari hasil pemanasan. Dimana
molekul uap air membawa minyak berdasarkan perbedaan berat jenis,
sehingga minyak berada diatas dan air berada dibawah.
2. Minyak atsiri yang didapat dari kulit jeruk sebanyak 1 mL, dengan yield
sebesar 0,58%, dan densitas minyak atsiri dari kulit jeruk didapatlan
sebesar 0,75 gram/ml.
5.2 Saran
Praktikan disarankan untuk berhati-hati, teliti, serta lebih memahami cara
kerja dan perangkaian unit alat agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum dan
mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan Ibrahim, F.
Jakarta: UI Press
Cahyati, S. 2016. Efisiensi Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk dengan Metode
Destilasi Air-Uap Ditinjau dari Perbandingan Bahan Baku dan Pelarut
yang Digunakan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”, 4(2), 103-
110
Friatna, E. R., Rizqi, A., Hidayah, T. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan pada Kulit
Jeruk Manis (Citrus sinensis) Sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker
Wajah. Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, 6(2), 1-10
Iin, Satya. 2009. Jenis-jenis Destilasi dan Kurva yang Diperoleh. Mataram:
Universitas Mataram
Megawati. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis)
Dengan metode Vacuum Microwave Asissted Hydrodistillation. Jurnal
Bahan Alam Terbarukan, 4(2), 61-67
Muhtadin, A. F. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan
Kering dengan Metode Steam Distillation. JURNAL TEKNIK POMITS,
2(1), 98-101
Sawamura, M. 2010. Citrus Essential Oils: Flavor and fragnance. New Jersey:
John Wiley and Sons Inc
Yuliarto, F. T. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air
Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu
Manis (Cinnamomum burmannii). Jurnal Teknosains Pangan, 1(1), 12-23
Yustinah. 2016. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Sabun. Konversi, 5(1), 25-29
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
= 0,58%
Volume sampel = 1 mL
𝑚 0,75 𝑔𝑟
𝜌= = = 0,75 gr/mL
𝑣 1 𝑚𝑙
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI