Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Kimia Organik

Percobaan VI
Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air
Langsung”

Kelompok III
Kelas A
Enjani Kurnia Sari 1807111276
Faiprianda Assyari Rahmatullah 1807111319
Novia Yolanda 1807111316
Ridho Hidayat 1807111536
Siti Nur Haliza 1807111235

Asisten :
Putri Gusti Yolanda

Dosen Pengampu :
Drs. Irdoni, HS., MS
Dra. Nirwana, MT

Program Studi Sarjana Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Riau

Pekanbaru

2019
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


KIMIA ORGANIK

Percobaan VI
Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”

Dosen pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa:

Kelompok III
Kelas A:

Enjani Kurnia Sari 1807111276


Faiprianda Assyari Rahmatullah 1807111319
Novia Yolanda 1807111316
Ridho Hidayat 1807111536
Siti Nur Haliza 1807111235

1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen


Pengampu/Asisten Praktikum
2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Ekstraksi Minyak Atsiri
“Secara Distilasi Uap-Air Langsung” dari praktikum kimia organik yang
disetujui oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum

Catatan Tambahan:

Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,


Pekanbaru, Oktober 2019 Pekanbaru, Oktober 2019

Dra. Nirwana, MT Drs. Irdoni, HS. MS__ _


NIP: 19600825 198609 2 002 NIP: 19570415 198609 1 001

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


ii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

ABSTRAK
Jeruk (citrus) merupakan buah yang mudah didapatkan di Indonesia karena
harganya yang ekonomis dan rasanya yang sudah familiar dengan masyarakat
Indonesia. Limbah hasil buah jeruk yaitu kulit jeruk dan biji jeruk dapat
dimanfaatkan lagi dengan cara diolah kembali. Kulit jeruk adalah contoh yang
dapat diambil minyaknya. Minyak kulit jeruk memiliki komponen-komponen
yang bermanfaat seperti kandungan vitamin C yang banyak, dan kandungan kulit
minyak atsiri pada kulit jeruk sebesar 2,49%. Minyak atsiri merupakan kelompok
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang dan mudah
menguap. Tujuan dari percobaan pengambilan minyak atsiri kulit jeruk adalah
untuk mempelajari proses destilasi uap-air langsung dan menghitung yield minyak
atsiri kulit jeruk. Salah satu proses cara pengambilan minyak atsiri pada kulit
jeruk adalah proses destilasi uap dan air yaitu metode dengan prinsip pengukusan
sehingga sampel tidak berkontak langsung dengan air, namun terikut dengan uap
yang dihasilkan dari air yang mendidih. Proses pengambilan minyak atsiri
berlangsung selama 4 jam dengan berat kulit jeuk yang sudah dikeringkan sebesar
130 gr dan menghasilkan minyak kulit jeruk sebanyak 1 mL serta yield minyak
atsiri sebanyak 0,58%.

Kata kunci: Kulit jeruk, Distilasi uap air, Minyak atsiri, Yield

ABSTRACT
Orange (citrus) is a fruit that is easily available in Indonesia because of its
economical price and taste that is familiar with Indonesian people. Waste of
citrus fruits, namely orange peel and orange seeds can be used again by
reprocessing. Orange peel is an example of oil. Orange peel oil has useful
components such as high vitamin C content, and essential oil peel oil content in
orange peels of 2.49%. Essential oils are a large group of vegetable oils in the
form of thick liquids at room temperature and volatile. The aim of the experiment
taking orange peel essential oil is to study the process of direct steam-water
distillation and calculate the yield of orange peel essential oil. One of the
processes for taking essential oils on orange peels is the process of steam and
water distillation, which is a method with the principle of steaming so that the
sample does not come in direct contact with water, but is followed by steam
produced from boiling water. The process of taking essential oils was carried out
for 4 hours with the weight of the dried Jeuk peel at 130 gr and producing 1 mL of
orange peel oil and the yield of essential oil as much as 0.58%.

Keywords: Orange peel, Water vapor distillation, Essential oils, Yield

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


iii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR ISI Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii


ABSTRAK ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Tanaman Jeruk ............................................................................... 3
2.2 Destilasi (Penyulingan) .................................................................. 4
2.3 Minyak Atsiri ................................................................................. 10
2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Atsiri ................................................... 12
2.5 Ciri-Ciri Minyak Atsiri................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................... 14
3.1 Alat yang Digunakan ...................................................................... 14
3.2 Bahan yang Digunakan .................................................................. 14
3.3 Prosedur Percobaan ........................................................................ 14
3.4 Rangkaian Alat ............................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16
4.1 Hasil Percobaan .............................................................................. 16
4.2 Pembahasan .................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 18
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
LAMPIRAN A LAPORAN SEMENTARA................................................. 21
LAMPIRAN B PERHITUNGAN ................................................................. 23
LAMPIRAN C DOKUMENTASI ................................................................ 24

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


iv
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Gambar Destilasi Air ............................................................... 5


Gambar 2.2 Gambar Destilas Uap ............................................................... 5
Gambar 2.3 Gambar Destilasi Uap-Air ....................................................... 6
Gambar 2.4 Alat Maserasi ........................................................................... 9
Gambar 2.5 Alat Perkolasi .......................................................................... 9
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Distilasi Uap-Air Langsung ........................... 14

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


v
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Atsiri .......................................... 13


Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan .................................................................. 16

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


vi
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi
besar di Indonesia. Setidaknya ada 80 jenis minyak atsiri yang selama ini
diperdagangkan di pasar internasional, dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi
di Indonesia karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat
dibudidayakan (Kurniawan, 2008).
Tanaman jeruk sudah tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu,
baik tumbuh secara alami maupun dibudidayakan. Tanaman buah jeruk yang ada
di Indonesia adalah peninggalan bangsa Belanda, yang telah mendatangkan jeruk
keprok dan jeruk manis dari Italia dan Amerika. Jeruk merupakan buah yang
banyak mengandung zat gizi, vitamin dan mineral (Yustinah, 2016).
Kulit buah jeruk peras biasanya dibuang setelah diambil dagingnya karena
kurangnya pengetahuan akan manfaatnya. Secara umum, ekstrak kulit buah jeruk
mengandung asam sitrat, asam amino, dan minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki
kandungan tertinggi dari ketiga senyawa di atas (Cahyati, 2016). Minyak atsiri
pada jeruk banyak dimanfaatkan dalam industri kimia parfum, menambah aroma
jeruk pada makanan dan minuman, serta pada bidang kesehatan sebagai
antioksidan dan anti kanker (Muhtadin, 2013).
Ada beberapa teknik ekstraksi untuk mendapatkan minyak atsiri, yaitu:
destilasi air, destilasi uap dan destilasi air-uap. Dari ketiga metode tersebut,
metode destilasi air menghasilkan yield berkisar antara 0,35-0,37%, metode
destilasi uap menghasilkan yield sebesar 0,6%, dan pada metode destilasi uap-air
menghasilkan yield sebesar 2,38% (Cahyati, 2016).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam memperoleh minyak atsiri
adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan
metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan destilasi uap (Yuliarto, 2012).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


1
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 2

Distilasi uap–air langsung adalah pemisahan menggunakan pemanas


dimana bahan tidak kontak langsung dengan air. Penggunaan metode destilasi
uap-air pada pengambilan minyak atsiri karena metode ini menghasilkan yield
yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode menggunakan air atau uap
(Yuliarto, 2012).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mempelajari distilasi uap-air langsung
2. Menghitung yield minyak atsiri

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jeruk
Tanaman jeruk yang paling populer adalah jeruk manis (Citrus
aurantium). Terlihat dari semakin meningkatnya konsumsi jeruk di Indonesia.
Bahkan produksinya menempati posisi ketiga dari total produksi buah-buahan di
Indonesia, namun hasil limbah kulit jeruk sekitar 500.000 ton per tahun.
(Balitjestro, 2012).
Sehingga prospek pemanfaatan limbah buah jeruk yang berupa kulit jeruk
untuk diambil minyak atsirinya cukup besar, apalagi manfaatnya luas di berbagai
bidang. Minyak atsiri atau essential oil adalah istilah untuk minyak yang mudah
menguap dan dapat diperoleh dari tanaman (daun, bunga, buah, kulit, batang dan
akar) dengan cara ekstraksi maupun distilasi. Minyak atsiri merupakan campuran
lebih dari 25 senyawa aromatik (Guenther, 1987).
Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri jeruk (Citrus Oil) seperti
limonene, α–pinene, β–pinene, citronellal dan geraniol (rhodionol) bermanfaat
dalam bidang kesehatan yaitu menghambat pertumbuhan sel kanker
(chemoprevention), sebagai antioksidan, antimikroba, antiaging, dan
menghindarkan dari radikal bebas. Senyawa tersebut juga memiliki bau yang
harum, sehingga dapat digunakan dalam industri aromatik hilir seperti untuk
pewangi sabun, kosmetik, flavoring agent untuk aneka makanan minuman,
industri. Berbagai metode konvensional telah dilakukan untuk mengekstrak
minyak atsiri jeruk, mulai dari metode cold pressing, solvent extraction,
hydrodistillation, dan steam distillation. Hanya saja metode konvensional
memiliki kekurangan terutama dalam kualitas produk, diantaranya waktu proses
yang terlalu lama, hilangnya beberapa senyawa penting yang volátil, degradasi
senyawa penting dalam minyak karena efek pemanasan dan hidrolisis, rendahnya
efisiensi ekstraksi, konsumsi energi yang besar, dan adanya residu pelarut beracun
yang tertinggal dalam ekstrak (Sawamura, 2010).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


3
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 4

2.1.1 Kulit Jeruk


Jeruk merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat dan
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, kecantikan dan kebutuhan industri.
Begitu pula dengan kulit jeruk. Kulit jeruk mengandung berbagai zat, yang paling
dominan adalah minyak atsiri dan pektin (Friatna, 2011) Minyak atsiri
mempunyai sifat berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Bau
wanginya yang pekat dapat digunakan sebagai bahan pembuat parfum, pengharum
ruangan, dan penambah citra rasa makanan. Kandungan minyak atsiri pada kulit
jeruk sebesar 2,49%. Secara kimiawi, kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri
atas komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol. Kandungan
terbesar yang ada pada minyak atsiri jeruk adalah limonen sebanyak 70-92%
tergantung dari jenis jeruknya. Kandungan minyak atsiri pada pembuatan
kemasan tidak diperlukan karena dapat mempengaruhi bau dan menyebabkan
keretakan kemasan sehingga perlu dihilangkan (Naibaho, 2010).
2.2 Destilasi (Penyulingan)
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton
(Ketaren, 1985).
1. Destilasi Air (water destilation)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika
dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang
akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu,
bahan bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air
perebus dan bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan
yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan
dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 5

celah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan
bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan
(kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah.
Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis (Lutony,
2000).

Gambar 2.1 Gambar Destilasi Air (Elliot, 2011)


2. Destilasi dengan uap (steam destilation)
Pada sistem ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler”
yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai
tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini
baik jika digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit
batang, maupun biji-bijan yang relatif keras (Lutony, 2000).

Gambar 2.2 Gambar Destilasi Uap (Dewi, 2018)


3. Destilasi dengan air dan uap (water and steam destilation)
Metode ini disebut juga dengan sistem kukus. Pada metode pengukusan
ini, bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan
(saringan) yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Saat air

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 6

direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-
lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan
ikut bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator
(pendingin). Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung
dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan
berat jenis. Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata
ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama
penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih
baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air
(Lutony, 2000).

Gambar 2.3 Gambar Destilasi Uap-Air (Sahraoui, 2015)


4. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk pemisahan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam
campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing.
Termometer biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung (Iin, 2009).
5. Destilasi Bertingkat (Fraksional)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-
bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan
bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat
merupakan proses pemurnian zat/ senyawa cair dimana zat pencampurannya
berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 7

titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponenya
memiliki perbedaan titik didih relatif kecil (Iin, 2009).
6. Distilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan (Iin,
2009).
7. Destilasi Azeotrop
Destilasi azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam
prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau
lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa
berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa
uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan (Iin,
2009).
2.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering) dan
solvent Extraction (Ketaren, 1985).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 8

A. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan
dry rendering (Ketaren, 1985).
1. Wet rendering
Proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya
proses tersebut. Proses ini dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup dengan
menggunakan suhu tinggi dan tekanan uap 40-60 psi selama 4-6 jam. Alat yang
digunakan untuk wet rendering adalah autoklaf atau digester untuk menghasilkan
minyak atau lemak dalam jumlah besar.
2. Dry rendering
Proses rendering yang dilakukan tanpa dilengkapi steam jacket dan
pengaduk. Bahan yang akan di ekstrak dipanasi sambil diaduk pada suhu 105–
110oC. Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan mengendap di dasar
ketel. Pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
B. Solvent Extraction
Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan menurut
Sastrohamidjojo (2004) adalah:
A. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud
rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.
1. Metode Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 9

Gambar 2.4 Alat Maserasi (Indonetwork, 2019).


2. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan
pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi
bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk
zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak
kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

Gambar 2.5 Alat Perkolasi (Ansel, 1989).


B. Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya
panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara
dingin. Metodanya ada 2, ekstraksi dengan sokletasi dan refluks.

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 10

1. Metode Refluks
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini
digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada
kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum
reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil
yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada
uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk
sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.
2. Metode Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
2.3 Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai Minyak eteris (Aetheric Oil),
minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Dalam kegiatan perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak
wangi (Guenther, 1990).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 11

Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang


dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Dalam keadaan murni tanpa
pencemar, minyak atsiri tidak berwarna. Namun pada penyimpanan yang lama,
minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah
menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak
atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana
gelas yang berwarna gelap (Guenther, 1990).
Minyak atsiri umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara
distilasi uap. Untuk memperoleh minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan
menggunakan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut
organik maupun dengan cara dipress dan secara enzimatik (Sastrohamidjojo,
2004).
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap
(flavoring), antiseptic internal, bahan analgesic, sedative serta stimulan. Terus
berkembangnya penggunaan minyak atsiri di dunia maka minyak atsiri di
Indonesia merupakan penyumbang devisa negara yang cukup signifikan setelah
Cina (Sastrohamidjoyo, 2004).
Minyak atsiri secara umum dibagi menjadi dua kelompok. Pertama,
minyak atsiri yang komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan, seperti
minyak nilam dan minyak akar wangi. Minyak atsiri kelompok ini lazimnya
langsung digunakan tanpa diisolasi komponen-komponen penyusunnya sebagai
pewangi berbagai produk. Kedua, minyak atsiri yang komponen-komponen
senyawa penyusunnya dapat dengan mudah dipisahkan menjadi senyawa murni,
seperti minyak sereh wangi, minyak daun cengkeh, minyak peppermint. Senyawa
murni hasil pemisahan biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk diproses
menjadi produk yang lebih berguna (Sastrohamidjoyo, 2004).
Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu
proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah
kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan
bagi tanaman. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 12

industri, misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap


(flavouring agent) dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985).
Pada waktu penyimpanan, minyak atsiri harus dipisahkan dari benda
benda asing seperti logam, dijernihkan dan dihilangkan airnya terlebih dahulu,
karena air merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
kerusakan minyak atsiri. Sifat minyak atsiri yang mudah menguap dan mudah
teroksidasi oleh adanya panas, udara (oksigen), kelembaban, serta dikatalisis oleh
cahaya dan beberapa kasus dikatalisis oleh logam. Oleh karena itu, minyak atsiri
harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya. Penyimpanan yang baik adalah pada botol gelas berwarna gelap
(Guenther, 1987).
Menurut Ketaren (1985), minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur
nitrogen (N) dan belerang (S). Pada umumnya komponen kimia dalam minyak
atsiri digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Hidrokarbon yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen.
b. Hidrokarbon yang teroksigenasi.
2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Atsiri
Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi
fisiknya sama. Minyak atsiri yang baru di ekstrak biasanya tidak berwarna atau
berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisik minyak atsiri yaitu, baunya yang
karakteristik, bersifat optis aktif dan mempunyai sudut putar yang spesifik
(Ketaren, 1985).
Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisika dan kimia minyak
atsitri antara lain:

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 13

Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Atsiri


Sifat Fisika Sifat Kimia
Mudah menguap Warna kekuningan
larut dalam pelarut organik dan tidak
Wujud cair
larut dalam air
Indeks bias 1,5730 - 1,5910
Bobot jenis 0,9722 - 0,9979
Densitas 0,6548 gr/ml
(Sumber: Guenther, 1987)

2.5 Ciri-Ciri Minyak Atsiri


Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah (25oC).
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia
utama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap
senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri
merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi
dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut
dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan
biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak
yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa
organik terpena danterpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil)
(Businessfirst Argo, 2013).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat yang digunakan


1. Unit alat distilasi uap-air langsung
2. Unit clavenger
3. Neraca analitik
4. Kondensor
5. Termometer
6. Botol sampel
7. Gelas ukur
8. Piknometer
9. Statif & klem
10. Selang
11. Pompa

3.2 Bahan yang digunakan


1. Kulit jeruk (130 gr)
2. Akuades

3.3 Prosedur Percobaan


1. Kulit jeruk dikeringkan pada suhu kamar.
2. Kulit jeruk yang sudah kering dipotong-potong menjadi ukuran kecil
3. Kulit jeruk kemudian ditimbang sebanyak 130 gr menggunakan neraca
analitik
4. Air dimasukkan ke dalam labu didih hingga batas yang diinstruksikan
5. Unit alat distilasi uap-air langsung dirangkai dan disambungkan
dengan kondensor dan clevenger. Alat diperiksa dan dipastikan tidak
ada kebocoran.
6. Kulit jeruk dimasukkan ke dalam tabung destilat.
7. Air pendingin dialirkan ke dalam kondensor menggunakan pompa
vakum dan pemanas listrik kemudian dihidupkan.
8. Proses distilasi uap air langsung dilakukan selama 4 jam.

Ekstraksi Minyak Jahe “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


14
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 15

9. Campuran minyak dan air dipisahkan di unit pemisah dengan cara


dibuka kerannya lalu minyak yang didapatkan kemudian diambil.
10. Hasil minyak kulit jeruk kemudian ditimbang dan dicatat.
11. Densitas yang diperoleh dihitung menggunakan rumus:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝜌=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
12. Yield minyak atsiri dihitung menggunakan rumus:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

3.4 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Distilasi Uap-Air Langsung

Ekstraksi Minyak Jahe “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan
Parameter Hasil
Nama Sampel Kulit Jeruk
Massa Sampel 130 gr
Massa Wadah 540 gr
Massa Campuran 670 gr
Volume Minyak Atsiri 1 mL
Densitas Minyak Atsiri 0,75 gr/mL
Yield Minyak Atsiri 0,58%

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini sebelum dilakukan distilasi, sampel yaitu kulit jeruk
dikeringkan dengan cara dijemur dan setelah kering kulit jeruk dipotong-potong
menjadi bagian-bagian yang kecil. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar ekstraksi
minyak atsiri dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Pengeringan bahan
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, sedangkan
pengecilan ukuran bahan bertujuan agar kelenjar minyak terbuka sehingga
penguapan minyak atsiri dari bahan baku menjadi lebih cepat (Yustinah 2016).
Pengecilan ukuran bahan juga bertujuan untuk memperkecil luas permukaan
bahan sehingga dapat meningkatkan yield minyak kulit jeruk hasil ekstraksi
(Megawati, 2015).
Dalam proses ekstraksi minyak atsiri, rasio pelarut yang digunakan dengan
jumlah sampel akan mempengaruhi banyaknya yield minyak atsiri. Jika rasio
pelarut lebih sedikit dari sampel, maka minyak yang dihasilkan akan lebih sedikit
sehingga jumlah yield akan kecil. Jika rasio pelarut lebih banyak dari sampel,
maka jumlah air akan lebih banyak, sehingga akan mempengaruhi yield (Cahyati,
2016).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


16
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 17

Yield minyak atsiri yang didapat pada percobaan ini sebesar 0,58%.
Menurut Kurniawan (2008), Minyak yang didapat dari kulit jeruk hasil proses
destilasi uap-air adalah sebesar 2,5%.
Jika dibandingkan antara teori dengan hasil percobaan, maka akan didapat
selisih yield sebesar 24%. Hal ini disebabkan karena sedikitnya jumlah kulit jeruk
yang digunakan (Cahyati, 2016) dan masih terdapat beberapa kulit jeruk yang
belum terpotong menjadi bagian yang kecil (Megawati, 2015).

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan metode destilasi uap-
air langsung dengan sampel yaitu kulit jeruk tidak berkontak langsung
dengan air melainkan menggunakan uap air dari hasil pemanasan. Dimana
molekul uap air membawa minyak berdasarkan perbedaan berat jenis,
sehingga minyak berada diatas dan air berada dibawah.
2. Minyak atsiri yang didapat dari kulit jeruk sebanyak 1 mL, dengan yield
sebesar 0,58%, dan densitas minyak atsiri dari kulit jeruk didapatlan
sebesar 0,75 gram/ml.

5.2 Saran
Praktikan disarankan untuk berhati-hati, teliti, serta lebih memahami cara
kerja dan perangkaian unit alat agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum dan
mendapatkan hasil yang maksimal.

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


18
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan Ibrahim, F.
Jakarta: UI Press

Balitjestro. 2012. Varietas Jeruk Unggulan Nasional. Jawa Timur: Badan


Penelitian dan Pengembangan Kemenpar

Businessfirst Agro. 2013. Ciri-ciri & Jenis Minyak Atsiri.


https://businessfirstagro.wordpress.com/2013/02/09/ciri-ciri-jenis-minyak-
atsiri/. [Diakses 28 Oktober 2019]

Cahyati, S. 2016. Efisiensi Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk dengan Metode
Destilasi Air-Uap Ditinjau dari Perbandingan Bahan Baku dan Pelarut
yang Digunakan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”, 4(2), 103-
110

Dewi, L. K. 2018. Studi Perbandingan Metode Isolasi Ekstraksi Pelarut dan


Destilasi Uap Minyak Atsiri Kemangi terhadap Komposisi Senyawa Aktif.
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan, 2(1), 13-19

Elliot, M. A. 2011. Technologies for Climate Change Adaptation-The Water


Sector. Roskilde: UNEP Risoe Centre

Friatna, E. R., Rizqi, A., Hidayah, T. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan pada Kulit
Jeruk Manis (Citrus sinensis) Sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker
Wajah. Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, 6(2), 1-10

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I (Terjemahan). Jakarta: UI Press

Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri Jilid IV (Terjemahan). Jakarta: UI Press

Indonetwork. 2019. Mesin Ekstraksi Multiguna.


https://www.indonetwork.co.id/product/mesin-ekstraksi-multiguna-
4314519. [Diakses 3 November 2019]

Iin, Satya. 2009. Jenis-jenis Destilasi dan Kurva yang Diperoleh. Mataram:
Universitas Mataram

Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka

Kurniawan, A. 2008. Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk dengan Metode Distilasi,


Pengepresan dan Leaching. WIDYA TEKNIK, 7(1), 15-24

Lutony, T. 2000. Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Swadaya

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


19
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 20

Megawati. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis)
Dengan metode Vacuum Microwave Asissted Hydrodistillation. Jurnal
Bahan Alam Terbarukan, 4(2), 61-67

Muhtadin, A. F. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan
Kering dengan Metode Steam Distillation. JURNAL TEKNIK POMITS,
2(1), 98-101

Naibaho, R. A. 2010. Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisi Komponen


Minyak Atsiri dari Rimpang dan Daun Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
Kering Secara Gc-Ms. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Medan: Universitas
Sumatera Utara

Sahraoui, N. 2015. Innovative Process of Essential Oil Extraction: Steam


Distillation Assisted by Microwave. Progress in Clean Energy, 1(1), 831-
841

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: UGM Press

Sawamura, M. 2010. Citrus Essential Oils: Flavor and fragnance. New Jersey:
John Wiley and Sons Inc

Yuliarto, F. T. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air
Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu
Manis (Cinnamomum burmannii). Jurnal Teknosains Pangan, 1(1), 12-23

Yustinah. 2016. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Sabun. Konversi, 5(1), 25-29

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Berat Sampel


Berat labu distilasi kosong = 540 gr

Berat labu distilasi + sampel = 670 gr

Berat sampel = 670 – 540 gr = 130 gr

B.2 Berat Minyak Atsiri


Berat botol kaca kosong = 12,25 gr

Berat botol kaca + minyak atsiri = 12,9 gr

Berat minyak = 0,75 gr

B.3 Yield Minyak Atsiri


Berat sampel = 130 gr

Berat minyak = 0,75 gr

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 0,75 𝑔𝑟


Yield = 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 130 𝑔𝑟

= 0,58%

B.4 Densitas Minyak Atsiri


Berat minyak = 0,75 gr

Volume sampel = 1 mL

𝑚 0,75 𝑔𝑟
𝜌= = = 0,75 gr/mL
𝑣 1 𝑚𝑙

Ekstraksi Minyak Atsiri “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”


23
Praktikum Kimia Organik/Kelompok III/S.Ganjil/2019-2020 25

LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 kulit jeruk Gambar C.2 Rangkaian alat


dikeringkan destilasi

Gambar C.3 Minyak dan air Gambar C.4 Hasil minyak


di unit pemisah kulit jeruk

Ekstraksi Minyak Jahe “Secara Distilasi Uap-Air Langsung”

Anda mungkin juga menyukai