Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

ABATOAR

PERAN RUMAH POTONG HEWAN


DI DAERAH KONSUMEN DAGING

OLEH

MUHAMMAD ALWI AKBAR


NIM. I011 17 1005

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan yang sehat adalah makanan yang memiliki komposisi gizi yang

lengkap yang terdiri dari karbohidrat, serat, protein, baik yang bersumber dari

hewani maupun nabati. Sumber protein hewani salah satunya dapat kita peroleh

dengan mengonsumsi daging sapi. Daging mengandung enzim-enzim yang dapat

mengurai atau memecah beberapa komponen gizi (protein, lemak) yang akhirnya

menyebabkan pembusukan daging, oleh sebab itu daging dikategorikan sebagai

pangan yang mudah rusak (perishable food), untuk menjaga daging tetap bermutu

baik, aman dan layak untuk dikonsumsi, maka perlu penanganan daging yang aman

dan baik mulai dari peternakan sampai dikonsumsi.

Salah satu tahap yang sangat menentukan kualitas dan keamanan daging

dalam mata rantai penyediaan daging adalah tempat pemotongan ternak.

Pemotongan ternak sebaiknya dilakukan di suatu tempat khusus yang telah

memenuhi persyaratan tertentu, yaitu di Rumah Potong Hewan (RPH). Persyaratan

atau peraturan mengenai pemotongan hewan dimaksudkan agar pemotongan

hewan dilakukan secara benar dan juga melindungi konsumen dari daging yang

ditangani secara tidak sehat ataupun yang dijual tanpa pemeriksaan.

Rumah Potong Hewan (RPH) yang memenuhi standar kualitas, jaminan

kehalalan serta kehigienisan daging akan meningkatkan efisiensi penanganan

daging yang dijual oleh produsen kepada konsumen, dikarenakan Rumah Potong

Hewan Ruminansia (RPH-R) memiliki prosedur dan serangkaian pemeriksaan

terhadap hewan sebelum dipotong. Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R)

juga menjadi kunci penting dalam rantai produksi dan distribusi daging. Rumah
Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) yang berkualitas bisa mengurangi kerugian

akibat penjualan daging yang tidak sehat atau tidak aman dikonsumsi dan bisa

mencegah penyebaran penyakit dari hewan ke manusia (zoonisis).

Daging yang beredar di masyarakat memiliki kualitas yang sangat

bervariatif. Hal ini dapat dilihat dari kondisi ternak tersebut, cara pemeliharaan

ternak dan umur potong dari ternak tersebut sehingga dari semua faktor ini akan

berdampak pada kualitas dari daging yang dihasilkan akan menjadi beragam.

Kualitas produk merupakan standar minimum yang harus dipenuhi atau dimiliki

suatu barang dan/atau jasa tertentu sebelum barang dan/atau jasa tersebut dapat

diperdagangkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Standar minimum

tersebut merupakan informasi penting yang harus diketahui oleh konsumen.

Informasi yang demikian tidak hanya datang dari pelaku usaha semata, melainkan

dari berbagai sumber lain yang dapat dipercaya, serta dipertanggungjawabkan

sehingga pada akhirnya konsumen tidak dirugikan dengan membeli barang

dan/atau jasa yang sebenarnya tidak layak untuk diperdagangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas

ialah bagaimana peran rumah potong hewan di daerah konsumen daging.


PEMBAHASAN

Rumah Potong Hewan (RPH) adalah suatu bangunan atau kompleks

bangunan dengan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan

bagi konsumsi masyarakat umum dan digunakan sebagai tempat memotong hewan

potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat serta sebagai unit/sarana pelayanan

masyarakat dalam penyediaan daging sehat (SK MENTERI PERTANIAN

NO.555/KPts/TN.240/9/1986). RPH merupakan tempat yang ditunjuk dan diakui

untuk mengawasi proses pemotongan hewan/ternak yang akan digunakan untuk

konsumsi manusia.

Pada pasal 62 UU 18/2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan

dinyatakan, bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memiliki rumah

potong hewan yang memenuhi persyaratan teknis. Dari pernyataan ini, jelaslah

bahwa undang-undang mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk

memenuhi persyaratan teknis RPH di wilayahnya.

Fungsi RPH secara umum merupakan fasilitas atau sarana tempat

berubahnya bentuk sapi menjadi karkas atau daging sapi dan bagian-bagian lainnya,

serta semua sapi yang dipotong harus dilakukan di RPH. Penyediaan daging sapi

melalui jasa RPH dilakukan dengan prosedur pemotongan yang benar melalui

pemeriksaan antemortem dan postmortem dalam upaya memproduksi daging yang

ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dengan memperhatikan kesejahteraan

hewan. Adapun fungsi dan syarat RPH telah dijelaskan oleh pemerintah dalam

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

13/Permentan/Ot.140/1/2010 Tentang Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan

Ruminansia Dan Unit Penanganan Daging (Meat Cutting Plant). Fungsi RPH
adalah unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang aman, sehat, utuh,

dan halal, serta berfungsi sebagai sarana untuk melaksanakan:

1. Pemotongan hewan secara benar, (sesuai dengan persyaratan kesehatan


masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan dan syariah agama);

2. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong (antemortem inspection)


dan pemeriksaan karkas, dan jeroan (postmortem inspection) untuk

mencegah penularan penyakit zoonotik ke manusia;

3. Pemantauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis yang ditemukan


pada pemeriksaan antemortem dan pemeriksaan postmortem guna

pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan menular

dan zoonosis di daerah asal hewan.


PENUTUP

Kesimpulan

Rumah Potong Hewan adalah unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan

daging yang aman, sehat, utuh, dan halal, serta berfungsi sebagai sarana untuk

melaksanakan:

1. Pemotongan hewan secara benar, (sesuai dengan persyaratan kesehatan

masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan dan syariah agama);

2. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong (ante-mortem inspection)

dan pemeriksaan karkas, dan jeroan (post-mortem inspektion) untuk

mencegah penularan penyakit zoonotik ke manusia;

3. Pemantauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis yang ditemukan

pada pemeriksaan ante-mortem dan pemeriksaan post-mortem guna

pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan menular

dan zoonosis di daerah asal hewan.


DAFTAR PUSTAKA

Permentan No. 13/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tentang Persyaratan Rumah


Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan Daging (Meat Cutting
Plant).

SK MENTERI PERTANIAN NO.555/KPts/TN.240/9/1986

Anda mungkin juga menyukai