Anda di halaman 1dari 2

BAB II

1.1 Audit Klinik


1.1.1 Definisi
Audit klinik merupakan suatu telaah kritis dan sistematik terhadap mutu
pelayanan klinik, termasuk prosedur diagnosis dan terapi, penggunaan sumber daya
Puskesmas, dan outcome serta quality of life pasien. Pelayanan klinik meliputi
pelayanan medik, pelayanan keperawatan, dan pelayanan penunjang medik.

1.1.2 Tujuan Audit Klinik


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 755 Tahun
2011 tentang Komite Medik, tujuan dari audit klinik adalah untuk meningkatkan mutu
proses dan keluaran dari pelayanan klinik.

1.1.3 Kegiatan Audit Klinik


Kegiatan audit klinik meliputi:
1. Penetapan kriteria dan standar medik.
2. Pengukuran kesesuaian pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan
kriteria dan standar.
3. Penerapan perubahan yang terkait langsung dengan hasil audit.
4. Mengukur ulang kesesuaian untuk mengidentifikasi ada atau tidak
perbaikan/peningkatan mutu pelayanan medik.

1.1.4 Tahapan (Siklus) Audit Klinik


Tahapan audit klinik meliputi:
1. Pemilihan dan penetapan topik
Fokus dari audit klinik yaitu melihat kesesuaian proses pelayanan kesehatan,
baik diagnosis, perawatan, atau prosedur dengan standar yang telah disetujui untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Topik yang dipilih memperhatikan:
a. dapat diperbaiki,
b. high risk, high cost, high volume dan problem prone,
c. topik yang dipilih harus mendapatkan dukungan/konsensus seluruh klinisi,
d. topik yang dipilih memiliki clinical guidelines baik nasional maupun
internasional sebagai pedoman (evidence based).
Topik yang dipilih didasarkan pada data rutin Puskesmas (data medical error,
kasus kronis, kasus terbanyak, dan lain-lain), survey kepuasan pasien, observasi
pemberian layanan, dan sebagainya.
2. Penetapan kriteria dan standar
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Penetapan perubahan

Anda mungkin juga menyukai