Anda di halaman 1dari 5

SOAL:

7. Efisiensi dikatakan berkaitan dengan output dan input. Bagaimana keterkaitan itu bias
terjadi? Jelaskan mengapa jawaban saudara mengapa demikian!

8. Produktivitas mengukur hubungan antara output dengan input. Apa benar demikian?
Jelaskan jawaban saudara mengapa demikian!

9. Jelaskan perbedaan antara Ilmu Ekonomi positif dan Ilmu ekonomi normative, serta
jawabannya dengan contoh masing-masing.

10. Dalam berita di media masa, dikatakan bahwa pemerintah Indonesia bulan depan akan
mengurangi subsidi BBM dari rumah tangga konsumen. Mengapa jawabannya demikian?
Dan berikan beberapa alasannya!

JAWABAN :

7. Nicholson (2003) dalam Rica Amanda (2010) menyatakan bahwa efisiensi dibagi menjadi
dua pengertian. Pertama, efisiensi Teknis (technical efficiency) yaitu pilihan proses produksi
yang kemudian menghasilkan output tertentu dengan meminimalisasi sumberdaya. Kondisi
efisiensi teknis ini digambarkan oleh titik di sepanjang kurva isoquan. Kedua, efisiensi
ekonomis (cost efficiency) yaitu bahwa pilihan apapun teknik yang digunakan dalam
kegiatan produksi haruslah yang meminimumkan biaya. Pada efisiensi ekonomis, kegiatan
perusahaan akan dibatasi oleh garis anggaran (isocost) yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. Efisiensi produksi yang dipilih adalah efisiensi yang di dalamnya terkandung
efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis.

Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu apabila dengan input yang sama
menghasilkan output yang lebih besar, dengan input yang lebih kecil menghasilkan output
yang sama, dan dengan output yang lebih besar menghasilkan output yang lebih besar (Kost
dan Rosenwig, 1979 dalam Dhita Triana Dewi, 2010).

E = O/I

Dimana :

E = efisiensi

O = Output
I = Input

8. Dapat dikatakan bahwa Produktivitas yang tinggi adalah melakukan pekerjaan dalam
waktu sesingkat mungkin dengan penggunaan sumber daya yang sesedikit mungkin tanpa
mengorbankan kualitas yang ditentukan. Misalnya, Pekerja A dapat menghasilkan 100 unit
produk dalam 1 Jam sedangkan Pekerja B dapat menghasilkan 120 unit produk dalam 1 jam
juga dengan menggunakan bahan dan teknologi yang sama, maka dapat dikatakan bahwa
Pekerja B lebih produktif daripada Pekerja A atau Produktivitas Pekerja B lebih tinggi dari
Pekerja A. Produktivitas tidak hanya digunakan untuk mengukur efisiensi kerja karyawan,
namun juga sering digunakan untuk menilai perkembangan negara, Ekonomi, Industri, bisnis,
Industri bahkan pada individu kita sendiri.

Berdasarkan definisi-definsi yang disebut diatas, berikut ini adalah rumus sederhana dari
Produktivitas yang dinyatakan dengan perbandingan rasio antara Output terhadap Input.

Produktivitas = Output / Input

9. Pengertian Ekonomi Positif

Ekonomi positif dapat berupa pernyataan atau analisis positif. Ekonomi positif menjelaskan
tentang hal-hal yang sesuai dengan fakta dan situasi dalam dunia ekonomi yang sedang
terjadi dan yang akan terjadi. Jadi pendekatan positif berkaitan dengan penjelasan aktual dan
ramalan. Maka hal ini mengarah pada analisis dan bukti empiris, karena kebenaran dalam
sebuah pernyataan positif dapat langsung dilihat atau dibuktikan melalui peristiwa yang
sebenarnya terjadi. Ekonomi positif disebut juga sebagai ekonomi hubungan sebab akibat.

Contoh pernyataan positif :

Apakah tingkat pengangguran masyarakat Indonesia telah menurun dari tahun sebelumnya?

Apakah kebijakan pemerintah mampu mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan


masyarakat?

Bagaimana prosesnya sehingga aksi demo masyarakat pada tanggal 4 November 2016 tempo
hari mampu memengaruhi nilai tukar rupiah dan grafik perekonomian bangsa?

Beberapa contoh pernyataan positif tersebut hanya bisa dijawab melalui fakta dan data
empiris yang tersedia serta relevan, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya.
Pengertian Ekonomi Normatif

Normatif artinya menitikberatkan pada norma, aturan atau ketentuan yang berlaku. Ekonomi
normatif dapat berupa pernyataan dan analisis normatif. Ekonomi normatif memaparkan
tentang hal-hal yang berkaitan erat dengan norma, etika dan aturan keadilan. Dalam lingkup
ini tidak mengedepankan fakta, namun mengedepankan apa yang seharusnya dilakukan agar
menjadi kebaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat luas.

Contoh pernyataan normatif :

Haruskah sistem pajak diarahkan untuk mengatasi masalah ekonomi golongan masyarakat
menengah ke bawah?

Berapa persen sebaiknya anggaran negara dinaikkan per tahun?

Sampai ke titik berapa nilai inflasi dianggap wajar dan dapat diterima?

Perbedaan Ekonomi Positif dan Normatif

Dari penjelasan di atas, terdapat perbedaan yang dapat ditemukan dengan jelas antara
ekonomi positif dan normatif. Perbedaan yang dimaksud terletak pada sifat pendekatannya.

Ekonomi positif melihat pada kondisi yang sebenarnya terjadi, tidak terlalu mempedulikan
apakah hal itu baik atau buruk. Sifat yang terkandung di dalamnya berupa kondisi aktual kini
dan masa depan (ramalan). Sedangkan ekonomi normatif menitikberatkan pada apa yang
sebaiknya terjadi dengan selalu mempertimbangkan norma, etika dan kebijakan berlaku. Sifat
pendekatan yang terkandung dalam ekonomi normatif berupa nilai ideal, apakah sesuatu hal
itu baik atau buruk atau perlu diperbaiki.

Pemahaman mudahnya, ekonomi positif memetakan dunia seperti apa adanya tanpa
keinginan untuk mengubah. Sedang ekonomi normatif menggambarkan dunia dengan
kesejahteraan dan kebaikan, karena itulah terdapat gagasan-gagasan kebijakan untuk
meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat.

Sebenarnya pendekatan positif maupun normatif ini tidak hanya terbatas untuk bidang
ekonomi. Kita bisa menggunakan kedua pendekatan tersebut dan menerapkannya untuk
penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.

10. Dalih Pemerintah akan pengurangan subsidi BBM merupakan cerminan dari asumsi
ekonomi makro Indonesia yang dipengaruhi oleh dampak krisis global yang tak
berkesudahan. Krisis keuangan global semenjak tahun 2008 yang merupakan dampak dari
krisis Subprime Mortage di AS pada tahun sama memberikan efek spillover ke Negara-
negara Eropa yang akhirnya menjadi krisis global. Meskipun krisis di AS tersebut sudah
berakhir pada tahun 2009 silam, namun Negara-negara yang terkena imbas dari krisis
keuangan global tersebut belum juga bisa sepenuhnya memulihkan diri, begitupun dengan
Indonesia.

Adapun alasan-alasan Pemerintah dalam keinginannya pengurangan subsidi antara lain :

 Pertama, pada tanggal 28 Maret 2013 atau yang dikenal dengan Kuartal/Semester I, APBN
2013 mengalami defisit sebesar 17,9 T. Menurut Umar Juaro, pengamat ekonomi, defisitnya
APBN pada Kuartal I tidak terlepas dari tiga tekanan Ekonomi, yakni :
 Tekanan neraca perdagangan, dimana terjadi fluktuasi nilai tukar pada kisaran Rp
9.700 – Rp 9.800. Selain itu juga terjadi fluktuasi harga jual minyak dalam negri
(ICP) dan lifting migas.
 Tekanan fiskal
 Tekanan inflasi, ketika subsidi BBM berkurang maka harga inflasi juga akan naik.

Umar Juaro juga menuturkan bahwa subsidi BBM akan berkurang jika ICP sudah diatas USD
120/barel. Dampak yang ditimbulkan adalah harga BBM naik serta inflasi yang terjadi
mencapai sekitar 9%.

 Kedua, terjadi pelonjakan subsidi BBM dari APBN 2012 ke APBN 2013. Subsidi BBM yang
dimaksud disini adalah Premium, Solar, dan Minyak tanah, karena tiga jenis tersebut
merupakan tiga jenis BBM dengan konsumsi terbesar diantara jenis lainnya, terutama
Premium dan Solar. Subsidi minyak tanah dahulu tergolong besar, namun semenjak
digalakkannya konversi minyak tanah ke gas untuk aktivitas dapur rumah tangga, subsidinya
mulai bisa dikurangi.

Subsidi BBM pada APBN-P tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp 137 Triliun atau setara
dengan 40 juta Kiloliter, namun kuota akhir dari jumlah subsidi BBM pada tutup anggaran di
tanggal 28 Desember 2012 adalah sebesar Rp 211,9 Triliun, meskipun realisasi
penggunaannya adalah sebanyak 45,07 juta Kiloliter di saat tutup anggaran. Jika digabungkan
seluruhnya, jumlah kuota BBM bersubsidi dalam tahun anggaran 2012 adalah sebesar
154,22% yang berarti melewati pagu subsidi BBM di APBN-P.
Pada tahun anggaran 2013, kuota BBM bersubsidi di APBN 2013 adalah sebesar Rp 193
Triliun atau setara dengan 46,01 juta Kiloliter. Angka ini lebih sedikit dari realisasi konsumsi
BBM bersubsidi pada tahun anggaran 2012, menurut Jero Wachik, kuota subsidi BBM pada
tahun anggaran 2013 haruslah ditambah dalam APBN-P yang akan dibahas pada bulai Mei
2013 ini.

Anda mungkin juga menyukai