Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
terbanyak di dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (BKKBN) laporan angka total kelahiran tahun 1987 mencapai 3,1 %. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi ini bisa menjadi salah satu kekuatan besar untuk Indonesia. Namun di sisi lain menyebabkan beban negara karena terkait dengan tinggi rendahnya biaya negara untuk menyediakan penghidupan yang layak untuk setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi peningkatan populasi yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB (Keluarga Berencana).
KB (Keluarga Berencana) adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu yaitu : (1) Meghindari kelahiran yang tidak diinginkan, (2) Mendapat kelahiran yang diinginkan, (3) Mengatur interval diantara kehamilan, (4) Menentukan jumlah anak dalam keluarga, menurut Hartanto (2004). Menurut BKKBN, (2015), Keluarga Berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraa pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak.
Berdasarkan Undang-Undang nomer 52 tahun 2009 tujuan gerakan
KB mencakup 2 hal, antara lain : mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan, mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui kelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (BKKBN) mengenai Angka Total Kelahiran tahun 2017 tepatnya setelah 47tahun Program Keluarga Berencana (KB) di laksanakan terjadi penurunan angka kelahiran sampai 2,4% dari tahun 2012 sebanyak 2,6%. Hal ini sebanding dengan median jarak kelahiran dalam (bulan) tahun 2017 sebanyak 64,6% dari tahun 2012 sebanyak 60,2%, namun berbanding tebalik dengan peggunaan alat/cara KB tahun 2017 sebanyak 59,7% dari data sebelumnya tahun 2012 sebanyak 61,9%. Beberapa factor yang menyebabkan penurunan pencapaian program KB di Indonesia tahun 2017 (menurut survey BKKBN terhadap 16.119 Wanita yang sudah menikah) yaitu : (1) Kurangnya Pengetahuan, (2) Kurangnya minat pasangan usia subur pada program KB, (3) Tingginya angka kejadian kegagalan KB, (4) Kepercayaan Sosial Budaya Setempat, (5) Penyediaan Fasilitas yang belum maksimal.
B. MASALAH YANG AKAN DIPECAHKAN
Menurunnya pencapaian program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia tahun 2017 disebabkan oleh: 1. Ketidaktahuan Pasangan Usia Subur tentang manfaat program Keluarga Berencana 2. C. KELOMPOK SASARAN Populasi sasaran adalah Wanita Usia Subur (WUS), pasangan usia subur (PUS), keluarga dan masyarakat.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) memahami manfaat program pemakaian alat/cara KB dan keluarga serta masyarakat mendukung program pemakaian alat/cara KB.